Share

Bab 50

Penulis: Lee Sizunii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-12 17:53:23

Pesta semakin ramai dengan tamu yang terus berdatangan, musik yang semakin keras, dan suasana yang semakin menggila. Namun, di antara keramaian itu, Morgan tetap siaga. Matanya tak pernah lepas dari Valeria. Ia tahu betul bagaimana banyak pria di pesta ini tak hanya tertarik pada kecantikan Valeria, tapi juga bermaksud mendekat lebih dari sekadar berbicara.

Beberapa kali, Morgan harus berdiri di antara Valeria dan pria-pria yang mendekat dengan niat yang tak sepenuhnya baik. Seorang pria berotot yang mabuk mencoba menggoda Valeria dengan cara kasar, menyentuh pundaknya dengan sikap yang terlalu akrab. Dengan cepat, Morgan berdiri di antara mereka, tatapannya dingin. “Maaf, tapi Valeria tidak tertarik,” katanya tegas.

Pria itu mundur dengan kesal, melirik Morgan sebelum berbalik dan pergi. Tapi tidak lama kemudian, ada lagi yang mencoba mendekat. Kali ini, seorang pria lain mencoba menyenggol Valeria dengan sengaja, mengundang tawa dari teman-temannya. Morgan dengan cepat meraih lengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 51

    Mona dan Valeria menepi dari keramaian pesta, mencari tempat yang lebih tenang di dekat meja minuman. Suasana pesta semakin ramai, musik terus berdentum, namun di sudut tersebut mereka bisa sejenak menarik napas."Aish! Kau tau? Aku sebenarnya ingin segera pergi dari sini," kata Valeria."Padahal anda tidak perlu datang ke tempat ini, Nyonya. Tuan Morgan sangat mengkhawatirkan anda."Valeria mengibas udara di depannya. "Dia selalu begitu kepadaku, padahal aku bisa menjaga diriku sendiri. Tapi, menyenangkan melihat wajah Julian yang seperti orang kikuk."Mona sedang menuangkan minuman untuk Valeria, sementara Valeria duduk santai dengan senyuman puas, merasa senang malam itu berjalan lancar. Semua mata tertuju padanya, dan ia merasa menang. Namun, suasana damai itu tidak bertahan lama.Dari arah kerumunan, Margareta muncul bersama Sofia. Keduanya melangkah mendekat dengan ekspresi tidak bersahabat, terutama Margareta yang menatap Valeria dengan sorot iri. “Wow, Valeria, kau benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 52

    Salvatore membawa Valeria dengan hati-hati ke kamar hotelnya. Langkahnya cepat namun penuh ketenangan, sementara Valeria menggigit bibirnya menahan rasa sakit di kakinya. Saat mereka tiba di kamar Valeria, Salvatore langsung menempatkan Valeria di sofa, matanya memindai luka di kaki Valeria dengan penuh perhatian.Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Salvatore berjongkok di depan Valeria, mengambil kain bersih dan alkohol dari kotak kecil di meja untuk membersihkan luka di kakinya. Valeria mengamati pria itu yang terlihat begitu tenang namun tatapannya begitu dingin. Setiap gerakan Salvatore terasa telaten, namun keheningan di antara mereka terasa berat, seolah ada badai yang tertahan di balik sikap tenang Salvatore.“Kenapa kau harus melakukan itu?” Akhirnya, suara Salvatore pecah, nadanya rendah namun tegas, penuh kekecewaan yang tidak disembunyikan. Dia mengangkat pandangannya, mata tajamnya mengunci pada Valeria yang duduk di depannya. “Kenapa kau merasa perlu mengekspos dirimu sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 53

    Salvatore membawa Valeria dengan hati-hati ke kamar hotelnya. Langkahnya cepat namun penuh ketenangan, sementara Valeria menggigit bibirnya menahan rasa sakit di kakinya. Saat mereka tiba di kamar Valeria, Salvatore langsung menempatkan Valeria di sofa, matanya memindai luka di kaki Valeria dengan penuh perhatian.Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Salvatore berjongkok di depan Valeria, mengambil kain bersih dan alkohol dari kotak kecil di meja untuk membersihkan luka di kakinya. Valeria mengamati pria itu yang terlihat begitu tenang namun tatapannya begitu dingin. Setiap gerakan Salvatore terasa telaten, namun keheningan di antara mereka terasa berat, seolah ada badai yang tertahan di balik sikap tenang Salvatore.“Kenapa kau harus melakukan itu?” Akhirnya, suara Salvatore pecah, nadanya rendah namun tegas, penuh kekecewaan yang tidak disembunyikan. Dia mengangkat pandangannya, mata tajamnya mengunci pada Valeria yang duduk di depannya. “Kenapa kau merasa perlu mengekspos dirimu sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 54

