Share

Bab 11. Fitnah

Author: Qinoy
last update Last Updated: 2025-02-14 00:46:28
Bab 11. Fitnah

kantor Amarta Grup, atmosfer mulai berubah. Bisikan-bisikan tentang Aisyah terdengar di mana-mana. Beberapa karyawan berkumpul di pantry, membahas berita yang mereka dengar.

“Aku dengar dia cuma jadi direktur utama karena dia anaknya Pak Hermawan. Kalau bukan anak pemilik, mana mungkin dia dipilih?” ujar seorang karyawan wanita.

“Benar! Apalagi yang ku dengar dia cuma kerja sebagai ibu rumah tangga saja. Gimana bisa seseorang yang nggak punya pengalaman langsung memimpin perusahaan sebesar ini?” balas rekannya.

Sementara itu, di ruangannya, Aisyah mencoba fokus pada dokumen di depannya. Namun, ia tidak bisa mengabaikan tatapan-tatapan aneh dari rekan kerjanya yang melintas di luar ruangan.

Ketukan di pintu membuyarkan pikirannya. “Masuk,” ujarnya.

Rani, asistennya, melangkah masuk dengan wajah ragu. “Bu Aisyah, saya perlu memberitahu sesuatu.”

Aisyah menatap Rani dengan tajam. “Apa yang terjadi, Rani?”

“Saya dengar beberapa orang di kantor mulai membicarakan hal-hal tida
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 12. Berita Buruk Terus Menyebar

    Bab 12. Berita Buruk Terus MenyebarPagi hari itu, Aisyah melangkahkan kakinya memasuki gedung perkantoran seperti biasanya, tenang dan penuh wibawa, namun tidak dengan semua karyawan yang melihat kedatangannya. Tatapan yang sebelumnya terlihat menghormati posisi nya kini berubah menjadi sinis, penuh kebencian dan rasa heran yang jelas di mata mereka. "Lihat, tuh, ibu rumah tangga yang mandul berlaga mau ngurus perusahaan ini." Bisik karyawan lain kepada temannya. Temannya menatap Aisyah jijik "Aku heran kenapa bisa pak Hermawan sampai yakin dan percaya kalau wanita kaya dia bisa pegang kendali bisnis ini, dari keliatannya aja gak meyakinkan banget.""Gak mungkin kalau pak Hermawan mau hancurin usaha kita dengan jadiin anaknya sebagai direktur utama kan? Dia harusnya tau kalau pegang perusahaan gak sama kaya ngurus rumah." Karyawan itu mengangkat bahu "Gak tau lagi apa yang di pikirin pak Hermawan soal dia. Udah cuma pernah jadi ibu rumah tangga, di tambah di ceraiin suaminya kare

    Last Updated : 2025-02-16
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 13. Diam Bukan Berarti Lemah

    Bab 13. Diam Bukan Berarti LemahHermawan terduduk di ruangannya di jam istirahat tengah melihat tren dan informasi mengenai pasar di sosial media. Jempolnya terus menggulir layar, dengan tatapan seriusnya membaca segala hal soal perkembangan keuangan yang ada."Sekarang orang kebanyakan lebih memutuskan via online untuk pembayaran apapun, ya." Gumamnya, saat melihat sebuah postingan.Layarnya beralih ke whatsapp grub cabang dan melihat berita terbaru. Tiba-tiba jempolnya terhenti saat melihat sebuah ketikan yang hampir mirip seperti sebuah proposal yang membuat jantungnya berdetak kencang sesaat.Dahi Hermawan mengkerut "Nepotisme dan Mandul: Kisah Anak Pemilik yang Menjadi Direktur tanpa Kompetensi?" Ia menggulir layar untuk melihat isi ketikan itu dengan seksama.Hermawan selalu punya cara untuk mengawasi anak buahnya dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan bergabung ke semua grup WhatsApp memakai nomor berbeda dengan nomer handphonenya yang sesungguhnya.Saat membaca keti

