Mama Intan Alex fan kedua menunggu di depan ruang UGD dengan cemas. Terlihat jelas raut ke khawatiran dari wajah mereka. Bahkan Alex terus menerus mondar mandir tak tenang, dia sangat takut jika terjadi apa-apa pada istri dan calon anaknya itu. Terlebih Gadis mengalami pendarahan.Dia terus merutuki dirinya, seharusnya dia tadi melerai pertengkaran 2 bersaudara itu, sehingga membuat Gadis bisa mengontrol emosinya. Tapi semua sudah terlanjur hanya ada penyesalan dalam dirinya saat ini. Dan kedua Momy itu pun saling menggenggam tangan satu sama lain, mereka saling menguatkan.''Aaghh!" geram Alex sambil menonjok tembok rumah sakit, sampai tangannya memerah dan lecet.''Lex, apa yang kamu lakukan? Jangan begini, Nak. Papa juga khawatir tapi jangan begini,'' ucap papa Jhon dengan nada khawatir.Alex memeluk papanya, air mata menetes tanpa bisa di tahan lagi. Dia sakit, sangat sakit ketika melihat istrinya menjerit kesakitan dalam pelukannya. Dia gagal menjadi seorang suami dan Papa.Papa
"Terlepas dari semua kesalahannya Bas, kalau kamu benci harusnya kamu jebloskan dia kepenjara saja. Ini negri hukum Bas. Gadis itu sudah memaafkan Siska, lalu kenapa kamu masih dendam hah? Adikmu saja yang menjadi korban bisa memaafkan kesalahan Siska. Ingat Bas, semua manusia itu tak luput dari salah dan dosa. Semua manusia itu pendosa. Kamu ingat, kalau kamu juga sering melakukan kesalahan, dan apa kamu ingat kalau kamu sering memfitnah Gadis? Apa kamu lupa? Kamu ingat dosa besar apa yang sudah kamu lakukan hah, dengan uang itu? Kamu gunakan uang itu untuk pesta seks dengan kawan-kawan mu. Kamu pikir papa gak tahu!" bentak Papa sambil menggebrak meja.BRAK!Bass terperanjat kaget mendengar Papanya mengetahui kelakuannya dulu. Dia tidak menyangka jika Papanya akan tahu tentang pesta terlarang itu.''Sekarang kamu lepas Siska, biarkan dia bahagia.''''Tapi Pa, aku gak bisa!'' bantah Bas.''Kenapa? Apa belum puas kamu menyiksanya?''''A-aku, aku ....''''Dengar Bas! Siska itu wajib unt
Bas membulat, menatap tak percaya pada ucapan yang keluar dari mulut adiknya.''Dek, kenapa Kakak harus keluar?'' bingungnya.Tapi Gadis hanya diam saja enggan untuk menjawab.''Maaf Kak! Kak sebaiknya keluar saja! Biarkan Gadis istirahat. Lagian aku gak mau istriku sampai stres gara-gara Kakak lagi.'' usir Alex.''Tapi kan--"''Bas, pergi sekarang!" geram Mama Intan.Mama masih kecewa pada anak laki-lakinya itu, hatinya masih sakit dan terlampau hancur saat mengetahui kebenaran yang begitu pahit. Dia masih enggan untuk memaafkan Bas, sebab kesalahan yang Bas buat sangatlah fatal sebagai suami.Bas menunduk lesu, dia berbalik dan melangkah keluar dari ruangan. 'Apa segitu enggan kah Dek, kamu melihat Kakak mu ini?'Dia pergi ke lobi untuk menunggu jemputan Vino. Setelah 20 menit Vino pun sampai dan Bas langsung masuk ke dalam mobil.Sedangkan di tempat lain, seorang wanita sedang berdiri menatap luasnya lautan dengan kaki yang basah di terpa air laut bening itu. Matanya menatap luas
''Sayang, kamu makan dulu ya," ucap Alex sambil menyuapkan bubur ayam ke mulut istrinya.Setelah makanan habis, ia memberikan obat pada Gadis. Dan Tak lama dokter datang untuk mengecek keadaannya.''Bagaimana, Dok?'' tanya Alex.''Keadaan Nona dan kandungannya sudah membaik Tuan, nanti sore sudah boleh pulang Tuan,'' jawab Dokter itu.Alex mengangguk dengan senyum lega di wajahnya.''Sayang kamu kenapa? Inget kata dokter kamu gak boleh banyak pikiran loh sayang.'' ''Aku cuma mikirin Kak Bas, Mas. Apa dia mau melepaskan Siska atau nggak?''''Yang ku dengar dari Mama semalam, kalau Kak Bas sudah melepaskan Siska.'' ''Kamu serius Mas?'' tanya Gadis menatap kedua manik suaminya.''Iya serius sayang. Kalau kamu gak percaya tanya Mama saja.''''Tapi Mas, gimana Kak Bas mau melepaskan Siska?'' herannya.''Karena Papa memberi pilhan padanya," ucap Mama yang baru datang membawa salad buah.Gadis dan Alex mencium tangan Mamanya dengan takzim. Kemudian Mama mendekat dan mencium kening putrinya
