Share

Bab 68

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 18:57:18

Ketegangan terasa di antara keduanya. Alice dengan wajah tenangnya, sementara Dara dengan wajah terlihat sedikit terganggu. Alice melihat ke arah Dara yang terus menatap Leonardo.

“Jaga dia semampumu, selamat menikmati pesta Nona Dara.” Alice melangkah ke arah pria yang sejak tadi berdiri menunggunya, ada wanita cantik di sebelahnya yang berdiri dengan wajah tidak tenang.

“Bagaimana?” tanya Arsen terlihat geram sejak tadi.

“Jangan dipikirkan,” jawab Alice kemudian melirik ke arah Silviana yang tersenyum kaku ke arahnya.

“Selamat malam, Adik.”

Baru saja Silviana akan menjawab, suara seseorang kembali terdengar dari arah belakang. Luna lagi-lagi datang dengan wajah tak sedapnya. Menarik punggung Alice hingga hampir terjatuh ke belakang. Arsen ingin menolong tetapi tatapan Alice kembali mencegahnya.

“Tidak tahu malu. Kamu mendekati kekasih nona Silvia, rupanya?” kata Luna lantang di hadapan Silvia dan Arsen.

“Ibu, apa maksudmu? Aku–”

“Jangan bicara lagi. Aku sekarang mengerti kenapa putr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 69

    Setibanya di rumah, Luna terus menggerutu, membuang tas kecil miliknya ke atas sofa dan langsung duduk dengan dada turun naik. Dia marah dan juga benci dengan kejadian beberapa waktu lalu.Dara yang ikut pulang bersamanya langsung menuju dapur menyiapkan air putih untuk calon mertuanya. Sedangkan Leonardo ia masih berdiri memegang pangkal hidung dan menekannya kuat. Andai saja, ibunya tidak ikut bersamanya dia akan membujuk Alice kembali ke rumah.“Tante, silakan minum dulu.” Dara memberikan gelas yang berisi air putih pada Luna. Setelah itu, gadis yang mengenakan gaun mewah itu duduk tidak jauh dari Leonardo.“Ini semua karena kamu, Leo,” ucap Luna dengan tatapan marah pada putranya. Leonardo yang namanya disebutkan langsung menolah pada ibunya dengan tatapan bingung. “Aku? Kenapa ibu menyalahkan?Luna mendengus, “Andai saja kamu tidak mencegah ibu memberinya pelajaran, wanita itu tidak akan bersikap seperti tadi.”“Ibu, dia bahkan tidak melawan ketika ibu mempermalukannya di depan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 70

    Pagi itu, Leonardo turun dari lantai atas sambil membenarkan dasi yang tidak pernah sesuai sejak tadi. Dara yang melihat itu langsung mendekat dan membatu Leonardo memperbaikinya.“Tuan biar saya bantu,” kata Dara langsung. Leonardo diam membiarkan Dara membantunya karena suasana hatinya tengah dilanda kekacauan sejak semalam.Dara tersenyum kecil, langkah pertama yang harus ia lakukan adalah membuka hati Leonardo lagi, mungkin sedikit sulit karena saingannya adalah putri orang berpengaruh, tetapi Dara yakin sebenarnya Leonardo memang tidak pernah mencintai Alice dan itu keuntungan baginya.“Sekarang sudah rapi,” ucap Dara senang karena karyanya terlihat sempurna.“Terima kasih.” Leonardo langsung berjalan ke arah ruang makan. Meninggalkan Dara yang berdiri dengan senyum manis sebab Leonardo menerima karyanya.Sementara itu, Luna yang menyaksikan putranya yang seperti orang kebingungan mendekat. Dalam hati ia juga tidak tahu jika ini akan terjadi, tetapi semua sudah terjadi. Lagipula

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 71

    Suasana meja makan terasa lebih hangat dari biasanya. Itu karena Oscar yang lebih banyak bercerita. Ini pertama kali setelah sekian lama pria itu memilih makan di ruangannya. Menikmati kesendiriannya dengan menatap wajah putrinya yang menghilangkan.‘Ayah terlihat lebih bahagia setelah Amelia kembali,’ batin Silvana tersenyum kecil. Ia menikmati makanannya dengan rasa yang hambar.Sementara Delima, wanita itu terus mengepalkan tangan, ia tidak menyangka jika Alice berani kembali setelah menghilang begitu lama. Sama dengan Silviana, Delima menelan makannya dengan tenggorokan yang terasa perih.“Ibu bagaimana rasanya?” tanya Alice pada Delima yang ia sadari sejak tadi terus diam tanpa kata-kata.Delima tertarik dari lamunan, ia menatap Alice yang menatapnya dengan tatapan menunggumu. Kemudian melirik Silvia meminta pertolongan Marena dia tidak mendengar apa yang Alice tanyakan padanya.“Ibu, aku bertanya bagaimana rasanya, apakah ini cocok di lidahmu?” tanya Alice lagi, tahu jika ibuny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 72

