Share

Bab 35

Author: Ayesha Razeeta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di dalam ruangan kerja Leonardo, pria itu duduk dengan tenang, menatap kakeknya yang terlihat sangat murka.

Pria itu adalah horison, pria yang memiliki hubu lama dengan Oscar di masa lalu. Pria yang menjodohkan cucunya dengan putri Oscar dengan tujuan yang penting. Namun, sepertinya Leonardo tidak bisa diajak bekerja sama.

“Di mana kamu semalam sampai tidak tahu kemana istrimu berada?” tanya Horrison dengan suara yang dingin.

Ia menatap marah pada cucunya yang terlihat sangat santai dalam menghadapi apa pun. Dalam hal ini, Horison menyukai ketahanan cucunya. Namun, dalam hal ini, dia kecewa.

“Kenapa kakek begitu khawatir. Bisa saja dia ke pasar seperti biasa,” jawab Leonardo dengan santai.

Horison menatap semakin tidak percaya, bagaimana bisa dengan santainya Leonardo tidak merasa khawatir sama sekali.

“Bagaimana jika tidak? Bahkan pelayan yang biasa ia temani berada di dapur,” ucap Horison menguji cucunya.

Leonardo menghela napas jengah, ia merasa jika kakeknya sangat berlebihan. Apa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 36

    Alice menatap dengan tatapan nanar, tatkala menyaksikan dengan jelas bagaimana tatapan Leonardo yang begitu hangat pada Dara. Ia tersenyum kecut, ketika menyaksikan Dara yang dengan berani duduk di sebelah suaminya.“Kenapa mendadak diam? Kalian membicarakan aku, ya?” tanya Dara sekali lagi.Ia jelas melihat kedua pria yang bersamanya ini saling mengobrol hangat tadi, tetapi setelah ia tiba, mendadak semua terdiam.“Pak Bram, Anda membicarakan saya?” tanya Dara pada Bram yang langsung menjepit mulut ketika Dara tiba.“Huem, hanya membicarakan pekerjaan Anda yang luar biasa,” jawab Bram berkilah.Dara tersenyum lebar, “Terima kasih atas pujian Anda, Pak. Saya hanya bekerja seperti yang pernah Pak Leo ajarkan pada saya.”Bram terlihat bingung, kemudian menatap Leonardo dengan beribu pertanyaan di dalam kepala hebatnya.Namun, dengan cepat Leonardo menepis apa yang ada di kepala Bram. Ia tidak akan membuat Asistennya berpikir salah tentang dirinya.Tidak lama, makanan yang mereka pesan t

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 37

    Luna dan Alisa keluar dari kamar ketika mendengar suara mobil Leonardo yang memasuki halaman rumah. Lebih terkejut ketika mendapati Alice mengekor di belakang suaminya.Luna ingin mendekat tetapi Alisa mencoba menahan ibunya, ia juga penasaran dengan apa yang baru saja dilihat. Alice dengan penampilan berbeda, dengan sang kakak yang terlihat begitu murka.“Leon, aku bisa jelaskan padamu,” kata Alice yang sudah berada di dalam kamar mereka. Leonardo membawa Alice masuk ke kamar dan menguncinya. Pria itu bahkan sudah membuang jas miliknya ke sembarang arah.“Apa kamu ingin balas dendam padaku?” tanya Leonardo dengan tatapan marah. Hatinya begitu diremas melihat bagaimana tatapan Arsen yang begitu teduh pada Alice tadi.Alice menggeleng. “Tidak. Aku sudah katakan kamu salah paham, aku dan Arsen–”“Jangan sebut namanya!” sentak Leonardo begitu kesal.Alice sampai terlonjak kebelakang, begitu terkejut dengan suara keras Leonardo padanya. Pria itu melepas dasinya paksa, mendengar nama Arsen

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 38

    Sore hari, Leonardo baru turun ke lantai bawah. Seharian ia memang mengerjakan semua pekerjaan dari rumah. Ia percayakan semua pada Bram dan juga Dara. Keduanya harus selalu bekerja sama untuk mewujudkan nilai yang lebih baik.Ketika Leonardo keluar dari kamar. Ia tak mendapati Alice di atas ranjang. Leonardo menatap dengan tatapan rumit sprei dengan bercak merah di atas kasur.Setelah yakin jika Alice di dalam kamar mandi, ia bergegas keluar. Sejujurnya Leonardo menghindari pertemuan dengan Alice. Takut jika mereka bertemu bayangan tak terkendali beberapa jam lalu kembali terlintas.Leonardo masuk ke dalam bar mini. Bar yang sangat jarang dimasuki jika tidak dalam keresahan yang mendalam.Horison menatap cucunya dengan pandangan rumit. Ia sempat melihat kedua cucunya pulang dengan keadaan marah siang tadi. Sebagai orang tua, ia berharap banyak jika Leonardo mempertahankan pernikahan mereka.Sementara itu, Alisa masih tetap berdiri di pojok ruangan. Setelah memastikan sang kakek masuk

