Share

Bab 6 Tak Bisa Mendengar?

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 09:26:44

Jam menunjukkan pukul lima sore. Ia terpaksa menambah jam kerjanya karena pekerjaan itu belum selesai. Ia harus menyelesaikan pekerjaan ini. Anna menatap layar komputernya sampai matanya memerah.

Ia berdiri sejenak, melepaskan otot yang sudah kaku seharian duduk di kursi putarnya. Berjalan menuju jendela. Melihat keluar, terlihat lampu-lampu kota Jakarta bersinar, namun beberapa saat kemudian hujan deras turun, menciptakan suasana yang semakin menambah berat beban di pundaknya. Beberapa saat berlalu, ia kembali menduduki kursinya.

Anna telah menghabiskan berjam-jam mengerjakan laporan itu. Beberapa kali ia mengecek ulang hasilnya. Kini, dia yakin bahwa setiap detail telah sesuai dengan standar yang diharapkan.

Anna akhirnya memutuskan untuk mengirimkan laporan yang telah dikerjakannya ke email Damar. Setelah menekan tombol "Kirim," dia duduk sejenak, merasakan kelelahan dan stres yang melanda tubuhnya. Namun, rasa lega juga mengalir dalam dirinya karena dia merasa telah memberikan yang terbaik.

Sejenak ia menyandarkan tubuhnya di dinding kursi.

Tanpa sengaja ia pun tertidur.

Suasana damai tidak bertahan lama untuknya. Pintu ruang kantornya terbuka dengan kasar. Anna terkejut melihat Damar Wijaya berdiri di sampingnya. Terasa sakit sekali ia menarik bahunya, ekspresinya kaku dan penuh kemarahan.

"Anna!"

Wanita itu berdiri terburu-buru dari kursinya, berusaha menenangkan diri. "Tuan Damar, saya sudah memperbaiki laporan sesuai dengan arahan Anda. Saya baru saja mengirimkan hasilnya ke email Anda"

"Aku sudah melihatnya. Kamu pikir pekerjaan kamu sudah benar?" Damar menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan email Anna. "Laporan ini masih jauh dari yang aku inginkan. Masih ada kekurangan di bagian analisis pasar dan proyeksi keuangan."

Terasa seluruh tubuh Anna gemetar. "Tapi saya sudah memperbaiki semua yang Bapak sebutkan sebelumnya. Apakah ada yang masih belum sesuai?" Anna masih konsentrasi melihat gerak bibir Damar.

Damar menghela napas panjang. "Masih banyak hal yang harus kamu perbaiki. Ini tidak bisa diterima. Kamu harusnya bisa melakukan lebih baik dari ini."

Rasa frustrasi Anna memuncak, namun dia mencoba untuk tetap tenang. "Tuan Damar, saya sudah berusaha keras dan menambah ja kerja untuk memperbaiki laporan ini. Mohon berikan saya kesempatan untuk memperbaikinya lebih lanjut."

Damar memandang Anna dengan tatapan tajam. "Kamu memang menunjukkan dedikasi, tapi dedikasi saja tidak cukup. Yang aku butuhkan adalah hasil yang sempurna. Kamu seharusnya tahu itu!!!"

Anna merasa keputusasaan merayapi hatinya. "Baik, saya akan memperbaikinya esok hari, Tuan. Malam ini saya harus membeli ulang alat bantu pendengaran yang baru," jelasnya.

Hati Damar sedikit melandai. "Baiklah. TERSERAH!! Jam sembilan pagi, hasilnya bawa ke ruanganku!"

Anna menarik bibirnya berat. Ia mengangguk patuh. Damar pun mengizinkannya pulang.

Anna berjalan keluar menunggu taksi online yang lewat. Hujan pun sudah reda. Hanya tersisa titik air yang jatuh berselang.

Bug!

Sebuah pukulan mengenai tubuhnya, ia terhuyung dan jatuh.

Seseorang mengenakan menutup kepala, menarik tangannya kuat. Ia merampas gelang hitam yang di pakai Anna.

Meski sekuat tenaga ia berusaha merebut kembali gelang itu, ia tak bisa melawan tenaga orang itu begitu kuat.

