Gadis bangun dan tak mendapati Alex di sisinya, lalu dia melangkah keluar kamar untuk mencari suaminya. Dan ternyata Alex sedang di taman samping rumah bersama Mama Indah.''Tapi Ma, aku juga bingung kenapa bisa terjadi? Aku sangat yakin jika itu di sengaja.''Gadis menghentikan langkahnya saat mendengar suaminya sedang berbicara serius dengan sang Mama.''Tapi kamu harus cari buktinya dulu Lex, jangan gegabah.''''Iya Ma, itu kenapa aku akan pulang malam ini agar bisa segera menyelesaikan masalahnya.''''Tapi Gadis bagaimana, Lex? Dia kan gak boleh kecapean?'' ''Dia biar disini dulu yah sama Ma. Aku akan tenang jika Gadis dan Mama berada di sini.'' ''Tapi Lex, Mama juga khawatir sama kamu. Bagaimana jika orang itu akan mencelakai kamu?'' cemas Mama Indah.''Mama gak usah khawatir. Aku akan baik-baik saja.''''Siapa yang mau mencelakai kamu, Mas?'' tanya Gadis dengan berjalan mendekat menghampiri dua orang itu.Alex dan Mama Indah terkejut ketika Gadis datang, apalagi dia bertanya s
"Sok, bagaimana bisa terbakar, hah?'' tanya Alex saat sudah sampai di Bandara.''Beberapa hari ini ada orang yang selalu mengintai kantor kita Bos. Lalu pas kejadian kemaren, salah satu karyawan kita melihat orang asing dengan pakaian tetutup sedang membawa jerigen Bos. Dan di perkirakan jerigen itu berisi bahan bakar. Nah, pas karyawan kita mau menangkapnya, dia terluka karena luka tembak di bahu kirinya Bos. Lalu orang misterius itu langsung membakar kantor," tutur Asoka.''Lalu dimana satpam nya? Kenapa gak ada penjagaan, dan membiarkan orang itu masuk?'' heran Alex.''Satpam di bius Bos pakai gas tidur di pos penjagaan.'' Terlihat Alex memijit pelipisnya, dia benar-benar pusing saat ini.''Apa, pelakunya Angga?'' tebaknya.''Saya kurang tahu, bos. Tapi kenapa tidak minta tolong Nona Gadis saja Bos? Dia kan pandai melacak?'' usul Asok.''Gak bisa Sok. Gadis baru saja pulih sehabis dari rumah sakit, aku gak mau membuatnya stres dan itu akan berdampak buruk bagi anak dan istriku.''
Alex bersiap-siap untuk ke kantor, untuk mengecek data-data kerugian dari kebakaran kantor cabangnya. Tapi Selama dalam perjalanan entah kenapa dia merasa ada yang mengikutinya, lau dia menengok ke belakang dan melihat satu buah motor yang sedang mengikuti. Alex tak bisa melihat wajahnya sebab ketutup oleh helm.''Sok, aku rasa ada yang sedang mengikuti kita," ucapnya.Kemudian Asoka melihat kaca spion, dan ternyata benar yang di katakan bosnya kalau ada yang mengikuti mobil mereka.''Benar Bos, kira-kira orang itu mau apa ya Bos?'' heran Asoka.''Saya juga tidak tahu Sok, kita waspada saja!'' Asoka mengangguk, lalu menjalankan mobilnya sedikit lebih cepat. Saat mobil melintasi jalanan yang sepi, tiba-tiba mobilnya di hadang oleh sebuah motor yang tadi mengikuti mereka. Membuat Asok spontan menginkak rem mobil.Orang di motor itu turun dengan menggunakan penutup wajah. Samapi membuat Alex dan Asoka susah untuk mengenalinya. Asoka meminta Alex untuk tetap di mobil, dan dia akan turun.
