Share

Bab 56

Author: Lee Sizunii
last update Last Updated: 2024-09-13 22:00:52

Salvatore baru saja tiba di hotel setelah menyelesaikan urusan pekerjaannya. Kebetulan, di lobi hotel, dia melihat sosok Valeria yang tampak baru saja kembali dari lapangan. Ada sedikit ketegangan di udara antara mereka, sisa-sisa dari pertengkaran kecil mereka setelah pesta kolam beberapa waktu lalu. Namun, Salvatore, dengan caranya yang tenang, mendekati Valeria dengan senyum samar.

“Lama tidak bertemu, Baby” ucap Salvatore, berusaha mencairkan suasana.

Valeria yang terkejut kini langsung menoleh ke samping. Valeria menatapnya sejenak, tapi kemudian tersenyum tipis. Mata lelah Valeria seolah disegarkan oleh wajah tampan Salvatore yang beberapa hari ini tidak dia lihat.

“Ya,” jawab Valeria dengan nada sedikit lebih lembut daripada biasanya.

Mereka berjalan berdampingan menyusuri lorong-lorong hotel. Obrolan ringan tentang pekerjaan, cuaca, dan kesibukan sehari-hari mulai mencairkan suasana di antara mereka. Pertengkaran mereka sebelumnya seolah memudar, tergantikan dengan kenyamanan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 57

    Hari ini adalah hari terakhir mereka di Salerno. Besok, mereka bisa kembali ke Milan dan mengawasi proyek dari kejauhan. Waktu dua minggu yang Valeria rasakan di sana seperti penuh drama karena perjalanan bisnis ini mereka datang bersama Julian dan antek-enteknya.Di hari yang cerah, Valeria kembali ke lokasi proyek dengan penuh konsentrasi. Pekerjaan sedang berjalan seperti biasa."Sudah dapatkan sesuatu?" tanya Valeria kepada Morgan."Mungkin, kita lihat saja nanti."Valeria pun menoleh ke arah Mona yang berdiri di belakangnya. "Ambil pena yang waktu itu aku taruh di vas bunga."Mona langsung mengingat-ingat hal itu. Dia baru ingat, malam saat mereka datang ke acara makan malam, Valeria diam-diam menaruh pena di ruangan itu. Ruangan yang kerap mereka jadikan pertemuan dengan yang lain untuk membahas bisnis."Baik, Nyonya." Mona langsung pergi dari sana.Valeria kembali ke pekerjaannya, namun di sudut mata, dia menangkap bayangan Sofia. Valeria mencoba mengabaikan perasaan tidak nyam

    Last Updated : 2024-09-13
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 58

    Mona masuk ke dalam ruangan besar itu. Dia berjalan mondar-mandir mencari pena yang dimaksud Valeria."Jelas-jelas waktu itu Nyonya menaruhnya di sini," gumam Mona.Mona yang awalnya hanya bermaksud mengambil pena rekaman dari ruangan pertemuan, tak menyangka akan menjadi saksi sebuah kejadian yang tak terduga. Dia mendengar suara langkah kaki yang cepat dan suara gaduh dari ujung ruangan.Nalurinya segera menyuruhnya untuk bersembunyi, dan tanpa pikir panjang, dia merunduk di bawah meja besar pertemuan. Nafasnya tertahan saat dia berusaha tidak menimbulkan suara sedikit pun.Dari sela-sela kaki meja, Mona terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Marvelion, pria yang sangat dikenal dengan pesona dan pengaruhnya, sedang bercinta dengan Margareta, sekretaris Julian."Ah! Ah! Pelan-pelan tuan."Marvelion terus mendorong tubuh Margareta dengan tubuhnya yang menyatu dengan wanita itu dari belakang. "Maju terus!"Brak!Tubuh Margareta kini telungkup di meja besar itu. Rok mininya terangk