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 39

    Malam hari, setelah makan malam, Alice bahkan tak keluar kamar. Luna dan Alisa jelas saja murka karena seharian menantu dan iparnya tidak terlihat.“Ibu sangat yakin, wanita itu sengaja mengurung diri di kamar karena menghindari pekerjaan,” kesal Luna menatap ke lantai atas.Alisa mengangguk setuju, selama dia pulang, Alice memang lebih sering meninggalkan pekerjaannya.“Aku akan ke kamarnya dan menyeretnya keluar, Bu,” kata Alisa sudah bersiap naik. Namun, Leonardo berdehem dan menatap tak suka dengan sikap adiknya.Luna menoleh dan menatap Leonardo yang membawa nampan makanan, “Makanan untuk siapa itu?”“Alice belum makan, Bu. Aku akan membawa makanan untuknya.” Leonardo sudah bersiap naik tangga. Namun, Luna segera mencegah.“Biar pelayan yang membawakannya,” ucap Luna. Ia memanggil pelayan yang kebetulan terlihat dan memintanya untuk membawa nampan ke kamar Alice. Memang selama ini, Luna tak masalah jika Alice makan di dalam kamar asal mereka tidak semeja. Namun, ini pertama kalin

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 40

    Di dalam kamar, Silvia terus mondar mandir seperti setrikaan. Mengetahui jika semua orang sudah menemukan keberadaan Alice semakin membuatnya takut. Ia juga baru mengetahui jika ayahnya baru saja menemui Alice di kediamannya.“Bagaimana bisa ayah begitu cepat menemukannya?” Silvia memijat pangkal hidung. “Bagaimana jika dia mengadu dan mengatakan semuanya pada ayah?”Silviana menghembuskan napas panjang, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berpacu kencang. Ia menatap sekeliling, mencari cara untuk tetap tenang meskipun pikiran-pikirannya berlarian liar di dalam kepalanya. “Tenang Silviana, kamu tidak akan tersingkir,” ucapnya pada diri sendiri.Silviana begitu takut, Alice akan menguasai semuanya sendiri. Selama ini dialah yang bekerja dengan sepenuh jiwanya. Merawat ayahnya dan menjaga nama baik ayahnya. Kehadiran Alice akan meredupkan namanya dan dia kembali tersisih."Bagaimana jika Alice mengusirku dan Ibu?" gumamnya, suaranya hampir tak terdengar. Jantungnya berdegu

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 41

    “Kamu tidur di mana Leo?” tanya Luna menatap putranya yang keluar dari ruang kerja dengan rambut acak-acakan. Kemeja Leonardo bahkan terlihat sangat berantakan dengan salah satu kancingnya terlepas. Alisa yang baru turun dari lantai atas juga terlihat terkejut karena pertama kalinya Leonardo bangun siang dengan penampilan yang berantakan.“Kak. Ada apa denganmu? Kemarin kamu tidak ke kantor,” ucap Lisa, “dan hari ini, penampilanmu bahkan sangat mengerikan.”Leonardo menatap sinis pada Alisa yang langsung bersembunyi di belakang ibunya. Takut jika ia mendapat murka dan uang bulanannya terpotong.Luna menghela napas dalam, menatap kedua anaknya yang tak pernah akur sejak kecil. Ia mendekat dan menatap Leonardo dari dekat. “Ada apa sebenarnya?”Leonardo menggeleng dan melangkah melewati ibu dan adiknya. Di depan pintu kamar, Horison sama herannya dengan kedua wanita di rumahnya. Ia berjalan pelan ke arah Luna.“Ada apa dengannya?” tanya Horison menatap cucu lelakinya.Luna menoleh pada

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 42

    Saat ini Alice sudah berada di depan gedung pencakar langit. Ia meneguk ludahnya bukan karena akan bertemu Dara atau Sartika, melainkan takut jika di dalam kebetulan ada yang melihatnya.‘A-ku harus bagaimana?’ batinnya menatap Leonardo dengan tatapan bingung.Pria di sebelahnya, tiba-tiba saja ingin membawanya ke kantor. Mendadak banyak bicara dan sedikit aneh.“L-leon–”Alice menghentikan suaranya ketika Bram turun dari mobil mewahnya. Ia terlihat berlari ke arah mereka. “Pak, saya sudah mendapat apa yang Anda minta.” Bram memberikan tote bag berwarna krem kepada Alice, senyumnya sedikit canggung namun penuh perhatian. Alice mengangkat alisnya, sedikit terkejut dengan pemberian yang tiba-tiba itu. Ia menerima tas tersebut dengan ragu, merasakan berat di dalamnya yang tak biasa.“Apa ini, Pak Bram?” tanyanya sambil melirik ke arah totebag yang kini ada di tangannya.“Buka saja,” jawab Leonardo singkat, senyumannya kini berubah menjadi sedikit misterius.Dengan hati-hati, Rachel memb

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 43

    Mata indah itu mulai terbuka perlahan. Alice mengerjap pelan, melihat sekeliling dengan warna biru muda. Alice masih tidak mengerti dirinya berada di mana saat ini.“Akhirnya kamu sadarkan diri, Alice.” Arsen menggenggam tangan Alice erat dan mengecupnya lembut.Beberapa saat Alice terdiam hingga ia berkata, “A-ku di mana?” tanyanya dengan suara lemah.“Jangan banyak bicara dulu. Kamu tidak tahu bagaimana khawatirnya aku beberapa hari,” kata Arsen dengan nada yang serak.Alice tersenyum kecil, ia menatap Arsen yang benar-benar sedih. Kemudian ia melihat ke arah pintu yang mulai terbuka.“A-ayah,” kata Alice dengan suara lemah.Oscar berjalan mendekat. Beberapa orang sudah bersiap di depan pintu menjaga keamanan mereka. Sementara Arsen ia melepas tak rela tangan Alice dan bergeser sedikit jauh. Ia bahkan terlihat mengusap air matanya yang sempat terjatuh.“Ayah senang karena akhirnya kamu sudah membuka mata, Sayang,” kata Oscar, “kamu harus tahu, Arsen sudah tiga hari tidak pulang kare

Latest chapter

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 161

    “Sudahlah Kak, jangan lagi membahas ini,” kata Alisa jengah. Setiap bertemu kakaknya yang dibahas adalah pertunangan yang sudah terlanjur terjadi.Leo mendengus, “Semoga kamu dan dia bahagia,” kata Leo mendoakan, ia tidak ingin adiknya menyesal karena terpaksa memilih jalan lain.“Aku bahagia. Lagipula, aku bukan wanita bodoh yang harus menunggu pria tidak peka seperti dia,” sindir Alisa pada Bram yang sudah berada di dalam ruangannya.Alisa menghela napas pelan, “Ada apa Kakak memanggilku?”Mendesah dengan jawaban adiknya, “Aku ingin kamu membantuku mencari model kamar anak yang lucu. Aku–”“Kakak ingin mengadopsi anak? Tidak boleh, Kak!” potong Alisa cepat.“Ibu tidak akan suka, lagipula, kamu bisa menikah dan dapatkan anak dengan mudah,” papar Alisa lagi. Sudah lima tahun, ini bukan waktu yang sebentar untuk menahan rindu, ia yakin kakaknya sangat kesepian dan menderita selama ini.“Jaga ucapanmu. Patuhi saja, besok kamu libur, datang kerumah dan minta tukang untuk menyelesaikan se

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 60

    Leo kembali ke rumahnya dengan rasa malu yang besar. Ayah mertuanya menguliti dirinya dengan begitu santai. “Ayah memang benar, aku memang tidak bisa mengambil keputusan dengan benar,” gumamnya.“Aku senang karena akhirnya ayah menjagamu, Alice. Akan tetapi, tetap saja aku khawatir, siapa yang mengurus makanmu ketika kamu malas untuk bergerak?”Leonardo menghempaskan diri di atas sofa, menutup wajah dengan tangan kekar. Penyesalan yang teramat besar dan mendalam, ia tahu istrinya baik-baik saja, tetapi tak memiliki kekuatan untuk berjumpa bahkan melihat wajahnya.Leonardo mendesah, ia menatap foto yang berada di dinding, foto—Alice dengan senyum indah ketika mereka liburan. “Apakah kamu tidak merindukanku, sudah dua malam dan kita tidak saling memeluk, Sayang,” gumamnya merasa dunianya hancur.Beralih dari tempatnya, Leonardo masuk ke dalam bilik ruangannya, ruangan yang memisahkan dirinya dan Alice dalam jangka waktu yang lama. Bilik yang membuatnya banyak menyesal karena tak banya

