Share

Bab 50

Author: Ayesha Razeeta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari berlalu semakin cepat, hari di mana Leonardo akan keluar kota akhirnya tiba. Pria itu, pagi-pagi sekali juga bersiap dengan pakaian yang sudah Alice siapkan sejak malam hari.

Hubungan mereka masih tetap sama, dingin dan juga hampa. Namun, Alice tak pernah mengeluh selama Leonardo masih menerima dirinya di dalam rumah.

“Ini tasmu.” Alice memberikan tas kerja suaminya dengan wajah yang sedih. Mereka baru saja bertemu setelah dirinya di rawat dan sekarang Leonardo sudah harus pergi meninggalkan dirinya.

“Ingat kataku. Jangan membuat ibu marah, jaga dia dan perhatikan makanannya,” kata Leonardo penuh harap. Ibunya tengah tidak sehat karena terlalu sering marah.

“Baik, aku akan menjaga ibu dengan benar. Tolong percaya padaku, ya.”

Leonardo menghela napas, Alice begitu semangat tiap harinya sedangkan dirinya tak pernah diterima dengan benar di rumah. Ia menatap istrinya lagi, “Apa kamu tidak lelah? Jika lelah–”

“Aku tidak lelah, Leon. Aku akan tetap berada di sampingmu sampai kamu send
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 51

    Alice yang baru saja selesai dengan rutinitasnya. Kembali ke kamarnya dengan tubuhnya lelah dan lemas. Seharian dia hanya makan sedikit saja dan belum makan apa pun setelahnya karena Luna menyembunyikan semua makanan yang ada di atas meja. Terpaksa Alice hanya membawa dua buah apel naik ke kamar untuk mengganjal perutnya yang lapar.Selesai mandi, Alice meraih satu apel dan langsung memakannya dengan tangan yang bergetar hebat. Perutnya terasa perih sejak sore.“Kenapa ibu tega sekali padaku,” katanya dengan nada yang lemah. Satu gigitan habis, ia menggigit bagian yang lain hingga menghabiskan setengah buah apel yang manis. Alice tersenyum cerah karena perutnya sudah terisi dengan sempurna dengan sepotong apel merah yang manis.“Ah, terima kasih apel, aku berhutang banyak padamu.” Alice meletakkan sisa apel ke atas piring lalu, meriah ponsel yang yang Arsen berikan padanya.Ponsel yang Leonardo berikan padanya saat itu, sudah hancur saat kecelakaan terjadi. Alice menghela napas pela

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 52

    Tengah malam, Alice yang tiba-tiba lapar kembali terbangun. Ia melirik satu apel lain yang masih tersisa di atas meja. Ia mengeluh karena terpaksa harus bangun sedangkan dirinya masih sangat mengantuk.Baru saja ia menurunkan kakinya, ponselnya terlihat menyala. Ia raih dengan perlahan dan tersenyum mendapati nomor Leonardo tertera di sana.Alice mengerutkan kening karena tak biasanya Loenardo mengirim sebuah foto padanya. Rasa penasaran yang besar membuatnya langsung membuka tanpa memikirkan hal lain selain kerinduan.Senyum yang tadinya terlihat cantik kini berubah menjadi lengkungan kesedihan. Sebuah foto kaki telanjang di bawah selimut. Terlihat putih dan bersih, Alice tahu itu kaki wanita.Ia menelan ludah, tersenyum kecut mendapati gambar yang ia tahu sengaja dikirim agar ia menyerah. Entah siapa yang mengirim Alice tidak peduli. Yang ia tahu, Leonardo memang tidak bisa mencintai dirinya.“Apa tujuanmu mengirim ini padaku?” balas Alice melalui ketikan di ponselnya. Ia mencoba ku

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 53

    “Aku harap kamu sudah sadar jika dia bukan yang terbaik, Alice,” kata seseorang yang sejak tadi juga merasakan kesedihan dan kemarahan secara bersamaan. Ia menatap wanita yang saat ini berdiri di dekat jendela, menatap ke luar dengan tatapan kesedihan.Alice menoleh, ia berjalan dengan langkah lemah. “Apa kamu ada makanan? Aku lapar.”Arsen menepuk jidat halusnya. Ia berdiri dan langsung berlari ke arah dapur. Karena terlalu bahagia dan rindu, ia sampai lupa menyiapkan minuman dan makanan untuk Alice.Alice terkekeh, ia berjalan mengikuti Arsen yang tidak pernah berubah sejak dulu. Di dapur besar itu, Arsen sudah mengeluarkan beberapa isi dari lemari pendingin. Ada banyak sampai dia bingung harus masak yang mana dulu.Alice menggeleng. “Biar aku yang masak.” Arsen menggaruk kepala yang tidak gatal, lalu meraih gelas dan mengisi dengan susu yang dingin. “Minum dulu. Aku tidak ingin kamu jatuh pingsan sebelum makanan selesai.”Alice langsung meminum susu yang Arsen berikan, sementara k

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 54

    Arsen duduk dengan salah satu kaki menumpu pada kaki yang lain. Ia menatap Silviana dengan tatapan tak berminat seperti biasa. Tatapan yang tidak Silviana sukai sejak dulu.“Hentikan tatapan remeh itu, Arsen,” ujar Silvia mulai jengah, “coba sekali saja kau tatap aku dengan tatapan lain, cinta mungkin.”Arsen tertawa rendah, ia menggeleng dengan mulut yang masih terbuka menertawakan rasa percaya diri Silviana uang memuakkan.“Cinta?” ulang Arsen, “aku sudah memberikan seluruh cintamu padanya, Silviana.”“Jangan gila. Kita semua tahu jika Amelia sudah menikah,” kata Silviana, “dan aku rasa dia menikahi pria tua bodoh yang jelek.”Arsen menghentikan tawanya, ia menatap Silvia dengan serius kali ini, “Benar kau tidak tahu siapa suami kakakmu?”Silvia menyandarkan punggungnya, merasa tidak suka dengan pembahasan ini, tetapi agar dia bisa berlama-lama bersama Arsen akhirnya ia menahan diri.“Sudah aku katakan! Dia menikahi pria tua yang jelek. Aku melihat penampilannya dengan pakaian yang

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 55

    Sampai di hotel, Leonardo langsung masuk ke dalam kamarnya. Disusul oleh Dara yang bingung karena Leonardo terus diam sepanjang perjalanan mereka. Wanita cantik itu mulai menyadari itu ketika bosnya memakan makanan yang menurutnya biasa saja.“Pak, Anda sakit?” tanya Dara setelah duduk di sebelah Leonardo.Leonardo menggeleng. “Dara tolong buatkan saya kopi.”Dara langsung berdiri. Ia takut jika bosnya benar-benar sakit. Rencana jalan-jalan berdua bisa saja gagal dan kemungkinan tidak ia dapatkan lagi. Dengan langkah tergesa Dara membuatkan kopi untuk Leonardo, berharap dengan kopi buatannya semua menjadi lebih baik.Tidak lama, Dara tiba dengan kopi seperti yang Leonardo inginkan. Lebih banyak kopi dibandingkan dengan gula.“Pak kopi Anda.” Dara meletakkan kopi di atas meja. Lalu duduk kembali di samping Leonardo dengan tangan yang mulai bergerak lincah memijat lengan.“Pak, apakah Anda sakit?” tanya Dara panik.“Aku tahu kamu bertanya seperti itu karena takut jatah liburanmu terpoto

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 56

    “Mau kemana lagi?” tanya Luna pada menantunya. Wanita itu, entah sejak kapan sudah duduk depan teras dengan teh yang sudah tersedia di atas meja.Alice menoleh pada mertuanya, lalu mendekat pelan. “Ibu, aku ingin menjenguk ibuku, dia kurang sehat.”“Sakit lagi? Aku rasa dia sengaja melakukan ini,” dengus Luna menatap sinis menantunya.“Ibuku tidak mungkin berbohong, Bu. Dia memang sakit beberapa hari ini,” kata Alice menjelaskan, “sarapan ini sudah aku siapkan. Pelayan akan bawa ke kamar nanti,” sambungnya.Luna berdecih, dia berdiri dan berjalan ke arah Alice yang sudah khawatir dengan apa yang akan terjadi. Satu tarikan kuat Luna lakukan pada rambut menantunya.Alice memegang tangan ibu mertuanya yang masih kita dengan cekalan di rambut. “I-ibu, tolong maafkan aku.”“Aku tahu kamu hanya beralasan saja selama ini, Alice,” kata Luna dengan suara yang gemetar oleh kemarahan yang tertahan, “kamu ingin menemui pria yang kemarin, bukan?”Alice terdiam sejenak. Udara di antara mereka teras

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 57

    Leonardo merebahkan diri di atas ranjangnya. Ranjang yang Alice tempati lebih tepatnya. Ranjang yang awalnya adalah miliknya setahun yang lalu. Kini berubah menjadi kasur istrinya yang semua serba merah muda. Leonardo memejamkan mata, menghirup napas dalam dan membuangnya perlahan.Kamar itu tiba-tiba terasa lebih dingin dari biasanya. Ia membuka mata dan melihat tangan yang digunakan menampar istrinya beberapa menit yang lalu. Tangan itu bahkan masih terasa panas dan bergetar.“Ini sudah benar, Leo. Dia memang harus disadarkan agar tahu diri,” katanya dengan bibir bergetar. Ada rasa menyesal, tetapi lebih memilih untuk merelakan.“Ini sudah benar. Gadis itu memang seharusnya meninggalkan rumah ini,” katanya lagi setelah beberapa menit ia berpikir. Ia masih menimbang apa yang akan diungkapkan pada kakeknya nanti. Lagi-lagi Leonardo menghela napas dalam, merasa beban dalam hatinya semakin berat setelah langkah Alice yang semakin menjauh.Leonardo membalik diri dengan posisi miring, men

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 58

    Beberapa minggu setelah kejadian di mana pertengkaran antara Leonardo dan Alice terjadi. Sore ini, Luna kembali di buat geram oleh menantunya yang benar-benar tidak kembali.“Bagaimana mungkin kalian tidak tahu kemana dia pergi, kalian berteman!” katanya penuh amarah pada para pelayan.“Nyonya, saya benar-benar tidak memiliki nomor baru nyonya Alice,” jujurnya dengan wajah menyesal.Luna membuang napas kesal, sudah selama beberapa minggu, dia tidak bisa minum dan makan dengan benar. Semua makanan yang pelayan buatkan untuknya tidak ada yang sesuai.“Kalau begitu, cepat buatkan aku sup ayam, aku sangat lapar,” katanya menahan diri agar tidak histeris karena terlalu marah. Leonardo yang sempat mendengar itu hanya menghela napas. Ia lelah dan ibunya sudah membuat keributan seperti biasa.“Leo, kamu menemukan di mana perempuan itu?” kata Luna pada Leonardo yang hendak melangkah naik ke lantai atas.“Bu, aku pergi bekerja. Mana bisa aku mencarinya,” kata Leonardo. Ia menatap ibunya yang te

Latest chapter

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 161

    “Sudahlah Kak, jangan lagi membahas ini,” kata Alisa jengah. Setiap bertemu kakaknya yang dibahas adalah pertunangan yang sudah terlanjur terjadi.Leo mendengus, “Semoga kamu dan dia bahagia,” kata Leo mendoakan, ia tidak ingin adiknya menyesal karena terpaksa memilih jalan lain.“Aku bahagia. Lagipula, aku bukan wanita bodoh yang harus menunggu pria tidak peka seperti dia,” sindir Alisa pada Bram yang sudah berada di dalam ruangannya.Alisa menghela napas pelan, “Ada apa Kakak memanggilku?”Mendesah dengan jawaban adiknya, “Aku ingin kamu membantuku mencari model kamar anak yang lucu. Aku–”“Kakak ingin mengadopsi anak? Tidak boleh, Kak!” potong Alisa cepat.“Ibu tidak akan suka, lagipula, kamu bisa menikah dan dapatkan anak dengan mudah,” papar Alisa lagi. Sudah lima tahun, ini bukan waktu yang sebentar untuk menahan rindu, ia yakin kakaknya sangat kesepian dan menderita selama ini.“Jaga ucapanmu. Patuhi saja, besok kamu libur, datang kerumah dan minta tukang untuk menyelesaikan se

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 60

    Leo kembali ke rumahnya dengan rasa malu yang besar. Ayah mertuanya menguliti dirinya dengan begitu santai. “Ayah memang benar, aku memang tidak bisa mengambil keputusan dengan benar,” gumamnya.“Aku senang karena akhirnya ayah menjagamu, Alice. Akan tetapi, tetap saja aku khawatir, siapa yang mengurus makanmu ketika kamu malas untuk bergerak?”Leonardo menghempaskan diri di atas sofa, menutup wajah dengan tangan kekar. Penyesalan yang teramat besar dan mendalam, ia tahu istrinya baik-baik saja, tetapi tak memiliki kekuatan untuk berjumpa bahkan melihat wajahnya.Leonardo mendesah, ia menatap foto yang berada di dinding, foto—Alice dengan senyum indah ketika mereka liburan. “Apakah kamu tidak merindukanku, sudah dua malam dan kita tidak saling memeluk, Sayang,” gumamnya merasa dunianya hancur.Beralih dari tempatnya, Leonardo masuk ke dalam bilik ruangannya, ruangan yang memisahkan dirinya dan Alice dalam jangka waktu yang lama. Bilik yang membuatnya banyak menyesal karena tak banya

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 159

    Leo membuang napas, menatap tumpukan berkas yang Bram bawa untuknya. Sementara, hatinya masih gelisah karena Alice belum ditemukan.Ia meraih ponselnya yang terletak tidak jauh dari tumpukan, masih berharap ada kabar baik untuk menemukan keberadaan istrinya.Dalam keheningan dan kekacauan pikirannya, ia menekan nomor seseorang, berharap kali ini ia mendapatkan informasi yang lebih akurat.“Halo, Silvia,” katanya setelah wanita di belahan sana menerima cepat panggilan darinya.“[Halo, kakak ipar, tidak biasanya menelepon, ada apa?]” jawab Silvia langsung tanpa basa-basi.“Alice. Sejak pagi dia belum kembali, apakah dia menemuimu?”Beberapa saat hening, mengantarkan rasa khawatir semakin membesar, “Kak, sudah beberapa hari aku tidak bertemu Kak Amelia,” jawab Silvia, “saat ini aku berada di kediaman ibuku, jadi kami belum bertemu sama sekali.”Semakin gelisah dan rapuh, harus bagaimana sekarang? Tidak seorang pun mengetahui keberadaan istrinya. Tidak ibu mertuanya bahkan adik iparnya.“

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 158

    Seorang wanita paruh baya sedikit berlari ke arah ruang tamu setelah mendapat laporan dari pelayan.Ia begitu terkejut karena belum beberapa hari tinggal di rumah ini, sudah beberapa tamu yang mendatangi dirinya.Leonardo menoleh dan langsung berdiri. Ia terpaku melihat wanita yang pernah ditemui kini terlihat lebih cantik dan segar.“Nyonya, senang bertemu lagi denganmu,” kata Leo masih belum terbiasa.Amanda mendekat dengan senyum ramah. “Panggil aku Ibu. Kamu menikahi putriku,” ujarnya masih ramah.“Ibu, maafkan aku,” ucap Leo menyesal.Amanda mengangguk meminta Leo duduk meski ia merasa sedikit aneh. “Kamu sendiri, di mana Alice?” Leonardo terpaku, tak menyangka jika pernyataan itu akan keluar. Menelan saliva, “Ibu, sebenarnya tujuanku datang untuk mencari Alice,” kata Leo berterus terang, “dia meninggalkan rumah dan belum kembali.”Terkejut, tetapi Amanda mencoba untuk tenang, ia bisa melihat bagaimana ke khawatiran Leonardo atas kepergian putrinya.“Sudah mencari di rumah ayah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 157

    Leo mengendarai kembali mobil miliknya dengan kecepatan penuh. Pria itu, tak mementingkan keselamatan agar lebih cepat sampai dan menemukan Alice—istrinya.“Aku tidak akan membiarkan Arsen mengambil kesempatan atas keterpurukan istriku. Tidak akan,” katanya dengan tatapan marah.Karena terlalu laju membawa mobilnya, pria yang tengah gelisah itu, hampir saja menabrak mobil yang tiba-tiba berhenti dipinggir jalan. Suara decitan terdengar memekakkan telinga pengedara yang lain.Tak ada waktu untuk meminta maaf, Leo dengan cepat melajukan mobil ke arah kediaman Arsen. Pria itu, menang yang paling memungkinkan mendekati istrinya.Sesampainya di kediaman Arsen, Leo melihat mobil pria yang menjadi rivalnya dalam cinta itu melaju ke arah berlawanan. Terlihat terburu dan mencurigakan.“Sial. Apakah dia tahu aku akan datang,” kata Leo, ia menghidupkan lagi mesin mobil menyusul Arsen yang terlihat terburu-buru.Seperti terlihat saling kejar, tetapi jelas Arsen tidak tahu jika dirinya diikuti dar