    Setibanya di apartemen milik Arsen, Silviana bertemu dengan Jhon. Pria yang selalu setia menami Arsen dalam keadaan suka dan senang. Jhon yang baru turun dari mobil mendekat pada Silviana yang tidak pernah bermuka manis padanya.“Selamat pagi, Nona Silviana,” sapa Jhon seperti biasa. “Jhon. Apa tugasmu setiap hari adalah memantau Arsen. Aku tidak percaya kau selalu datang menjenguknya,” kata Silviana menatap Jhon curiga.Jhon terkekeh, “Nona, itu adalah salah satu tugas saya. Menjaga keselamatan Pak Arsen dari kucing betina,” kata Jhon melirik kucing yang kebetulan berjalan di antara dia dan Silviana.“Kamu!” ucap Silviana membuang napas pelan, “sudahlah! Aku tidak ingin merusak suasana hatiku dengan mendebat denganmu.” Silviana berjalan lebih dulu, melangkah dengan langkah anggun dan berkarisma. Jhon yang masih berdiri di belakang sampai menundukkan kepala karena takut tergoda.Setelah Silviana lebih jauh, barulah Jhon melangkah masuk, menyapa siapa pun yang kebetulan berpapasan den

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 73

    Hening. Hanya suara jarum jam saja yang terdengar berbunyi. Leonardo menghela napas lagi. Ia menatap kertas yang berada di tangannya kemudian merobeknya menjadi bagian-bagian terkecil.Alice mengerutkan kening. “Kamu merobeknya … lagi?” Leonardo menyeringai kecil. Melangkah ke arah Alice yang langsung mundur ke belakang. “Lalu, apakah aku harus menandatangani surat itu?” katanya dengan tatapan lembut tetapi begitu menusuk.Alice terpojok dengan kepala membentur di dinding. Melihat itu, Leonardo tidak melakukan apa pun seperti kebanyakan kebanyakan lain.“Apakah kamu sangat ingin berpisah denganku?” tanya Leonardo menatap lurus pada bibir Alice yang terbuka sedikit.“Kenapa bertanya? Bukankah ini yang kamu inginkan sejak setahun lalu?” balas Alice mencoba tidak goyah.Leonardo terdiam, ada sesuatu di dalam hatinya yang menandakan begitu meresahkan. Entah sejak kapan, tetapi hatinya sakit setiap kali Alice meminta bercerai darinya.Perlahan tangannya naik ke atas, membenarkan anak ramb

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 74

    “Apa maksudmu?” tanya Leonardo dengan tatapan tajam. Ia merasa jika Alice sudah berani melawan dirinya. Saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Pertemuan sudah diakhiri beberapa menit lalu dengan akhir yang tidak menguntungkan bagi pihak Leonardo.Alice menahan diri agar tidak terpedaya. Aroma tubuh Leonardo yang memabukkan begitu kenyal masuk ke dalam hidungnya.“Apa ini caramu membalasku, Alice?”Alice menoleh cepat, ia mengerutkan menjaga sangat halus. Sejak bertemu dengan Leonardo, pria ini tidak pernah berkata yang mudah untuk ia mengerti.“Membalas bagaimana, Leon? Aku tidak pernah berpikir seperti yang kamu pikirkan,” jawab Alice bingung. Membalas seperti apa yang Leonardo ucapkan sebenarnya.“Berhenti berpura-pura bodoh dan tidak tahu apa pun Alice. Aku tidak akan termakan dengan cara itu lagi,” balas Leonardo tetap saja menganggap jika Alice memang ingin membalas sakit hatinya.Alice meneliti wajah Leonardo dengan Lamat. Memperhatikan dengan baik setiap pahatan in