    Beberapa hari setelah kejadian sebelumnya, Valeria kembali ke rutinitasnya bekerja di Salerno. Ia sering bolak-balik dari proyek lapangan ke hotel, menjalani tugasnya dengan profesionalisme yang tinggi.Sejak hari terakhir waktu itu juga, Valeria lebih sering menghindari Salvatore. Rupanya, pria itu juga amat sangat sibuk sehingga tidak ada waktu untuk mengejar Valeria seperti biasanya.Hari ini Valeria kembali ke hotel sendirian karena Morgan dan Mona harus mengurus sesuatu. Kebetulan juga Marvelion berjalan di belakang Valeria.Marvelion, yang sejak sebelumnya sudah menunjukkan ketertarikannya pada Valeria, mengetahui bahwa Valeria baru saja selesai dari proyek dan sedang sendirian di lokasi. Kesempatan ini membuatnya mendekati Valeria lagi dengan sikap yang lebih berani.Marvelion kini semakin terpesona setelah melihat Valeria di pesta kolam beberapa waktu lalu. Ia terus mencoba menggoda Valeria, berharap bisa membuatnya jatuh cinta."Baru pulang?" Marvelion sudah berjalan menyusul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 55

    Keesokan harinya, Valeria dan Morgan tiba di lokasi pembangunan lebih awal dari biasanya. Saat mereka berdua berjalan di sekitar area konstruksi, Valeria mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Morgan juga terlihat semakin diam dan memperhatikan setiap sudut bangunan yang sudah berdiri.“Ada yang aneh dengan proyek ini,” ujar Morgan tiba-tiba, memecah keheningan. Dia mengarahkan tangannya ke beberapa struktur bangunan di depan mereka.Valeria mengikuti arah pandang Morgan dan memperhatikan dengan cermat. Beberapa dinding dan fondasi tampak lebih rendah dari desain yang mereka terima dari Solara Crop. Pilar-pilar yang seharusnya menopang bagian atas gedung terlihat lebih ramping dan tidak sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Valeria mengerutkan kening, mencoba mengingat setiap detail dari cetak biru yang mereka terima.“Seharusnya tidak begini, kan? Apa ini ulah Julian?” tanya Valeria sambil memeriksa lebih dekat.“Aku tidak yakin,” jawab Morgan, “Tapi yang pasti, ini tidak sesuai

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 56

    Salvatore baru saja tiba di hotel setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya. Kebetulan, di lobi hotel, dia melihat sosok Valeria yang tampak baru saja kembali dari lapangan. Ada sedikit ketegangan di udara antara mereka, sisa-sisa dari pertengkaran kecil mereka setelah pesta kolam beberapa waktu lalu. Namun, Salvatore, dengan caranya yang tenang, mendekati Valeria dengan senyum samar.“Lama tidak bertemu, Baby” ucap Salvatore, berusaha mencairkan suasana.Valeria yang terkejut kini langsung menoleh ke samping. Valeria menatapnya sejenak, tapi kemudian tersenyum tipis. Mata lelah Valeria seolah disegarkan oleh wajah tampan Salvatore yang beberapa hari ini tidak dia lihat.“Ya,” jawab Valeria dengan nada sedikit lebih lembut daripada biasanya.Mereka berjalan berdampingan menyusuri lorong-lorong hotel. Obrolan ringan tentang pekerjaan, cuaca, dan kesibukan sehari-hari mulai mencairkan suasana di antara mereka. Pertengkaran mereka sebelumnya seolah memudar, tergantikan dengan kenyamanan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 57