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 159

    Leo membuang napas, menatap tumpukan berkas yang Bram bawa untuknya. Sementara, hatinya masih gelisah karena Alice belum ditemukan.Ia meraih ponselnya yang terletak tidak jauh dari tumpukan, masih berharap ada kabar baik untuk menemukan keberadaan istrinya.Dalam keheningan dan kekacauan pikirannya, ia menekan nomor seseorang, berharap kali ini ia mendapatkan informasi yang lebih akurat.“Halo, Silvia,” katanya setelah wanita di belahan sana menerima cepat panggilan darinya.“[Halo, kakak ipar, tidak biasanya menelepon, ada apa?]” jawab Silvia langsung tanpa basa-basi.“Alice. Sejak pagi dia belum kembali, apakah dia menemuimu?”Beberapa saat hening, mengantarkan rasa khawatir semakin membesar, “Kak, sudah beberapa hari aku tidak bertemu Kak Amelia,” jawab Silvia, “saat ini aku berada di kediaman ibuku, jadi kami belum bertemu sama sekali.”Semakin gelisah dan rapuh, harus bagaimana sekarang? Tidak seorang pun mengetahui keberadaan istrinya. Tidak ibu mertuanya bahkan adik iparnya.“

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 158

    Seorang wanita paruh baya sedikit berlari ke arah ruang tamu setelah mendapat laporan dari pelayan.Ia begitu terkejut karena belum beberapa hari tinggal di rumah ini, sudah beberapa tamu yang mendatangi dirinya.Leonardo menoleh dan langsung berdiri. Ia terpaku melihat wanita yang pernah ditemui kini terlihat lebih cantik dan segar.“Nyonya, senang bertemu lagi denganmu,” kata Leo masih belum terbiasa.Amanda mendekat dengan senyum ramah. “Panggil aku Ibu. Kamu menikahi putriku,” ujarnya masih ramah.“Ibu, maafkan aku,” ucap Leo menyesal.Amanda mengangguk meminta Leo duduk meski ia merasa sedikit aneh. “Kamu sendiri, di mana Alice?” Leonardo terpaku, tak menyangka jika pernyataan itu akan keluar. Menelan saliva, “Ibu, sebenarnya tujuanku datang untuk mencari Alice,” kata Leo berterus terang, “dia meninggalkan rumah dan belum kembali.”Terkejut, tetapi Amanda mencoba untuk tenang, ia bisa melihat bagaimana ke khawatiran Leonardo atas kepergian putrinya.“Sudah mencari di rumah ayah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 157

    Leo mengendarai kembali mobil miliknya dengan kecepatan penuh. Pria itu, tak mementingkan keselamatan agar lebih cepat sampai dan menemukan Alice—istrinya.“Aku tidak akan membiarkan Arsen mengambil kesempatan atas keterpurukan istriku. Tidak akan,” katanya dengan tatapan marah.Karena terlalu laju membawa mobilnya, pria yang tengah gelisah itu, hampir saja menabrak mobil yang tiba-tiba berhenti dipinggir jalan. Suara decitan terdengar memekakkan telinga pengedara yang lain.Tak ada waktu untuk meminta maaf, Leo dengan cepat melajukan mobil ke arah kediaman Arsen. Pria itu, menang yang paling memungkinkan mendekati istrinya.Sesampainya di kediaman Arsen, Leo melihat mobil pria yang menjadi rivalnya dalam cinta itu melaju ke arah berlawanan. Terlihat terburu dan mencurigakan.“Sial. Apakah dia tahu aku akan datang,” kata Leo, ia menghidupkan lagi mesin mobil menyusul Arsen yang terlihat terburu-buru.Seperti terlihat saling kejar, tetapi jelas Arsen tidak tahu jika dirinya diikuti dar

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 56

    “Selamat pagi, Kak,” sapa Alisa, “eh maksud saya, Pak.”Alisa menggaruk tengkuk karena ketahuan lupa lagi. Wanita dengan penampilan modis serta riasan sedikit berani itu berjalan di belakang Leo dengan langkah yang seksi.Di belakang, Bram sampai menunduk karena tak sanggup dengan cara Alisa yang semakin berani berpenampilan.“Pak, bagaimana tidur Anda, kulihat–”“Apa jadwalku hari ini?” tanya Leo memotong ucapan tidak masuk akal dari Lisa.Mendengus kasar, “Pak kita bahkan belum sampai di ruangan, biarkan saya bernapas dulu,” jawab Lisa kesal karena kakaknya terlalu menekan dirinya.Leonardo menatap sinis pada adiknya, hari ini suasana hatinya sedang kacau, tetapi Alisa sengaja membuatnya semakin buruk.“Maaf saya terlambat.” Bram masuk ke dalam ruang besi, menekan tombol paling atas setelah mengatur napas.Leonardo berdecak, “Lain kali jangan terlalu banyak mengobrol pada mereka Bram. Fokus pada dirimu saja,” kata Leo sembari melirik sinis pada adiknya yang langsung melakukan aksi g

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 155

    “Terima kasih, Pak.” Dara melingkarkan tangan erat pada pinggang alot Leonardo. Wanita yang hampir saja melompat dari gedung apartemen itu, berhasil dibujuk dan diselamatkan.Tangan Leo masih menggantung, tak membalas pelukan itu sama sekali. Dara—merasa hatinya tercubit dengan sikap Leo yang semakin dingin padanya.“Pak …,” ucap Dara lirih.“Apa kamu gila? Kamu bisa mati sia-sia Dara.” Leo melepaskan pelukan Dara sedikit kasar. Pria itu, menatap kesal pada sekretarisnya yang semakin tidak masuk akal.Dara menunduk takut. Tangannya saling bertaut dengan air mata yang mulai bercucuran.“Saya tidak bisa berpikir dengan benar, Pak. Rasa cinta saya yang begitu besar membuat saya tidak tahu harus melakukan apa,” kata Dara masih dengan posisi menunduk.“Kenapa tidak mengerti juga Dara, ini salah. Kamu menutup hati untuk orang lain hanya untuk rasa yang tak terbalas,” balas Leo mulai melembutkan suaranya.Dara mendongak, tatapannya sayu dengan air masih mengenang di kelopak mata. “Pak, ini s

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 154

    Mereka berdua sama-sama terdiam beberapa menit. Hingga Alice mengusap perutnya pelan. “Lapar lagi?” tanya Leo terkekeh. Alice tersenyum kecil, ia menampilkan gigi rapi dengan wajah yang merah karena malu, “Tadi, hanya makan sedikit,” katanya. Leonardo mencubit pelan pipi yang mulai mengembang. “Kalau begitu, ayo kita makan lagi. Sepertinya aku juga mulai lapar." Alice mengangguk setuju, dengan hati-hati ia turun dari pangkuan Leonardo—suaminya. Wanita dengan perut buncit itu, melangkah ke arah sofa, duduk dengan rapi, menunggu Leo menyiapkan makan malam yang kesekian untuknya. “Suami yang manis,” kata Alice sembari tersenyum hangat. Leonardo yang mendengar ucapan Alice hanya menggeleng pelan, ia dengan cekatan membuat susu dan juga membuat makan malam ringan untuk sang istri. Setelah selesai, Leo membawa semua pada sang istri. “Minum susunya dulu.” Leonardo menyerahkan gelas susu hangat, kemudian menyerahkan semangkuk buah dan beberapa roti di piring yang lain. “Teri

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 153

    Setelah makan malam bersama, Oscar membawa wanitanya ke kamar utama. Akan tetapi, Amanda menolak.“Aku harus kembali,” katanya berhasil membuat Oscar terpaku. Pria yang baru saja akan menunjukkan sesuatu itu, menatap Amanda dengan lekat.“Kembali? Kamu tidak bercanda kan?”Amanda tersenyum, “Tentu saja. Aku tidak mungkin bermalam di rumahmu, Oscar,” katanya.“Jelaskan kenapa?” Oscar mendekat dan menggenggam tangan wanitanya.“Ini terlalu cepat, aku akan kembali padamu setelah urusanmu dengan Delima selesai,” katanya dengan senyuman lembut, “lagipula, apa yang publik katakan jika tahu, aku tiba-tiba muncul?”“Aku akan mengurus semuanya. Lagipula, mengapa harus memikirkan perkataan orang lain, Manda?”“Karena kamu adalah Oscar. Kepulangan Alice bahkan masih menjadi berita hangat. Mereka bisa saja semakin terkejut jika aku tiba-tiba muncul,” imbuh Amanda lagi.“Tetapi, aku tidak bisa membiarkanmu pergi, mengertilah,” katanya memelas.Amanda terkekeh pelan, “Jangan bersikap seperti pria m

DMCA.com Protection Status