Gadis sudah bersiap untuk pergi kebandara. Setelah semalam dia memikirkan masalah suaminya, maka hari ini dia putuskan untuk pulang ke indonesia bersama sang mertua.''Ma, Pa, apa sudah siap?'' tanya Gadis saat memasuki kamar mertuanya.''Iya Nak, Mama dan papa sudah siap," jawab mama Indah.Mereka pun berangkat ke bandara dan langsung lepas landing. Entah kenapa feeling Gadis tak enak. Dia merasa akan ada hal besar yang terjadi, tapi entah itu apa. Gadis mencoba menepisnya, tapi semakin dia tepis perasaan itu, maka semakin kuat.Itu kenapa ia memutuskan untuk kembali ke indonesia, tanpa memberitahu Alex. Sebab jika Alex tahu, maka dia tidak akan di izinkan kembali ke sana. Gadis tahu jika saat ini orang yang sudah mencelakai suaminya pasti sedang menyusun rencana kembali. Sebab pasti orang itu tahu jika Alex dan Asoka selamat dalam kecelakaan mobil itu.Dia juga membawa beberapa senjata api yang sudah legal. Dia yakin dan sangat-sangat yakin, jika senjata itu akan di butuhkan nanti.
Gadis sudah sampai di mansion. Baru saja dia akan memejamkan matanya, dia mendapatkan pesan. Wanita itu membuka pesan yang di kirim oleh James.[Princess, kamu harus berhati-hati, karena wanita itu sudah mulai beraksi! Jaga-jaga Princess. Aku akan menyusulmu kesana]Gadis melipat dahinya dengan heran, tidak biasanya James akan nekat jika bukan sesuatu yang mendesak. Gadis segera mengetik balasan untuk James.[Ada apa James? Apa yang akan di perbuat wanita itu?]Tak berapa lama balasan muncul dari James.[Dia bekerja sama dengan Steven. Ketua mafia naga hitam. Kau harus berhati-hati!]Mata Gadis membulat saat membaca pesan dari sahabatnya itu.''Bagaimana dia bisa kenal dengan Steven? Aku harus bagaimana? Aku tahu betul siapa Steven. Gak mudah untuk melawannya," gumam Gadis dengan cemas.[Cepatlah James, aku merasa cemas!]Gadis sangat cemas saat ini, dia bukannya takut pada Steven. Tapi yang dia takutkan, jika Alex atau kedua mertua nya terancam. Sebab Steven berdarah dingin.[Bertaha
.Saat Alex membuka pintu kamar, dahinya mengeryit heran melihat seseorang yang tidur di kamar nya dengan membelakanginya, dan itu membuat ia tak bisa melihat wajah orang itu.'Siapa dia? Berani sekali tidur di ranjangku!'Alex melangkah mendekati ranjang di mana orang itu tertidur. Tapi ia seperti mengenali tubuh yang di kiranya adalah seorang wanita. Kemudian ia memanggil nama istrinya, tapi tak ada sahutan. 'Kok kayak Gadis, ya? Tapi kan dia ada di Swss dan belum pulang?' Lalu ia duduk di samping wanita yang tidur membelakangi nya itu, kemudian menepuk pundaknya dengan ragu. Terlihat pergerakan dari tubuh wanita tersebut.Sedangkan Gadis yang merasa tidurnya terganggu, karena tepukan di bahu. Akhirnya menggeliat dan membalik badannya. Dia menatap Alex yang sedang memasang wajah kaget.''Mas, kamu kok sudah pulang?'' tanyanya sambil mengucek mata.''Sayang, kamu kenapa pulang tak bilang bilang sama aku?'' ''Maaf Mas, aku khawatir banget sama kamu Jadi aku pulang deh."''Terus Ma
''Ya James, ada apa?'' tanya Gadis saat ia baru saja pulang dari supermarket.''Princess, gawat. Gawat Princess!'' panik James.''Gawat? Ada apa, James? Apa yang terjadi?''''Suami mu, dia di culik oleh anak buah Steven,'' ujar James.''APA!'' kagetnya.''Dimana Mas Alex, sekarang?'' sambungnya dengan nada khawatir.''Akan ku sherlock."Tak lama setelah telpon terputus, James mengirim lokasinya pada Gadis. Dia segera menyuruh supir untuk menuju ke tempat dimana Alex di sekap.Selama dalam perjalanan ia begitu khawatir dengan keadaan Alex, dia terus menghubungi nomor suaminya tapi tak aktif. Begitu pun dengan Asoka, membuat Gadis mengusap wajah nya dengan kasar.''Tunggu aku Mas! Aku gak akan biarin kamu celaka," gumam Gadis dengan tangan terkepal.''Tak akan ku maafkan kau Farah. Akan ku buat kau menyesal karena sudah mengusikku!" geram GadisSetelah menempuh perjalanan 25 menit, mobil pun sampai dan parkir tak jauh dari tempat Alex di sekap. Gadis menatap gudang tua yang terbengkalai
''Mas, kamu apa apaan sih? Malu tuh, di liat James dan anak buah nya?'' malu Gadis saat Alex menciuminya dan James serta anak buah nya, melihat ke arah mereka.''Biarkan saja sayang, biar dia tahu jika kamu hanya miliku,'' ucap Alex dengan cemburu.'Ck! Dasar pria pencemburu. Siapa juga yang mau merebut Princess darimu.' batin James.Gadis memapah suami nya keluar dari gudang. Tapi sebelum itu, dia mengatakan pada James, agar urusan Steven terserah padanya saja. Dia tak mau menghabisi sepupu sahabatnya itu di depan James. Dia menyerahkan nyawa Steven pada James.James menatap wajah Steven. Dia menjambak rambutnya hingga kepala pria itu mendongkak ke atas. Steven menatap angkuh pada James, dia meludah kesamping.''Kau pikir, aku akan takut padamu? Hahaha!"James menembak leher Steven, dengan senjata yang di kasih Gadis. Senjata itu berisi obat bius, dan James menyuruh anak buahnya untuk membawa Steven ke markasnya, agar Steven di siksa di sana.Gadis menuju mobilnya yang terparkir tak
Hari terus berganti bulan. Kini kandungan Gadis sudah memasuki bulan ke 8.Saat ini mereka sedang berada di Swiss, sebab ingin Gadis melahirkan di sana. Bukan tanpa alasan. Mereka hanya takut, jika nanti ada apa-apa pada Gadis dan kandungan nya. Sebab, penculikan Alex beberapa bulan yang lalu membuat mereka begitu khawatir akan terjadi lagi.Kalau di Mansion Bramantyo banyak pengawal dan juga pelayan. Jadi keselamatan sangat terjamin. Alex juga setuju dengan usulan mertuanya, dia juga tidak mau membuat keselamatan anak dan istrinya dalam bahaya.''Mas, kita beli kereta bayi ya? Aku mau keluar!'' rengek Gadis dengan manja.Sudah 1 bulan ini dia Mansion, tapi Gadis tidak di perbolehkan untuk keluar oleh Papa nya. Demi keselamatannya dan calon pewaris BM Group.''Sayang, nanti saja ya,'' bujuk Alex sambil mengusap perut istrinya.Gadis merengut kesal, dia pergi meninggalkan Alex dengan menghentakkan kakinya. Mama Indah menyuruh Alex untuk membujuk Gadis dan menyusulnya ke kamar.Alex me
Di sebuah gedung perusahaan di kota B. Seorang wanita cantik sedang sibuk berkutat di laptopnya. Padahal sudah waktunya jam makan siang. Tapi wanita itu, masih saja sibuk.''Sis, ayo makan siang dulu! Kamu belum makan siang loh?" tanya salah satu teman kantor nya.''Iya Mel, sebentar lagi ya. Kamu duluan saja."Ya, wanita itu adalah Siska. Dia sedang menyiapkan laporan untuk meeting nanti sore.Siska bekerja di perusahaan cabang di kota B. Setelah dia lepas dari Bastian, Siska pulang ke indonesia. Memulai hidup baru disana. Dan selama 5 bulan ini, dia juga sangat dekat dengan Rehan.Hubungan mereka terbilang dekat, bagaikan sepasang kekasih. Rehan sudah beberapa kali menyatakan perasaannya, tapi Siska masih belum siap untuk menjalani sebuah hubungan kembali. Bayang-bayang masa lalu yang mengerikan, membuat dirinya trauma.Akan tetapi Rehan selalu berusaha untuk menghilangkan rasa trauma pada diri Siska.Sebenarnya Siska juga menaruh perasaan padanya, tapi dia takut jika nanti kejadian
1 minggu setelah lamaran Rehan di terima. Kini dia membawa Siska ke Kanada, untuk di perkenalkan pada Mama dan Papanya.Mereka masuk dengan bergandengan tangan. Bahkan Rehan bisa merasakan keringat di tangan Siska. Dia tahu jika saat ini kekasihnya itu sedang gugup, dan Rehan pun mencoba menenangkan kekasihnya, supaya lebih rileksSiska merasakan kegugupan yang begitu hebat. Dia takut, jika nanti kedua orang tua Reha. tidak merestui mereka. Bahkan Siska lebih takut, jika orang tua Rehan tidak bisa menerima statusnya..''Jadi ini yang namanya Siska? Waaaah! Kamu pintar sekali Han pilih mantu buat Mama,'' ujar Mama Rehan sambil memeluk Siska.''Sayang kenalin, ini Mama aku," ujar Rehan memperkenalkan Mamanya.''Ha-halo Tante. Saya Siska.'' sambil mengulurkan tangannya.''Jenalkan sayang, nama Tante, tante Amel, dan itu Papa nya Rehan, namanya Om Rudi,'' jelas Tante Amel.Kemudian Tante Amel menggandeng Siska ke meja makan, untuk makan malam. Mereka makan dengan di selingi canda dan taw
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka