"Ng-nggak. Kamu jangan fitnah!'' tuding Bas mulai tersulut.''Aku gak fitnah kok. Aku kan nanya sama Kakak? Soalnya gak mungkin ada asap jika tak ada api,'' jelas Gadis''Dan satu lagi. Maaf aku gak bisa bantu Kakak. Kalau Kakak mau, ya cari sendiri dengan usaha Kakak.'' Gadis melangkah meninggalkan Bas dengan seringai di wajahnya.'Rasai lo Kak.'..Sudah dua hari semenjak kepergian Siska, Bas terus mencarinya. Tapi hasilnya nihil belum juga menemukan titik terang. Dia sudah beberapa kali meminta Gadis untuk melacak Siska tapi dia selalu menolak dan menghindari nya.Bahkan orang-orang yang di bayarnya untuk mencari Siska masih belum juga mendapatkan kabar. Dan rencananya hari ini Bas akan ke mansion untuk menemui Gadis kembali, dia yakin jika Gadis yang melacaknya maka dalam hitungan menit akan ketemu.''Dek,'' panggilnya pada Gadis yang sedang makan buah.Wanita itu menoleh sesaat, lalu kembali menatap buah di hadapannya.''Dek ... Kakak mohon bantu Kakak ya!" Gadis tetap diam.Saa
Mama Intan Alex fan kedua menunggu di depan ruang UGD dengan cemas. Terlihat jelas raut ke khawatiran dari wajah mereka. Bahkan Alex terus menerus mondar mandir tak tenang, dia sangat takut jika terjadi apa-apa pada istri dan calon anaknya itu. Terlebih Gadis mengalami pendarahan.Dia terus merutuki dirinya, seharusnya dia tadi melerai pertengkaran 2 bersaudara itu, sehingga membuat Gadis bisa mengontrol emosinya. Tapi semua sudah terlanjur hanya ada penyesalan dalam dirinya saat ini. Dan kedua Momy itu pun saling menggenggam tangan satu sama lain, mereka saling menguatkan.''Aaghh!" geram Alex sambil menonjok tembok rumah sakit, sampai tangannya memerah dan lecet.''Lex, apa yang kamu lakukan? Jangan begini, Nak. Papa juga khawatir tapi jangan begini,'' ucap papa Jhon dengan nada khawatir.Alex memeluk papanya, air mata menetes tanpa bisa di tahan lagi. Dia sakit, sangat sakit ketika melihat istrinya menjerit kesakitan dalam pelukannya. Dia gagal menjadi seorang suami dan Papa.Papa
"Terlepas dari semua kesalahannya Bas, kalau kamu benci harusnya kamu jebloskan dia kepenjara saja. Ini negri hukum Bas. Gadis itu sudah memaafkan Siska, lalu kenapa kamu masih dendam hah? Adikmu saja yang menjadi korban bisa memaafkan kesalahan Siska. Ingat Bas, semua manusia itu tak luput dari salah dan dosa. Semua manusia itu pendosa. Kamu ingat, kalau kamu juga sering melakukan kesalahan, dan apa kamu ingat kalau kamu sering memfitnah Gadis? Apa kamu lupa? Kamu ingat dosa besar apa yang sudah kamu lakukan hah, dengan uang itu? Kamu gunakan uang itu untuk pesta seks dengan kawan-kawan mu. Kamu pikir papa gak tahu!" bentak Papa sambil menggebrak meja.BRAK!Bass terperanjat kaget mendengar Papanya mengetahui kelakuannya dulu. Dia tidak menyangka jika Papanya akan tahu tentang pesta terlarang itu.''Sekarang kamu lepas Siska, biarkan dia bahagia.''''Tapi Pa, aku gak bisa!'' bantah Bas.''Kenapa? Apa belum puas kamu menyiksanya?''''A-aku, aku ....''''Dengar Bas! Siska itu wajib unt
Bas membulat, menatap tak percaya pada ucapan yang keluar dari mulut adiknya.''Dek, kenapa Kakak harus keluar?'' bingungnya.Tapi Gadis hanya diam saja enggan untuk menjawab.''Maaf Kak! Kak sebaiknya keluar saja! Biarkan Gadis istirahat. Lagian aku gak mau istriku sampai stres gara-gara Kakak lagi.'' usir Alex.''Tapi kan--"''Bas, pergi sekarang!" geram Mama Intan.Mama masih kecewa pada anak laki-lakinya itu, hatinya masih sakit dan terlampau hancur saat mengetahui kebenaran yang begitu pahit. Dia masih enggan untuk memaafkan Bas, sebab kesalahan yang Bas buat sangatlah fatal sebagai suami.Bas menunduk lesu, dia berbalik dan melangkah keluar dari ruangan. 'Apa segitu enggan kah Dek, kamu melihat Kakak mu ini?'Dia pergi ke lobi untuk menunggu jemputan Vino. Setelah 20 menit Vino pun sampai dan Bas langsung masuk ke dalam mobil.Sedangkan di tempat lain, seorang wanita sedang berdiri menatap luasnya lautan dengan kaki yang basah di terpa air laut bening itu. Matanya menatap luas
''Sayang, kamu makan dulu ya," ucap Alex sambil menyuapkan bubur ayam ke mulut istrinya.Setelah makanan habis, ia memberikan obat pada Gadis. Dan Tak lama dokter datang untuk mengecek keadaannya.''Bagaimana, Dok?'' tanya Alex.''Keadaan Nona dan kandungannya sudah membaik Tuan, nanti sore sudah boleh pulang Tuan,'' jawab Dokter itu.Alex mengangguk dengan senyum lega di wajahnya.''Sayang kamu kenapa? Inget kata dokter kamu gak boleh banyak pikiran loh sayang.'' ''Aku cuma mikirin Kak Bas, Mas. Apa dia mau melepaskan Siska atau nggak?''''Yang ku dengar dari Mama semalam, kalau Kak Bas sudah melepaskan Siska.'' ''Kamu serius Mas?'' tanya Gadis menatap kedua manik suaminya.''Iya serius sayang. Kalau kamu gak percaya tanya Mama saja.''''Tapi Mas, gimana Kak Bas mau melepaskan Siska?'' herannya.''Karena Papa memberi pilhan padanya," ucap Mama yang baru datang membawa salad buah.Gadis dan Alex mencium tangan Mamanya dengan takzim. Kemudian Mama mendekat dan mencium kening putrinya
Gadis bangun dan tak mendapati Alex di sisinya, lalu dia melangkah keluar kamar untuk mencari suaminya. Dan ternyata Alex sedang di taman samping rumah bersama Mama Indah.''Tapi Ma, aku juga bingung kenapa bisa terjadi? Aku sangat yakin jika itu di sengaja.''Gadis menghentikan langkahnya saat mendengar suaminya sedang berbicara serius dengan sang Mama.''Tapi kamu harus cari buktinya dulu Lex, jangan gegabah.''''Iya Ma, itu kenapa aku akan pulang malam ini agar bisa segera menyelesaikan masalahnya.''''Tapi Gadis bagaimana, Lex? Dia kan gak boleh kecapean?'' ''Dia biar disini dulu yah sama Ma. Aku akan tenang jika Gadis dan Mama berada di sini.'' ''Tapi Lex, Mama juga khawatir sama kamu. Bagaimana jika orang itu akan mencelakai kamu?'' cemas Mama Indah.''Mama gak usah khawatir. Aku akan baik-baik saja.''''Siapa yang mau mencelakai kamu, Mas?'' tanya Gadis dengan berjalan mendekat menghampiri dua orang itu.Alex dan Mama Indah terkejut ketika Gadis datang, apalagi dia bertanya s
"Sok, bagaimana bisa terbakar, hah?'' tanya Alex saat sudah sampai di Bandara.''Beberapa hari ini ada orang yang selalu mengintai kantor kita Bos. Lalu pas kejadian kemaren, salah satu karyawan kita melihat orang asing dengan pakaian tetutup sedang membawa jerigen Bos. Dan di perkirakan jerigen itu berisi bahan bakar. Nah, pas karyawan kita mau menangkapnya, dia terluka karena luka tembak di bahu kirinya Bos. Lalu orang misterius itu langsung membakar kantor," tutur Asoka.''Lalu dimana satpam nya? Kenapa gak ada penjagaan, dan membiarkan orang itu masuk?'' heran Alex.''Satpam di bius Bos pakai gas tidur di pos penjagaan.'' Terlihat Alex memijit pelipisnya, dia benar-benar pusing saat ini.''Apa, pelakunya Angga?'' tebaknya.''Saya kurang tahu, bos. Tapi kenapa tidak minta tolong Nona Gadis saja Bos? Dia kan pandai melacak?'' usul Asok.''Gak bisa Sok. Gadis baru saja pulih sehabis dari rumah sakit, aku gak mau membuatnya stres dan itu akan berdampak buruk bagi anak dan istriku.''
Alex bersiap-siap untuk ke kantor, untuk mengecek data-data kerugian dari kebakaran kantor cabangnya. Tapi Selama dalam perjalanan entah kenapa dia merasa ada yang mengikutinya, lau dia menengok ke belakang dan melihat satu buah motor yang sedang mengikuti. Alex tak bisa melihat wajahnya sebab ketutup oleh helm.''Sok, aku rasa ada yang sedang mengikuti kita," ucapnya.Kemudian Asoka melihat kaca spion, dan ternyata benar yang di katakan bosnya kalau ada yang mengikuti mobil mereka.''Benar Bos, kira-kira orang itu mau apa ya Bos?'' heran Asoka.''Saya juga tidak tahu Sok, kita waspada saja!'' Asoka mengangguk, lalu menjalankan mobilnya sedikit lebih cepat. Saat mobil melintasi jalanan yang sepi, tiba-tiba mobilnya di hadang oleh sebuah motor yang tadi mengikuti mereka. Membuat Asok spontan menginkak rem mobil.Orang di motor itu turun dengan menggunakan penutup wajah. Samapi membuat Alex dan Asoka susah untuk mengenalinya. Asoka meminta Alex untuk tetap di mobil, dan dia akan turun.
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka