lMama dan Asoka yang mendengar ucapan Alex seketika menyemburkan nasi gorengnya.''Bos, bukan genjot, tapi gejrot. Lagian Bos kebanyakan genjot sih, jadi otaknya itu mulu," ledek Asok sambil meminum air.Alex menatap tajam asistennya itu. Lalu kembali menanyakan kemauan Gadis.''Sayang, makanan aneh apa itu hah? Kenapa namanya aneh banget? Apa bikinnya sambil di genjot gitu?'' pikir Alex dengan tangan mengetuk dagu.PLETAK!Gadis menjitak kepala suaminya dengam kesal, hingga membuat Asoka dan Mama Indah terkekeh.''Apaan sih Mas. Bener ya kata Tuan Asok kalau kamu kebanyakan genjot guling jadi tuh otaknya rada mangslep.'' kesal Gadis.''... Loh, kok kamu jitak aku sih? Aku kan cuma bicara apa adanya. Lagian ya ... makanan kok namanya aneh banget? Tahu genjot, berarti kan bikinnya di genjot.'' ''Tahu gejrot,'' ucap Gadis, Mama dan Asok serempak.Mama sampai memijit kepalanya yang mendadak pusing karena ulah putranya.''Ya, ya ... apalah itu namanya. Emang ada yang jual?'' tanya Alex
Hari Gadis, Alex dan kedua orang tuanya sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. Mereka akan melakukan penerbangan ke Swiss guna merayakan syukuran 4 bulan kehamilan Gadis.Setelah sampai di bandara mereka langsung masuk kedalam jet pribadi. Dan selama dalam perjalanan Gadis istirahat di kamar yang ada di dalam jet itu.Sedangkan Mama dan papa Jhon di temani Alex duduk di kursi. Tak lama Alex pamit untuk mengecek keadaan istrinya, dan ternyata istrinya masih tidur di ranjang. Dia mendekat lalu mengecup kening sang Istri.Pesawat mendarat dengan sempurna di Swiss setelah 16 jam terbang di atas udara. Gadis segera menuju helikopter dengan di gandeng oleh suaminya."Ini rumah orang tua kamu, Nak?" tanya Papa.Jhon tak menyangka.Gadis mengangguk, kemudian mempersilahkan kedua mertuanya untuk masuk.''Sayang, mama seneng banget kamu sudah sampai,'' ucap Mama Intan sambil memeluk dan mencium putrinya.''Mama dan Papa apa kabar?'' tanya Gadis.''Mama dan Papa baik sayang, bahkan sangat-sang
Bagaimana tidak syok. Saat dia membuka pintu Gadis melihat Siska yang sedang duduk di lantai dengan badan kurus dan penuh luka yang membiru. Dia sampai menjatuhkan paper bag yang di bawanya.Air matanya lolos dari kedua mata indah itu, kemudian dia melangkah mendekat ke arah Siska dengan langkah bergetar. Dia sangat miris melihat pemandangan di hadapannya itu, membuat hatinya sakit bagaikan di tusuk sembilu.Siska kaget saat menoleh mendapati Gadis sedang berdiri di pintu. Dia ingin berdiri tapi badannya sangat sakit. Dia tidak mau Gadis melihatnya dalam keadaan seperti sekarang.''Gadis,'' ucapnya lirih.Wanuta hamil itu tidak menjawab, dia langsung menghambur memeluk tubuh Siska yang terlihat kurus. Air matanya semakin deras mengalir di pipi mulusnya. Dia bisa merasakan sakit yang sedang Siska rasakan sekarang.Siska yang mendapat perlakuan itu pun tak kuasa menahan tangisnya, dia menangis dalam pelukan Gadis.Sakit. Itulah yang di rasakan Siska beberapa bulan ini. Dia sangat sakit
Gadis menangis mendengar ucapan Siska, dia tidak menyangka jika Kakaknl yang dia sayangi itu bisa berbuat keji seperti itu pada istrinya sendiri.Dia memeluk Siska dengan erat, mencoba menyalurkan kekuatan pada Siska. Dadanya bergemuruh hebat menahan amarah yang bergejolak. Dia tidak akan tinggal diam saja melihat kekejaman Kakaknya.''Apa Mama dan Papa tahu akan hal ini?'' Siska menggeleng lemah.Dia sudah menduganya, Bas pasti menutupi semuanya dari Papa dan Mamanya. Gadis sekarang paham kenapa Bas memilih tinggal terpisah dari Mama dan Papa, itu agar dia bisa leluasa menyiksa Siska. Dia merasa bersalah karena sudah menceritakan kejadian dulu pada Kakak ya. Jika saja dia tahu akan seperti ini, maka tentu tidak akan memberitahu Bas.''Lalu luka ini kenapa?'' tanya Gadis menunjuk luka di pelipis Siska.''Mas Bas marah, karena ada yang mengirim coklat untuku tadi pagi.'' jelas Siska.Gadis melipat keningnya dengan tatapan heran.''Coklat?'' Siska mengangguk.''Siapa pengirimnya?'' Sis