"Kembalikan gelang itu!!"

Tidak ada jawaban darinya, setelah gelang berada di tangannya. Ia pun berlari. Anna tak bisa mengejarnya.

"Penjahat bodoh!! Meski kau jual pun itu tidak ada harganya!! Aku akan tukar dengan perhiasanku!!! Tolong kembalikan gelang itu!!"

Teriakan Anna tidak didengarnya. Anna pun pasrah. Jika ia tidak mungkin bertemu dengan Amar nya.

"Amar, maafkan aku tidak bisa menjaga pemberianmu!" Anna menundukkan kepala lemas.

Setelah melihat sebuah taksi lewat ia pun menaikinya, dengan tujuan pertokoan dipusat kota.

....

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi.

"Tuan Damar, ini adalah hasil revisi pekerjaan saya kemarin. Mohon Anda periksa dan tandatangani," ucap Anna. Setelah ia masuk dengan menyerahkan berkas yang telah digarap.

Damar melihat alat bantu pendengaran telah terpasang di telinganya. Ia tidak perlu susah payah menunjukkan lekuk bibirnya untuk memperjelas kalimat yang diucapkannya.

Damar meraih berkasnya dan mulai membuka hasilnya dari lembar pertama. Manik matanya seakan menunjukkan suatu apresiasi atas pekerjaan Anna. Tapi mungkin ia enggan mengungkapkan.

"Kamu boleh pergi!!" Setelah mengatakan itu, ia mengibaskan tangan, mengusir Anna layaknya nyamuk. Anna pun menurut saja.

Saat punggung Anna tak lagi terlihat, tanpa sadar ia mengulas senyumnya. "Pekerjaan wanita itu sangat memuaskan! Tidak pernah aku mendapatkan sekretaris dengan pola pikir kuas sepertinya. Tapi sayangnya, aku sangat membencinya!"

Dering ponsel Damar berbunyi. Segera ia meraih untuk menerima panggilannya.

"Asisten Lian."

[Katakan urusanmu, cepat!] titah Damar, tidak pernah menunjukkan kelembutan.

[Tuan Damar, apakah Anda saat ini memiliki waktu bertemu gadis masa lalu, Tuan?] terdengar suara Asisten Lian dari seberang telpon.

Damar mengembangkan senyumnya. Ia berdiri karena tidak sabar. [Tentu aku mempunyai banyak waktu untuk menemuinya. Bahkan seluruh waktuku hanya untuk wanita itu! Atur waktu dan tempatnya segera beritahu aku!!]

[Baik, Tuan.]

Setelah panggilan telpon berakhir, ia meraih jas yang tergantung di kursinya. Lekas ia pakai dan berlari keluar.

Sepanjang koridor, ia tak bisa mengontrol diri saking bahagianya. Hingga senyumnya tanpa disadari ditunjukkan pada pegawai yang dilewatinya.

Banyak pegawai wanita hampir jatuh pingsan melihat senyum Bosnya. Mereka tidak pernah menjumpai pria itu memasang wajah lembutnya, kali ini mereka seperti tersihir oleh pesona Damar.

"Tolong tampar pipiku, apa aku sedang bermimpi melihat Pak Sabar tersenyum!" ucap salah satu pegawai.

Plak!!

"Aduh sakit! Kok di tampar beneran sih!!"

"Lah, kamu sendiri minta di tampar, aku tak salah dong!"

Bab terkait

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 7 Benarkah Kau, Hanna?

    Mobil mewah Damar melesat cepat. Ia menaikkan beberapa kali tingkat kecepatan agar lekas sampai ditempat tujuan. Sudut bibir yang terangkat tak sedikit pun turun. Ia merasa hari ini, ia harus merayakannya. "Asisten Lian ... Aku akan berikan hadiah besar untukmu! Pekerjaanmu tidak pernah mengecewakanku!" Dua manik mata Damar hanya fokus depan saja. Terkadang sedikit kesal karena beberapa kali melewati jalanan ia terjebak macet, namun tidak berlangsung lama. Ia menggebrak dasbornya merasa tak sabar. "Sungguh jalanan pusat kota tidak pernah ada sepinya! Andai aku jadi Presiden, aku sudah buat lima cabang jalan agar kemacetan kota bisa teratasi. Nyatanya aku hanya seorang Presiden Direktur saja." Bola mata Damar melirik ke kaca spion di atas kepala. Terlihat di sana separuh wajah Damar. Ia sedikit memperjelas dengan menggerakkan wajahnya. Menunduk untuk bisa menjangkau penglihatan pada rambutnya. "Sedikit berantakan! Tapi aku tetap pria paling tampan sejagad raya! Tidak ada satu w