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 59

    Valeria menunduk menatap lantai putih yang dia pijaki. Tangannya menyatu sedari tadi. Luka-luka di tubuhnya seolah tak berarti apapun.Sudah tiga jam lamanya Morgan masuk ke dalam ruang operasi, tapi dia belum keluar juga. Hanya petugas medis yang sejak tadi bolak-balik keluar masuk dari sana.Hati Valeria menjadi semakin gelisah. Dia tak tahu harus berbuat apa jika sampai hal buruk terjadi kepada Morgan. Dia benar-benar tidak bisa memikirkan itu.Ingin rasanya Valeria menangis, tapi wanita itu menahannya. Dia ingin fokus berada di samping Morgan seperti halnya pria itu selalu menjaganya.Derap langkah seseorang terdengar mendekat. Dia berhenti tepat di depan Valeria. Dia berlutut di depan Valeria, membuat wanita itu mendongak menatap siapakah orang tersebut."Salvatore?"Wajah Salvatore jelas-jelas terlihat sangat khawatir. Dia langsung menangkup pipi Valeria."Valeria, kamu baik-baik saja? Huh?" Napas Salvatore bahkan terlihat memburu. Dia datang menemui Valeria sambil berlari. Mata

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 60

    Cahaya matahari menyinari sebuah ruangan bernuansa putih. Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa gorden biru tipis di jendela.Valeria terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia terlihat damai dalam tidurnya setelah apa yang terjadi kemarin.Wajah dan tangannya memiliki beberapa perban. Selang infus menjuntai di punggung tangannya.Rasa nyeri di kakinya membuat Valeria terbangun. Aroma antiseptik langsung menyengat indra penciumannya. Dia bergumam lirih lalu melihat Salvatore duduk di sofa dengan tenang sambil membaca tablet di tangannya."Salvatore," panggilnya lirih.Salvatore langsung menoleh. Dia buru-buru menaruh tabletnya di atas meja lalu menghampiri ranjang Valeria karena melihat wanita itu hendak duduk."Jangan banyak gerak dulu."Salvatore memegangi bahu Valeria lalu membantunya bersandar. Valeria terlihat lebih lemah dari kemarin. Bukan hanya fisiknya, kejadian kemarin juga berpengaruh pada kesehatan mental Valeria. Dia masih belum menerima perasaan kehilangan seseorang karena

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 61

    Valeria terbaring lemah di tempat tidurnya di rumah sakit, dengan perban melilit kakinya yang terkilir dan beberapa luka di tubuhnya. Meskipun fisiknya terasa lemah, pikirannya terus berputar, mencoba menghubungkan kejadian kecelakaan yang menimpanya di lokasi proyek kemarin.Terakhir kali dia melihat Sofia di sana. Rupanya, Sofia kini tidak lagi berpura-pura di depannya. Dia menyerang Valeria dengan brutal. Valeria yakin, orang yang mendorongnya kemarin adalah Sofia. Dia tidak akan membiarkannya lepas dengan mudah karena telah melukai Morgan. Jika tidak ada Morgan, mungkin Valeria sudah mati tertimpa beton kemarin.Di samping tempat tidurnya, Salvatore duduk setia, menemaninya sepanjang hari, memastikan Valeria merasa nyaman dan aman. Kehadirannya yang tenang membuat suasana sedikit lebih baik, meski Valeria tahu ada masalah yang lebih besar yang harus ia hadapi.Meskipun Salvatore terlalu protektif kepadanya. Tak jarang, mereka pun cek-cok untuk hal-hal kecil, yang selalu berakhir d

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 62

    "Lima menit saja, ya? Ya?" rengek Valeria."Tidak, kamu harus kembali ke kamar." Salvatore menggelengkan kepalanya sambil mendorong kursi roda Valeria."Tapi tadi aku cuma lihat Morgan sebentar.""Besok lagi.""Salvatore," rengeknya lagi."Valeria ...."Valeria mengerucutkan bibirnya. Valeria baru saja selesai menjenguk Morgan di ruangan yang tak jauh dari kamarnya. Morgan masih dalam kondisi yang cukup kritis setelah insiden runtuhan di proyek, namun untungnya tim medis yakin dia akan pulih meski memerlukan waktu. Valeria sendiri masih merasa lelah, tapi dia bersyukur karena keadaannya tidak seburuk Morgan.Salvatore dengan lembut mendorong kursi roda Valeria kembali ke kamarnya. Meski diam, Valeria bisa merasakan perhatian dari Salvatore, membuatnya sedikit lebih tenang. Ya, meskipun dia juga sedikit kesal dengan sifat pemaksa yang dimiliki Salvatore.Saat mereka masuk ke kamar, Valeria mendapati seseorang sudah berdiri di depan jendela, sosok yang langsung dikenalnya—Marvelion. Dia