    Last Updated : 2025-02-18
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 14. Laki-Laki Misterius

    Bab 14. Laki-Laki Misterius"Farah.." ucap Aisyah dalam hati. Ia bergeleng "Lain kali, saya minta kalau ada yang mengatakan hal semacam ini lagi, bicarakan dengan saya pribadi. Saya tidak mau ada kekeliruan infomasi seperti ini lagi, laporan keuangan kita bisa kacau." Menatap semua karyawan dengan tegas "Dan ini berlaku pada divisi apapun, selalu konfirmasi kan pada saya sebelum memutuskan. Mengerti?"Semuanya mengangguk "Mengerti."Aisyah mengangguk "Baik, kita lanjutkan"Karyawan lain mengangkat tangan.Aisyah menatapnya "Ada pertanyaan?""Saya ingin memastikan sesuatu, karena seperti yang kami tau tentang rumor, apakah anda yakin bisa membuat perusahaan ini lebih baik? Mengingat anda sebelumnya tidak memiliki pengalaman kerja." Ucapnya dengan tatapan yang sedikit sinis.Aisyah menghela nafas berusaha tenang "Jika kalian lebih mengandalkan pengalaman dari pada pemahaman, saya akan mengerti mengapa kalian meragukan saya. Namun alian perlu ingat, bahwa terkadang memahami segala hal le

    Last Updated : 2025-02-19
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 15. Masalah Bertubi - tubi

    Bab 15. Masalah Bertubi - tubiHendra meraih secangkir kopi panas dan meminumnya dengan perlahan. Matanya tetap fokus pada laporan yang ada di mejanya.Ceklek..Suara pintu terbuka membuat Hendra mendongak dan melihat siapa yang masuk ke ruangannya. "Farah" ucapnya lalu meletakan cangkir kopi di atas meja."Paman." Farah menutup pintu dan mendekat ke meja kerja Hendra."Ada apa kamu kemari?" Tanya Hendra.Farah mendudukan dirinya di seberang Hendra dan tersenyum miring "Aku udah buat sedikit kekacauan di divisi keuangan."Hendra menaikan sebelah alisnya "Oh ya? Apa yang kamu lakukan?"Farah melipat tangannya di depan dada "Aku sudah bilang ke divisi keuangan jika rencana pengeluaran dana perusahaan di rubah Aisyah yang awalnya dua puluh juta menjadi lima belas juta."Hendra terdiam "Lalu, apa yang terjadi?"Farah tersenyum miring "Divisi keuangan jadi bingung, dan dia menjadi merasa bersalah juga karena salah menghitung dengan keputusan yang Aisyah tentukan. Ku rasa ini cara mudah unt

    Last Updated : 2025-02-20
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 16. Apa Yang Harus Aku Lakukan?

    Bab 16. Apa Yang Harus Aku Lakukan? Aisyah sejak tadi sedang duduk di pantry untuk beristirahat sejenak sambil memegang segelas air. Ia menghela nafas panjang "Baru mulai saja sudah ada masalah, Sungguh niat Farah menjatuhkan aku." Ia meneguk minumannya dan meletakkannya di meja."Mereka benar-benar mengujiku." Mulai berpikir "Aku harus cepat-cepat melakukan sesuatu, sebelum masalah semakin membesar" ucapnya bertekad.Suara dering telpon mengalihkan perhatiannya. Dengan segera dia merogoh saku celananya dan langsung mengangkatnya "Ya? Dengan Aisyah disini""Anda direktur utama yang baru di perusahaan Amarta Grub?" Tanya pria di sebrang."Iya, betul, pak. Ada apa ya?" Tanya Aisyah mencoba tetap tenang."Saya mau komplain!"Aisyah mengerutkan dahi "Komplain? Bapak mau komplain apa?""Kami sudah menyiapkan bahan mentahan untuk dua bulan seharga dua ratus juta sesuai pesanan anda, namun kenapa hanya di bayar lima belas juta saja?! Anda sedang menipu kami!? Bagaimana dengan sisanya?Aisya