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 8 Anna Dipermalukan

    "Maaf Damar, aku tidak ingat. Kecelakaan itu membuatku melupakan hal-hal yang berkenaan denganmu." Dengan cepat ia membalas untuk menutupi kecurigaan Damar. "Ya sudah tidak masalah. Maafkanlah aku karena terlalu memaksa. Baiklah mari kita nikmati hidangan ini bersama." "Ajak juga Asisten kamu, Damar. Dia yang telah berusaha keras untuk menyatukan kita kembali," ucap Hanna tersenyum. Ingin menunjukkan sisi Baiknya pada Damar. "Tidak perlu! Dia hanya pekerja rendahan! Tidak perlu di beri satu penghormatan!" ucap Damar. Lian yang mendengar itu menatap t4j4m ke arah bos-nya tanpa Damar tahu. **** Keesokan harinya ... Tepat pukul tujuh pagi, Asisten Lian mengumpulkan para pegawai untuk berbaris rapi menyambut wanita berharga yang selama ini tuannya cari. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Asisten hanya akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Terlihat dari kaca tebal transparan perusahaan. Sebuah mobil yang sudah resmi di belikan Damar hanya untuk Hann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 9 Aku Yang Menyelamatkanmu

    "Dasar wanita hin4!! Pembuat onar!! Bisa-bisanya mengaku-ngaku sebagai wanita masa lalu Pak Damar. Yang benar saja! Cih!!" ejek yang lain.Mereka bahkan mendorong tubuh Anna hingga jatuh tersungkur! "Dasar wanita tu li!! Jangan bermimpi menjadi wanita yang spesial di hati Pak Damar, kamu seperti kacung hidup! Mengerti!! Kamu dan Nona Hanna bagaikan bumi dan langit. Jauh sekali!!" "Tu li?" Salah satu di antara mereka bertanya. Karena ia tak tahu kebenarannya. "Ya, wanita itu tu li!! Lihat saja di telinga terpasang alat bantu pendengaran, karena dia tu li. Coba saja lepas paksa alat itu. Dia akan bingung karena gak bisa dengar. Huh ... Jadi, mana mungkin Pak Damar melirik wanita tu li seperti dia??" "Parah!!" Gelak tawa mereka sangat menyakitkan hati Anna. Hingga bola mata Anna basah begitu saja, karena rasanya teramat pedih. Assisten Lian yang dari tadi tersenyum sinis di belakang tubuh Anna lekas bertindak. "Sudah! Sudah!! Kalian keterlaluan sekali mempermalukan Nona Anna seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 1 Damar Wijaya

    Siang ini langit Jakarta tampak kelam karena hujan deras tak kunjung reda, terlihat dari dalam membasahi kaca jendela kantor Wiharta Wijaya Group yang megah. Suara turunnya hujan yang teratur seolah menjadi latar belakang menambahnya kesan suram di ruang kerja para pegawai. Di salah satu lantai tertinggi gedung pencakar langit itu, sebuah kantor dengan pintu kaca transparan menjadi pusat perhatian. Di dalamnya, Damar Wijaya, seorang Presiden Direktur Wiharta Wijaya Group yang baru kembali dari luar negeri, duduk di belakang meja kayu yang mengkilap. Sosoknya yang tegap dan wajahnya yang dingin memancarkan aura kekuasaan.Damar Wijaya dikenal sebagai pengusaha yang keras dan tak kenal kompromi. Karyawan di sana pun tahu bahwa berurusan dengan Damar berarti harus siap menghadapi tekanan yang tak tertandingi. Namun, hari ini adalah hari yang istimewa bagi Damar—hari di mana dia akan memberikan pelajaran kepada seorang wanita, Anna, wanita yang akan dijodohkan dengannya. Pria itu berenca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 2 Pria Arogan