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 75

    Keduanya menunduk. Mereka tidak tahu jika Alice harus mendapatkan penjagaan karena selama ini Silviana tidak mendapatkan itu. Oscar berdecak, ia berjalan masuk dan masih melihat Delima berdiri di tempatnya tadi. Wanita keras kepala itu tetap menatap Oscar dengan tatapan memohon. Sangat memuakkan.Oscar berjalan melewati Delima yang terlihat ingin mengekor, tetapi dengan cepat ekor mata Oscar menghentikan pergerakannya.“Oscar, tolong beri aku satu kali kesempatan, aku mengakui kebodohanku selama ini,” ujar Delima kembali. Wanita yang sudah melahirkan Silvana itu berjalan dengan langkah cepat mengikuti langkah suaminya yang lebar dan gagah. “Berhenti di tempatmu, Delima,” peringat Oscar, “aku tidak ingin mendengar apa pun lagi, tolong kembalilah ke kamarmu.”_______Sementara itu, di tempat yang berbeda, Luna dibuat terkejut dengan kehadiran Alice di halaman rumahnya. Wanita yang sudah berani menceraikan putranya itu turun dengan malas dari mobil Leonardo.“Masih berani kamu datang ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 76

    “Sudah beritahu ayahmu?” tanya Arsen tertuju pada layar di hadapan mereka. Saat ini keduanya tengah berada di ruang tamu, nonton berdua dengan beberapa makanan di atas meja.“Sudah. Aku juga mengatakan akan mengunjungi dirimu,” jawab Alice masih fokus dengan kisah cinta orang lain.Arsen menelengkan kepala, ia menatap Alice dengan tatapan selidik. “Katakan padaku, bagaimana bisa kamu dan dia bersama tadi?”Alice menghela napas panjang, ia meraih satu toples di atas meja, kemudian membuka penutupnya dengan seluruh kekuatan. Arsen yang melihat itu, menggeleng pelan dan membantu membuka.“Kamu bekerja di rumah suamimu selama satu tahun, tetapi membuka tutup toples saja tidak bisa,” kata Arsen sengaja menggoda.Alice terkekeh kecil, ia meraih satu kue dari dalamnya, kemudian memakannya dengan senang hati. Arsen yang melihat itu, merasa bahagia, ia angkat tangannya kemudian mengusap kepala Alice dengan lembut.“Bersamaku, aku pastikan kamu tidak akan kelelahan Alice.”“Aku tahu,” jawab Ali

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18

Bab terbaru

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 210

    Bram mengangkat wajah, menatap wanita seksi yang melangkah ke arahnya. Wanita dengan rambut panjang bergelombang serta bibir merah yang menggoda.“Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu?” Bram meletakkan ponsel di atas meja, lalu berpindah ke sofa single.Si wanita terkekeh, ia mendekat dan duduk di hadapan Bram dengan gaya sensual.“Maafkan saya, Pak. Saya tidak sabar menunjukkan hasil karya saya, karena itulah lupa untuk mengetuk.” Mendengus kasar, Bram meraih dikumen yang sudah ada di atas meja. “Mulai besok, bawa langsung ke ruangan pak Leo, dia akan memeriksa tugasmu hingga–”“Tidak Pak. Saya tidak akan mempertaruhkan diri saya. Lebih baik bertanya dulu pada Pak Bram setelah itu ke ruangan pak Leo,” terangnya.“Della–”“Saya tidak mau Pak. Pak Leo terlalu kaku untuk saya, lagipula anak-anaknya sudah pernah salah paham pada saya,” keluhnya tak ingin mendapat masalah.Bram menghela napas, ia memeriksa kerjaan Della, setelah merasa bahwa semua sudah benar, ia kembali memberikan pad

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 209

    Sera terdiam, ia tak melanjutkan makannya. Ia lebih memilih mendengarkan pertengkaran orang tuanya.Ia membuang napas kasar dan berdiri meninggalkan Dara dan Bram yang masih berdebat tentang Alice.“Seharusnya aku tidak merusak pestaku sendiri,” gumamnya dengan wajah lesu.Ia keluar dari resto dan duduk di bangku taman, gadis kecil itu menunduk dengan wajah sedih.“Kamu di sini?” Suara seseorang membuatnya menoleh. Sera terlihat mengingat seseorang yang berada di sebelahnya.Ia langsung berdiri tatkala mengingat dengan benar. “Maafkan aku.” Sera hendak meninggalkan tempat, tetapi Damian mencegahnya, “Sera … apakah namamu Sera?”Sera menoleh dengan tatapan tidak suka, “Bukan. Jangan mendekatiku. Aku tidak mau berdekatan dengan keluarga Clara.”“Clara? Kamu mengenal adikku?” Sera mendengus kecil, “Tentu saja, Clara temanku,” katanya duduk lagi di bangku, “tapi aku tidak ingin berteman dengannya lagi.”Alisa Damian menukik tajam, “Apakah adikku membuat ulah? Dia mengganggumu?”Sera men

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 208

    Leonardo terdiam, ia menatap wajah istrinya yang semakin cantik meski anak-anak mereka telah menjadi remaja.Tangan kekar itu mengulur, mengusap lembut lengan sang istri lembut. “Dia adalah Sera.”“Apakah dia kerabat Bram? Aku merasa tidak asing dengan tatapan mata gadis itu, seperti aku pernah melihat tatapan itu sebelumnya,” kata Alice, “apakah aku salah jika aku merasa gadis kecil itu seperti tidak menyukaiku?”Leonardo memasang wajah datar, ia menatap istrinya dengan tatapan hangat, “Iya, dia adalah kerabat dari Bram,” katanya, “dan tatapan itu, bukan tatapan tidak suka, jangan berpikir terlalu jauh, ya.”Alice menggeleng. “Ya, aku harap salah menilai. Apakah dia anak dari saudara Bram? Atau–”“Dia adalah anak Bram,” jawab Leo segera.“Anak? Bram sudah menikah?” tanya Alice, ia bahkan hak pernah mendengar jika asisten suaminya menikah. Selama ini, mereka mengenal Bram sebagai praibaik, lalu sejak kapan Bram menikah dengan anak sebesar itu?“Tidak menikah, mereka memutuskan untuk t

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 207

    “Aku akan memikirkan ini dengan segera,” kata Bram pada akhirnya.Dara mengangguk. “Terima kasih, aku hanya ingin Sera baik-baik saja dan jauh dari mereka.”Dara teringat sesuatu. Ia menatap Bram dengan rasa khawatiran yang semakin mencuat. “Bram, bukankah kamu pergi menjemput pak Leo? Kamu tidak memberitahu siapa Sera padanya kan?” tanyanya serius.Bram terdiam, ia memaksa untuk tersenyum, “Dara, aku–”“Jangan katakan jika pak Leo sudah tahu siapa Sera, Bram?” Dara semakin khawatir, ia mencoba percaya pada Bram sepenuhnya.“Pak Leo sudah tahu,” jawabnya tanpa menoleh, pria itu sebenarnya lebih khawatir pada Alice, apalagi tatapannya tadi seolah sudah mengetahui semuanya.“Ba-bagaimana kamu bisa memberitahunya, Bram?” pekik Dara tertahan, takut jika Sera mendengar obrolan mereka.“Jika pak Leo tahu, istrinya sudah pasti–” Dara terdiam lagi, ia menatap Bram semakin lamat, “apakah kamu membawa Sera ke rumahnya? Kamu pergi membawa anakku mengantarnya ke rumah?”Leo membuang napas kasar,

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 206

    “Leon, siapa gadis yang bersama Bram tadi?” Alice yang hendak memejamkan mata menoleh ke belakang. Ia tidak bisa memejamkan mata mengingat tatapan gadis tadi padanya.“Dia Sera,” jawab Leo singkat, “ayo kita tidur.”Alice mengerutkan kening, tak biasa Leo seperti menolak obrolan mereka. Ibu dari tiga anak itu kembali berkata, “Sera? Aku tidak tahu jika Bram memiliki kekuarga–”“Alice, lebih baik kita–”“Aku hanya ingin tahu, tatapan gadis tadi seperti tidak asing,” imbuhnya, selama Bram bekerja dengannya, ia tak tahu jika pria itu memiliki keluarga.“Apakah dia keluarga Bram? Kenapa kita tidak tahu jika selama ini–”“Alice, kita bahas besok ya,” katanya, “aku sangat mengantuk dan lelah.” Leo meraih Alice dalam dekapannya, ia memeluk istrinya dan mulai memejamkan mata hingga tertidur dengan lelapnya.Alice mendesah pelan, ia menyesal karena telah memaksa Leo menjawab pertanyaan, “Maafkan aku, seharusnya tadi tidak memaksamu untuk menjawab,” gumamnya pelan seperti berbisik.Sementara it

