Share

Bab 51

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-03 20:20:22

Alice yang baru saja selesai dengan rutinitasnya. Kembali ke kamarnya dengan tubuhnya lelah dan lemas. Seharian dia hanya makan sedikit saja dan belum makan apa pun setelahnya karena Luna menyembunyikan semua makanan yang ada di atas meja. Terpaksa Alice hanya membawa dua buah apel naik ke kamar untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Selesai mandi, Alice meraih satu apel dan langsung memakannya dengan tangan yang bergetar hebat. Perutnya terasa perih sejak sore.

“Kenapa ibu tega sekali padaku,” katanya dengan nada yang lemah.

Satu gigitan habis, ia menggigit bagian yang lain hingga menghabiskan setengah buah apel yang manis. Alice tersenyum cerah karena perutnya sudah terisi dengan sempurna dengan sepotong apel merah yang manis.

“Ah, terima kasih apel, aku berhutang banyak padamu.” Alice meletakkan sisa apel ke atas piring lalu, meriah ponsel yang yang Arsen berikan padanya.

Ponsel yang Leonardo berikan padanya saat itu, sudah hancur saat kecelakaan terjadi. Alice menghela napas pela
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 52

    Tengah malam, Alice yang tiba-tiba lapar kembali terbangun. Ia melirik satu apel lain yang masih tersisa di atas meja. Ia mengeluh karena terpaksa harus bangun sedangkan dirinya masih sangat mengantuk.Baru saja ia menurunkan kakinya, ponselnya terlihat menyala. Ia raih dengan perlahan dan tersenyum mendapati nomor Leonardo tertera di sana.Alice mengerutkan kening karena tak biasanya Loenardo mengirim sebuah foto padanya. Rasa penasaran yang besar membuatnya langsung membuka tanpa memikirkan hal lain selain kerinduan.Senyum yang tadinya terlihat cantik kini berubah menjadi lengkungan kesedihan. Sebuah foto kaki telanjang di bawah selimut. Terlihat putih dan bersih, Alice tahu itu kaki wanita.Ia menelan ludah, tersenyum kecut mendapati gambar yang ia tahu sengaja dikirim agar ia menyerah. Entah siapa yang mengirim Alice tidak peduli. Yang ia tahu, Leonardo memang tidak bisa mencintai dirinya.“Apa tujuanmu mengirim ini padaku?” balas Alice melalui ketikan di ponselnya. Ia mencoba ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 53

    “Aku harap kamu sudah sadar jika dia bukan yang terbaik, Alice,” kata seseorang yang sejak tadi juga merasakan kesedihan dan kemarahan secara bersamaan. Ia menatap wanita yang saat ini berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan tatapan kesedihan.Alice menoleh, ia berjalan dengan langkah lemah. “Apa kamu ada makanan? Aku lapar.”Arsen menepuk jidat halusnya. Ia berdiri dan langsung berlari ke arah dapur. Karena terlalu bahagia dan rindu, ia sampai lupa menyiapkan minuman dan makanan untuk Alice.Alice terkekeh, ia berjalan mengikuti Arsen yang tidak pernah berubah sejak dulu. Di dapur besar itu, Arsen sudah mengeluarkan beberapa isi dari lemari pendingin. Ada banyak sampai dia bingung harus masak yang mana dulu.Alice menggeleng. “Biar aku yang masak.” Arsen menggaruk kepala yang tidak gatal, lalu meraih gelas dan mengisi dengan susu yang dingin. “Minum dulu. Aku tidak ingin kamu jatuh pingsan sebelum makanan selesai.”Alice langsung meminum susu yang Arsen berikan, sementara k

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 54

    Arsen duduk dengan salah satu kaki menumpu pada kaki yang lain. Ia menatap Silviana dengan tatapan tak berminat seperti biasa. Tatapan yang tidak Silviana sukai sejak dulu.“Hentikan tatapan remeh itu, Arsen,” ujar Silvia mulai jengah, “coba sekali saja kau tatap aku dengan tatapan lain, cinta mungkin.”Arsen tertawa rendah, ia menggeleng dengan mulut yang masih terbuka menertawakan rasa percaya diri Silviana uang memuakkan.“Cinta?” ulang Arsen, “aku sudah memberikan seluruh cintamu padanya, Silviana.”“Jangan gila. Kita semua tahu jika Amelia sudah menikah,” kata Silviana, “dan aku rasa dia menikahi pria tua bodoh yang jelek.”Arsen menghentikan tawanya, ia menatap Silvia dengan serius kali ini, “Benar kau tidak tahu siapa suami kakakmu?”Silvia menyandarkan punggungnya, merasa tidak suka dengan pembahasan ini, tetapi agar dia bisa berlama-lama bersama Arsen akhirnya ia menahan diri.“Sudah aku katakan! Dia menikahi pria tua yang jelek. Aku melihat penampilannya dengan pakaian yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 55