    "Permisi, Tuan. Saya Anna membawakan kopi panas Anda."Damar yang mendengar suara Anna tidak lekas menyahut. Bahkan memandang wajahnya saja ia muak. Baginya, tidak akan ada wanita lain yang akan mampu singgah di hatinya. Hanya ada satu nama wanita semasa kecilnya dulu. Tidak ada yang lainnya.Damar menyibukkan tangan dan mata hanya pada meja kerjanya saja. Tidak menggubris ucapan Anna yang telah berdiri sedikit lama di ambang pintu.Tak berani melangkahkan kaki selangkah pun maju. Sebelum pria culas itu mempersilahkan masuk.Anna menghembuskan nafas panjang. Haruskah ia mengulang perkataannya? Padahal yang di rasakan, Damar sudah mendengarnya."Permisi Tuan, saya mengantarkan kopi untuk Anda." Sementara Damar masih dengan urusan pekerjaannya sendiri.'Rasakan, diam saja kau di situ mematung. Sampai kakimu gemetar karena pegal! Siapa suruh berani datang ke perusahaan ku!' batin Damar tertawa senang.Anna menetralkan debaran jantungnya. Tak tahu sekarang, ia harus mundur atau melangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 3 Pertentangan

    "Hentikan ucapanmu itu, Damar!! Tidak sepantasnya kamu berbicara buruk tentang Nona Anna. Kakek tidak mau tahu, saat ini Nona Anna adalah sekretaris pribadimu, ke manapun kamu pergi, dia akan ikut bersamamu! Paham! Kamu tidak bisa membantah perintah Kakek! Acara pertunangan kalian akan Kakek percepat!" Ke duanya terkejut. Hingga kornea mata mereka saling beradu."Kek, sudah berapa kali Damar katakan pada Kakek, jika Damar sudah memiliki wanita di hati. Tidak akan ada wanita mana pun yang akan menggantikannya!" Cucu dan kakek itu saling berdebat. Anna hanya diam mendengarnya. "Cukup!! Wanita dua belas tahun lalu yang tak kunjung kau temukan itu, bisa saja dia sudah pergi dan melupakanmu, untuk apa kau menunggunya? Kau hanya buang waktu demi wanita yang tidak jelas keberadaanya!"Pria dengan rahang kokoh itu menghela napas berat. Sorot matanya tajam melihat ke arah Anna."Beri Damar waktu satu Minggu. Jika dalam waktu yang disebutkan, cucu kakek ini belum menemukannya. Maka Damar ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 4 Kejadian Masa Lalu

    Amar histeris melihat tubuh Hanna terpelanting setelah mobil itu menabrak tubuh kecilnya. Terlihat tubuh gadis itu bersimb4h d4r4h. Bibir kecil Amar ingin berteriak, namun ia juga merasakan sakit luar biasa dikepala. Saat tangannya mengusap kulit kepalanya, ia melihat cairan merah segar disana. "Hanna ..."Ingin rasanya Amar berdiri menghampiri Hanna, kala itu banyak kendaraan berhenti dan orang-orang berteriak tentang kejadian menimpa Hanna. Saat satu kaki berhasil ia gerakkan, namun tiba-tiba pandangannya memudar, Amar tak sadar setelahnya....Amar kecil yang terbaring diatas ranjang, membuka matanya perlahan, mendengar ada suara-suara samar di sekelilingnya, namun tubuhnya masih terasa sangat lemah. Saat penglihatannya mulai jelas, ia melihat ayah, ibu, dan kakeknya berdiri di dekat tempat tidurnya, terlihat wajah mereka penuh kekhawatiran.Dengan napas berat, Amar langsung teringat—kejadian itu menghantam pikirannya. "Hanna… Hanna di mana?" tanyanya dengan suara serak, penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 5 Wanita Kuat