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 205

    “Ibu … Damian jatuh cinta,” teriak jatuh Laila dari arah luar. Gadis berusia 18 tahun dengan suara melengking itu, berlari dengan sangat kencang.Alice yang masih berada di dapur sampai berdecak karena terkejut. “Ibu, aku yakin kak Laila sangat ditakuti di sekolahnya,” kata gadis kecil berusia sembilan tahu dengan susu di tangan kanannya.Alice menggeleng sembari meletakkan telunjuk di ujung bibir. “Jangan sampai kakakmu dengar, Ibu tidak ingin kamu mendapatkan masalah.”Clara mendengus kecil, “Dia sangat kejam, Ibu. Aku–”“Kamu membicarakanku, Clara?” Laila mendekat dengan tatapan memicing tajam pada adiknya. “Tidak. Mana mungkin aku berani membicarakan wanita angin badai sepertimu, Kak,” katanya dengan senyum yang manis.Laila membuang napas kasar, ia duduk di dekat Clara dan meraih gelas susu adiknya.“Itu milik–”“Mengalah saja. Andaikan dulu kamu lahir lelaki, kamu tidak akan menyusahkan aku,” ketusnya, ia tersenyum lega setelah menghabiskan susu milik adiknya.“Laila …,” tegur

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 204

    Alice membuang napas pelan, kemudian menatap Leo yang masih terpaku. Bibirnya tersenyum kecil, kemudian melirik pada mertuanya yang terlihat syok di belakang Leo.“Satu lagi,” kata Alice tetapi tatapannya lurus pada Leo, “aku tidak akan menjamin keselamatanmu. Bisnis, dan apa pun yang kamu perjuangkan selama ini, aku tidak akan bertanggung jawab lagi.”Dara mengepalkan tangan, ia semakin yakin jika Alice bukan wanita baik. “Kamu berani melakukan itu pada Pak Leo? Dia–”“Ini bukan untuknya, tetapi untukmu.” Alice menoleh ke arah Dara yang langsung terdiam.Tersenyum kecil, Alice mengulurkan tangan dan menepuk wajah Dara yang sudah bengkak dengan pelan. “Aku memperingatkan dirimu, Nona Dara. Keluargamu, mereka tidak bersalah tetapi dengan cerobohnya, kamu menyeret mereka dalam kebusukanmu.”Alisa mengerutkan kening, tahu jika Dara tak memiliki keluarga, lalu ancaman macam apa yang Alice katakan. Namun, ketika wanita yang terlalu menggilai kakaknya itu bersuara, rasa penasarannya terjawa

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 203

    Dara bersedekap, ia tak sabar menunggu kehadiran Leo. Dara yakin pria itu akan langsung datang apalagi ketika Alisa yang tak menjawab panggilan darinya.“Walaupun kakak datang, aku yakin dia akan langsung mengusirmu,” kata Alisa, ia sengaja tak menerima panggilan kakaknya, ingin melihat langsung apa yang akan kakaknya lakukan.Dara mendesah mengejek, “Kamu hanya tidak tahu sebesar apa kakakmu mencintaiku, Lisa. Aku yakin dia akan berlari dan meninggalkan istrinya yang sombong itu,” katanya percaya diri.“Oh, aku sangat tidak sabar. Jika benar seperti itu, kenapa harus datang ke sini? Kenapa tidak meminta kakakku datang ke tempatmu saja?” celetuk Lisa jengah.Dara terkekeh. Ia duduk dengan kaki menyilang. “Aku sengaja, aku ingin menunjukkan pada kalian jika Leo memang mencintaiku.”Alisa mendengus dingin, tetapi di dalam hati ia begitu takut dengan apa yang terjadi. Jika benar kakaknya datang, ia berjanji akan keluar dari perusahaan.Suara mobil terdengar, tidak hanya Dara dan Alisa, L

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 202

    Malam yang mereka nantikan akhirnya tiba. Keluarga inti telah hadir semua, kecuali Luna dan Delima. Delima jelas menolak dengan keras, sementara Luna, Leonardo tidak mengizinkan ibunya bergabung karena kesehatan.“Terima kasih atas jamuan yang sangat istimewa,” kata pihak dari lelaki. Mereka semua sudah berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam yang luar biasa.“Kita adalah keluarga. Menjamu keluarga dengan baik adalah kewajiban,” balas Amanda ramah, ia duduk di sebelah Silvia yang sejak tadi belum juga mengeluarkan suara.“Silvia, adalah putri kami, kebahagiaannya adalah kebahagiaan kami,” imbuh Amanda lagi.“Terima kasih Nyonya, Anda adalah Ibu yang baik,” timpal ibu Daniel, saya tidak mempermasalahkan nyonya Delima tidak hadir, saya akan berdoa atas kebahagiaan dirinya.”“Terima kasih, Bi. Saya sungguh sangat menyesal karena tidak bisa membawa ibu saya datang,” balas Silviana akhirnya.“Tidak apa. Aku mengerti,” katanya, “panggil aku Ibu, sebentar lagi kamu dan putraku ini ak

DMCA.com Protection Status