Gadis tersenyum miring melihat itu.''Eum itu ... Siska ... Siska sedang tidak enak badan katanya. Iya lagi kurang fit," awab Bas dengan gugup.Terlihat jelas raut wajah cemas di wajahnya, bahkan sangat tegang saat Gadis menanyakan soal Siska. Bagaimana tidak, Bas sangat tahu adiknya, dia mampu membaca keadaan seseorang dari gerak tubuhnya.''Padahal Siska sudah lama gak kesini Bas? Mama juga kangen loh, tiap Mama kesana pasti Siska gak ada terus," ujar Mama Intan.Gluk!Bas menelan ludahnya dengan kasar, dia mencoba terlihat tenang di hadapan semua keluarga nya. Dia gak mau sampai keluarga nya tahu jika Siska selama ini di Siksa olehnya.Dia sengaja tidak mengajak Siska malam ini, sebab jika keluarganya melihat keadaan Siska sudah pasti ia akan kena amukan Papa Wahyu, dan terlebih lagi adiknya.Gadis melihat Bas dengan seringai tipis di bibirnya, dia melihat wajah sang kakak sangat tegang dan keringat juga mengalir di pelipisnya. 'Baru pertanyaan begitu saja kau sudah takut Kak, ckc
Siska keluar dengan setelah kasual, pada saat sampai di depan gerbang, Satpam menghentikan langkahnya dengan cepat.''Maaf Nona, Anda mau kemana?'' tanya satpam itu.''Sa-saya mau kerumah Mama, Pak. Saya di minta Gadis untuk bertemu," ucap Siska sedikit takutPenjaga itu menatap Siska sejenak, lalu membukakan pintu gerbang. Siska langsung berjalan keluar dari rumah itu, berjalan dengan cepat menuju persimpangan jalan. 10 menit berjalan dia sudah sampai di persimpangan jalan.Saat sedang berdiri, tiba-tiba mobil putih berhenti tepat di hadapannya, dan saat kaca mobil di turunkan ternyata dia adalah Rehan.''Rehan!" kaget Siska.''Ayo masuk, cepat!" ujar Rehan sambil membuka pintu.Siska terlihat ragu, tapi Rehan meyakinkannya. Akhirnya dia masuk kedalam mobil mewah itu.''Han. kamu kenapa ada di sini?'' tanya Siska dengan heran.''Aku di minta Gadis menjemput kamu," jawabnya.''Terus kita mau kemana?''''Kita akan pergi ke tempat dimana Bas tidak akan bisa menemukan kamu,'' ucapnya sam
BRAK!PRANG!Bas menggebrak meja makan lalu menghempaskan gelas yang ada di sana. Rahangnya mengeras mendengar ucapan pelayan nya. Dia takut jika Siska kesana maka semua keluarganya akan tahu.'Bahaya. Bisa mampus aku kalau wanita itu cerita sama Gadis dan orang tuaku. Aku harus kesana. Aku gak mau dia mengadu pada Gadis. Bisa habis!'Dia berlari kearah mobilnya lalu melaju dengan cepat menuju rumah Mamanya. Setelah sampai dia berlari masuk kedalam rumah.Sedangkan Gadis dan yang lain sedang berkumpul di ruang keluarga, untuk membahas acara 4 bulanan kehamilannya.BRAK!Pintu kaca itu di dorong dengan keras, hingga membuat semua orang terperanjat kaget. Bas tidak melihat Siska berada di sana, wajahnya mendadak tegang dan takut.''Bas, kamu ini apa-apaan sih? Datang-datang main gebrak pintu aja. Mama sama yang lain kaget tahu!'' bentak Mama Intan dengan kesal.''Maaf Ma. A-aku ma-mau ....'' Bas terlihat ragu''Apa hah? Kenapa kamu seperti kebingungan begitu?'' tanya Papa dengan tatapan
"Ng-nggak. Kamu jangan fitnah!'' tuding Bas mulai tersulut.''Aku gak fitnah kok. Aku kan nanya sama Kakak? Soalnya gak mungkin ada asap jika tak ada api,'' jelas Gadis''Dan satu lagi. Maaf aku gak bisa bantu Kakak. Kalau Kakak mau, ya cari sendiri dengan usaha Kakak.'' Gadis melangkah meninggalkan Bas dengan seringai di wajahnya.'Rasai lo Kak.'..Sudah dua hari semenjak kepergian Siska, Bas terus mencarinya. Tapi hasilnya nihil belum juga menemukan titik terang. Dia sudah beberapa kali meminta Gadis untuk melacak Siska tapi dia selalu menolak dan menghindari nya.Bahkan orang-orang yang di bayarnya untuk mencari Siska masih belum juga mendapatkan kabar. Dan rencananya hari ini Bas akan ke mansion untuk menemui Gadis kembali, dia yakin jika Gadis yang melacaknya maka dalam hitungan menit akan ketemu.''Dek,'' panggilnya pada Gadis yang sedang makan buah.Wanita itu menoleh sesaat, lalu kembali menatap buah di hadapannya.''Dek ... Kakak mohon bantu Kakak ya!" Gadis tetap diam.Saa
Mama Intan Alex fan kedua menunggu di depan ruang UGD dengan cemas. Terlihat jelas raut ke khawatiran dari wajah mereka. Bahkan Alex terus menerus mondar mandir tak tenang, dia sangat takut jika terjadi apa-apa pada istri dan calon anaknya itu. Terlebih Gadis mengalami pendarahan.Dia terus merutuki dirinya, seharusnya dia tadi melerai pertengkaran 2 bersaudara itu, sehingga membuat Gadis bisa mengontrol emosinya. Tapi semua sudah terlanjur hanya ada penyesalan dalam dirinya saat ini. Dan kedua Momy itu pun saling menggenggam tangan satu sama lain, mereka saling menguatkan.''Aaghh!" geram Alex sambil menonjok tembok rumah sakit, sampai tangannya memerah dan lecet.''Lex, apa yang kamu lakukan? Jangan begini, Nak. Papa juga khawatir tapi jangan begini,'' ucap papa Jhon dengan nada khawatir.Alex memeluk papanya, air mata menetes tanpa bisa di tahan lagi. Dia sakit, sangat sakit ketika melihat istrinya menjerit kesakitan dalam pelukannya. Dia gagal menjadi seorang suami dan Papa.Papa
"Terlepas dari semua kesalahannya Bas, kalau kamu benci harusnya kamu jebloskan dia kepenjara saja. Ini negri hukum Bas. Gadis itu sudah memaafkan Siska, lalu kenapa kamu masih dendam hah? Adikmu saja yang menjadi korban bisa memaafkan kesalahan Siska. Ingat Bas, semua manusia itu tak luput dari salah dan dosa. Semua manusia itu pendosa. Kamu ingat, kalau kamu juga sering melakukan kesalahan, dan apa kamu ingat kalau kamu sering memfitnah Gadis? Apa kamu lupa? Kamu ingat dosa besar apa yang sudah kamu lakukan hah, dengan uang itu? Kamu gunakan uang itu untuk pesta seks dengan kawan-kawan mu. Kamu pikir papa gak tahu!" bentak Papa sambil menggebrak meja.BRAK!Bass terperanjat kaget mendengar Papanya mengetahui kelakuannya dulu. Dia tidak menyangka jika Papanya akan tahu tentang pesta terlarang itu.''Sekarang kamu lepas Siska, biarkan dia bahagia.''''Tapi Pa, aku gak bisa!'' bantah Bas.''Kenapa? Apa belum puas kamu menyiksanya?''''A-aku, aku ....''''Dengar Bas! Siska itu wajib unt
Bas membulat, menatap tak percaya pada ucapan yang keluar dari mulut adiknya.''Dek, kenapa Kakak harus keluar?'' bingungnya.Tapi Gadis hanya diam saja enggan untuk menjawab.''Maaf Kak! Kak sebaiknya keluar saja! Biarkan Gadis istirahat. Lagian aku gak mau istriku sampai stres gara-gara Kakak lagi.'' usir Alex.''Tapi kan--"''Bas, pergi sekarang!" geram Mama Intan.Mama masih kecewa pada anak laki-lakinya itu, hatinya masih sakit dan terlampau hancur saat mengetahui kebenaran yang begitu pahit. Dia masih enggan untuk memaafkan Bas, sebab kesalahan yang Bas buat sangatlah fatal sebagai suami.Bas menunduk lesu, dia berbalik dan melangkah keluar dari ruangan. 'Apa segitu enggan kah Dek, kamu melihat Kakak mu ini?'Dia pergi ke lobi untuk menunggu jemputan Vino. Setelah 20 menit Vino pun sampai dan Bas langsung masuk ke dalam mobil.Sedangkan di tempat lain, seorang wanita sedang berdiri menatap luasnya lautan dengan kaki yang basah di terpa air laut bening itu. Matanya menatap luas
''Sayang, kamu makan dulu ya," ucap Alex sambil menyuapkan bubur ayam ke mulut istrinya.Setelah makanan habis, ia memberikan obat pada Gadis. Dan Tak lama dokter datang untuk mengecek keadaannya.''Bagaimana, Dok?'' tanya Alex.''Keadaan Nona dan kandungannya sudah membaik Tuan, nanti sore sudah boleh pulang Tuan,'' jawab Dokter itu.Alex mengangguk dengan senyum lega di wajahnya.''Sayang kamu kenapa? Inget kata dokter kamu gak boleh banyak pikiran loh sayang.'' ''Aku cuma mikirin Kak Bas, Mas. Apa dia mau melepaskan Siska atau nggak?''''Yang ku dengar dari Mama semalam, kalau Kak Bas sudah melepaskan Siska.'' ''Kamu serius Mas?'' tanya Gadis menatap kedua manik suaminya.''Iya serius sayang. Kalau kamu gak percaya tanya Mama saja.''''Tapi Mas, gimana Kak Bas mau melepaskan Siska?'' herannya.''Karena Papa memberi pilhan padanya," ucap Mama yang baru datang membawa salad buah.Gadis dan Alex mencium tangan Mamanya dengan takzim. Kemudian Mama mendekat dan mencium kening putrinya