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 63

    Keesokan harinya, Valeria kembali ribut dengan Salvatore karena terus saja menyuapinya makanan. Sejak bersama Salvatore, sifat kekanak-kanakan Valeria selalu saja muncul dan juga dia terdengar lebih cerewet daripada biasanya."Sudah aku bilang, kan. Aku sudah kenyang."Salvatore menaruh mangkuk ke meja dorong. "Oke, oke. Sekarang minum dulu obatmu.""Astaga. Apa kau akan terus membuatku terlihat seperti anak kecil? Aku bisa sendiri," protes Valeria."Aku tau, aku hanya ingin memanjakanmu." Salvatore mengarahkan obat di tangannya dan segelas air putih. "Setalah minum obat maka aku akan mengantarkanmu ke tempat Morgan.""Benarkah?""Ya.""Oke!"Valeria langsung meminum obat itu tanpa menunggu lama. Bagaimana pun juga, di dalam hati Valeria sangat berterimakasih kepada Salvatore karena telah menjaganya. Valeria bahkan bisa melihat Salvatore terjaga di malam hari karenanya. Ketulusan Salvatore rupanya mengetuk pintu hati Valeria sedikit demi sedikit.Setelah selesai, Salvatore menepati ja

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 64

    Valeria duduk di kursi kulit mewah pesawat pribadi yang disiapkan oleh Salvatore. Pandangannya kosong, matanya menatap jendela yang memperlihatkan langit biru tanpa awan. Meski tubuhnya sudah jauh lebih baik, pikirannya terus dikepung oleh kekhawatiran. Semalam, Morgan dibawa oleh anak buah Salvatore ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik, namun Valeria merasa bersalah karena tidak bisa ikut menemani pria yang telah melindunginya.Dia merasa berat meninggalkan Morgan, namun di sisi lain, ada tugas besar yang menunggunya di Milan. Di tangannya, dia memegang berkas yang diberikan oleh Morgan lewat anak buahnya kemarin. Dokumen itu berisi bukti-bukti kuat mengenai kebobrokan RC Group dan keterlibatan Julian dalam berbagai praktik kotor.Salvatore, yang duduk di seberang Valeria, memperhatikannya dengan seksama. Meski wajahnya tenang, dia tahu bahwa Valeria sedang berperang dengan dirinya sendiri. Tanpa berkata apa-apa, Salvatore mendekati Valeria, duduk di sampingnya

    Last Updated : 2024-09-16

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 105

    Valeria keluar dari lift rumahnya. Dia berjalan menuju ruang makan di mana keluarganya berkumpul. Tak hanya itu, Salvatore juga berada di sana memenuhi undangan mereka."Maaf, lama menunggu," kata Valeria duduk di kursinya."No problem, baby," kata Giulia.Salvatore menatap Valeria tanpa berkedip. Valeria selalu cantik di matanya. Valeria yang menyadari itu berbalik menatap Salvatore balik dan melemparkan senyuman manisnya.Malam itu, suasana di kediaman keluarga Morreti terasa hangat dan penuh keakraban. Lorenzo tampak begitu nyaman berbicara dengan Salvatore, seperti biasanya mereka bertemu.Mereka berdiskusi santai tentang dunia bisnis, politik, dan beberapa proyek yang sedang Lorenzo tangani. Sesekali, Lorenzo tertawa lepas mendengar komentar cerdas Salvatore, sesuatu yang jarang terjadi."Salvatore, kau benar-benar pria yang cerdas," kata Lorenzo sambil menuangkan anggur ke gelas Salvatore. "Aku jarang menemukan seseorang sepertimu .... cocok dalam diskusi."Salvatore tersenyum k

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 103

    Keesokan paginya, Milan gempar dengan berita yang menyebar seperti api di dunia maya. Nama Sofia mendadak menjadi topik utama di berbagai portal berita dan media sosial.Artikel-artikel dengan judul sensasional memenuhi layar ponsel semua orang: "Putri RC Group Bermuka Dua: Kisah di Balik Topeng Anggun Sofia", "Skandal RC Group: Foto-Foto Memalukan Sofia Tersebar!", dan "Sofia: Pemimpin Perusahaan atau Tiran Kejam?".Di dalam artikel tersebut, terdapat foto-foto Sofia yang memperlihatkan perilaku buruknya—momen dia sedang memukul seorang karyawan, wajahnya yang dipenuhi amarah, hingga foto-foto yang mengisyaratkan bahwa dia sering terlibat dengan pria bayaran di waktu luangnya. Skandal ini seperti badai yang menghancurkan reputasinya seketika.Di kantor pusat RC Group, Sofia terlihat panik luar biasa. Dia melempar dokumen ke lantai dengan kemarahan tak terkendali. “Siapa yang berani melakukan ini?! Siapa yang berani menyebarkan hal-hal kotor seperti ini tentangku?!” teriaknya sambil m