    Sampai di hotel, Leonardo langsung masuk ke dalam kamarnya. Disusul oleh Dara yang bingung karena Leonardo terus diam sepanjang perjalanan mereka. Wanita cantik itu mulai menyadari itu ketika bosnya memakan makanan yang menurutnya biasa saja.“Pak, Anda sakit?” tanya Dara setelah duduk di sebelah Leonardo.Leonardo menggeleng. “Dara tolong buatkan saya kopi.”Dara langsung berdiri. Ia takut jika bosnya benar-benar sakit. Rencana jalan-jalan berdua bisa saja gagal dan kemungkinan tidak ia dapatkan lagi. Dengan langkah tergesa Dara membuatkan kopi untuk Leonardo, berharap dengan kopi buatannya semua menjadi lebih baik.Tidak lama, Dara tiba dengan kopi seperti yang Leonardo inginkan. Lebih banyak kopi dibandingkan dengan gula.“Pak kopi Anda.” Dara meletakkan kopi di atas meja. Lalu duduk kembali di samping Leonardo dengan tangan yang mulai bergerak lincah memijat lengan.“Pak, apakah Anda sakit?” tanya Dara panik.“Aku tahu kamu bertanya seperti itu karena takut jatah liburanmu terpoto

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 56

    “Mau kemana lagi?” tanya Luna pada menantunya. Wanita itu, entah sejak kapan sudah duduk depan teras dengan teh yang sudah tersedia di atas meja.Alice menoleh pada mertuanya, lalu mendekat pelan. “Ibu, aku ingin menjenguk ibuku, dia kurang sehat.”“Sakit lagi? Aku rasa dia sengaja melakukan ini,” dengus Luna menatap sinis menantunya.“Ibuku tidak mungkin berbohong, Bu. Dia memang sakit beberapa hari ini,” kata Alice menjelaskan, “sarapan ini sudah aku siapkan. Pelayan akan bawa ke kamar nanti,” sambungnya.Luna berdecih, dia berdiri dan berjalan ke arah Alice yang sudah khawatir dengan apa yang akan terjadi. Satu tarikan kuat Luna lakukan pada rambut menantunya.Alice memegang tangan ibu mertuanya yang masih kita dengan cekalan di rambut. “I-ibu, tolong maafkan aku.”“Aku tahu kamu hanya beralasan saja selama ini, Alice,” kata Luna dengan suara yang gemetar oleh kemarahan yang tertahan, “kamu ingin menemui pria yang kemarin, bukan?”Alice terdiam sejenak. Udara di antara mereka teras

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 57

    Leonardo merebahkan diri di atas ranjangnya. Ranjang yang Alice tempati lebih tepatnya. Ranjang yang awalnya adalah miliknya setahun yang lalu. Kini berubah menjadi kasur istrinya yang semua serba merah muda. Leonardo memejamkan mata, menghirup napas dalam dan membuangnya perlahan.Kamar itu tiba-tiba terasa lebih dingin dari biasanya. Ia membuka mata dan melihat tangan yang digunakan menampar istrinya beberapa menit yang lalu. Tangan itu bahkan masih terasa panas dan bergetar.“Ini sudah benar, Leo. Dia memang harus disadarkan agar tahu diri,” katanya dengan bibir bergetar. Ada rasa menyesal, tetapi lebih memilih untuk merelakan.“Ini sudah benar. Gadis itu memang seharusnya meninggalkan rumah ini,” katanya lagi setelah beberapa menit ia berpikir. Ia masih menimbang apa yang akan diungkapkan pada kakeknya nanti. Lagi-lagi Leonardo menghela napas dalam, merasa beban dalam hatinya semakin berat setelah langkah Alice yang semakin menjauh.Leonardo membalik diri dengan posisi miring, men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 58

