Share

Bab 113

Penulis: Ayesha Razeeta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-20 21:53:13

Luna berdiri di depan jendela kamarnya, menatap luar halaman belakang yang kini tampan tak menarik lagi. Hatinya berdesir antara rasa bersalah dan juga kebingungan.

Ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya, bukankah ia sangat menginginkan Dara menjadi menantunya, lalu kenapa setelah kejadian ini dirinya merasa tak suka?

Ia mantap ponselnya yang mendapatkan notifikasi, sebuah grup besar di mana di dalamnya ada wanita-wanita berkelas dan salah satu ada namanya di dalam.

“Leo, apakah kamu kembali menguji ibu?” tanyanya dengan nada resah, pernikahan Leo dahulu membuatnya dikeluarkan dari grup yang tidak terlalu besar, tetapi siapa yang sangka bahwa kehadiran Alice justru memasukkan dirinya pada kelompok yang jauh lebih besar?

Menghela napas berat, Luna kembali menatap keluar jendela, mengingat bagaimana sikap Alice yang seperti berusaha untuk menghindari pembahasan tentang Leonardo.

“Apa yang terjadi? Apakan mereka memiliki masalah? Apakah Alice mulai sadar jika Leonardo tidak mencinta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 114

    Arsen mengerutkan kening menatap pria dengan paras tampan sudah berdiri di depan meja kerjanya. Menatapnya dengan tatapan tidak ramah sama sekali.Pria itu melirik ke arah Jhon yang merasa menyesal karena tidak bisa menghentikan Leonardo untuk masuk. Kemudian dengan isyarat, ia meminta Jhon untuk keluar dan menutup pintu lagi.Menghela napas berat, Arsen berdiri dan meletakkan kacamata miliknya di sebelah laptop yang masih menyala.“Ayo duduk dulu!” ajak Arsen pada tamu tak diundangnya.Satu gerakan, Hinggan membuat tubuh kekar Arsen tertarik ke belakang. Tidak hanya itu, wajah tampannya pun mendapat satu tinjuan hingga memar. Belum sempat Arsen membela diri, Leonardo kembali menyerang hingga lawan terjatuh ke sudut meja. “Di mana kamu sembunyikan istriku?” Leo menarik kerah kemeja Arsen dengan tangan siap meninju.Arsen merasakan wajah tampannya hancur, tidak hanya itu, perutnya terasa begitu sakit karena tujuan Leo yang begitu kuat.“Kenapa menanyakan istrimu padaku?” tanya Arsen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 115

    Alice terbelalak tatkala melihat siapa yang sudah berada di pintu apartemennya. Pria dengan wajah tampan dan rupawan menatapnya dengan tatapan dingin.“L-leon, kamu–”Alice terkejut tatkala Leonardo langsung mendorong dan menahannya di dinding. Deru napasnya memburu karena terlalu terkejut.Tanpa basa-basi Leonardo langsung membekap bibir manis sang istri, tidak memberi napas barang sedikit pun.“Sudah aku katakan, aku tidak akan membiarkanmu pergi, Alice Amelia,” kata Leonardo dengan suara dalam setelah melepas ciumannya.“Le-leon, aku–”Lagi-lagi Leonardo membekap bibir manis istrinya, tidak membiarkan Alice menjelaskan apa pun sebelum dirinya merasa puas.“Aku tidak ingin mendengarkan dirimu lagi, aku tidak akan biarkan kamu terus merusak otak dan hatiku,” katanya dengan tatapan penuh kerinduan.Leonardo menyeringai tajam, ia membawa Alice dalam gendongannya dan melangkah masuk ke dalam ruangan yang diyakini adalah kamar sang istri.Alice terlempar dengan kerasnya di atas ranjang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 116

    Di rumah mewah bernuansa klasik. Pria dengan wajah masih terlihat tampan itu menutup telepon dengan membuang napas lelah. Beberapa tidak hari tidak melihat putrinya membuatnya penasaran di mana Alice bersembunyi.“Di mana kak Amelia, Ayah?” tanya Silvia yang berada di dalam ruang kerja ayahnya. Gadis manis itu memang sengaja menanyakan di mana keberadaan kakaknya pada sang ayah.“Di apartemen milik ibunya,” jawab Oscar tenang. Silvia tersenyum kecil, ia bahkan tidak tahu di mana apartment itu. Juga tidak tahu di mana harta lain ayahnya yang masih tersembunyi.Bodoh? Itulah yang dia dan ibunya sandang. Mereka tidak tahu di mana kekayaan Oscar atas nama ibu Alice yang lain.Oscar meminta Silvia duduk di dekatnya, putri dan istrinya ini memang terkesan lebih menurut dibandingkan Alice putrinya.“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya Oscar serius.“Semua berjalan baik, Ayah. Beberapa hari ke depan, aku juga akan ke luar kota untuk memeriksa kantor yang di sana,” lapor Silvia senang dengan kesibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 117