Gadis tersenyum miring melihat itu.''Eum itu ... Siska ... Siska sedang tidak enak badan katanya. Iya lagi kurang fit," awab Bas dengan gugup.Terlihat jelas raut wajah cemas di wajahnya, bahkan sangat tegang saat Gadis menanyakan soal Siska. Bagaimana tidak, Bas sangat tahu adiknya, dia mampu membaca keadaan seseorang dari gerak tubuhnya.''Padahal Siska sudah lama gak kesini Bas? Mama juga kangen loh, tiap Mama kesana pasti Siska gak ada terus," ujar Mama Intan.Gluk!Bas menelan ludahnya dengan kasar, dia mencoba terlihat tenang di hadapan semua keluarga nya. Dia gak mau sampai keluarga nya tahu jika Siska selama ini di Siksa olehnya.Dia sengaja tidak mengajak Siska malam ini, sebab jika keluarganya melihat keadaan Siska sudah pasti ia akan kena amukan Papa Wahyu, dan terlebih lagi adiknya.Gadis melihat Bas dengan seringai tipis di bibirnya, dia melihat wajah sang kakak sangat tegang dan keringat juga mengalir di pelipisnya. 'Baru pertanyaan begitu saja kau sudah takut Kak, ckc
Siska keluar dengan setelah kasual, pada saat sampai di depan gerbang, Satpam menghentikan langkahnya dengan cepat.''Maaf Nona, Anda mau kemana?'' tanya satpam itu.''Sa-saya mau kerumah Mama, Pak. Saya di minta Gadis untuk bertemu," ucap Siska sedikit takutPenjaga itu menatap Siska sejenak, lalu membukakan pintu gerbang. Siska langsung berjalan keluar dari rumah itu, berjalan dengan cepat menuju persimpangan jalan. 10 menit berjalan dia sudah sampai di persimpangan jalan.Saat sedang berdiri, tiba-tiba mobil putih berhenti tepat di hadapannya, dan saat kaca mobil di turunkan ternyata dia adalah Rehan.''Rehan!" kaget Siska.''Ayo masuk, cepat!" ujar Rehan sambil membuka pintu.Siska terlihat ragu, tapi Rehan meyakinkannya. Akhirnya dia masuk kedalam mobil mewah itu.''Han. kamu kenapa ada di sini?'' tanya Siska dengan heran.''Aku di minta Gadis menjemput kamu," jawabnya.''Terus kita mau kemana?''''Kita akan pergi ke tempat dimana Bas tidak akan bisa menemukan kamu,'' ucapnya sam
BRAK!PRANG!Bas menggebrak meja makan lalu menghempaskan gelas yang ada di sana. Rahangnya mengeras mendengar ucapan pelayan nya. Dia takut jika Siska kesana maka semua keluarganya akan tahu.'Bahaya. Bisa mampus aku kalau wanita itu cerita sama Gadis dan orang tuaku. Aku harus kesana. Aku gak mau dia mengadu pada Gadis. Bisa habis!'Dia berlari kearah mobilnya lalu melaju dengan cepat menuju rumah Mamanya. Setelah sampai dia berlari masuk kedalam rumah.Sedangkan Gadis dan yang lain sedang berkumpul di ruang keluarga, untuk membahas acara 4 bulanan kehamilannya.BRAK!Pintu kaca itu di dorong dengan keras, hingga membuat semua orang terperanjat kaget. Bas tidak melihat Siska berada di sana, wajahnya mendadak tegang dan takut.''Bas, kamu ini apa-apaan sih? Datang-datang main gebrak pintu aja. Mama sama yang lain kaget tahu!'' bentak Mama Intan dengan kesal.''Maaf Ma. A-aku ma-mau ....'' Bas terlihat ragu''Apa hah? Kenapa kamu seperti kebingungan begitu?'' tanya Papa dengan tatapan
"Ng-nggak. Kamu jangan fitnah!'' tuding Bas mulai tersulut.''Aku gak fitnah kok. Aku kan nanya sama Kakak? Soalnya gak mungkin ada asap jika tak ada api,'' jelas Gadis''Dan satu lagi. Maaf aku gak bisa bantu Kakak. Kalau Kakak mau, ya cari sendiri dengan usaha Kakak.'' Gadis melangkah meninggalkan Bas dengan seringai di wajahnya.'Rasai lo Kak.'..Sudah dua hari semenjak kepergian Siska, Bas terus mencarinya. Tapi hasilnya nihil belum juga menemukan titik terang. Dia sudah beberapa kali meminta Gadis untuk melacak Siska tapi dia selalu menolak dan menghindari nya.Bahkan orang-orang yang di bayarnya untuk mencari Siska masih belum juga mendapatkan kabar. Dan rencananya hari ini Bas akan ke mansion untuk menemui Gadis kembali, dia yakin jika Gadis yang melacaknya maka dalam hitungan menit akan ketemu.''Dek,'' panggilnya pada Gadis yang sedang makan buah.Wanita itu menoleh sesaat, lalu kembali menatap buah di hadapannya.''Dek ... Kakak mohon bantu Kakak ya!" Gadis tetap diam.Saa