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 102

    "Padahal aku ingin kau menginap di mansion," ucap Salvatore saat mobilnya sudah berhenti di depan pekarangan kediaman Morreti."Ya, tapi aku ingin pulang."Salvatore tak membiarkan Valeria melepaskan sabuk pengamannya sendiri. Setelah sabuk pengaman itu lepas, Salvatore mencuri satu ciuman di pipi Valeria."Selamat malam, Dolcezza."Valeria tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari mobil Salvatore. Saat mobil Salvatore perlahan meninggalkan halaman rumahnya, Valeria berdiri di depan pintu, merasa kelelahan setelah hari yang begitu penuh emosi. Namun, saat dia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, matanya langsung bertemu dengan sosok Alessio yang duduk santai di ruang tamu, mengenakan jas kasual seolah dia pemilik rumah.Valeria langsung menghela napas berat sambil berjalan masuk. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alessio? Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak datang tanpa izin?" ucapnya dengan nada dingin.Alessio berdiri dengan senyuman mengejek di wajahnya. "Kenapa? Lagipula Pam

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 101

    "Kau mengajakku ke sini lagi?" dengus Valeria kesal setelah keluar dari dalam mobil Salvatore. Dia memandang malas ke arah mansion mewah yang selalu saja disebut sebagai markas oleh Salvatore."Kenapa? Kau tidak suka? Kalau tidak suka, aku akan pergi mengambil barang-barang ku dan kembali ke rumah."Valeria berdecak kesal. "Tidak perlu, kau bilang masih banyak pekerjaan, bukan?""Ya, tapi aku tidak mau membuatmu merasa tidak nyaman." Salvatore melingkarkan tangannya di pinggang Valeria lalu mengecup pipinya."Sudahlah, asal tidak ada Amara, aku akan baik-baik saja.""Tenang saja, dia berada di tempat yang aman. Jadi tidak akan mengigitmu."Valeria sedikit tersenyum, agaknya gurauan Salvatore terdengar sangat kaku di telingannya. Mereka berjalan masuk ke dalam markas dengan santai."Dia memang anjing gila, jadi kau harus mengawasinya terus," balas Valeria.Salvatore hanya tertawa kecil, semakin lama semakin terlihat sisi kekanakan Valeria. Hari ini, jika bukan karena pekerjaan pentingn

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 100

    Sofia duduk di kursi kantornya yang megah, tangannya menggenggam pena dengan erat hingga buku-bukunya memutih. Tatapannya tajam mengarah ke laporan keuangan yang tergeletak di meja.Proyek hotel di Salerno, yang awalnya dia pikir akan menjadi batu loncatan bagi RC Group, malah berubah menjadi mimpi buruk yang mencoreng nama besar keluarganya. Kesalahan Julian dalam mengelola dana proyek tidak hanya membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari klien, tetapi juga membuka celah bagi publik untuk mencemoohnya.Setiap pertemuan bisnis yang dia hadiri terasa seperti medan perang. Klien-klien yang dulu menyambutnya dengan hormat kini berbalik mencemoohnya. "Seharusnya kami memilih bekerja sama dengan Morreti Club," ujar salah satu klien terakhir dengan nada mengejek. "Valeria Morreti jauh lebih kompeten dan berkelas dibandingkan dirimu."Nama Valeria terus bergema di benak Sofia, membakar hatinya dengan rasa iri dan dendam yang tak tertahankan. Dia merasa tidak seharusnya dibanding-banding

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 99

    "Saya akan urus beberapa berkasnya dulu, Nyonya," kata Mona."Ya, aku akan mencari toilet. Kalau sudah selesai tunggu saja di lobi.""Baik."Di lorong sempit di luar restoran tempat Valeria baru saja menyelesaikan pertemuan dengan klien, Julian berdiri dengan wajah penuh amarah. Dia menunggu Valeria keluar, dan begitu dia melihatnya, dia langsung mendekat dengan langkah cepat.Julian sudah beberapa hari ini memendam amarahnya yang menggebu-gebu karena Valeria. Hari ini melihat Valeria masuk ke restoran semakin membuatnya meradang."Valeria," panggil Julian dengan nada dingin, memotong jalan Valeria. "Kita perlu bicara."Valeria mengerutkan kening, merasa terganggu dengan keberadaan Julian yang tiba-tiba. "Apa yang mau kamu bicarakan, Julian? Aku sedang sibuk." Valeria hendak pergi tapi langsung dihadang lagi oleh Julian.Julian menatapnya tajam, ekspresi wajahnya dipenuhi kemarahan yang dia pendam. "Jangan berpura-pura tidak tahu! Semua yang terjadi padaku ..., semua kegagalan ini ...

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 98

    Niat hati Salvatore mengajak Valeria ke markas untuk menunjukkan sisi dunianya yang lain dan juga ingin mengajaknya makan malam. Bahkan Salvatore sudah menyiapkan semuanya di mansion besar itu. Namun, karena Amara berada di sana, Salvatore yakin makan malamnya pasti tidak akan lancar. Dia memutuskan untuk membawa Valeria ke restoran.Di restoran bintang lima yang elegan, Valeria duduk berhadapan dengan Salvatore. Cahaya lilin di meja makan menciptakan suasana romantis, tapi suasana hati Valeria jauh dari itu. Dia sibuk mengoceh tentang Amara, melampiaskan semua kekesalan yang terpendam sejak tadi sore.“Dia itu benar-benar tidak tahu batas, Salvatore. Kenapa kamu membiarkan dia bersikap seperti itu? Menurutku, dia sengaja membuatku merasa tidak nyaman di depanmu,” Valeria berkata dengan nada kesal, sambil memainkan garpu di tangannya.Salvatore, yang sejak tadi mendengarkan dengan tenang, mencoba menenangkan Valeria. "Amara memang selalu manja sejak kecil, Dolcezza. Tapi dia tidak pun

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 97

    "Semuanya sudah selesai Nyonya," kata Mona.Valeria melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kerja bagus Mona. Sudah jam pulang, pergilah."Mona tersenyum lebar sambil mengangguk. "Baik, Nyonya." Perempuan itu melangkahkan kakinya hendak pergi tapi kembali berbalik ke meja kerja Valeria. "Oh ya, Nyonya. Beberapa menit yang lalu saya melihat mobil Tuan Salvatore masuk ke basement."Valeria hanya menatap kepergian punggung Mona. Tidak ada alasan, Mona hanya ingin memberitahu jika Salvatore ada di sini.Sejak kejadian kopi panas, Salvatore tidak pernah absen sedikitpun untuk mengantar atau menjemput Valeria. Meskipun dia sendiri sangat sibuk di luar sana.Tok! Tok!"Masuk!" Valeria langsung menoleh ke arah pintu."Hai Dolcezza." Salvatore masuk ke dalam dan menutup pintunya kembali."Cepat sekali sampai, apa semua urusanmu sudah selesai?"Salvatore meraih tengkuk Valeria dan mengecup bibirnya sekilas. "Belum, tapi aku bisa lanjutkan nanti. Aku sangat merindukanmu.""Omong ko

  • Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia   Bab 96

    Mobil mewah Salvatore berhenti tepat di sebuah bangunan mewah apartemen. Setelah Amara turun dari mobilnya, Salvatore tak mengucapkan apa-apa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.Amara menggerutu kesal melihat tingkah Salvatore yang terlihat tak lagi menjaga perasaannya. "Salvatore menyebalkan!""Bukankah sudah aku bilang sebelumnya."Suara seseorang di belakang Amara mengejutkannya. Dia menoleh dan mendapati Alessio bersandar dibalik dinding pagar dengan santainya sambil menghisap putung rokok disela jari-jari panjangnya."Wanita itu sudah membuat Salvatore-mu sangat berubah," lanjut Alessio tanpa menoleh ke arah Amara.Gurat amarah di wajah Amara semakin terlihat. Dia benar-benar sangat emosi. Kedatangannya di Milan hanya ingin memastikan bahwa kabar Salvatore memiliki kekasih tidaklah benar. Namun, semuanya jelas sangat nyata, Salvatore menayukai Valeria."Aku pikir dia hanya bagian dari wanita-wanita kesenangan Salvatore, tapi tidak disangka jika dia benar-benar mengambi

DMCA.com Protection Status