    “Kamu tidak makan?” Leo menggantung sendok di dekat mulutnya. Ia menatap Alice yang tidak menyentuh sendok nasi sedikit pun.“Makan saja. Aku sudah makan lebih dahulu,” jawab Alice masih enggan menatap mata suaminya. Takut luluh dan dia kembali menjadi wanita bodoh.Leonardo meletakkan sendoknya lagi dan mendorong piringnya kesamping. Ia meraih tangan Alice dan menganggapnya erat.“Masih marah padaku?”Alice tersenyum getir, haruskan dia mengatakan jika dia baik-baik saja? Haruskah dia mengatakan jika dia bahagia mengetahui suaminya bermalam dengan wanita lain? Apakah Leo tidak memikirkan bagaimana hancurnya harinya?Menghela napas berat, Alice menggeleng. “Marah untuk apa? Aku sudah menyadari semua jadi jangan khawatirkan apa pun.”Wajah Leo mengetat. Bagaimana dia akan bicarakan ini pada Alice. Wanita di hadapannya terlalu keras kepala dan susah untuk dibuat mengerti. Leonardo berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke arah sofa dan meraih jas miliknya. “Melihat itu, Alice lantas berdi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 118

    “Selamat pagi, Leo.” Dara memasuki ruangan dengan senyum yang ramah. Sejak semalam dia sudah memikirkan banyak cara untuk membuat Leo kembali menerima dirinya. Sudah satu Minggu terakhir dan pria yang dicintainya tidak mau bersikap baik lagi.“Selamat pagi juga, Nona Dara,” balas Bram yang ternyata ada di dalam ruangan. Dara menoleh dan mendapati pria dengan penampilan selalu rapi, menatapnya dengan tatapan seperti biasa—misterius.“Selamat pagi, Pak Bram. Saya tidak mengira jika Anda ada di dalam,” kata Dara membalas sapaan Bram. Kemudian menoleh pada Leo yang masih sibuk dengan pekerjaannya di atas meja.“Saya dan Pak Leo sedang membahas soal liburan jadi—”“Kalian akan berlibur? Kebetulan sekali saya ingin ikut,” kata Dara cepat memotong ucapan Bram. Wanita itu begitu antusiasnya membahas soal liburan, mengira jika dengan ini dia dan Leo bisa saling dekat lagi.Bram melirik ke arah Leo yang tidak terganggu sedikit pun. Ia tahu jika bosnya tengah fokus pada sesuatu. Bram mendekat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 119

    “Ada apa dengan wajahmu?” tanya Bram pada Dara yang terlihat sangat kesal setelah keluar dari toilet.“Pak Bram tidak perlu tahu,” jawabnya ketus. Hatinya begitu sakit atas ucapan Alice padanya, wanita itu berani sekali membuatnya gemetar seperti ini.Bram melihat ke belakang, mencari penyebab Dara yang mendadak pucat, “Kamu bertemu hantu?”Dara menoleh cepat. Bibirnya menyeringai tipis. “Ya, hantu perempuan. Pak Bram jika berani melakukan kesalahan, saya pastikan Anda langsung dipecat.”Alis Bram terlihat mengkerut, kemudian dia berdecak dan menatap Dara kembali, “Pergi ke pusat pembelanjaan, bos memintamu mencari ini di sana.”Baram menyerahkan kertas selembar yang berisi banyak sekali list yang Leo inginkan. Ia membaca dengan teliti dan tahu jika semua itu untuk Alice.“Aku tidak bisa. Pak Bram tidak lihat pekerjaanku sangat banyak?” tolaknya keras.“Kamu berani menolak perintah nona Dara? Ini bos langsung perintahkan,” kata Bram merasa gemas sendiri.“Saya tidak bisa. Saya–” Dara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 120

    Beberapa saat keduanya terdiam bersama. Alice masih dengan posisi membelakangi Leonardo, pun dengan Leo yang terlihat memunggungi sang istri dengan kedua tangan berada di kaca lift.Alice menelan ludah, menghela napas serta mengatur detakan jantungnya yang kian memburu.“Aku tidak mau tahu. Hari ini kamu harus kembali ke rumah,” kata Leonardo, ia tidak menoleh tetapi dapat melihat Alice yang melirik padanya melalui pantulan cermin.Leonardo membalik diri tatkala pintu lift terbuka. Di luar sudah ada beberapa karyawan yang menatap mereka dengan tatapan ragu.Leo meraih tangan istrinya, membawa Alice keluar melewati yang lain. Pria itu, seolah ingin menunjukkan sekali lagi jika dirinya hanya mencintai Alice seorang.“Lepaskan tanganku. Aku bisa jalan sendiri,” ucap Alice mencoba melepas tangannya, tetapi tangan Leo terlalu kuat mencekalnya.Leo menghentikan langkah dan menoleh, menatap Alice dengan sorot mata tajam, seolah tidak akan melepaskannya begitu saja. "Kamu benar-benar ingin p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 121

    “Sebenarnya, apa yang ingin kamu bicarakan, Alice? Kenapa selalu saja mengungkit masalah Dara, Dara dan Dara,” kata Leo mulai merasa gusar dan frustasi.Mereka berdua selalu saja membahas soal yang sudah-sudah dan itu sangat melelahkan.Alice membuang napas lelah, “Aku lelah, Leon. Biarkan aku kembali dulu.” Alice susah melangkah ingin meninggalkan Leonardo, tetapi dengan cepat, pria itu, menahan tangan istrinya dan mengangkatnya.“Leon,” ucap Alice begitu terkejut, dia sudah berada di atas panggung Leon dengan tubuh yang kepalanya berada di bawah.“Diam atau aku akan membuatmu semakin menderita,” ancam Leonardo tidak sungguh-sungguh.Sampai di depan dinding besar, Leonardo mendorong dengan pelan hingga pintu terbuka. Alice mendongak dan melihat sisi lain dari ruang kerja suaminya. Ini pertama kali, selama mereka menikah. Sungguh miris.Leonardo menurunkan Alice dengan pelan, lalu menutup pintu dengan sekali tekan. Melihat itu, Alice langsung waspada. Ia tahu apa yang akan terjadi de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28

Bab terbaru

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 124

    “Selamat pagi.” Laila datang lebih cepat, memotong ucapan Alice yang tengah memeluk putri bungsunya.“Selamat pagi, Sayang.” Leonardo menyambut putri sulungnya, kemudian meminta Laila untuk duduk di sebelahnya.Melihat itu, Clara mengerucutkan bibir, “Ayah, jangan terlalu memanjakan kakak, dia sudah–”“Clara lebih baik kamu diam, berikan susu yang kamu buatkan tadi untukku.” Laila meraih selembar roti dan mengolesi dengan selesai cokelat.“Baiklah.” Clara memeluk ibunya singkat kemudian memberikan susu yang dibuatnya pada Laila.“Sekarang berikan nilai untukku. Aku yakin ini rasanya seratus,” kata Clara.Laila meraih gelas susu miliknya, kemudian meneguknya hingga setengah. “Enak, aku rasa ini adalah bakatmu.”Clara mengerucutkan bibir, “Bakatku banyak Kak. Hanya saja, aku tidak ingin menunjukkan pada orang lain,” katanya dengan bangga.“Oh aku sangat kagum padamu. Duduklah, aku ingin memberikan hadiah lain.” Laila meletakkan gelas yang sudah kosong kemudian merogoh kantong celana mil

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 213

    Alice masih ke dalam ruang makan dan benar saja, semua sudah disiapkan dengan sangat baik. Clara yang melihat wajah takjub ibunya pun ikut merasa bahagia.“Bagaimana? Aku sangat membanggakan bukan?” tanyanya pada sang ibu.“Benar Clara yang melakukan ini sendiri?” Alice menoleh pada putrinya yang langsung terdiam dengan bibir tersenyum kecil.“Senangnya, Clara dibantu oleh kak Laila,” akunya, “tapi karena dia kelelahan dan mengantuk, kakak kembali ke kamar.”Alice menaikkan alis, kemudian mengangguk paham. “Ya sudah, tapi setidaknya, Clara sudah membuktikan jika putri ibu sudah sangat hebat.”Clara mengangguk senang. “Tolong beritahu kakek ya, Bu. Aku ingin kakek mendengar hal baik tentangku.”“Baiklah, jika kakek bertanya, Ibu akan memberitahu jika cucunya yang cantik ini sudah besar.”Clara memeluk ibunya. “Ibu aku sangat menyayangimu. Aku yakin karena itulah ayah sangat mencintaimu.”Alice terkekeh, “Ya sudah, sekarang duduk dulu, Ibu akan buatkan sarapan untuk kita semua.”“Aku ak

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 212

    Alice menghela napas panjang untuk meredam semuanya. Tidak ada yang bisa mengetahui takdir kedepannya. Damian masih terlalu muda, sementara Sera, gadis kecil itu juga masih seusia Clara yang mungkin tidak mengerti dengan situasi ini.“Semoga saja, Damian mendapatkan yang terbaik,” putus Alice akhirnya.Leo mengangguk meski rasanya ada yang aneh. Rasa sakit yang Alice rasakan sepertinya terlalu besar, hingga sang istri belum bisa memaafkan apa yang telah terjadi.“Kamu benar, Damian masih terlalu muda. Kita bisa lebih tenang karena Bram juga telah meninggalkan kota bersama putrinya.Setelah mereka membahas semuanya, Alice memutuskan untuk tidak membahas ini lagi. Ia bahkan meminta Laila untuk tidak membantu Damian melupakan perasaannya yang diyakini hanya rasa sesaat.“Tidurlah, aku masih ada banyak pekerjaan di bawah,” kata Leo akhirnya, hingga saat ini ia belum menemukan seseorang yang bisa menggantikan posisi Bram di kantor.“Maafkan aku. Aku seharusnya tidak terlalu keras sehingga

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 211

    Malam hari, Alice yang masih merasa curiga pada Dara dan Leo memutuskan untuk tidur lebih cepat. Ia tahu usianya tidak lagi muda seperti dulu. Jadi, tidur adalah pilihan yang lebih tepat.Sementara itu, Leo yang tahu dengan kecemburuan istrinya hanya tersenyum kecil, merasa bersalah, tetapi ia bisa buktikan jika dirinya dan Dara tak ada hal yang harus dicurigai.“Aku sudah katakan padamu, kedatangannya adalah untuk berterima kasih karena tidak menghalangi Bram keluar dari perusahan,” jelas Leo pelan di telinga sang istri.“Mereka memutuskan untuk meninggalkan kota ini, jadi Bram sudah mengundur diri,” sambungnya.“Kenapa harus bertemu? Bukankah Bram bisa mewakili, Kenapa harus datang padaku, bukankah sama saja dia ingin mengulang kejadian yang telah lalu?” balas Alice akhirnya. Wanita itu membuka mata, tak menoleh tetapi masih menunggu suaminya menjawab pertanyaannya.“Sera yang memaksa untuk datang dan kebetulan dia–”“Apakah setelah melihatnya kembali hatimu masih bergetar? Dia bah

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 210

    Bram mengangkat wajah, menatap wanita seksi yang melangkah ke arahnya. Wanita dengan rambut panjang bergelombang serta bibir merah yang menggoda.“Tidak bisakah kamu mengetuk pintu dulu?” Bram meletakkan ponsel di atas meja, lalu berpindah ke sofa single.Si wanita terkekeh, ia mendekat dan duduk di hadapan Bram dengan gaya sensual.“Maafkan saya, Pak. Saya tidak sabar menunjukkan hasil karya saya, karena itulah lupa untuk mengetuk.” Mendengus kasar, Bram meraih dikumen yang sudah ada di atas meja. “Mulai besok, bawa langsung ke ruangan pak Leo, dia akan memeriksa tugasmu hingga–”“Tidak Pak. Saya tidak akan mempertaruhkan diri saya. Lebih baik bertanya dulu pada Pak Bram setelah itu ke ruangan pak Leo,” terangnya.“Della–”“Saya tidak mau Pak. Pak Leo terlalu kaku untuk saya, lagipula anak-anaknya sudah pernah salah paham pada saya,” keluhnya tak ingin mendapat masalah.Bram menghela napas, ia memeriksa kerjaan Della, setelah merasa bahwa semua sudah benar, ia kembali memberikan pad

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 209

    Sera terdiam, ia tak melanjutkan makannya. Ia lebih memilih mendengarkan pertengkaran orang tuanya.Ia membuang napas kasar dan berdiri meninggalkan Dara dan Bram yang masih berdebat tentang Alice.“Seharusnya aku tidak merusak pestaku sendiri,” gumamnya dengan wajah lesu.Ia keluar dari resto dan duduk di bangku taman, gadis kecil itu menunduk dengan wajah sedih.“Kamu di sini?” Suara seseorang membuatnya menoleh. Sera terlihat mengingat seseorang yang berada di sebelahnya.Ia langsung berdiri tatkala mengingat dengan benar. “Maafkan aku.” Sera hendak meninggalkan tempat, tetapi Damian mencegahnya, “Sera … apakah namamu Sera?”Sera menoleh dengan tatapan tidak suka, “Bukan. Jangan mendekatiku. Aku tidak mau berdekatan dengan keluarga Clara.”“Clara? Kamu mengenal adikku?” Sera mendengus kecil, “Tentu saja, Clara temanku,” katanya duduk lagi di bangku, “tapi aku tidak ingin berteman dengannya lagi.”Alisa Damian menukik tajam, “Apakah adikku membuat ulah? Dia mengganggumu?”Sera men