    Hari ini adalah hari terakhir mereka di Salerno. Besok, mereka bisa kembali ke Milan dan mengawasi proyek dari kejauhan. Waktu dua minggu yang Valeria rasakan di sana seperti penuh drama karena perjalanan bisnis ini mereka datang bersama Julian dan antek-enteknya.Di hari yang cerah, Valeria kembali ke lokasi proyek dengan penuh konsentrasi. Pekerjaan sedang berjalan seperti biasa."Sudah dapatkan sesuatu?" tanya Valeria kepada Morgan."Mungkin, kita lihat saja nanti."Valeria pun menoleh ke arah Mona yang berdiri di belakangnya. "Ambil pena yang waktu itu aku taruh di vas bunga."Mona langsung mengingat-ingat hal itu. Dia baru ingat, malam saat mereka datang ke acara makan malam, Valeria diam-diam menaruh pena di ruangan itu. Ruangan yang kerap mereka jadikan pertemuan dengan yang lain untuk membahas bisnis."Baik, Nyonya." Mona langsung pergi dari sana.Valeria kembali ke pekerjaannya, namun di sudut mata, dia menangkap bayangan Sofia. Valeria mencoba mengabaikan perasaan tidak nyam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 58

    Mona masuk ke dalam ruangan besar itu. Dia berjalan mondar-mandir mencari pena yang dimaksud Valeria."Jelas-jelas waktu itu Nyonya menaruhnya di sini," gumam Mona.Mona yang awalnya hanya bermaksud mengambil pena rekaman dari ruangan pertemuan, tak menyangka akan menjadi saksi sebuah kejadian yang tak terduga. Dia mendengar suara langkah kaki yang cepat dan suara gaduh dari ujung ruangan.Nalurinya segera menyuruhnya untuk bersembunyi, dan tanpa pikir panjang, dia merunduk di bawah meja besar pertemuan. Nafasnya tertahan saat dia berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun.Dari sela-sela kaki meja, Mona terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Marvelion, pria yang sangat dikenal dengan pesona dan pengaruhnya, sedang bercinta dengan Margareta, sekretaris Julian."Ah! Ah! Pelan-pelan tuan."Marvelion terus mendorong tubuh Margareta dengan tubuhnya yang menyatu dengan wanita itu dari belakang. "Maju terus!"Brak!Tubuh Margareta kini telungkup di meja besar itu. Rok mininya terangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14

Bab terbaru

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 105

    Valeria keluar dari lift rumahnya. Dia berjalan menuju ruang makan di mana keluarganya berkumpul. Tak hanya itu, Salvatore juga berada di sana memenuhi undangan mereka."Maaf, lama menunggu," kata Valeria duduk di kursinya."No problem, baby," kata Giulia.Salvatore menatap Valeria tanpa berkedip. Valeria selalu cantik di matanya. Valeria yang menyadari itu berbalik menatap Salvatore balik dan melemparkan senyuman manisnya.Malam itu, suasana di kediaman keluarga Morreti terasa hangat dan penuh keakraban. Lorenzo tampak begitu nyaman berbicara dengan Salvatore, seperti biasanya mereka bertemu.Mereka berdiskusi santai tentang dunia bisnis, politik, dan beberapa proyek yang sedang Lorenzo tangani. Sesekali, Lorenzo tertawa lepas mendengar komentar cerdas Salvatore, sesuatu yang jarang terjadi."Salvatore, kau benar-benar pria yang cerdas," kata Lorenzo sambil menuangkan anggur ke gelas Salvatore. "Aku jarang menemukan seseorang sepertimu .... cocok dalam diskusi."Salvatore tersenyum k

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 103

    Keesokan paginya, Milan gempar dengan berita yang menyebar seperti api di dunia maya. Nama Sofia mendadak menjadi topik utama di berbagai portal berita dan media sosial.Artikel-artikel dengan judul sensasional memenuhi layar ponsel semua orang: "Putri RC Group Bermuka Dua: Kisah di Balik Topeng Anggun Sofia", "Skandal RC Group: Foto-Foto Memalukan Sofia Tersebar!", dan "Sofia: Pemimpin Perusahaan atau Tiran Kejam?".Di dalam artikel tersebut, terdapat foto-foto Sofia yang memperlihatkan perilaku buruknya—momen dia sedang memukul seorang karyawan, wajahnya yang dipenuhi amarah, hingga foto-foto yang mengisyaratkan bahwa dia sering terlibat dengan pria bayaran di waktu luangnya. Skandal ini seperti badai yang menghancurkan reputasinya seketika.Di kantor pusat RC Group, Sofia terlihat panik luar biasa. Dia melempar dokumen ke lantai dengan kemarahan tak terkendali. “Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani menyebarkan hal-hal kotor seperti ini tentangku?!” teriaknya sambil m