    Beberapa minggu setelah kejadian di mana pertengkaran antara Leonardo dan Alice terjadi. Sore ini, Luna kembali di buat geram oleh menantunya yang benar-benar tidak kembali.“Bagaimana mungkin kalian tidak tahu kemana dia pergi, kalian berteman!” katanya penuh amarah pada para pelayan.“Nyonya, saya benar-benar tidak memiliki nomor baru nyonya Alice,” jujurnya dengan wajah menyesal.Luna membuang napas kesal, sudah selama beberapa minggu, dia tidak bisa minum dan makan dengan benar. Semua makanan yang pelayan buatkan untuknya tidak ada yang sesuai.“Kalau begitu, cepat buatkan aku sup ayam, aku sangat lapar,” katanya menahan diri agar tidak histeris karena terlalu marah. Leonardo yang sempat mendengar itu hanya menghela napas. Ia lelah dan ibunya sudah membuat keributan seperti biasa.“Leo, kamu menemukan di mana perempuan itu?” kata Luna pada Leonardo yang hendak melangkah naik ke lantai atas.“Bu, aku pergi bekerja. Mana bisa aku mencarinya,” kata Leonardo. Ia menatap ibunya yang te

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 59

    Leonardo membuka laptop miliknya setelah kembali dari ruang kerja kakeknya. Fakta mustahil ini membuatnya penasaran hingga tak sabar menemukan bukti nyata.Satu persatu tombol keyboard diketik. Sehingga terkumpul menjadi kalimat latar belakang keluarga Oscar. Leonardo mengerutkan kening tatkala menemukan fakta yang ia cari. Kini satu persatu mulai terbuka dengan jelas. Ia baru mengetahui dan sadar kenapa tuan Oscar tiba-tiba melihatnya dengan tatapan tidak suka saat itu, padahal mereka baru saja bertemu.Artinya, pria tersohor itu tahu jika dirinya adalah suami dari putrinya. Leonardo mengerutkan kening. “Jadi benar, Alice adalah putrinya?”Leonardo kembali membaca lebih dalam hingga ia menemukan sebuah foto lama. Foto gadis muda dengan lesung pipi mirip seperti milik Alice. Tidak hanya itu, senyum dan sorot mata mereka juga sama.“Tidak mungkin,” kata Leonardo tertawa sumbang, tetapi dia semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa Alice berpura-pura menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 216 TAMAT

    Luna menghela napas berulang kali, ia duduk dan menatap menantunya. “Ibu hanya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Laila di sana.”Leo mengangguk paham. Ia meraih tangan ibunya. “Ibu, Damian akan menjaganya selama satu bulan, lagipula ada Arsen di sana.”“Arsen? Kamu masih percaya pada pria itu? Bagaimana jika–”“Ibu, tolong percaya dengan keputusan yang sudah aku ambil, Arsen adalah satu-satunya yang bisa menjaga Laila setelah Damian.”Lagi-lagi Luna mendengus, ia tak suka dengan pria bernama Arsen. Pria itu ingin merebut Alice dari putranya bahkan dengan terang-terangan mengakui Laila dan Damian sebagai anak.“Kalian tidak ada yang mengerti dengan kekhawatiranku. Aku hanya ingin cucuku hidup dengan damai, tidak perlu sekolah di tempat jauh, kita bisa–”“Maafkan aku karena memotong ucapanmu Bu. Tetapi ini adalah keputusan mereka. Laila ingin sekolah bisnis seperti Silviana, sementara Damian, putraku adalah penerus, dia harus memiliki pendidikan yang jauh lebih hebat.”Membuang na

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 215

    Alice dan Leo saling pandang, pun dengan Laila yang hanya berdecak mendengar permintaan kakaknya.“Apa maksudmu, Damian?” tanya Laila semakin jengah.“Aku tidak mungkin mengekor padamu, aku juga ingin memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan,” katanya.“Tidak ada yang menjagamu sebaik aku, Laila. Sejak kita kecil, aku yang–”“Tapi sekarang aku sudah besar, aku bisa menjaga diriku, lagipula di sana ada Ayah Arsen.” Laila berdiri dengan kesalnya.“Terserah jika kalian tidak mendukung, aku akan tetap bersekolah di tempat yang aku inginkan,” ujarnya, “dan Ayah tidak boleh menarik kesepakatan kita.”“Laila duduk dulu, Nak.” Alice menepuk pelan sebelah sisi tempatnya.“Tidak Ibu. Tidak sebelum Damian berpikir waras.”Setelah mengatakan itu, Laila meninggalkan ruangan dengan kekesalan pada Damian.“Dia gila,” geramnya dengan nada yang kesal.Sementara itu, Clara yang melihat kakak perempuannya menuju kamar, segera mengikuti. Rasanya sangat berat berpisah meski mereka berdua jarang sekali terli

