Alex bersiap-siap untuk ke kantor, untuk mengecek data-data kerugian dari kebakaran kantor cabangnya. Tapi Selama dalam perjalanan entah kenapa dia merasa ada yang mengikutinya, lau dia menengok ke belakang dan melihat satu buah motor yang sedang mengikuti. Alex tak bisa melihat wajahnya sebab ketutup oleh helm.''Sok, aku rasa ada yang sedang mengikuti kita," ucapnya.Kemudian Asoka melihat kaca spion, dan ternyata benar yang di katakan bosnya kalau ada yang mengikuti mobil mereka.''Benar Bos, kira-kira orang itu mau apa ya Bos?'' heran Asoka.''Saya juga tidak tahu Sok, kita waspada saja!'' Asoka mengangguk, lalu menjalankan mobilnya sedikit lebih cepat. Saat mobil melintasi jalanan yang sepi, tiba-tiba mobilnya di hadang oleh sebuah motor yang tadi mengikuti mereka. Membuat Asok spontan menginkak rem mobil.Orang di motor itu turun dengan menggunakan penutup wajah. Samapi membuat Alex dan Asoka susah untuk mengenalinya. Asoka meminta Alex untuk tetap di mobil, dan dia akan turun.
Saat ini Alex sedang berada di Surabaya untuk mengecek kadaan kantornya yang terbakar. Terlihat jelas di depan mata, kini kantor cabangnya hanya tinggal bangunan kosong, dengan puing-puing yang berserakan.Dia mendekat ke arah satpam yang berjaga di kantornya dulu. Satpam itu begitu ketakutan, saat Alex mendekat dan berjalan ke arahnya. Dia takut jika Bos nya akan menghajar nya.''Pak, bagaimana kejadian nya?'' tanya Alex.''Ma-maafkan saya Tuan, saya sudah lalai. Waktu itu saya sedang berjaga di pos, tiba tiba ada orang nanya alamat Tuan, terus dia menjatuhkan sesuatu ke bawah kaki saya dan teman saya. Dan setelah itu saya tidak ingat apa-apa Tuan. Yang saya ingat, benda itu mengeluarkan asap," jelas pria paruh baya tersebut sedikit gugup.''Ya sudah, tidak apa Pak. Ini bukan salah Bapak." Menepuk pundak satpam.itu.Alex melangkah menjauh, memasuki mobilnya untuk kembali ke hotel tempat dia menginap. Di dalam mobil dia mengusap wajahnya dengan kasar, tangannya memijit kening yang te
''Tuan Jasson, aku mohon agar kau tak memberitahukan keadaanku sekarang pada Gadis. Aku tak mau dia cemas!'' pinta Alex saat Jasson menerima telepon dari Gadis.''Tapi Tuan Muda, saya--''''Bilang kalau aku baik-baik saja dan sudah di bandara." potong Alex.Jasson mengangguk, kemudian mengangakat telpon dari Nona Mudanya.''Hallo Nona.''''Hallo Jasson, bagaimana keadaan suamiku? Apa dia bai-baik saja?''''Nona tenang saja, Tuan Alex baik baik saja.""Dimana dia? Aku ingin berbicara padanya, sebab hp-nya tak aktif.''''Maaf Nona Muda, Tuan Ale, sudah berada di bandara."''Bagaimana bisa, Jas? Jelas-jelas tadi dia bilang rem mobilnya blong. Aku khawatir dengan keadaannya, Jass."''Iya Nona, memang rem mobil Tuan blong. Tapi Tuan muda dan asistennya berhasil selamat Nona. Jadi saat ini mereka sedang di bandara.''"Apa kau tak lagi membohongiku, Jass?''GLUK!Jasson menelan ludahnya dengan kasar, dia sebenarnya tak mau berbohong. Tapi Jasson juga hanya menuruti perintah Tuannya.''Ti-tid
Gadis sudah bersiap untuk pergi kebandara. Setelah semalam dia memikirkan masalah suaminya, maka hari ini dia putuskan untuk pulang ke indonesia bersama sang mertua.''Ma, Pa, apa sudah siap?'' tanya Gadis saat memasuki kamar mertuanya.''Iya Nak, Mama dan papa sudah siap," jawab mama Indah.Mereka pun berangkat ke bandara dan langsung lepas landing. Entah kenapa feeling Gadis tak enak. Dia merasa akan ada hal besar yang terjadi, tapi entah itu apa. Gadis mencoba menepisnya, tapi semakin dia tepis perasaan itu, maka semakin kuat.Itu kenapa ia memutuskan untuk kembali ke indonesia, tanpa memberitahu Alex. Sebab jika Alex tahu, maka dia tidak akan di izinkan kembali ke sana. Gadis tahu jika saat ini orang yang sudah mencelakai suaminya pasti sedang menyusun rencana kembali. Sebab pasti orang itu tahu jika Alex dan Asoka selamat dalam kecelakaan mobil itu.Dia juga membawa beberapa senjata api yang sudah legal. Dia yakin dan sangat-sangat yakin, jika senjata itu akan di butuhkan nanti.
Gadis sudah sampai di mansion. Baru saja dia akan memejamkan matanya, dia mendapatkan pesan. Wanita itu membuka pesan yang di kirim oleh James.[Princess, kamu harus berhati-hati, karena wanita itu sudah mulai beraksi! Jaga-jaga Princess. Aku akan menyusulmu kesana]Gadis melipat dahinya dengan heran, tidak biasanya James akan nekat jika bukan sesuatu yang mendesak. Gadis segera mengetik balasan untuk James.[Ada apa James? Apa yang akan di perbuat wanita itu?]Tak berapa lama balasan muncul dari James.[Dia bekerja sama dengan Steven. Ketua mafia naga hitam. Kau harus berhati-hati!]Mata Gadis membulat saat membaca pesan dari sahabatnya itu.''Bagaimana dia bisa kenal dengan Steven? Aku harus bagaimana? Aku tahu betul siapa Steven. Gak mudah untuk melawannya," gumam Gadis dengan cemas.[Cepatlah James, aku merasa cemas!]Gadis sangat cemas saat ini, dia bukannya takut pada Steven. Tapi yang dia takutkan, jika Alex atau kedua mertua nya terancam. Sebab Steven berdarah dingin.[Bertaha
.Saat Alex membuka pintu kamar, dahinya mengeryit heran melihat seseorang yang tidur di kamar nya dengan membelakanginya, dan itu membuat ia tak bisa melihat wajah orang itu.'Siapa dia? Berani sekali tidur di ranjangku!'Alex melangkah mendekati ranjang di mana orang itu tertidur. Tapi ia seperti mengenali tubuh yang di kiranya adalah seorang wanita. Kemudian ia memanggil nama istrinya, tapi tak ada sahutan. 'Kok kayak Gadis, ya? Tapi kan dia ada di Swss dan belum pulang?' Lalu ia duduk di samping wanita yang tidur membelakangi nya itu, kemudian menepuk pundaknya dengan ragu. Terlihat pergerakan dari tubuh wanita tersebut.Sedangkan Gadis yang merasa tidurnya terganggu, karena tepukan di bahu. Akhirnya menggeliat dan membalik badannya. Dia menatap Alex yang sedang memasang wajah kaget.''Mas, kamu kok sudah pulang?'' tanyanya sambil mengucek mata.''Sayang, kamu kenapa pulang tak bilang bilang sama aku?'' ''Maaf Mas, aku khawatir banget sama kamu Jadi aku pulang deh."''Terus Ma
''Ya James, ada apa?'' tanya Gadis saat ia baru saja pulang dari supermarket.''Princess, gawat. Gawat Princess!'' panik James.''Gawat? Ada apa, James? Apa yang terjadi?''''Suami mu, dia di culik oleh anak buah Steven,'' ujar James.''APA!'' kagetnya.''Dimana Mas Alex, sekarang?'' sambungnya dengan nada khawatir.''Akan ku sherlock."Tak lama setelah telpon terputus, James mengirim lokasinya pada Gadis. Dia segera menyuruh supir untuk menuju ke tempat dimana Alex di sekap.Selama dalam perjalanan ia begitu khawatir dengan keadaan Alex, dia terus menghubungi nomor suaminya tapi tak aktif. Begitu pun dengan Asoka, membuat Gadis mengusap wajah nya dengan kasar.''Tunggu aku Mas! Aku gak akan biarin kamu celaka," gumam Gadis dengan tangan terkepal.''Tak akan ku maafkan kau Farah. Akan ku buat kau menyesal karena sudah mengusikku!" geram GadisSetelah menempuh perjalanan 25 menit, mobil pun sampai dan parkir tak jauh dari tempat Alex di sekap. Gadis menatap gudang tua yang terbengkalai
''Mas, kamu apa apaan sih? Malu tuh, di liat James dan anak buah nya?'' malu Gadis saat Alex menciuminya dan James serta anak buah nya, melihat ke arah mereka.''Biarkan saja sayang, biar dia tahu jika kamu hanya miliku,'' ucap Alex dengan cemburu.'Ck! Dasar pria pencemburu. Siapa juga yang mau merebut Princess darimu.' batin James.Gadis memapah suami nya keluar dari gudang. Tapi sebelum itu, dia mengatakan pada James, agar urusan Steven terserah padanya saja. Dia tak mau menghabisi sepupu sahabatnya itu di depan James. Dia menyerahkan nyawa Steven pada James.James menatap wajah Steven. Dia menjambak rambutnya hingga kepala pria itu mendongkak ke atas. Steven menatap angkuh pada James, dia meludah kesamping.''Kau pikir, aku akan takut padamu? Hahaha!"James menembak leher Steven, dengan senjata yang di kasih Gadis. Senjata itu berisi obat bius, dan James menyuruh anak buahnya untuk membawa Steven ke markasnya, agar Steven di siksa di sana.Gadis menuju mobilnya yang terparkir tak