''Kamu belum pakai baju kan sayang?'' tanya Alex dan di jawab anggukan oleh istrinya.''Kalau begitu ... kamu buka ya! Aku mau melihat tubuh kamu sayang!'' pintanya dengan sorot mata yang sudah di liputi hasrat.''Hah? Maksud kamu aku telanjang gitu?'' Alex mengangguk.''Tapi Mas, itu percuma saja. Yang ada nanti ular kamu gak mau tidur lagi, karena tidak bisa menyemburkan lahar nya?'' ledek Gadis.''Aku akan memainkan nya sayang, tapi sambil melihat tubuh indah kamu.''''Pliiiss!" sambung ya lagi dengan wajah mengiba.Gadis pun mengangguk, dia pikir tidak ada salahnya karena Alex juga sudah melihat setiap inci tubuhnya. Dia kemudian membuka tali handuknya lalu berbaring di ranjang dengan keadaan polos.Wajahnya sudah merah merona, saat kamera hp-nya di arahkan pada buah semangka yang begitu menantang. Bahkan masih terlihat jejak cinta Alex di area dada nya.Dia menggelengkan kepalanya, dia sungguh tidak habis pikir pada suaminya itu. Menurut Gadis yang dilakukannya tadi itu adalah id
Brayn melangkah menghampiri istrinya setelah memakai baju. Dia menyunggingkan senyum mengejek pada wanita di hadapan nya. Lalu mencengkram dagu Siska dengan erat, sehingga membuat sang empu meringis kesakitan.''Kamu dengar ya! Jangan kamu pikir, kamu sudah menjadi istriku, kamu bisa seenaknya di sini. Aku akan membuatmu hidup bagaikan di neraka.'' Bastian menghempaskan wajah Siska sehingga membuat Siska sedikit mundur.Air mata Siska mengalir tanpa bisa di bendung lagi, dia tidak percaya jika Bas bisa sekasar itu padanya.''Apa salahku sayang? Kenapa kamu berubah begini? Kenapa kamu jadi sangat kasar padaku? Apa kau tidak mencintai aku, hiks?'' tanya Siska dengan air mata yang sudah mengalir deras.Hatinya sakit saat Bas, laki-laki yang dia sangat cintai memperlakukannya dengan sangat kasar. Padahal selama ini hubungan mereka baik-baik saja, tapi kenapa setelah menikah Bas menjadi orang yang sangat kasar.Bastian kemudian menjambak rambut Siska sampai membuat Siska mendongak ke atas.
Alex akhirnya keluar menyusul Gadis ke bawah, dia menghampiri sang Istri yang sedang terduduk kesal di meja makan dengan 2 Momy itu.''Lex, kamu apain Gadis sih? Pagi-pagi sudah cemberut saja, mana nih Gadis matanya sembab kayak habis nangis. Kamu apain menantu Mama, hah?'' tanya Mama Indah sambil menatap tajam putranya.''Mama apaan sih. Aku aja bingung kenapa dia menangis? Dia keluar dari kamar mandi, eh tahu-tahu sudah nangis. Nih gara-gara benda sialan ini.'' kesalnya sambil menaruh benda putih itu di hadapan Mamanya.Maman Indah dan Mama Intan melihat benda itu, mereka tahu itu apa. Dan seketika mata mereka melotot bahkan sebelah tangan menutup mulutnya tak percaya.Kemudian 2 Momy itu berpelukan dengan bahagia. Gadis tersenyum melihat itu. Tapi tidak dengan Alex, dia menggaruk kepalanya dengan bingung, dia sangat heran pada 2 Momy di hadapan nya itu. Mereka sangat bahagia saat melihat benda aneh itu.''Ma, ada apa sih? Kenapa kelihatan bahagia gitu, setelah melihat benda aneh it
Saat ini Alex dan Gadis sedang berada di rumah sakit milik keluarga Bramantyo. Mereka langsung masuk tanpa harus mengantri terlebih dahulu.Dokter menumpahkan gel dingin ke permukaan perut Gadis, kemudian mulai menggerakan alat itu di perut yang masih rata tersebut. Alex mengeryit menatap layar komputer di hadapannya.'''Dok, anak saya mana? Kok gambarnya hitam putih begitu sih? Saya kesini karena mau lihat bentuk anak saya, Dok!'' kesal pria tampan itu.Gadis langsung mencubit pinggang Alex yang berdiri di sampingnya."Aawh!" ringisnya.''Sayang apaan sih, kenapa coba malah nyubit?'' protes Alex sambil mengusap pinggang nya.''Maaf Tuan Muda, anak Anda belum terlihat Tuan, ini hanya kantung nya saja, sebab kandungan Nona Muda baru memasuki minggu ke 3 Tuan, jadi belum terbentuk. Dan kandungannya sangat sehat Tuan,'' jelas dokter Maya.''Jadi belum jadi bayi ya?'' tanyanya memastikan.Gadis menepuk jidatnya, mendengar pertanyaan konyol suami tampannya itu.''Belum Tuan.'' Dokter Maya