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 124

    “Selamat pagi.” Laila datang lebih cepat, memotong ucapan Alice yang tengah memeluk putri bungsunya.“Selamat pagi, Sayang.” Leonardo menyambut putri sulungnya, kemudian meminta Laila untuk duduk di sebelahnya.Melihat itu, Clara mengerucutkan bibir, “Ayah, jangan terlalu memanjakan kakak, dia sudah–”“Clara lebih baik kamu diam, berikan susu yang kamu buatkan tadi untukku.” Laila meraih selembar roti dan mengolesi dengan selesai cokelat.“Baiklah.” Clara memeluk ibunya singkat kemudian memberikan susu yang dibuatnya pada Laila.“Sekarang berikan nilai untukku. Aku yakin ini rasanya seratus,” kata Clara.Laila meraih gelas susu miliknya, kemudian meneguknya hingga setengah. “Enak, aku rasa ini adalah bakatmu.”Clara mengerucutkan bibir, “Bakatku banyak Kak. Hanya saja, aku tidak ingin menunjukkan pada orang lain,” katanya dengan bangga.“Oh aku sangat kagum padamu. Duduklah, aku ingin memberikan hadiah lain.” Laila meletakkan gelas yang sudah kosong kemudian merogoh kantong celana mil

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 213

    Alice masih ke dalam ruang makan dan benar saja, semua sudah disiapkan dengan sangat baik. Clara yang melihat wajah takjub ibunya pun ikut merasa bahagia.“Bagaimana? Aku sangat membanggakan bukan?” tanyanya pada sang ibu.“Benar Clara yang melakukan ini sendiri?” Alice menoleh pada putrinya yang langsung terdiam dengan bibir tersenyum kecil.“Senangnya, Clara dibantu oleh kak Laila,” akunya, “tapi karena dia kelelahan dan mengantuk, kakak kembali ke kamar.”Alice menaikkan alis, kemudian mengangguk paham. “Ya sudah, tapi setidaknya, Clara sudah membuktikan jika putri ibu sudah sangat hebat.”Clara mengangguk senang. “Tolong beritahu kakek ya, Bu. Aku ingin kakek mendengar hal baik tentangku.”“Baiklah, jika kakek bertanya, Ibu akan memberitahu jika cucunya yang cantik ini sudah besar.”Clara memeluk ibunya. “Ibu aku sangat menyayangimu. Aku yakin karena itulah ayah sangat mencintaimu.”Alice terkekeh, “Ya sudah, sekarang duduk dulu, Ibu akan buatkan sarapan untuk kita semua.”“Aku ak

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 212

    Alice menghela napas panjang untuk meredam semuanya. Tidak ada yang bisa mengetahui takdir kedepannya. Damian masih terlalu muda, sementara Sera, gadis kecil itu juga masih seusia Clara yang mungkin tidak mengerti dengan situasi ini.“Semoga saja, Damian mendapatkan yang terbaik,” putus Alice akhirnya.Leo mengangguk meski rasanya ada yang aneh. Rasa sakit yang Alice rasakan sepertinya terlalu besar, hingga sang istri belum bisa memaafkan apa yang telah terjadi.“Kamu benar, Damian masih terlalu muda. Kita bisa lebih tenang karena Bram juga telah meninggalkan kota bersama putrinya.Setelah mereka membahas semuanya, Alice memutuskan untuk tidak membahas ini lagi. Ia bahkan meminta Laila untuk tidak membantu Damian melupakan perasaannya yang diyakini hanya rasa sesaat.“Tidurlah, aku masih ada banyak pekerjaan di bawah,” kata Leo akhirnya, hingga saat ini ia belum menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi Bram di kantor.“Maafkan aku. Aku seharusnya tidak terlalu keras sehingga

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 211

    Malam hari, Alice yang masih merasa curiga pada Dara dan Leo memutuskan untuk tidur lebih cepat. Ia tahu usianya tidak lagi muda seperti dulu. Jadi, tidur adalah pilihan yang lebih tepat.Sementara itu, Leo yang tahu dengan kecemburuan istrinya hanya tersenyum kecil, merasa bersalah, tetapi ia bisa buktikan jika dirinya dan Dara tak ada hal yang harus dicurigai.“Aku sudah katakan padamu, kedatangannya adalah untuk berterima kasih karena tidak menghalangi Bram keluar dari perusahan,” jelas Leo pelan di telinga sang istri.“Mereka memutuskan untuk meninggalkan kota ini, jadi Bram sudah mengundur diri,” sambungnya.“Kenapa harus bertemu? Bukankah Bram bisa mewakili, Kenapa harus datang padaku, bukankah sama saja dia ingin mengulang kejadian yang telah lalu?” balas Alice akhirnya. Wanita itu membuka mata, tak menoleh tetapi masih menunggu suaminya menjawab pertanyaannya.“Sera yang memaksa untuk datang dan kebetulan dia–”“Apakah setelah melihatnya kembali hatimu masih bergetar? Dia bah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 210

    Bram mengangkat wajah, menatap wanita seksi yang melangkah ke arahnya. Wanita dengan rambut panjang bergelombang serta bibir merah yang menggoda.“Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu?” Bram meletakkan ponsel di atas meja, lalu berpindah ke sofa single.Si wanita terkekeh, ia mendekat dan duduk di hadapan Bram dengan gaya sensual.“Maafkan saya, Pak. Saya tidak sabar menunjukkan hasil karya saya, karena itulah lupa untuk mengetuk.” Mendengus kasar, Bram meraih dikumen yang sudah ada di atas meja. “Mulai besok, bawa langsung ke ruangan pak Leo, dia akan memeriksa tugasmu hingga–”“Tidak Pak. Saya tidak akan mempertaruhkan diri saya. Lebih baik bertanya dulu pada Pak Bram setelah itu ke ruangan pak Leo,” terangnya.“Della–”“Saya tidak mau Pak. Pak Leo terlalu kaku untuk saya, lagipula anak-anaknya sudah pernah salah paham pada saya,” keluhnya tak ingin mendapat masalah.Bram menghela napas, ia memeriksa kerjaan Della, setelah merasa bahwa semua sudah benar, ia kembali memberikan pad

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 209

    Sera terdiam, ia tak melanjutkan makannya. Ia lebih memilih mendengarkan pertengkaran orang tuanya.Ia membuang napas kasar dan berdiri meninggalkan Dara dan Bram yang masih berdebat tentang Alice.“Seharusnya aku tidak merusak pestaku sendiri,” gumamnya dengan wajah lesu.Ia keluar dari resto dan duduk di bangku taman, gadis kecil itu menunduk dengan wajah sedih.“Kamu di sini?” Suara seseorang membuatnya menoleh. Sera terlihat mengingat seseorang yang berada di sebelahnya.Ia langsung berdiri tatkala mengingat dengan benar. “Maafkan aku.” Sera hendak meninggalkan tempat, tetapi Damian mencegahnya, “Sera … apakah namamu Sera?”Sera menoleh dengan tatapan tidak suka, “Bukan. Jangan mendekatiku. Aku tidak mau berdekatan dengan keluarga Clara.”“Clara? Kamu mengenal adikku?” Sera mendengus kecil, “Tentu saja, Clara temanku,” katanya duduk lagi di bangku, “tapi aku tidak ingin berteman dengannya lagi.”Alisa Damian menukik tajam, “Apakah adikku membuat ulah? Dia mengganggumu?”Sera men

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 208

    Leonardo terdiam, ia menatap wajah istrinya yang semakin cantik meski anak-anak mereka telah menjadi remaja.Tangan kekar itu mengulur, mengusap lembut lengan sang istri lembut. “Dia adalah Sera.”“Apakah dia kerabat Bram? Aku merasa tidak asing dengan tatapan mata gadis itu, seperti aku pernah melihat tatapan itu sebelumnya,” kata Alice, “apakah aku salah jika aku merasa gadis kecil itu seperti tidak menyukaiku?”Leonardo memasang wajah datar, ia menatap istrinya dengan tatapan hangat, “Iya, dia adalah kerabat dari Bram,” katanya, “dan tatapan itu, bukan tatapan tidak suka, jangan berpikir terlalu jauh, ya.”Alice menggeleng. “Ya, aku harap salah menilai. Apakah dia anak dari saudara Bram? Atau–”“Dia adalah anak Bram,” jawab Leo segera.“Anak? Bram sudah menikah?” tanya Alice, ia bahkan hak pernah mendengar jika asisten suaminya menikah. Selama ini, mereka mengenal Bram sebagai praibaik, lalu sejak kapan Bram menikah dengan anak sebesar itu?“Tidak menikah, mereka memutuskan untuk t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status