Share

Bab 145

Leonardo mengusap wajah kasar. Ia melihat kotak makan dengan isian yang menggiurkan di atas meja. Akan tetapi, tak sedikit pun ia mencicipi. Bukan karena tidak suka, melainkan selera makannya yang tak ada lagi.

“Pak, saya permisi, dulu!” Bram yang memang berniat membawa makanan yang Alice bawa sudah siap untuk meninggalkan rumahnya, tetapi, Leo memintanya kembali duduk dan menemaninya untuk makan siang bersama.

Sementara Alice, wanita itu langsung saja pulang setelah berhasil memberinya satu tamparan juga.

Bram melirik pelan ke arah bosnya, tanda merah berbentuk telapak tangan masih terlihat nyata di sana. “Pak, saya akan membawa es untuk Anda, tolong tunggu sebentar,” kata Bram sekali lagi ingin berpamitan.

“Duduklah! Aku tidak membutuhkan apa pun selain teman makan,” kata Leo. Ia meraih linting dan sendok dengan malas, tulisan indah tangan istrinya pun masih ada di atas meja.

Menghela napas panjang, Bram akhirnya meraih piring lain dan menyendok nasi dengan sepotong daging ke atas p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status