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 102

    "Padahal aku ingin kau menginap di mansion," ucap Salvatore saat mobilnya sudah berhenti di depan pekarangan kediaman Morreti."Ya, tapi aku ingin pulang."Salvatore tak membiarkan Valeria melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Setelah sabuk pengaman itu lepas, Salvatore mencuri satu ciuman di pipi Valeria."Selamat malam, Dolcezza."Valeria tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari mobil Salvatore. Saat mobil Salvatore perlahan meninggalkan halaman rumahnya, Valeria berdiri di depan pintu, merasa kelelahan setelah hari yang begitu penuh emosi. Namun, saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, matanya langsung bertemu dengan sosok Alessio yang duduk santai di ruang tamu, mengenakan jas kasual seolah dia pemilik rumah.Valeria langsung menghela napas berat sambil berjalan masuk. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alessio? Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak datang tanpa izin?" ucapnya dengan nada dingin.Alessio berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya. "Kenapa? Lagipula Pam

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 101

    "Kau mengajakku ke sini lagi?" dengus Valeria kesal setelah keluar dari dalam mobil Salvatore. Dia memandang malas ke arah mansion mewah yang selalu saja disebut sebagai markas oleh Salvatore."Kenapa? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku akan pergi mengambil barang-barang ku dan kembali ke rumah."Valeria berdecak kesal. "Tidak perlu, kau bilang masih banyak pekerjaan, bukan?""Ya, tapi aku tidak mau membuatmu merasa tidak nyaman." Salvatore melingkarkan tangannya di pinggang Valeria lalu mengecup pipinya."Sudahlah, asal tidak ada Amara, aku akan baik-baik saja.""Tenang saja, dia berada di tempat yang aman. Jadi tidak akan mengigitmu."Valeria sedikit tersenyum, agaknya gurauan Salvatore terdengar sangat kaku di telingannya. Mereka berjalan masuk ke dalam markas dengan santai."Dia memang anjing gila, jadi kau harus mengawasinya terus," balas Valeria.Salvatore hanya tertawa kecil, semakin lama semakin terlihat sisi kekanakan Valeria. Hari ini, jika bukan karena pekerjaan pentingn

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 100

    Sofia duduk di kursi kantornya yang megah, tangannya menggenggam pena dengan erat hingga buku-bukunya memutih. Tatapannya tajam mengarah ke laporan keuangan yang tergeletak di meja.Proyek hotel di Salerno, yang awalnya dia pikir akan menjadi batu loncatan bagi RC Group, malah berubah menjadi mimpi buruk yang mencoreng nama besar keluarganya. Kesalahan Julian dalam mengelola dana proyek tidak hanya membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari klien, tetapi juga membuka celah bagi publik untuk mencemoohnya.Setiap pertemuan bisnis yang dia hadiri terasa seperti medan perang. Klien-klien yang dulu menyambutnya dengan hormat kini berbalik mencemoohnya. "Seharusnya kami memilih bekerja sama dengan Morreti Club," ujar salah satu klien terakhir dengan nada mengejek. "Valeria Morreti jauh lebih kompeten dan berkelas dibandingkan dirimu."Nama Valeria terus bergema di benak Sofia, membakar hatinya dengan rasa iri dan dendam yang tak tertahankan. Dia merasa tidak seharusnya dibanding-banding