Saat ini Alex sedang berada di Surabaya untuk mengecek kadaan kantornya yang terbakar. Terlihat jelas di depan mata, kini kantor cabangnya hanya tinggal bangunan kosong, dengan puing-puing yang berserakan.Dia mendekat ke arah satpam yang berjaga di kantornya dulu. Satpam itu begitu ketakutan, saat Alex mendekat dan berjalan ke arahnya. Dia takut jika Bos nya akan menghajar nya.''Pak, bagaimana kejadian nya?'' tanya Alex.''Ma-maafkan saya Tuan, saya sudah lalai. Waktu itu saya sedang berjaga di pos, tiba tiba ada orang nanya alamat Tuan, terus dia menjatuhkan sesuatu ke bawah kaki saya dan teman saya. Dan setelah itu saya tidak ingat apa-apa Tuan. Yang saya ingat, benda itu mengeluarkan asap," jelas pria paruh baya tersebut sedikit gugup.''Ya sudah, tidak apa Pak. Ini bukan salah Bapak." Menepuk pundak satpam.itu.Alex melangkah menjauh, memasuki mobilnya untuk kembali ke hotel tempat dia menginap. Di dalam mobil dia mengusap wajahnya dengan kasar, tangannya memijit kening yang te
''Tuan Jasson, aku mohon agar kau tak memberitahukan keadaanku sekarang pada Gadis. Aku tak mau dia cemas!'' pinta Alex saat Jasson menerima telepon dari Gadis.''Tapi Tuan Muda, saya--''''Bilang kalau aku baik-baik saja dan sudah di bandara." potong Alex.Jasson mengangguk, kemudian mengangakat telpon dari Nona Mudanya.''Hallo Nona.''''Hallo Jasson, bagaimana keadaan suamiku? Apa dia bai-baik saja?''''Nona tenang saja, Tuan Alex baik baik saja.""Dimana dia? Aku ingin berbicara padanya, sebab hp-nya tak aktif.''''Maaf Nona Muda, Tuan Ale, sudah berada di bandara."''Bagaimana bisa, Jas? Jelas-jelas tadi dia bilang rem mobilnya blong. Aku khawatir dengan keadaannya, Jass."''Iya Nona, memang rem mobil Tuan blong. Tapi Tuan muda dan asistennya berhasil selamat Nona. Jadi saat ini mereka sedang di bandara.''"Apa kau tak lagi membohongiku, Jass?''GLUK!Jasson menelan ludahnya dengan kasar, dia sebenarnya tak mau berbohong. Tapi Jasson juga hanya menuruti perintah Tuannya.''Ti-tid
Gadis sudah bersiap untuk pergi kebandara. Setelah semalam dia memikirkan masalah suaminya, maka hari ini dia putuskan untuk pulang ke indonesia bersama sang mertua.''Ma, Pa, apa sudah siap?'' tanya Gadis saat memasuki kamar mertuanya.''Iya Nak, Mama dan papa sudah siap," jawab mama Indah.Mereka pun berangkat ke bandara dan langsung lepas landing. Entah kenapa feeling Gadis tak enak. Dia merasa akan ada hal besar yang terjadi, tapi entah itu apa. Gadis mencoba menepisnya, tapi semakin dia tepis perasaan itu, maka semakin kuat.Itu kenapa ia memutuskan untuk kembali ke indonesia, tanpa memberitahu Alex. Sebab jika Alex tahu, maka dia tidak akan di izinkan kembali ke sana. Gadis tahu jika saat ini orang yang sudah mencelakai suaminya pasti sedang menyusun rencana kembali. Sebab pasti orang itu tahu jika Alex dan Asoka selamat dalam kecelakaan mobil itu.Dia juga membawa beberapa senjata api yang sudah legal. Dia yakin dan sangat-sangat yakin, jika senjata itu akan di butuhkan nanti.
Gadis sudah sampai di mansion. Baru saja dia akan memejamkan matanya, dia mendapatkan pesan. Wanita itu membuka pesan yang di kirim oleh James.[Princess, kamu harus berhati-hati, karena wanita itu sudah mulai beraksi! Jaga-jaga Princess. Aku akan menyusulmu kesana]Gadis melipat dahinya dengan heran, tidak biasanya James akan nekat jika bukan sesuatu yang mendesak. Gadis segera mengetik balasan untuk James.[Ada apa James? Apa yang akan di perbuat wanita itu?]Tak berapa lama balasan muncul dari James.[Dia bekerja sama dengan Steven. Ketua mafia naga hitam. Kau harus berhati-hati!]Mata Gadis membulat saat membaca pesan dari sahabatnya itu.''Bagaimana dia bisa kenal dengan Steven? Aku harus bagaimana? Aku tahu betul siapa Steven. Gak mudah untuk melawannya," gumam Gadis dengan cemas.[Cepatlah James, aku merasa cemas!]Gadis sangat cemas saat ini, dia bukannya takut pada Steven. Tapi yang dia takutkan, jika Alex atau kedua mertua nya terancam. Sebab Steven berdarah dingin.[Bertaha
.Saat Alex membuka pintu kamar, dahinya mengeryit heran melihat seseorang yang tidur di kamar nya dengan membelakanginya, dan itu membuat ia tak bisa melihat wajah orang itu.'Siapa dia? Berani sekali tidur di ranjangku!'Alex melangkah mendekati ranjang di mana orang itu tertidur. Tapi ia seperti mengenali tubuh yang di kiranya adalah seorang wanita. Kemudian ia memanggil nama istrinya, tapi tak ada sahutan. 'Kok kayak Gadis, ya? Tapi kan dia ada di Swss dan belum pulang?' Lalu ia duduk di samping wanita yang tidur membelakangi nya itu, kemudian menepuk pundaknya dengan ragu. Terlihat pergerakan dari tubuh wanita tersebut.Sedangkan Gadis yang merasa tidurnya terganggu, karena tepukan di bahu. Akhirnya menggeliat dan membalik badannya. Dia menatap Alex yang sedang memasang wajah kaget.''Mas, kamu kok sudah pulang?'' tanyanya sambil mengucek mata.''Sayang, kamu kenapa pulang tak bilang bilang sama aku?'' ''Maaf Mas, aku khawatir banget sama kamu Jadi aku pulang deh."''Terus Ma
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka