Siang ini Siska keluar rumah untuk menenangkan pikirannya, dia melangkah menyusuri pasir pantai dengan kaki polosnya. Dia merasa lebih baik berada di pantai. Matanya menatap kosong dengan langkah pelan.Siska menyesali sikapnya dulu pada Gadis. Seharusnya dia bisa meminta maaf pada Gadis atas kejahatannya dulu. Tapi entah kenapa rasa gengsi begitu besar di dalam dirinya hingga kata itu sangat sulit untuk di ucapkan. Siska menatap kosong pada kehidupannya sekarang, sungguh tidak pernah dia bayangkan jika rumah tangganya akan seperti sekarang.Roda kehidupan memang berputar, begitu pun dengan karma. Dia sudah menuai apa yang dia tanam. Dan saat ini Siska sedang menuai atas kejahatannya dulu pada Gadis. Jika waktu bisa di putar, maka dia tidak akan melakukan hal keji dan gila itu. Tapi sayangnya waktu tidak akan pernah bisa di putar kembali, sekarang hanya akan ada penderitaan dan penyesalan yang dia terima dan rasakan dalam hidupnya. Entah sampai kapan penderitaan itu akan berlangsung
"Tidak usah Tuan. Saya tidak ingin merepotkan Tuan Rehan. Saya sudah di traktir saja sangat berterima kasih Tuan,'' tolak Siska.Rehan tidak memaksa saat Siska menolaknya, dia paham mungkin Siska takut terjadi fitnah.'Aku tidak mau jika Mas Bas lihat aku di antar laki-laki lain, maka pasti dia akan semakin menyiksaku.' batin Siska.Siska melangkah menjauhi Rehan dia kemudian mencari taksi dan pulang ke rumah. Pria itu terus memperhatikan punggung Siska sampai hilang dari pandangan.''Aku harap kita bisa bertemu kembali Nona. Dan ku harap luka itu bukan dari suami mu,'' gumam Rehan.Lalu dia pun melangakah meninggalkan pantai itu untuk kembali ke kantornya...Malam ini Asoka akan mengajak Sandra untuk keluar. Dia melajukan mobilnya menuju apartemen Sandra dengan hati berdebar dan juga bahagia."Sumpah aku kok sedikit gugup ya," lirih Sandra sambil mematut wajahnya di depan cermin. Malam ini dia memakai gaun selutut dengan warna salem. Menambah kecantikannya. Sandra juga merasakan g
Sandra begitu terkejut melihat pemandangan di depannya saat ini. Bahkan tangan nya sampai menutup mulut tak percaya. Dia melhat meja yang sudah di dekor dengan begitu sangat romantis. ''Kamu suka, sayang?'' tanya Asoka sambil menggeser kursi untuk Sandra.''Suka. Kamu yang nyiapin ini semua?'' Asoka mengangguk.''Ini semua aku siapkan untuk kamu,'' ujarnya.Sandra begitu sangat bahagia, dia sangat tersentuh dengan perlakuan Asoka yang romantis. Dia sangat bahagia mendapat perlakuan spesial itu dari kekasihnya.Hatinya berbunga-bunga. Sandra menatap wajah tampan pria di hadapan nya dengan binar bahagia dan penuh cinta.''Ya sudah kita makan ya.'' Mereka pun makan dengan senyum bahagia tidak pernah luntur dari wajah Sandra.Asoka sangat senang saat melihat wajah bahagia Sandra, dia merasa usahanya tidak sia-sia malam ini, karena sudah membuat wanitanya tersenyum bahagia.Saat Sandra memakan deasert, dia menggigit sebuah benda bulat yang keras. Lalu mengeluarkan benda itu dari mulutnya
lMama dan Asoka yang mendengar ucapan Alex seketika menyemburkan nasi gorengnya.''Bos, bukan genjot, tapi gejrot. Lagian Bos kebanyakan genjot sih, jadi otaknya itu mulu," ledek Asok sambil meminum air.Alex menatap tajam asistennya itu. Lalu kembali menanyakan kemauan Gadis.''Sayang, makanan aneh apa itu hah? Kenapa namanya aneh banget? Apa bikinnya sambil di genjot gitu?'' pikir Alex dengan tangan mengetuk dagu.PLETAK!Gadis menjitak kepala suaminya dengam kesal, hingga membuat Asoka dan Mama Indah terkekeh.''Apaan sih Mas. Bener ya kata Tuan Asok kalau kamu kebanyakan genjot guling jadi tuh otaknya rada mangslep.'' kesal Gadis.''... Loh, kok kamu jitak aku sih? Aku kan cuma bicara apa adanya. Lagian ya ... makanan kok namanya aneh banget? Tahu genjot, berarti kan bikinnya di genjot.'' ''Tahu gejrot,'' ucap Gadis, Mama dan Asok serempak.Mama sampai memijit kepalanya yang mendadak pusing karena ulah putranya.''Ya, ya ... apalah itu namanya. Emang ada yang jual?'' tanya Alex
Hari Gadis, Alex dan kedua orang tuanya sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. Mereka akan melakukan penerbangan ke Swiss guna merayakan syukuran 4 bulan kehamilan Gadis.Setelah sampai di bandara mereka langsung masuk kedalam jet pribadi. Dan selama dalam perjalanan Gadis istirahat di kamar yang ada di dalam jet itu.Sedangkan Mama dan papa Jhon di temani Alex duduk di kursi. Tak lama Alex pamit untuk mengecek keadaan istrinya, dan ternyata istrinya masih tidur di ranjang. Dia mendekat lalu mengecup kening sang Istri.Pesawat mendarat dengan sempurna di Swiss setelah 16 jam terbang di atas udara. Gadis segera menuju helikopter dengan di gandeng oleh suaminya."Ini rumah orang tua kamu, Nak?" tanya Papa.Jhon tak menyangka.Gadis mengangguk, kemudian mempersilahkan kedua mertuanya untuk masuk.''Sayang, mama seneng banget kamu sudah sampai,'' ucap Mama Intan sambil memeluk dan mencium putrinya.''Mama dan Papa apa kabar?'' tanya Gadis.''Mama dan Papa baik sayang, bahkan sangat-sang
Bagaimana tidak syok. Saat dia membuka pintu Gadis melihat Siska yang sedang duduk di lantai dengan badan kurus dan penuh luka yang membiru. Dia sampai menjatuhkan paper bag yang di bawanya.Air matanya lolos dari kedua mata indah itu, kemudian dia melangkah mendekat ke arah Siska dengan langkah bergetar. Dia sangat miris melihat pemandangan di hadapannya itu, membuat hatinya sakit bagaikan di tusuk sembilu.Siska kaget saat menoleh mendapati Gadis sedang berdiri di pintu. Dia ingin berdiri tapi badannya sangat sakit. Dia tidak mau Gadis melihatnya dalam keadaan seperti sekarang.''Gadis,'' ucapnya lirih.Wanuta hamil itu tidak menjawab, dia langsung menghambur memeluk tubuh Siska yang terlihat kurus. Air matanya semakin deras mengalir di pipi mulusnya. Dia bisa merasakan sakit yang sedang Siska rasakan sekarang.Siska yang mendapat perlakuan itu pun tak kuasa menahan tangisnya, dia menangis dalam pelukan Gadis.Sakit. Itulah yang di rasakan Siska beberapa bulan ini. Dia sangat sakit
Gadis menangis mendengar ucapan Siska, dia tidak menyangka jika Kakaknl yang dia sayangi itu bisa berbuat keji seperti itu pada istrinya sendiri.Dia memeluk Siska dengan erat, mencoba menyalurkan kekuatan pada Siska. Dadanya bergemuruh hebat menahan amarah yang bergejolak. Dia tidak akan tinggal diam saja melihat kekejaman Kakaknya.''Apa Mama dan Papa tahu akan hal ini?'' Siska menggeleng lemah.Dia sudah menduganya, Bas pasti menutupi semuanya dari Papa dan Mamanya. Gadis sekarang paham kenapa Bas memilih tinggal terpisah dari Mama dan Papa, itu agar dia bisa leluasa menyiksa Siska. Dia merasa bersalah karena sudah menceritakan kejadian dulu pada Kakak ya. Jika saja dia tahu akan seperti ini, maka tentu tidak akan memberitahu Bas.''Lalu luka ini kenapa?'' tanya Gadis menunjuk luka di pelipis Siska.''Mas Bas marah, karena ada yang mengirim coklat untuku tadi pagi.'' jelas Siska.Gadis melipat keningnya dengan tatapan heran.''Coklat?'' Siska mengangguk.''Siapa pengirimnya?'' Sis
Gadis tersenyum miring melihat itu.''Eum itu ... Siska ... Siska sedang tidak enak badan katanya. Iya lagi kurang fit," awab Bas dengan gugup.Terlihat jelas raut wajah cemas di wajahnya, bahkan sangat tegang saat Gadis menanyakan soal Siska. Bagaimana tidak, Bas sangat tahu adiknya, dia mampu membaca keadaan seseorang dari gerak tubuhnya.''Padahal Siska sudah lama gak kesini Bas? Mama juga kangen loh, tiap Mama kesana pasti Siska gak ada terus," ujar Mama Intan.Gluk!Bas menelan ludahnya dengan kasar, dia mencoba terlihat tenang di hadapan semua keluarga nya. Dia gak mau sampai keluarga nya tahu jika Siska selama ini di Siksa olehnya.Dia sengaja tidak mengajak Siska malam ini, sebab jika keluarganya melihat keadaan Siska sudah pasti ia akan kena amukan Papa Wahyu, dan terlebih lagi adiknya.Gadis melihat Bas dengan seringai tipis di bibirnya, dia melihat wajah sang kakak sangat tegang dan keringat juga mengalir di pelipisnya. 'Baru pertanyaan begitu saja kau sudah takut Kak, ckc