    Setelah keadaan Damar membaik, ia pergi ke Jakarta mencari Hanna. Tidak ada informasi yang jelas mengenai gadis itu, ada yang mengatakan ia di adopsi keluarga kaya dan mereka menyembunyikan identitasnya. Entahlah keluarga Amar tidak dapat menemukannya. Dan terpaksa Damar kecil di ajak tinggal di luar negeri bersama ayah dan ibunya hingga ia dewasa.Terdengar suara ketukan pintu terdengar keras di telinga Damar. Hingga membuyarkan ingatannya tentang Hanna. "Permisi!""Masuk!"Wanita menyebalkan itu kembali terlihat dari pandangannya. Damar mengalihkan wajahnya, malas."Ada perlu apa kau datang ke mari? Apa kau tidak bisa mengerjakan tugasmu dengan baik? Hah!! Aku minta kau mengirimkan hasil pekerjaan itu jam dua siang. Apa telingamu tu li!!" Hentakan itu membuat Anna terkejut. "Maaf, Tuan Damar. Saya hanya memberikan informasi—jika terdapat meeting mendadak bersama pemegang saham terbesar dari perusahaan Adiwijaya Group sebelum jam sebelas."Damar menghembuskan nafas kasar. Anna memp

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19

Bab terbaru

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 9 Aku Yang Menyelamatkanmu

    "Dasar wanita hin4!! Pembuat onar!! Bisa-bisanya mengaku-ngaku sebagai wanita masa lalu Pak Damar. Yang benar saja! Cih!!" ejek yang lain.Mereka bahkan mendorong tubuh Anna hingga jatuh tersungkur! "Dasar wanita tu li!! Jangan bermimpi menjadi wanita yang spesial di hati Pak Damar, kamu seperti kacung hidup! Mengerti!! Kamu dan Nona Hanna bagaikan bumi dan langit. Jauh sekali!!" "Tu li?" Salah satu di antara mereka bertanya. Karena ia tak tahu kebenarannya. "Ya, wanita itu tu li!! Lihat saja di telinga terpasang alat bantu pendengaran, karena dia tu li. Coba saja lepas paksa alat itu. Dia akan bingung karena gak bisa dengar. Huh ... Jadi, mana mungkin Pak Damar melirik wanita tu li seperti dia??" "Parah!!" Gelak tawa mereka sangat menyakitkan hati Anna. Hingga bola mata Anna basah begitu saja, karena rasanya teramat pedih. Assisten Lian yang dari tadi tersenyum sinis di belakang tubuh Anna lekas bertindak. "Sudah! Sudah!! Kalian keterlaluan sekali mempermalukan Nona Anna seper

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 8 Anna Dipermalukan

    "Maaf Damar, aku tidak ingat. Kecelakaan itu membuatku melupakan hal-hal yang berkenaan denganmu." Dengan cepat ia membalas untuk menutupi kecurigaan Damar. "Ya sudah tidak masalah. Maafkanlah aku karena terlalu memaksa. Baiklah mari kita nikmati hidangan ini bersama." "Ajak juga Asisten kamu, Damar. Dia yang telah berusaha keras untuk menyatukan kita kembali," ucap Hanna tersenyum. Ingin menunjukkan sisi Baiknya pada Damar. "Tidak perlu! Dia hanya pekerja rendahan! Tidak perlu di beri satu penghormatan!" ucap Damar. Lian yang mendengar itu menatap t4j4m ke arah bos-nya tanpa Damar tahu. **** Keesokan harinya ... Tepat pukul tujuh pagi, Asisten Lian mengumpulkan para pegawai untuk berbaris rapi menyambut wanita berharga yang selama ini tuannya cari. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Asisten hanya akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Terlihat dari kaca tebal transparan perusahaan. Sebuah mobil yang sudah resmi di belikan Damar hanya untuk Hann

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 7 Benarkah Kau, Hanna?

    Mobil mewah Damar melesat cepat. Ia menaikkan beberapa kali tingkat kecepatan agar lekas sampai ditempat tujuan. Sudut bibir yang terangkat tak sedikit pun turun. Ia merasa hari ini, ia harus merayakannya. "Asisten Lian ... Aku akan berikan hadiah besar untukmu! Pekerjaanmu tidak pernah mengecewakanku!" Dua manik mata Damar hanya fokus depan saja. Terkadang sedikit kesal karena beberapa kali melewati jalanan ia terjebak macet, namun tidak berlangsung lama. Ia menggebrak dasbornya merasa tak sabar. "Sungguh jalanan pusat kota tidak pernah ada sepinya! Andai aku jadi Presiden, aku sudah buat lima cabang jalan agar kemacetan kota bisa teratasi. Nyatanya aku hanya seorang Presiden Direktur saja." Bola mata Damar melirik ke kaca spion di atas kepala. Terlihat di sana separuh wajah Damar. Ia sedikit memperjelas dengan menggerakkan wajahnya. Menunduk untuk bisa menjangkau penglihatan pada rambutnya. "Sedikit berantakan! Tapi aku tetap pria paling tampan sejagad raya! Tidak ada satu w

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 6 Tak Bisa Mendengar?

    Jam menunjukkan pukul lima sore. Ia terpaksa menambah jam kerjanya karena pekerjaan itu belum selesai. Ia harus menyelesaikan pekerjaan ini. Anna menatap layar komputernya sampai matanya memerah. Ia berdiri sejenak, melepaskan otot yang sudah kaku seharian duduk di kursi putarnya. Berjalan menuju jendela. Melihat keluar, terlihat lampu-lampu kota Jakarta bersinar, namun beberapa saat kemudian hujan deras turun, menciptakan suasana yang semakin menambah berat beban di pundaknya. Beberapa saat berlalu, ia kembali menduduki kursinya.Anna telah menghabiskan berjam-jam mengerjakan laporan itu. Beberapa kali ia mengecek ulang hasilnya. Kini, dia yakin bahwa setiap detail telah sesuai dengan standar yang diharapkan.Anna akhirnya memutuskan untuk mengirimkan laporan yang telah dikerjakannya ke email Damar. Setelah menekan tombol "Kirim," dia duduk sejenak, merasakan kelelahan dan stres yang melanda tubuhnya. Namun, rasa lega juga mengalir dalam dirinya karena dia merasa telah memberikan y

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 5 Wanita Kuat

    Setelah keadaan Damar membaik, ia pergi ke Jakarta mencari Hanna. Tidak ada informasi yang jelas mengenai gadis itu, ada yang mengatakan ia di adopsi keluarga kaya dan mereka menyembunyikan identitasnya. Entahlah keluarga Amar tidak dapat menemukannya. Dan terpaksa Damar kecil di ajak tinggal di luar negeri bersama ayah dan ibunya hingga ia dewasa.Terdengar suara ketukan pintu terdengar keras di telinga Damar. Hingga membuyarkan ingatannya tentang Hanna. "Permisi!""Masuk!"Wanita menyebalkan itu kembali terlihat dari pandangannya. Damar mengalihkan wajahnya, malas."Ada perlu apa kau datang ke mari? Apa kau tidak bisa mengerjakan tugasmu dengan baik? Hah!! Aku minta kau mengirimkan hasil pekerjaan itu jam dua siang. Apa telingamu tu li!!" Hentakan itu membuat Anna terkejut. "Maaf, Tuan Damar. Saya hanya memberikan informasi—jika terdapat meeting mendadak bersama pemegang saham terbesar dari perusahaan Adiwijaya Group sebelum jam sebelas."Damar menghembuskan nafas kasar. Anna memp

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 4 Kejadian Masa Lalu

    Amar histeris melihat tubuh Hanna terpelanting setelah mobil itu menabrak tubuh kecilnya. Terlihat tubuh gadis itu bersimb4h d4r4h. Bibir kecil Amar ingin berteriak, namun ia juga merasakan sakit luar biasa dikepala. Saat tangannya mengusap kulit kepalanya, ia melihat cairan merah segar disana. "Hanna ..."Ingin rasanya Amar berdiri menghampiri Hanna, kala itu banyak kendaraan berhenti dan orang-orang berteriak tentang kejadian menimpa Hanna. Saat satu kaki berhasil ia gerakkan, namun tiba-tiba pandangannya memudar, Amar tak sadar setelahnya....Amar kecil yang terbaring diatas ranjang, membuka matanya perlahan, mendengar ada suara-suara samar di sekelilingnya, namun tubuhnya masih terasa sangat lemah. Saat penglihatannya mulai jelas, ia melihat ayah, ibu, dan kakeknya berdiri di dekat tempat tidurnya, terlihat wajah mereka penuh kekhawatiran.Dengan napas berat, Amar langsung teringat—kejadian itu menghantam pikirannya. "Hanna… Hanna di mana?" tanyanya dengan suara serak, penuh

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 3 Pertentangan

    "Hentikan ucapanmu itu, Damar!! Tidak sepantasnya kamu berbicara buruk tentang Nona Anna. Kakek tidak mau tahu, saat ini Nona Anna adalah sekretaris pribadimu, ke manapun kamu pergi, dia akan ikut bersamamu! Paham! Kamu tidak bisa membantah perintah Kakek! Acara pertunangan kalian akan Kakek percepat!" Ke duanya terkejut. Hingga kornea mata mereka saling beradu."Kek, sudah berapa kali Damar katakan pada Kakek, jika Damar sudah memiliki wanita di hati. Tidak akan ada wanita mana pun yang akan menggantikannya!" Cucu dan kakek itu saling berdebat. Anna hanya diam mendengarnya. "Cukup!! Wanita dua belas tahun lalu yang tak kunjung kau temukan itu, bisa saja dia sudah pergi dan melupakanmu, untuk apa kau menunggunya? Kau hanya buang waktu demi wanita yang tidak jelas keberadaanya!"Pria dengan rahang kokoh itu menghela napas berat. Sorot matanya tajam melihat ke arah Anna."Beri Damar waktu satu Minggu. Jika dalam waktu yang disebutkan, cucu kakek ini belum menemukannya. Maka Damar ak

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 2 Pria Arogan

    "Permisi, Tuan. Saya Anna membawakan kopi panas Anda."Damar yang mendengar suara Anna tidak lekas menyahut. Bahkan memandang wajahnya saja ia muak. Baginya, tidak akan ada wanita lain yang akan mampu singgah di hatinya. Hanya ada satu nama wanita semasa kecilnya dulu. Tidak ada yang lainnya.Damar menyibukkan tangan dan mata hanya pada meja kerjanya saja. Tidak menggubris ucapan Anna yang telah berdiri sedikit lama di ambang pintu.Tak berani melangkahkan kaki selangkah pun maju. Sebelum pria culas itu mempersilahkan masuk.Anna menghembuskan nafas panjang. Haruskah ia mengulang perkataannya? Padahal yang di rasakan, Damar sudah mendengarnya."Permisi Tuan, saya mengantarkan kopi untuk Anda." Sementara Damar masih dengan urusan pekerjaannya sendiri.'Rasakan, diam saja kau di situ mematung. Sampai kakimu gemetar karena pegal! Siapa suruh berani datang ke perusahaan ku!' batin Damar tertawa senang.Anna menetralkan debaran jantungnya. Tak tahu sekarang, ia harus mundur atau melangka

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 1 Damar Wijaya

    Siang ini langit Jakarta tampak kelam karena hujan deras tak kunjung reda, terlihat dari dalam membasahi kaca jendela kantor Wiharta Wijaya Group yang megah. Suara turunnya hujan yang teratur seolah menjadi latar belakang menambahnya kesan suram di ruang kerja para pegawai. Di salah satu lantai tertinggi gedung pencakar langit itu, sebuah kantor dengan pintu kaca transparan menjadi pusat perhatian. Di dalamnya, Damar Wijaya, seorang Presiden Direktur Wiharta Wijaya Group yang baru kembali dari luar negeri, duduk di belakang meja kayu yang mengkilap. Sosoknya yang tegap dan wajahnya yang dingin memancarkan aura kekuasaan.Damar Wijaya dikenal sebagai pengusaha yang keras dan tak kenal kompromi. Karyawan di sana pun tahu bahwa berurusan dengan Damar berarti harus siap menghadapi tekanan yang tak tertandingi. Namun, hari ini adalah hari yang istimewa bagi Damar—hari di mana dia akan memberikan pelajaran kepada seorang wanita, Anna, wanita yang akan dijodohkan dengannya. Pria itu berenca

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status