Gadis bangun dan tak mendapati Alex di sisinya, lalu dia melangkah keluar kamar untuk mencari suaminya. Dan ternyata Alex sedang di taman samping rumah bersama Mama Indah.''Tapi Ma, aku juga bingung kenapa bisa terjadi? Aku sangat yakin jika itu di sengaja.''Gadis menghentikan langkahnya saat mendengar suaminya sedang berbicara serius dengan sang Mama.''Tapi kamu harus cari buktinya dulu Lex, jangan gegabah.''''Iya Ma, itu kenapa aku akan pulang malam ini agar bisa segera menyelesaikan masalahnya.''''Tapi Gadis bagaimana, Lex? Dia kan gak boleh kecapean?'' ''Dia biar disini dulu yah sama Ma. Aku akan tenang jika Gadis dan Mama berada di sini.'' ''Tapi Lex, Mama juga khawatir sama kamu. Bagaimana jika orang itu akan mencelakai kamu?'' cemas Mama Indah.''Mama gak usah khawatir. Aku akan baik-baik saja.''''Siapa yang mau mencelakai kamu, Mas?'' tanya Gadis dengan berjalan mendekat menghampiri dua orang itu.Alex dan Mama Indah terkejut ketika Gadis datang, apalagi dia bertanya s
"Sok, bagaimana bisa terbakar, hah?'' tanya Alex saat sudah sampai di Bandara.''Beberapa hari ini ada orang yang selalu mengintai kantor kita Bos. Lalu pas kejadian kemaren, salah satu karyawan kita melihat orang asing dengan pakaian tetutup sedang membawa jerigen Bos. Dan di perkirakan jerigen itu berisi bahan bakar. Nah, pas karyawan kita mau menangkapnya, dia terluka karena luka tembak di bahu kirinya Bos. Lalu orang misterius itu langsung membakar kantor," tutur Asoka.''Lalu dimana satpam nya? Kenapa gak ada penjagaan, dan membiarkan orang itu masuk?'' heran Alex.''Satpam di bius Bos pakai gas tidur di pos penjagaan.'' Terlihat Alex memijit pelipisnya, dia benar-benar pusing saat ini.''Apa, pelakunya Angga?'' tebaknya.''Saya kurang tahu, bos. Tapi kenapa tidak minta tolong Nona Gadis saja Bos? Dia kan pandai melacak?'' usul Asok.''Gak bisa Sok. Gadis baru saja pulih sehabis dari rumah sakit, aku gak mau membuatnya stres dan itu akan berdampak buruk bagi anak dan istriku.''
Alex bersiap-siap untuk ke kantor, untuk mengecek data-data kerugian dari kebakaran kantor cabangnya. Tapi Selama dalam perjalanan entah kenapa dia merasa ada yang mengikutinya, lau dia menengok ke belakang dan melihat satu buah motor yang sedang mengikuti. Alex tak bisa melihat wajahnya sebab ketutup oleh helm.''Sok, aku rasa ada yang sedang mengikuti kita," ucapnya.Kemudian Asoka melihat kaca spion, dan ternyata benar yang di katakan bosnya kalau ada yang mengikuti mobil mereka.''Benar Bos, kira-kira orang itu mau apa ya Bos?'' heran Asoka.''Saya juga tidak tahu Sok, kita waspada saja!'' Asoka mengangguk, lalu menjalankan mobilnya sedikit lebih cepat. Saat mobil melintasi jalanan yang sepi, tiba-tiba mobilnya di hadang oleh sebuah motor yang tadi mengikuti mereka. Membuat Asok spontan menginkak rem mobil.Orang di motor itu turun dengan menggunakan penutup wajah. Samapi membuat Alex dan Asoka susah untuk mengenalinya. Asoka meminta Alex untuk tetap di mobil, dan dia akan turun.
Saat ini Alex sedang berada di Surabaya untuk mengecek kadaan kantornya yang terbakar. Terlihat jelas di depan mata, kini kantor cabangnya hanya tinggal bangunan kosong, dengan puing-puing yang berserakan.Dia mendekat ke arah satpam yang berjaga di kantornya dulu. Satpam itu begitu ketakutan, saat Alex mendekat dan berjalan ke arahnya. Dia takut jika Bos nya akan menghajar nya.''Pak, bagaimana kejadian nya?'' tanya Alex.''Ma-maafkan saya Tuan, saya sudah lalai. Waktu itu saya sedang berjaga di pos, tiba tiba ada orang nanya alamat Tuan, terus dia menjatuhkan sesuatu ke bawah kaki saya dan teman saya. Dan setelah itu saya tidak ingat apa-apa Tuan. Yang saya ingat, benda itu mengeluarkan asap," jelas pria paruh baya tersebut sedikit gugup.''Ya sudah, tidak apa Pak. Ini bukan salah Bapak." Menepuk pundak satpam.itu.Alex melangkah menjauh, memasuki mobilnya untuk kembali ke hotel tempat dia menginap. Di dalam mobil dia mengusap wajahnya dengan kasar, tangannya memijit kening yang te