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 208

    Leonardo terdiam, ia menatap wajah istrinya yang semakin cantik meski anak-anak mereka telah menjadi remaja.Tangan kekar itu mengulur, mengusap lembut lengan sang istri lembut. “Dia adalah Sera.”“Apakah dia kerabat Bram? Aku merasa tidak asing dengan tatapan mata gadis itu, seperti aku pernah melihat tatapan itu sebelumnya,” kata Alice, “apakah aku salah jika aku merasa gadis kecil itu seperti tidak menyukaiku?”Leonardo memasang wajah datar, ia menatap istrinya dengan tatapan hangat, “Iya, dia adalah kerabat dari Bram,” katanya, “dan tatapan itu, bukan tatapan tidak suka, jangan berpikir terlalu jauh, ya.”Alice menggeleng. “Ya, aku harap salah menilai. Apakah dia anak dari saudara Bram? Atau–”“Dia adalah anak Bram,” jawab Leo segera.“Anak? Bram sudah menikah?” tanya Alice, ia bahkan hak pernah mendengar jika asisten suaminya menikah. Selama ini, mereka mengenal Bram sebagai praibaik, lalu sejak kapan Bram menikah dengan anak sebesar itu?“Tidak menikah, mereka memutuskan untuk t

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 207

    “Aku akan memikirkan ini dengan segera,” kata Bram pada akhirnya.Dara mengangguk. “Terima kasih, aku hanya ingin Sera baik-baik saja dan jauh dari mereka.”Dara teringat sesuatu. Ia menatap Bram dengan rasa khawatiran yang semakin mencuat. “Bram, bukankah kamu pergi menjemput pak Leo? Kamu tidak memberitahu siapa Sera padanya kan?” tanyanya serius.Bram terdiam, ia memaksa untuk tersenyum, “Dara, aku–”“Jangan katakan jika pak Leo sudah tahu siapa Sera, Bram?” Dara semakin khawatir, ia mencoba percaya pada Bram sepenuhnya.“Pak Leo sudah tahu,” jawabnya tanpa menoleh, pria itu sebenarnya lebih khawatir pada Alice, apalagi tatapannya tadi seolah sudah mengetahui semuanya.“Ba-bagaimana kamu bisa memberitahunya, Bram?” pekik Dara tertahan, takut jika Sera mendengar obrolan mereka.“Jika pak Leo tahu, istrinya sudah pasti–” Dara terdiam lagi, ia menatap Bram semakin lamat, “apakah kamu membawa Sera ke rumahnya? Kamu pergi membawa anakku mengantarnya ke rumah?”Leo membuang napas kasar,

  • Istri Yang Diremehkan Ternyata Miliarder    Bab 206

    “Leon, siapa gadis yang bersama Bram tadi?” Alice yang hendak memejamkan mata menoleh ke belakang. Ia tidak bisa memejamkan mata mengingat tatapan gadis tadi padanya.“Dia Sera,” jawab Leo singkat, “ayo kita tidur.”Alice mengerutkan kening, tak biasa Leo seperti menolak obrolan mereka. Ibu dari tiga anak itu kembali berkata, “Sera? Aku tidak tahu jika Bram memiliki kekuarga–”“Alice, lebih baik kita–”“Aku hanya ingin tahu, tatapan gadis tadi seperti tidak asing,” imbuhnya, selama Bram bekerja dengannya, ia tak tahu jika pria itu memiliki keluarga.“Apakah dia keluarga Bram? Kenapa kita tidak tahu jika selama ini–”“Alice, kita bahas besok ya,” katanya, “aku sangat mengantuk dan lelah.” Leo meraih Alice dalam dekapannya, ia memeluk istrinya dan mulai memejamkan mata hingga tertidur dengan lelapnya.Alice mendesah pelan, ia menyesal karena telah memaksa Leo menjawab pertanyaan, “Maafkan aku, seharusnya tadi tidak memaksamu untuk menjawab,” gumamnya pelan seperti berbisik.Sementara it

DMCA.com Protection Status