    Last Updated : 2025-02-21
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 17.Sedikit Titik Terang

    Bab 17. Sedikit Titik TerangPak Rahmat menghela nafas. "Baik, Bu Aisyah. Saya akan memberi Anda waktu, untuk membuktikan jika ibu tidak bersalah. Tapi jika ini tidak terselesaikan dengan baik, saya tidak punya pilihan selain melaporkannya."Aisyah mengangguk. "Terima kasih, Pak Rahmat. Saya akan segera menyelidiki ini."Setelah Pak Rahmat pergi, Aisyah duduk di kursinya, mencoba menenangkan diri. Pikirannya berputar cepat. "Siapa yang bisa melakukan ini? Farah? Atau mungkin Arman? Atau bahkan Pak Hendra sendiri?" Ia tahu, ini adalah bagian dari rencana besar untuk menjatuhkannya. Tapi ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.Dengan tekad bulat, Aisyah mengambil teleponnya dan menghubungi asisten pribadinya, Rani. "Rani, saya butuh bantuanmu. Cari tahu siapa yang sering mendekati meja Pak Rahmat belakangan ini. Juga, periksa rekaman CCTV di sekitar area itu.""Baik, Bu Aisyah. Saya akan segera mengeceknya," jawab Rani.Aisyah menghela nafas. Ia tahu ini tidak akan mudah, tapi ia harus be

    Last Updated : 2025-02-23
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 18. Sedikit Pelajaran

    Bab 18. Sedikit PelajaranPak Rahmat mengerutkan dahi "Jadi, bisa di katakan ada oknum yang ingin menghancurkan perusahaan kita?" Aisyah mengangguk "Betul, pak. Orang ini yang memiliki niat untuk menjatuhkan seseorang atau perusahaan kita. Lihat saja?" Menunjuk layar "Bagaimana mungkin orang yang bertanggung jawab atas perusahaan ini berani membuat perusahaan kita rugi? Bahkan lebih parahnya dia melakukan hal yang sangat tidak baik, karena tidak memikirkan nasib perusahaan dan supplier kita" Pak Rahmat terdiam sesaat "Memangnya apa yang telah ia lakukan, Bu Aisyah?" Aisyah menghela nafas panjang "Dia melakukan perubahan terhadap pemesanan bahan baku ke supplier kita yang biasanya dua puluh juta tiap pesanan di rubah menjadi dua ratu juta. Anda bisa memikirkan selanjutnya bukan? Keuangan kita bisa tidak stabil karena harus mengganti rugi bahan yang terbuang." Pak Rahmat terkejut "Ya ampun, itu sangat fatal! Dua puluh juta menjadi dua ratus juta sangatlah besar! Bagaimana bisa dia

    Last Updated : 2025-02-24
  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 19. Rencana Baru

    Bab 19. Rencana BaruFarah terdiam sesaat "Sebentar, biarkan aku berfikir dulu""Jangan sampai kita di pecat, aku baru saja bekerja disini!"Farah menghela nafas kencang "Aku juga sudah bekerja disini cukup lama, Arman! Jangan kamu pikir aku bisa tenang setelah mendengar ucapan Aisyah tadi.""Pokoknya, kita harus cari cara supaya kita selamat. Tapi bagaimana caranya?" Ucap Arman berusaha memikirkan solusi.Farah yang baru sadar terpikirkan sesuatu langsung tersenyum "Aku tau bagaimana caranya."Langkah Arman terhenti dan langsung menoleh padanya dengan penasaran "Apa itu?"Farah melipat tangannya di depan dada dan mengangkat dagunya "Minta bantuan pamanku. Dia pasti akan memberikan kita solusi."Arman berpikir sesaat "Boleh juga. Kamu benar." Tersenyum miring "semua orang pasti percaya pada kita jika Om Hendra berpihak pada kita""Tentu. Posisi Pamanku lebih tinggi, pastinya semua karyawan menghormati dia" ucap Farah dengan bangga.Arman mengangguk "Kalau begitu, kita harus segera mem

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 26. Rencana Kotor Dimulai

    Bab 26. Rencana Kotor DimulaiHendra menyilangkan tangan di depan dada, menatap Farah dan Arman dengan senyum tipis."Aku punya beberapa kontak di bagian IT," katanya pelan. "Kita bisa 'menyesuaikan' rekaman CCTV sedikit. Dan log keuangan Arman? Kita bisa membuatnya tampak seperti kesalahan sistem."Farah dan Arman saling bertukar pandang. Mata Farah berbinar, tetapi Arman terlihat lebih ragu."Serius, Paman?" tanya Farah, suaranya setengah berbisik."Tentu," jawab Hendra santai. "Kau pikir selama ini aku bisa bertahan di posisi ini hanya dengan bekerja jujur?"Arman menelan ludah. "Tapi… bukankah itu berbahaya? Jika Aisyah menemukan celah sedikit saja, kita bisa tamat."Hendra menatapnya tajam. "Kalau begitu, kita pastikan tidak ada celah."Farah tersenyum licik. "Aku suka idenya. Kita buat Aisyah terlihat seperti orang bodoh."Hendra berjalan mendekat, menepuk bahu keponakannya. _"Bagus. Kita tidak hanya akan menghapus jejak kalian, tapi juga mengalihkan perhatian.""Maksud Paman?"

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 25. Bella

    Bab 25. BellaBella duduk di meja kerjanya, menyilangkan kaki dengan anggun sementara matanya yang tajam memperhatikan ruangan luas tempatnya bekerja. Sejak awal, Bella tahu dia punya keuntungan besar dibandingkan karyawan lain. Dia tidak perlu bekerja terlalu keras, dan semua orang di kantor tahu dia "istimewa." Tidak ada yang berani menentangnya, terutama karena rumor yang beredar—bahwa orang tua Bella dan keluarga Rendra menginginkan mereka bersama.Bella bukan wanita biasa. Dia tahu apa yang diinginkannya, dan dia tahu bagaimana cara mendapatkannya. Sejak dulu, dia sudah terbiasa hidup dalam kemewahan. Pergaulannya selalu terbatas pada orang-orang kelas atas—miliuner muda, pengusaha sukses, dan pria-pria berkuasa yang bisa membukakan jalan baginya untuk hidup tanpa perlu bersusah payah.Sebagai seorang sosialita, Bella menguasai seni berbicara, menggoda, dan membuat dirinya selalu menjadi pusat perhatian. Penampilannya selalu sempurna—gaun mahal yang pas di tubuh rampingnya, tas

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 24. Bukan Wanita Lemah

    Bab 24. Bukan Wanita LemahRendra duduk tegak di kursinya, telinganya masih menempel pada ponsel. Suara berat dari seberang terdengar tegas namun berhati-hati.“Tuan, situasi di Amarta Grup semakin buruk. Direktur utamanya, Aisyah, sedang dihujani fitnah dari berbagai arah.”Rendra menyipitkan mata. “Fitnah apa?”“Beberapa direksi senior dan pemegang saham menudingnya sebagai hasil nepotisme. Mereka beranggapan Aisyah tidak pantas memimpin, hanya dipilih karena dia putri Pak Hermawan. Padahal, kemampuan Aisyah sebenarnya cukup baik, hanya saja dia tidak pernah benar-benar menonjol sebelum ini.”Rendra mendengus pelan, mengetukkan jarinya ke meja. “Dan siapa yang paling vokal menentangnya?”“Farah dan pamannya, Hendra. Hendra merasa dia lebih berhak atas posisi itu dibandingkan Aisyah. Mereka berusaha mempengaruhi pemegang saham agar mencabut kepercayaan terhadap Aisyah.”Mata Rendra semakin tajam. “Ada alasan konkret atau hanya sekadar ambisi?”“Mereka memanfaatkan skandal. Ada dugaan