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 56

    “Selamat pagi, Kak,” sapa Alisa, “eh maksud saya, Pak.”Alisa menggaruk tengkuk karena ketahuan lupa lagi. Wanita dengan penampilan modis serta riasan sedikit berani itu berjalan di belakang Leo dengan langkah yang seksi.Di belakang, Bram sampai menunduk karena tak sanggup dengan cara Alisa yang semakin berani berpenampilan.“Pak, bagaimana tidur Anda, kulihat–”“Apa jadwalku hari ini?” tanya Leo memotong ucapan tidak masuk akal dari Lisa.Mendengus kasar, “Pak kita bahkan belum sampai di ruangan, biarkan saya bernapas dulu,” jawab Lisa kesal karena kakaknya terlalu menekan dirinya.Leonardo menatap sinis pada adiknya, hari ini suasana hatinya sedang kacau, tetapi Alisa sengaja membuatnya semakin buruk.“Maaf saya terlambat.” Bram masuk ke dalam ruang besi, menekan tombol paling atas setelah mengatur napas.Leonardo berdecak, “Lain kali jangan terlalu banyak mengobrol pada mereka Bram. Fokus pada dirimu saja,” kata Leo sembari melirik sinis pada adiknya yang langsung melakukan aksi g

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 155

    “Terima kasih, Pak.” Dara melingkarkan tangan erat pada pinggang alot Leonardo. Wanita yang hampir saja melompat dari gedung apartemen itu, berhasil dibujuk dan diselamatkan.Tangan Leo masih menggantung, tak membalas pelukan itu sama sekali. Dara—merasa hatinya tercubit dengan sikap Leo yang semakin dingin padanya.“Pak …,” ucap Dara lirih.“Apa kamu gila? Kamu bisa mati sia-sia Dara.” Leo melepaskan pelukan Dara sedikit kasar. Pria itu, menatap kesal pada sekretarisnya yang semakin tidak masuk akal.Dara menunduk takut. Tangannya saling bertaut dengan air mata yang mulai bercucuran.“Saya tidak bisa berpikir dengan benar, Pak. Rasa cinta saya yang begitu besar membuat saya tidak tahu harus melakukan apa,” kata Dara masih dengan posisi menunduk.“Kenapa tidak mengerti juga Dara, ini salah. Kamu menutup hati untuk orang lain hanya untuk rasa yang tak terbalas,” balas Leo mulai melembutkan suaranya.Dara mendongak, tatapannya sayu dengan air masih mengenang di kelopak mata. “Pak, ini s

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 154

    Mereka berdua sama-sama terdiam beberapa menit. Hingga Alice mengusap perutnya pelan. “Lapar lagi?” tanya Leo terkekeh. Alice tersenyum kecil, ia menampilkan gigi rapi dengan wajah yang merah karena malu, “Tadi, hanya makan sedikit,” katanya. Leonardo mencubit pelan pipi yang mulai mengembang. “Kalau begitu, ayo kita makan lagi. Sepertinya aku juga mulai lapar." Alice mengangguk setuju, dengan hati-hati ia turun dari pangkuan Leonardo—suaminya. Wanita dengan perut buncit itu, melangkah ke arah sofa, duduk dengan rapi, menunggu Leo menyiapkan makan malam yang kesekian untuknya. “Suami yang manis,” kata Alice sembari tersenyum hangat. Leonardo yang mendengar ucapan Alice hanya menggeleng pelan, ia dengan cekatan membuat susu dan juga membuat makan malam ringan untuk sang istri. Setelah selesai, Leo membawa semua pada sang istri. “Minum susunya dulu.” Leonardo menyerahkan gelas susu hangat, kemudian menyerahkan semangkuk buah dan beberapa roti di piring yang lain. “Teri

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 153

    Setelah makan malam bersama, Oscar membawa wanitanya ke kamar utama. Akan tetapi, Amanda menolak.“Aku harus kembali,” katanya berhasil membuat Oscar terpaku. Pria yang baru saja akan menunjukkan sesuatu itu, menatap Amanda dengan lekat.“Kembali? Kamu tidak bercanda kan?”Amanda tersenyum, “Tentu saja. Aku tidak mungkin bermalam di rumahmu, Oscar,” katanya.“Jelaskan kenapa?” Oscar mendekat dan menggenggam tangan wanitanya.“Ini terlalu cepat, aku akan kembali padamu setelah urusanmu dengan Delima selesai,” katanya dengan senyuman lembut, “lagipula, apa yang publik katakan jika tahu, aku tiba-tiba muncul?”“Aku akan mengurus semuanya. Lagipula, mengapa harus memikirkan perkataan orang lain, Manda?”“Karena kamu adalah Oscar. Kepulangan Alice bahkan masih menjadi berita hangat. Mereka bisa saja semakin terkejut jika aku tiba-tiba muncul,” imbuh Amanda lagi.“Tetapi, aku tidak bisa membiarkanmu pergi, mengertilah,” katanya memelas.Amanda terkekeh pelan, “Jangan bersikap seperti pria m

DMCA.com Protection Status