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 99

    "Saya akan urus beberapa berkasnya dulu, Nyonya," kata Mona."Ya, aku akan mencari toilet. Kalau sudah selesai tunggu saja di lobi.""Baik."Di lorong sempit di luar restoran tempat Valeria baru saja menyelesaikan pertemuan dengan klien, Julian berdiri dengan wajah penuh amarah. Dia menunggu Valeria keluar, dan begitu dia melihatnya, dia langsung mendekat dengan langkah cepat.Julian sudah beberapa hari ini memendam amarahnya yang menggebu-gebu karena Valeria. Hari ini melihat Valeria masuk ke restoran semakin membuatnya meradang."Valeria," panggil Julian dengan nada dingin, memotong jalan Valeria. "Kita perlu bicara."Valeria mengerutkan kening, merasa terganggu dengan keberadaan Julian yang tiba-tiba. "Apa yang mau kamu bicarakan, Julian? Aku sedang sibuk." Valeria hendak pergi tapi langsung dihadang lagi oleh Julian.Julian menatapnya tajam, ekspresi wajahnya dipenuhi kemarahan yang dia pendam. "Jangan berpura-pura tidak tahu! Semua yang terjadi padaku ..., semua kegagalan ini ...

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 98

    Niat hati Salvatore mengajak Valeria ke markas untuk menunjukkan sisi dunianya yang lain dan juga ingin mengajaknya makan malam. Bahkan Salvatore sudah menyiapkan semuanya di mansion besar itu. Namun, karena Amara berada di sana, Salvatore yakin makan malamnya pasti tidak akan lancar. Dia memutuskan untuk membawa Valeria ke restoran.Di restoran bintang lima yang elegan, Valeria duduk berhadapan dengan Salvatore. Cahaya lilin di meja makan menciptakan suasana romantis, tapi suasana hati Valeria jauh dari itu. Dia sibuk mengoceh tentang Amara, melampiaskan semua kekesalan yang terpendam sejak tadi sore.“Dia itu benar-benar tidak tahu batas, Salvatore. Kenapa kamu membiarkan dia bersikap seperti itu? Menurutku, dia sengaja membuatku merasa tidak nyaman di depanmu,” Valeria berkata dengan nada kesal, sambil memainkan garpu di tangannya.Salvatore, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, mencoba menenangkan Valeria. "Amara memang selalu manja sejak kecil, Dolcezza. Tapi dia tidak pun

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 97

    "Semuanya sudah selesai Nyonya," kata Mona.Valeria melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kerja bagus Mona. Sudah jam pulang, pergilah."Mona tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baik, Nyonya." Perempuan itu melangkahkan kakinya hendak pergi tapi kembali berbalik ke meja kerja Valeria. "Oh ya, Nyonya. Beberapa menit yang lalu saya melihat mobil Tuan Salvatore masuk ke basement."Valeria hanya menatap kepergian punggung Mona. Tidak ada alasan, Mona hanya ingin memberitahu jika Salvatore ada di sini.Sejak kejadian kopi panas, Salvatore tidak pernah absen sedikitpun untuk mengantar atau menjemput Valeria. Meskipun dia sendiri sangat sibuk di luar sana.Tok! Tok!"Masuk!" Valeria langsung menoleh ke arah pintu."Hai Dolcezza." Salvatore masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali."Cepat sekali sampai, apa semua urusanmu sudah selesai?"Salvatore meraih tengkuk Valeria dan mengecup bibirnya sekilas. "Belum, tapi aku bisa lanjutkan nanti. Aku sangat merindukanmu.""Omong ko

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 96

    Mobil mewah Salvatore berhenti tepat di sebuah bangunan mewah apartemen. Setelah Amara turun dari mobilnya, Salvatore tak mengucapkan apa-apa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Amara menggerutu kesal melihat tingkah Salvatore yang terlihat tak lagi menjaga perasaannya. "Salvatore menyebalkan!""Bukankah sudah aku bilang sebelumnya."Suara seseorang di belakang Amara mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Alessio bersandar dibalik dinding pagar dengan santainya sambil menghisap putung rokok disela jari-jari panjangnya."Wanita itu sudah membuat Salvatore-mu sangat berubah," lanjut Alessio tanpa menoleh ke arah Amara.Gurat amarah di wajah Amara semakin terlihat. Dia benar-benar sangat emosi. Kedatangannya di Milan hanya ingin memastikan bahwa kabar Salvatore memiliki kekasih tidaklah benar. Namun, semuanya jelas sangat nyata, Salvatore menayukai Valeria."Aku pikir dia hanya bagian dari wanita-wanita kesenangan Salvatore, tapi tidak disangka jika dia benar-benar mengambi

DMCA.com Protection Status