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 23. Omong Kosong

    Bab 23. Omong Kosong"Sayur.. sayur.." ucap seorang bapak-bapak pedagang yang sedang berjalan sambil mendorong gerobak sayur.Bu Ratna keluar dari rumah "Beli, pak" menutup pintu rumah dan mendekati tukang sayur dengan senyuman ramahnya.Tukang sayur menghentikan langkahnya "Akhirnya ada yang beli juga. Mau beli apa, Bu?" Mengusap keringat yang ada di pelipisnya dengan handuk kecil di lehernya.Bu Ratna mulai memilih sayuran yang ada di gerobaknya "Sebentar, pak, mau pilih dulu biar enak nanti."Tukang sayur tersenyum "Oh, silahkan atuh.""Lagi beli sayur juga, bu Ratna?"Suara familiar itu membuat gerakan Bu Ratna terhenti di ikuti raut wajah yang sedikit terlihat tidak ramah "Iya." Melirik Bu Siti sesaat "Beli juga, Bu?" Tersenyum tipis.Bu Siti mengambil sebungkus sayur asem mentahan dan memperhatikannya "Iya, Bu, biasa kan kita harus masak buat keluarga" tertawa kecil. "Dan Bu Ratna juga ya? Dulu biasanya Aisyah yang beli keperluan dapur ke pasar atau ke bapak ini, benar kan pak?"

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 22. Gosip

    Bab 22. GosipKeesokan harinya, Bu Ratna dan Rina memutuskan untuk berbicara dengan Arman. Mereka tahu mereka harus melakukan sesuatu sebelum semuanya terlambat."Arman, kita harus bicara," kata Bu Ratna dengan suara tegas.Arman yang sedang sibuk dengan pekerjaannya, merasa terganggu. "Apa lagi, Bu? Aku sedang sibuk."Bu Ratna tidak peduli. "Ini tentang Aisyah. Kita harus melakukan sesuatu sebelum dia menghancurkan kita."Arman menghela napas, "Bu, Farah dan aku sudah punya rencana. Ibu nggak perlu khawatir.""Rencana? Rencana apa? Apa yang bisa kalian lakukan sekarang? Aisyah sudah jadi direktur utama, Arman." Jawabnya penuh kekhawatiran.Arman menggelengkan kepala, mencoba menenangkan ibunya. "Ibu, Farah sudah punya strategi. Dia bilang kita harus bermain cerdas. Aisyah mungkin punya kekuatan, tapi dia juga punya kelemahan. Farah sudah tahu cara memanfaatkan itu."Rina yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Bang, apa rencananya? Apa yang bisa Farah lakukan? Dia cuma bawahannya

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 21. Nasi Sudah Menjadi Bubur

    Bab 21. Nasi Sudah Menjadi BuburRina, adik Arman, sedang asyik menonton serial drama favoritnya di ruang keluarga ketika Bu Ratna tiba-tiba masuk dengan wajah pucat dan langkah yang terburu-buru. Rina segera mematikan televisi, merasa ada sesuatu yang tidak beres."Bu, kenapa? Ada apa?" tanya Rina dengan suara penuh kekhawatiran.Bu Ratna duduk di sebelah Rina, tangannya gemetar saat mencoba meraih tangan putrinya. "Rina, ada sesuatu yang harus Ibu sampaikan. Ini penting."Rina mengerutkan kening, merasa semakin cemas. "Apa itu, Bu? Ibu terlihat sangat terguncang."Bu Ratna menarik napas dalam-dalam sebelum mulai berbicara. "Kamu tahu Aisyah, kan? Mantan istri Arman?"Rina mengangguk pelan. "Tentu, Bu. Tapi dia sudah pergi dari keluarga kita. Kenapa tiba-tiba membicarakannya?"Bu Ratna menatap Rina dengan mata yang penuh emosi—marah, bingung, dan takut bercampur jadi satu. "Rina, ternyata Aisyah adalah anak dari keluarga Hermawan."Rina terkejut, matanya membelalak. "Apa? Keluarga He

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 20. Kamu Itu Tidak Sendiri

    Bab 20. Kamu Itu Tidak SendiriSementara itu, di kantor, Aisyah sedang duduk di ruang kerjanya, menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Pikirannya dipenuhi oleh kejadian di rapat tadi. Dia tahu bahwa Arman dan Farah tidak akan tinggal diam setelah dihadapkan pada bukti-bukti yang ia tunjukkan. Tapi dia juga tidak bisa membiarkan mereka merusak perusahaan ini lebih jauh.Tiba-tiba, teleponnya berdering. Aisyah melihat layar ponselnya dan melihat nama "Papa" terpampang di sana. Dia menghela napas sebelum akhirnya mengangkat telepon."Halo, Papa," sapa Aisyah, mencoba menyembunyikan kelelahan dalam suaranya."Aisyah, kamu masih di kantor?" tanya Hermawan, suaranya terdengar tegas."Ya, Papa. Ada apa?" tanya Aisyah, mulai merasa tidak nyaman."Kamu harus pulang sekarang. Ada sesuatu yang perlu kita bicarakan," perintah Hermawan.Aisyah mengerutkan kening. "Papa, aku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Bisakah kita bicara nanti?""Tidak, Aisyah. Ini penting. Pulang sekarang

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 19. Rencana Baru

    Bab 19. Rencana BaruFarah terdiam sesaat "Sebentar, biarkan aku berfikir dulu""Jangan sampai kita di pecat, aku baru saja bekerja disini!"Farah menghela nafas kencang "Aku juga sudah bekerja disini cukup lama, Arman! Jangan kamu pikir aku bisa tenang setelah mendengar ucapan Aisyah tadi.""Pokoknya, kita harus cari cara supaya kita selamat. Tapi bagaimana caranya?" Ucap Arman berusaha memikirkan solusi.Farah yang baru sadar terpikirkan sesuatu langsung tersenyum "Aku tau bagaimana caranya."Langkah Arman terhenti dan langsung menoleh padanya dengan penasaran "Apa itu?"Farah melipat tangannya di depan dada dan mengangkat dagunya "Minta bantuan pamanku. Dia pasti akan memberikan kita solusi."Arman berpikir sesaat "Boleh juga. Kamu benar." Tersenyum miring "semua orang pasti percaya pada kita jika Om Hendra berpihak pada kita""Tentu. Posisi Pamanku lebih tinggi, pastinya semua karyawan menghormati dia" ucap Farah dengan bangga.Arman mengangguk "Kalau begitu, kita harus segera mem

  • Istri Yang Kau Campakkan Bukan Wanita Biasa   Bab 18. Sedikit Pelajaran

    Bab 18. Sedikit PelajaranPak Rahmat mengerutkan dahi "Jadi, bisa di katakan ada oknum yang ingin menghancurkan perusahaan kita?" Aisyah mengangguk "Betul, pak. Orang ini yang memiliki niat untuk menjatuhkan seseorang atau perusahaan kita. Lihat saja?" Menunjuk layar "Bagaimana mungkin orang yang bertanggung jawab atas perusahaan ini berani membuat perusahaan kita rugi? Bahkan lebih parahnya dia melakukan hal yang sangat tidak baik, karena tidak memikirkan nasib perusahaan dan supplier kita" Pak Rahmat terdiam sesaat "Memangnya apa yang telah ia lakukan, Bu Aisyah?" Aisyah menghela nafas panjang "Dia melakukan perubahan terhadap pemesanan bahan baku ke supplier kita yang biasanya dua puluh juta tiap pesanan di rubah menjadi dua ratu juta. Anda bisa memikirkan selanjutnya bukan? Keuangan kita bisa tidak stabil karena harus mengganti rugi bahan yang terbuang." Pak Rahmat terkejut "Ya ampun, itu sangat fatal! Dua puluh juta menjadi dua ratus juta sangatlah besar! Bagaimana bisa dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status