Share

Bab 20

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alice mengerutkan kening. Ia seperti mengenal suara yang baru saja ia dengar. Dengan perlahan ia bertanya, “Kau siapa?”

Mobil mengarah ke pinggir jalan dengan perlahan. Alice masih penasaran dengan wajah pria yang masih tertutupi oleh topi berwarna hitam di depannya.

Ketika mesin mobil sudah dimatikan, pria yang mengemudi juga perlahan menoleh, barulah Alice bisa melihat siapa yang bersamanya.

“Jhon?” pekik Alice tertahan, “kapan kau kembali, bagaimana kabarmu?” tanya Alice dengan wajah tak sabar.

Jhon—Asisten Arsen terkekeh kecil, “Sudah lama. Senang bertemu denganmu, Nona Amelia.”

Alice mengangguk. “Senang bertemu denganmu juga, Jhon. Di mana Arsen?”

Wajah ceria Jhon tiba-tiba saja berubah muram. Pria itu bahkan mengusap air mata yang tak terlihat. “Pak Arsen tidak baik-baik saja, Nona. Dia sudah beberapa kali menolak untuk menjaga kesehatan setelah tahu, Anda menghilang.”

Alice menghela napas pelan, “Jhon, kau tidak berbohong, kan?”

“Saya tidak berbohong, Nona. Saya bersumpah atas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 21

    “Berikan ponselmu, Alice!” ucap Leonardo sekali lagi.Alice menelan ludah kasar, ia dengan gemetar memberikan ponselnya pada Leonardo. Bukan karena ia takut disangka tidak setia. Namun, takut jika Jhon atau siapa pun di balik layar membongkar siapa dirinya. “Apakah dia pria yang bersamamu saat itu?” tanya Leonardo memeriksa nomor yang tak dikenal.Ia menatap Alice yang memasang wajah ragu seperti mengingat sesuatu, ‘Apa dia sedang memikirkan alasan untuk membohongiku,’ batin Leonardo.“Aku tidak mengerti,” jawab Alice sudah tahu apa yang Leonardo ucapkan. “Kenapa harus berbohong, Alice. Katakan saja jika kau memang sudah menemukan pria yang–”Leonardo terpaku, tubuhnya membeku seketika, ketika Alice langsung memeluknya. “Jangan katakan apa pun. Aku tidak peduli kamu dan Ibu tidak menyukaiku, tapi berpikir jika aku tidak setia itu—tidak benar.”“Lepaskan pelukanmu Alice!”Alice menggeleng, ia tidak akan melepaskan pelukannya. Ini sangat jarang ia lakukan, untuk itu, beberapa menit be

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 22

    Beberapa minggu kemudian. Di kediaman keluarga Oscar sudah dihias dengan begitu indah. Memang hanya untuk merayakan keberhasilan toko berlian Silvia, tetapi Delima menghiasnya dengan begitu indah.Silviana sudah bersiap, gaun warna gold dengan manik berlian di pinggang sebagai aksen. Rambut panjangnya sengaja digelung agar nampak leher putih yang mulus.Ia juga mengenakan berlian terbaiknya, juga yang paling ia sukai adalah geling kecil dengan harga yang fantastis.“Kamu sangat cantik, Nak.” Delima mendekat, mengusap lengan putrinya lembut. Tatapan mereka saling bertemu di pantulan cermin besar di dalam kamar.Silvia tersenyum, ia juga memuji kecantikan dirinya. Malam ini, dia akan bertemu dengan Arsen, dan dengan kecantikannya dia akan mendapatkan hati pria itu.“Ibu, apakah Arsen akan mengakui kecantikanku?” tanya Silvia dengan hati yang berbunga.“Tentu saja, jika dia tidak mengakuinya, Ibu yakin dia hanya malu. Kamu adalah gadis tercantik yang pernah Ibu lihat.”Silvia berbalik da

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 23

    Di halaman rumah yang sangat luas. Dua orang sudah berdiri dengan perasaan yang berbeda. Jika Leonardo terpaku dengan keindahan rumah bertingkat tiga di hadapannya. Berbeda dengan Alice yang sudah bergetar sejak memasuki mobil beberapa menit yang lalu.Dengan keadaan yang terpaksa dia, menuruti permintaan Leonardo untuk ikut dengannya. Tidak ada cara lain, sebelum Leonardo meminta wanita lain bersamanya.Leonardo merapikan kerah kemejanya, memastikan penampilannya sempurna. Ia melangkah dengan penuh percaya diri, aura kewibawaan terpancar dari setiap gerakannya. Di belakangnya, Alice berjalan dengan kepala menunduk, Langkahnya terasa berat, dan hatinya masih dipenuhi dengan rasa nyeri yang sulit diungkapkan.Menyadari itu, Loenardo menghentikan langkah tanpa berbalik. “Angkat kepalamu!” “Eh, aku–” Alice terdiam, kata-kata yang ingin ia sampaikan terhenti di tenggorokannya ketika seorang wanita cantik melangkah maju dan berdiri di sebelah Leonardo.Wanita itu memiliki pesona yang sul

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 24

    Dara melihat ke segala arah, untuk menemukan wanita yang sudah mengundang dirinya. Mereka tidak dekat, tetapi Dara adalah salah satu pelanggan di toko Silviana selama ini.Keberuntungan Dara, bisa mendapat undangan dari putri miliarder yang hanya beberapa orang penting saja yang menerima undangan.Mata indah Dara berbinar, tatkala menemukan sosok cantik dengan penampilan sungguh luar biasa cantiknya. Wanita dengan gaun berwarna gold dengan aksen berlian di pinggang.“Pak, itu nona Silviana,” tunjuk Dara pada Silviana yang tak menoleh pada mereka.Leonardo menatap ke arah mana Dara menunjuk, ia melihat wanita muda hampir seusia istrinya. Senyum mereka bahkan terlihat mirip sekilas.Leonardo menggeleng kuat. Ia membawa Dara untuk memenui tuan rumah. Ia sungguh penasaran dengan pria yang kakeknya maksud.“Kamu mengenal ayahnya?” tanya Leonardo penasaran pada Dara.“Tentu saja Pak. Bukan mengenal, tetapi tahu. Tuan Oscar adalah orang terkaya nomor satu. Dia memiliki kekayaan di mana-mana,

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 25

    Sampai di halam rumah, Arsen mencari di mana letak mobil Leonardo. Ia yakin jika Alice berada di dalam mobil untuk bersembunyi. Ia tidak akan membiarkan Alice menghilangkan kali ini. Ia akan ungkap semua di depan Leonardo agar tidak lagi di remehkan.Arsen yakin, Leonardo tidak memperlakukan baik Alice selama ini. Dari semua informasi yang Jhon berikan, dia yakin Alice menderita.Arsen merogoh ponselnya, menelepon Jhon untuk membantunya mencari Alice di antara mobil yang terparkir.Tak lama, Silvia sampai pada Arsen yang terlihat bingung. Ia juga melihat kemana arah pandang Arsen yang terlalu mencurigakan baginya. “Arsen, kau cari siapa?”Arsen tersadar, melihat Leonardo di ujung sana dengan wanita cantik di sebelahnya. Setelah itu, ia menatap Silvia dengan tatapan rumit. Jika ia mengatakan yang sebenarnya, bisa saja menjadi masalah.Arsen menghela napas, “Jhon. Aku mencari pria itu.”Alis Silvia mengkerut tak mengerti. Tak lama, pelayan datang menghampiri dan memintanya masuk kembali

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 26

    Setelah acara selesai, Leonardo langsung berpamitan pada tuan rumah. Oscar memberikan senyuman terbaik meski hatinya diliputi dengan banyak pertanyaan dan juga rasa penasaran.“Terima kasih karena sudah menyempatkan hadir, Tuan Muda,” ujar Oscar tersenyum hangat.“Terima kasih juga padamu Tuan, Anda sangat luar biasa,” balas Leonardo dengan senyum hangatnya, “maaf karena kakek tidak bisa hadir seperti yang Anda harapkan.”Oscar tertawa ramah, Ia tahu jika Horison tidak akan hadir, untuk itu, ia sangat berharap informasi yang Hary berikan padanya adalah benar. Namun, semua sepertinya tidak seperti yang terjadi. Pasti ada kesalah pahaman yang seharusnya ia terima.Setelah berpamitan, Leonardo melangkah dengan tegap, ia bahkan tak menghiraukan Dara yang masih sibuk mengobrol dengan Silvia di tempat yang berbeda. Pria itu melangkah tegap ke arah di mana mobil dan supirnya berada.Di ujung sana, Arsen menatap Leonardo dengan tatapan elangnya, ia bahkan dengan diam-diam mengikuti kemana Leo

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 27

    Sampai di rumah, Alice lebih dahulu masuk ke dalam rumah. Ia berjalan tergesa karena perutnya mendadak sakit. Seingatnya, sore tadi, tidak sesakit ini, tetapi kenapa sekarang menjadi lebih sakit, pikirnya.Alice menaiki anak tangga dengan memegang perut juga menenteng heel miliknya.“Kenapa perutku menjadi lebih sakit?” gumamnya lirih.Setelah tiba di kamar, ia bergegas masuk ke dalam ruang ganti, mengganti gaun miliknya dengan pakaian biasa. Setelah itu, berjalan ke arah kamar mandi.Sementara di lantai bawah, Leonardo masuk dengan langkah tegap, ia menatap Alice yang sudah menghilang menaiki tangga dengan tertatih tadi. Sisa roti milik Alice ia biarkan di dalam mobil.“Kamu sudah pulang, Leo?” Luna mendekati putranya dan tidak menemukan Alice berada di sebelah Leonardo.“Heum, Ibu kenapa belum tidur?” tanya Leo kembali. “Ibu tidak bisa tidur sebelum kamu kembali. Di mana wanita itu?” “Alice, di kamar Bu. Sepertinya perutnya sakit,” jelas Leonardo.Luna berdecak, ia tak akan percay

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 28

    Alice kembali naik ke kamarnya dengan langkah tertatih, tubuhnya terasa lemah seiring rasa sakit yang semakin menusuk di perutnya. Setiap langkah yang ia ambil di tangga terasa seperti perjuangan tersendiri, dan tangan kirinya mencengkeram erat pegangan tangga, sementara tangan kanannya memegang perutnya yang berdenyut. Napasnya tersengal, namun ia terus memaksa dirinya untuk maju, mencoba mengabaikan rasa sakit yang semakin parah. Kamar tidurnya terasa begitu jauh, tapi Alice tahu ia harus sampai di sana. Di ruang pribadinya, ia berharap bisa menemukan sedikit ketenangan dan mungkin jawaban atas apa yang sedang dialaminya.“Ah, kenapa rasanya sakit sekali, ya?” gumamnya dengan lirih.Alice meraih obat yang Leonardo berikan tadi, mengeluarkan satu butir lagi dan berniat untuk meminumnya. Namun, hal yang mengejutkan dirinya adalah Leonardo meraih obat itu dan membuangnya.Alice menatap nanar butiran obat itu, lalu menatap Leonardo dengan tatapan sedih, “Leon, apa yang kamu lakukan?”

Bab terbaru

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 60

    Leo kembali ke rumahnya dengan rasa malu yang besar. Ayah mertuanya menguliti dirinya dengan begitu santai. “Ayah memang benar, aku memang tidak bisa mengambil keputusan dengan benar,” gumamnya.“Aku senang karena akhirnya ayah menjagamu, Alice. Akan tetapi, tetap saja aku khawatir, siapa yang mengurus makanmu ketika kamu malas untuk bergerak?”Leonardo menghempaskan diri di atas sofa, menutup wajah dengan tangan kekar. Penyesalan yang teramat besar dan mendalam, ia tahu istrinya baik-baik saja, tetapi tak memiliki kekuatan untuk berjumpa bahkan melihat wajahnya.Leonardo mendesah, ia menatap foto yang berada di dinding, foto—Alice dengan senyum indah ketika mereka liburan. “Apakah kamu tidak merindukanku, sudah dua malam dan kita tidak saling memeluk, Sayang,” gumamnya merasa dunianya hancur.Beralih dari tempatnya, Leonardo masuk ke dalam bilik ruangannya, ruangan yang memisahkan dirinya dan Alice dalam jangka waktu yang lama. Bilik yang membuatnya banyak menyesal karena tak banya

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 159

    Leo membuang napas, menatap tumpukan berkas yang Bram bawa untuknya. Sementara, hatinya masih gelisah karena Alice belum ditemukan.Ia meraih ponselnya yang terletak tidak jauh dari tumpukan, masih berharap ada kabar baik untuk menemukan keberadaan istrinya.Dalam keheningan dan kekacauan pikirannya, ia menekan nomor seseorang, berharap kali ini ia mendapatkan informasi yang lebih akurat.“Halo, Silvia,” katanya setelah wanita di belahan sana menerima cepat panggilan darinya.“[Halo, kakak ipar, tidak biasanya menelepon, ada apa?]” jawab Silvia langsung tanpa basa-basi.“Alice. Sejak pagi dia belum kembali, apakah dia menemuimu?”Beberapa saat hening, mengantarkan rasa khawatir semakin membesar, “Kak, sudah beberapa hari aku tidak bertemu Kak Amelia,” jawab Silvia, “saat ini aku berada di kediaman ibuku, jadi kami belum bertemu sama sekali.”Semakin gelisah dan rapuh, harus bagaimana sekarang? Tidak seorang pun mengetahui keberadaan istrinya. Tidak ibu mertuanya bahkan adik iparnya.“

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 158

    Seorang wanita paruh baya sedikit berlari ke arah ruang tamu setelah mendapat laporan dari pelayan.Ia begitu terkejut karena belum beberapa hari tinggal di rumah ini, sudah beberapa tamu yang mendatangi dirinya.Leonardo menoleh dan langsung berdiri. Ia terpaku melihat wanita yang pernah ditemui kini terlihat lebih cantik dan segar.“Nyonya, senang bertemu lagi denganmu,” kata Leo masih belum terbiasa.Amanda mendekat dengan senyum ramah. “Panggil aku Ibu. Kamu menikahi putriku,” ujarnya masih ramah.“Ibu, maafkan aku,” ucap Leo menyesal.Amanda mengangguk meminta Leo duduk meski ia merasa sedikit aneh. “Kamu sendiri, di mana Alice?” Leonardo terpaku, tak menyangka jika pernyataan itu akan keluar. Menelan saliva, “Ibu, sebenarnya tujuanku datang untuk mencari Alice,” kata Leo berterus terang, “dia meninggalkan rumah dan belum kembali.”Terkejut, tetapi Amanda mencoba untuk tenang, ia bisa melihat bagaimana ke khawatiran Leonardo atas kepergian putrinya.“Sudah mencari di rumah ayah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 157

    Leo mengendarai kembali mobil miliknya dengan kecepatan penuh. Pria itu, tak mementingkan keselamatan agar lebih cepat sampai dan menemukan Alice—istrinya.“Aku tidak akan membiarkan Arsen mengambil kesempatan atas keterpurukan istriku. Tidak akan,” katanya dengan tatapan marah.Karena terlalu laju membawa mobilnya, pria yang tengah gelisah itu, hampir saja menabrak mobil yang tiba-tiba berhenti dipinggir jalan. Suara decitan terdengar memekakkan telinga pengedara yang lain.Tak ada waktu untuk meminta maaf, Leo dengan cepat melajukan mobil ke arah kediaman Arsen. Pria itu, menang yang paling memungkinkan mendekati istrinya.Sesampainya di kediaman Arsen, Leo melihat mobil pria yang menjadi rivalnya dalam cinta itu melaju ke arah berlawanan. Terlihat terburu dan mencurigakan.“Sial. Apakah dia tahu aku akan datang,” kata Leo, ia menghidupkan lagi mesin mobil menyusul Arsen yang terlihat terburu-buru.Seperti terlihat saling kejar, tetapi jelas Arsen tidak tahu jika dirinya diikuti dar

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 1 56

    “Selamat pagi, Kak,” sapa Alisa, “eh maksud saya, Pak.”Alisa menggaruk tengkuk karena ketahuan lupa lagi. Wanita dengan penampilan modis serta riasan sedikit berani itu berjalan di belakang Leo dengan langkah yang seksi.Di belakang, Bram sampai menunduk karena tak sanggup dengan cara Alisa yang semakin berani berpenampilan.“Pak, bagaimana tidur Anda, kulihat–”“Apa jadwalku hari ini?” tanya Leo memotong ucapan tidak masuk akal dari Lisa.Mendengus kasar, “Pak kita bahkan belum sampai di ruangan, biarkan saya bernapas dulu,” jawab Lisa kesal karena kakaknya terlalu menekan dirinya.Leonardo menatap sinis pada adiknya, hari ini suasana hatinya sedang kacau, tetapi Alisa sengaja membuatnya semakin buruk.“Maaf saya terlambat.” Bram masuk ke dalam ruang besi, menekan tombol paling atas setelah mengatur napas.Leonardo berdecak, “Lain kali jangan terlalu banyak mengobrol pada mereka Bram. Fokus pada dirimu saja,” kata Leo sembari melirik sinis pada adiknya yang langsung melakukan aksi g

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 155

    “Terima kasih, Pak.” Dara melingkarkan tangan erat pada pinggang alot Leonardo. Wanita yang hampir saja melompat dari gedung apartemen itu, berhasil dibujuk dan diselamatkan.Tangan Leo masih menggantung, tak membalas pelukan itu sama sekali. Dara—merasa hatinya tercubit dengan sikap Leo yang semakin dingin padanya.“Pak …,” ucap Dara lirih.“Apa kamu gila? Kamu bisa mati sia-sia Dara.” Leo melepaskan pelukan Dara sedikit kasar. Pria itu, menatap kesal pada sekretarisnya yang semakin tidak masuk akal.Dara menunduk takut. Tangannya saling bertaut dengan air mata yang mulai bercucuran.“Saya tidak bisa berpikir dengan benar, Pak. Rasa cinta saya yang begitu besar membuat saya tidak tahu harus melakukan apa,” kata Dara masih dengan posisi menunduk.“Kenapa tidak mengerti juga Dara, ini salah. Kamu menutup hati untuk orang lain hanya untuk rasa yang tak terbalas,” balas Leo mulai melembutkan suaranya.Dara mendongak, tatapannya sayu dengan air masih mengenang di kelopak mata. “Pak, ini s

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 154

    Mereka berdua sama-sama terdiam beberapa menit. Hingga Alice mengusap perutnya pelan. “Lapar lagi?” tanya Leo terkekeh. Alice tersenyum kecil, ia menampilkan gigi rapi dengan wajah yang merah karena malu, “Tadi, hanya makan sedikit,” katanya. Leonardo mencubit pelan pipi yang mulai mengembang. “Kalau begitu, ayo kita makan lagi. Sepertinya aku juga mulai lapar." Alice mengangguk setuju, dengan hati-hati ia turun dari pangkuan Leonardo—suaminya. Wanita dengan perut buncit itu, melangkah ke arah sofa, duduk dengan rapi, menunggu Leo menyiapkan makan malam yang kesekian untuknya. “Suami yang manis,” kata Alice sembari tersenyum hangat. Leonardo yang mendengar ucapan Alice hanya menggeleng pelan, ia dengan cekatan membuat susu dan juga membuat makan malam ringan untuk sang istri. Setelah selesai, Leo membawa semua pada sang istri. “Minum susunya dulu.” Leonardo menyerahkan gelas susu hangat, kemudian menyerahkan semangkuk buah dan beberapa roti di piring yang lain. “Teri

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 153

    Setelah makan malam bersama, Oscar membawa wanitanya ke kamar utama. Akan tetapi, Amanda menolak.“Aku harus kembali,” katanya berhasil membuat Oscar terpaku. Pria yang baru saja akan menunjukkan sesuatu itu, menatap Amanda dengan lekat.“Kembali? Kamu tidak bercanda kan?”Amanda tersenyum, “Tentu saja. Aku tidak mungkin bermalam di rumahmu, Oscar,” katanya.“Jelaskan kenapa?” Oscar mendekat dan menggenggam tangan wanitanya.“Ini terlalu cepat, aku akan kembali padamu setelah urusanmu dengan Delima selesai,” katanya dengan senyuman lembut, “lagipula, apa yang publik katakan jika tahu, aku tiba-tiba muncul?”“Aku akan mengurus semuanya. Lagipula, mengapa harus memikirkan perkataan orang lain, Manda?”“Karena kamu adalah Oscar. Kepulangan Alice bahkan masih menjadi berita hangat. Mereka bisa saja semakin terkejut jika aku tiba-tiba muncul,” imbuh Amanda lagi.“Tetapi, aku tidak bisa membiarkanmu pergi, mengertilah,” katanya memelas.Amanda terkekeh pelan, “Jangan bersikap seperti pria m

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 152

    Setelah sarapan bersama selesai. Oscar berpamitan pada putri dan juga menantunya. Pria itu sudah dijemput oleh beberapa orang yang berseragam rapi.“Ayah kenapa tidak tinggal bersama kami saja,” kata Alice mencoba mencegah kepulangan ayahnya.Tertawa renyah, “Jika Ayah di sini, siapa yang mengurus semua pekerjaan Ayah di rumah?”Menghela napas berat, “Maaf karena aku tidak bisa membentuk banyak, Ayah. Aku–”“Setelah anakmu lahir, Ayah akan menyerahkan semuanya, jadi bersiapkan mulai saat ini,” tukas Oscar serius, sudah lama ia ingin menyerahkan, tetapi Alice selalu menolak dengan alasan belum siap.“Ayah, aku takut mengecewakan semua orang. Aku hanya wanita biasa,” imbuh Alice merasa tak percaya diri. “Mereka semua sudah berharap kepemimpinan di serahkan padaku. Mereka sudah mengetahui sejak kembali kamu, Nak.” Oscar mengusap kepala putrinya.“Jangan khawatir, ada Arsen dan juga Leo yang akan membantu. Ayah sudah memberitahu ini pada Arsen dan anak itu menerima.”Alice melirik suamin

DMCA.com Protection Status