Siska segera menutup luka itu dengan rambutnya.''Eum ... i-ini gak papa kok. Hanya kejedot pintu.'' bohong Siska.Gadis bisa melihat kebohongan di mata Siska, dia curiga kalau itu adalah perbuatan Kakaknya. Gadis berpikir dia akan menanyakannya pada Bas nanti.''Gimana tadi? Apa kata dokter Maya?'' tanya Papa.Gadis pun menjelaskan apa yang dokter Maya bilang tadi saat pemeriksaan. Semua tersenyum bahagia mendengar itu.''Tuh Lex kamu harus tahan dulu ya! Jangan main gaspol saja.'' ingat Mama Indah.Alex mengerucut mendengar Mamanya, semua terkekeh geli melihat wajah kesal pria itu. Kemudian Gadis pamit ke kamar untuk istirahat. Setelah mengantar Istrinya ke kamar, Alex keluar kamar untuk membuatkan jus buah naga pesanan Gadis. Dia ingin jus dari tangan suaminya.Gadis melangkah ke arah balkon, lalu menelpon seseorang. Tak lama telpon itu pun tersambung.''Hallo Kak, apa Kakak lagi sibuk?'' Saat ini dia sedang menelpon Bas untuk menanyakan perihal luka di dahi Siska.''Nggak Dek, ema
"I-iya Ma, aku sangat bahagia. Mas Bas sangat mencintai juga menyayangiku.'' bohong Siska.Mama tersenyum mendengar ucapan menantunya itu. Sedangakan Siska sangat lah hancur saat kata-kata itu terucap dari bibirnya. Padahal kenyataannya tidak begitu, dia tidak mau sampai mertuanya membenci apalagi memarahi Bas, sebab pasti Bas akan semakin menyiksa dirinya.Seperti tadi pagi, dia di bangunkan dengan di guyur air oleh Bas, karena telat bangun dan menyiapkan keperluan kantornya. Padahal Siska telat tidur juga karena ulah Bas semalam yang meminta dirinya untuk memijit kakinya sampai jam 3 pagi.Siska tidak pernah menyangka jika rumah tangga yang dia impikan bahagia, ternyata malah sebaliknya. Dia malah sangat menderita bahkan badan nya selalu di siksa jika tidak menuruti keinginan Bas.Pernah terbersit di hatinya untuk mengadu pada Gadis, tapi Siska sadar jika dia dulu sangatlah jahat pada wanita itu, sampai berencana membunuhnya dengan mendorongnya dari tebing.Siska sadar jika penderit
'emoga anak ku tidak mencret ya, karena sudah makan bubur di tempat beginian.' batinnya sambil melirik gerobak bubur di hadapannya.Setelah selesai ia segera pulang, dan membawa bubur ayam itu kedalam kamar.Gadis sangat senang karena keinginan nya tercapai, dia memakan bubur ayam itu dengan sangat lahap. Dan 2 bungkus bubur itu tandas tidak tersisa. Alex sampai bengong melihat istrinya yang begitu lahap memakan bubur, persis seperti orang yang 3 bulan tidak di kasih makan.''Sayang, kamu doyan apa rakus?'' goda Alex menggelengkan kepalanya.''Hehehe ... dua-dua nya Mas. Maksih ya, kamu sudah nurutin mau aku.'' Alex mengangguk kemudian mencium kening istrinya.''Sekarang kamu istirahat ya! Aku mau siap-siap ke kantor.''Gadis membaringkan tubuhnya di kasur lalu memejamkan mata dengan lelap.**********''Makasih ya Sok, kamu sudah anterin aku pulang," ucap Sandra.''Iya sama-sama. Kamu langsung istirahat ya!''Sandra mengangguk, lalu membuka pintu mobil. Tapi tangannya di tahan oleh A
Siang ini Siska keluar rumah untuk menenangkan pikirannya, dia melangkah menyusuri pasir pantai dengan kaki polosnya. Dia merasa lebih baik berada di pantai. Matanya menatap kosong dengan langkah pelan.Siska menyesali sikapnya dulu pada Gadis. Seharusnya dia bisa meminta maaf pada Gadis atas kejahatannya dulu. Tapi entah kenapa rasa gengsi begitu besar di dalam dirinya hingga kata itu sangat sulit untuk di ucapkan. Siska menatap kosong pada kehidupannya sekarang, sungguh tidak pernah dia bayangkan jika rumah tangganya akan seperti sekarang.Roda kehidupan memang berputar, begitu pun dengan karma. Dia sudah menuai apa yang dia tanam. Dan saat ini Siska sedang menuai atas kejahatannya dulu pada Gadis. Jika waktu bisa di putar, maka dia tidak akan melakukan hal keji dan gila itu. Tapi sayangnya waktu tidak akan pernah bisa di putar kembali, sekarang hanya akan ada penderitaan dan penyesalan yang dia terima dan rasakan dalam hidupnya. Entah sampai kapan penderitaan itu akan berlangsung
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka