Share

Bab 5 Wanita Kuat

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 09:25:55

Setelah keadaan Damar membaik, ia pergi ke Jakarta mencari Hanna. Tidak ada informasi yang jelas mengenai gadis itu, ada yang mengatakan ia di adopsi keluarga kaya dan mereka menyembunyikan identitasnya. Entahlah keluarga Amar tidak dapat menemukannya. Dan terpaksa Damar kecil di ajak tinggal di luar negeri bersama ayah dan ibunya hingga ia dewasa.

Terdengar suara ketukan pintu terdengar keras di telinga Damar. Hingga membuyarkan ingatannya tentang Hanna.

"Permisi!"

"Masuk!"

Wanita menyebalkan itu kembali terlihat dari pandangannya. Damar mengalihkan wajahnya, malas.

"Ada perlu apa kau datang ke mari? Apa kau tidak bisa mengerjakan tugasmu dengan baik? Hah!! Aku minta kau mengirimkan hasil pekerjaan itu jam dua siang. Apa telingamu tu li!!" Hentakan itu membuat Anna terkejut.

"Maaf, Tuan Damar. Saya hanya memberikan informasi—jika terdapat meeting mendadak bersama pemegang saham terbesar dari perusahaan Adiwijaya Group sebelum jam sebelas."

Damar menghembuskan nafas kasar. Anna memperhatikannya.

"Cancel!! Hari ini aku tidak ada keinginan untuk bertemu orang luar!"

"T—tapi Tuan ..."

Damar berdiri dengan cepat, ia mendorong kursi kebelakang dengan kakinya, berjalan mendekati Anna dengan langkah tegap setelah sampai di hadapannya, Damar menarik rambutnya yang panjang.

Sorot matanya menakutkan, hingga Anna penutup matanya. "Ah, sakit."

"Aku tidak butuh ocehan mu, Anna!! Kau tidak berhak memerintahkanku. Kau tahu!! Aku disini adalah Presiden Direkturnya!! PAHAM!! Aku sama sekali tidak peduli dengan semua ucapanmu!!" bentaknya hingga telinga Anna sakit.

Suara dengungan itu makin keras, sampai ia harus menarik benda kecil yang menempel di lubang telinganya.

Damar merampas benda dan membantingnya. Karena dilihat tidak rusak, ia gunakan sepatunya untuk menginjaknya hingga remuk. Puas rasanya ia melakukan itu.

Anna terkejut. Kali ini ia tidak bisa menangkap suara Damar. Hanya pergerakan mulutnya saja ia bisa lihat kalimat apa yang diucapkan.

"Tuan? Anda sangat kejam," pekik Anna tidak percaya.

"Ya aku memang kejam! Apa kau tidak tahu? Dasar wanita tu li!! Aku muak melihat wajahmu! Pergi kau dari ruangan ku!!"

Samar-samar Anna bisa melihat kalimat yang diucapkan.

"Sayang sekali kau tidak bisa mendengarkan teriakanku! Harusnya kau lebih tersiksa karena kau akan tiap saat mendengarkan aku memarahi mu!" ucap Damar. Entahlah kali ini, Anna tidak tahu ia mengucapkan apa.

Damar berulang kali mendorong tubuhnya sampai ia harus menyeret tangannya, mengeluarkan Anna dari ruangannya.

Perih, sakit hati, itulah yang saat ini dirasakan Anna. Ia yang hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya mencoba untuk tetap tegar dan berdiri kuat.

"Tuan Damar. Anda sangat kejam padaku." Anna mengusap kasar bulir airmata yang tiba-tiba menggelincir bebas ke pipi.

Ia kebingungan. Tanpa alat bantu pendengaran itu, ia tak dapat menangkap suara apapun.

Seseorang menabraknya dari belakang. Ternyata Asisten Lian.

"Maaf, Nona. Saya tidak sengaja."

Lama Anna merespon. Ia hanya mengulas senyum dan menundukkan kepala, yang tidak dimengerti Asisten Lian.

Saat Anna beranjak pergi, dua manik mata Lian fokus menatap sebuah gelang yang melingkar di pergelangan tangan Anna.

"Gelang itu?" ucapnya lirih. Ia perhatikan dengan seksama.

Cepat ia merogoh saku jasnya. Mengeluarkan sebuah kotak dengan dinding kaca. Ini adalah duplikat gelang. Yang asli hanya di simpan Damar. Terlihat di sana gelang itu memang sama persis. Tak ada bedanya. Pikiran pun mengarah ke sana...

"Nona Anna??" ...

....

Denting jam berbunyi, pandangan Anna mengarah pada jam dinding.

"Sudah pukul dua. Pekerjaan ini hampir selesai." Buru-buru Anna merapikan berkas di mejanya. Dan beranjak dari ruangannya menuju ruangan Damar.

"Aku harus buru-buru sebelum pria itu kembali murka. Aku paham pria apa sebenarnya dia." Dengan mengembuskan nafas berat ia sedikit berlari.

Anna mengetuk pintu berulang kali. Ia tak tahu bagaimana ia bisa dengar jika Damar sudah mengizinkannya masuk.

Terpaksa ia membuka saja pintunya. Ia anggap pria itu sudah menyuruhnya masuk. Anna membuka pintu dengan hati-hati.

Saat pintu sebagian terbuka. Kembali ia dikejutkan melihat sosok Damar sudah berdiri di belakang pintu. Dari wajahnya ia tak menunjukkan wajah senang. Sungguh Anna bagaikan hidup dalam penjara.

Damar mengangkat tangan, menunjuk jam tangan berwarna hitam dipergelangan nya, tanpa membuka mulut. Jari telunjuk kanan menunjuk angka di sana.

Anna melihat di sana jarum jam pendek berada di angka dua dan lebih dua menit. 'Sudah lewat dua menit. Apakah aku sangat terlambat?'

"Kau sudah melebihi waktu yang ku sebutkan, Anna!!" ucap Damar. Anna terus memperhatikan gerak bibirnya.

"Saya minta maaf, Tuan. Saya hanya terlambat dua menit," ucapnya membela diri.

"Dua menit adalah waktu yang sangat berharga bagiku. Bagimu dua menit tidak ada artinya!!" bentak Damar.

Damar mengingat, jika dalam waktu dua menit itu ia gunakan untuk menolong Hanna dulu, gadis itu akan selamat dan mereka tidak akan terpisah. Itu adalah kesalahan terbesarnya.

Seperti yang sudah dipikirkan Anna, Damar merampas berkas yang di bawa Anna dan menjatuhkan dengan keras ke lantai. Kaki kanan, adalah kaki yang sama saat ia menginjak alat bantu pendengaran Anna.

Damar menunduk mengambil berkas kotor itu dan melemparkannya ke tong sampah.

'Dasar pria iblis!' umpat Anna dalam hati. Tak ada pilihan lain, ia terpaksa diam dan tidak membantah.

"Kerjakan kembali pekerjaan itu wanita tu li!! Aku tidak mau melihat kegagalanmu bekerja dihari pertamamu!! Kau bisa baca pergerakan mulutku kan!!"

Anna mengangguk kepala. Meski sakit rasanya, hampir ia meneteskan air mata. Namun ia tahan saja. Ia menundukkan kepala dan segera pergi.

Saat Anna pergi ...

"Cih!! Menyenangkan sekali menindas wanita itu seperti ini."

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
senyum2 j dulu damar sebelum nanti km nyesel kalau km tau siapa Anna yg km Hina setiap hari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 6 Tak Bisa Mendengar?

    Jam menunjukkan pukul lima sore. Ia terpaksa menambah jam kerjanya karena pekerjaan itu belum selesai. Ia harus menyelesaikan pekerjaan ini. Anna menatap layar komputernya sampai matanya memerah. Ia berdiri sejenak, melepaskan otot yang sudah kaku seharian duduk di kursi putarnya. Berjalan menuju jendela. Melihat keluar, terlihat lampu-lampu kota Jakarta bersinar, namun beberapa saat kemudian hujan deras turun, menciptakan suasana yang semakin menambah berat beban di pundaknya. Beberapa saat berlalu, ia kembali menduduki kursinya.Anna telah menghabiskan berjam-jam mengerjakan laporan itu. Beberapa kali ia mengecek ulang hasilnya. Kini, dia yakin bahwa setiap detail telah sesuai dengan standar yang diharapkan.Anna akhirnya memutuskan untuk mengirimkan laporan yang telah dikerjakannya ke email Damar. Setelah menekan tombol "Kirim," dia duduk sejenak, merasakan kelelahan dan stres yang melanda tubuhnya. Namun, rasa lega juga mengalir dalam dirinya karena dia merasa telah memberikan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 7 Benarkah Kau, Hanna?

    Mobil mewah Damar melesat cepat. Ia menaikkan beberapa kali tingkat kecepatan agar lekas sampai ditempat tujuan. Sudut bibir yang terangkat tak sedikit pun turun. Ia merasa hari ini, ia harus merayakannya. "Asisten Lian ... Aku akan berikan hadiah besar untukmu! Pekerjaanmu tidak pernah mengecewakanku!" Dua manik mata Damar hanya fokus depan saja. Terkadang sedikit kesal karena beberapa kali melewati jalanan ia terjebak macet, namun tidak berlangsung lama. Ia menggebrak dasbornya merasa tak sabar. "Sungguh jalanan pusat kota tidak pernah ada sepinya! Andai aku jadi Presiden, aku sudah buat lima cabang jalan agar kemacetan kota bisa teratasi. Nyatanya aku hanya seorang Presiden Direktur saja." Bola mata Damar melirik ke kaca spion di atas kepala. Terlihat di sana separuh wajah Damar. Ia sedikit memperjelas dengan menggerakkan wajahnya. Menunduk untuk bisa menjangkau penglihatan pada rambutnya. "Sedikit berantakan! Tapi aku tetap pria paling tampan sejagad raya! Tidak ada satu w

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 8 Anna Dipermalukan

    "Maaf Damar, aku tidak ingat. Kecelakaan itu membuatku melupakan hal-hal yang berkenaan denganmu." Dengan cepat ia membalas untuk menutupi kecurigaan Damar. "Ya sudah tidak masalah. Maafkanlah aku karena terlalu memaksa. Baiklah mari kita nikmati hidangan ini bersama." "Ajak juga Asisten kamu, Damar. Dia yang telah berusaha keras untuk menyatukan kita kembali," ucap Hanna tersenyum. Ingin menunjukkan sisi Baiknya pada Damar. "Tidak perlu! Dia hanya pekerja rendahan! Tidak perlu di beri satu penghormatan!" ucap Damar. Lian yang mendengar itu menatap t4j4m ke arah bos-nya tanpa Damar tahu. **** Keesokan harinya ... Tepat pukul tujuh pagi, Asisten Lian mengumpulkan para pegawai untuk berbaris rapi menyambut wanita berharga yang selama ini tuannya cari. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Asisten hanya akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Terlihat dari kaca tebal transparan perusahaan. Sebuah mobil yang sudah resmi di belikan Damar hanya untuk Hann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 9 Aku Yang Menyelamatkanmu

    "Dasar wanita hin4!! Pembuat onar!! Bisa-bisanya mengaku-ngaku sebagai wanita masa lalu Pak Damar. Yang benar saja! Cih!!" ejek yang lain.Mereka bahkan mendorong tubuh Anna hingga jatuh tersungkur! "Dasar wanita tu li!! Jangan bermimpi menjadi wanita yang spesial di hati Pak Damar, kamu seperti kacung hidup! Mengerti!! Kamu dan Nona Hanna bagaikan bumi dan langit. Jauh sekali!!" "Tu li?" Salah satu di antara mereka bertanya. Karena ia tak tahu kebenarannya. "Ya, wanita itu tu li!! Lihat saja di telinga terpasang alat bantu pendengaran, karena dia tu li. Coba saja lepas paksa alat itu. Dia akan bingung karena gak bisa dengar. Huh ... Jadi, mana mungkin Pak Damar melirik wanita tu li seperti dia??" "Parah!!" Gelak tawa mereka sangat menyakitkan hati Anna. Hingga bola mata Anna basah begitu saja, karena rasanya teramat pedih. Assisten Lian yang dari tadi tersenyum sinis di belakang tubuh Anna lekas bertindak. "Sudah! Sudah!! Kalian keterlaluan sekali mempermalukan Nona Anna seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 10 Drama Dimulai

    Sementara di ruang kerja Damar ...Pria dengan postur tubuh sempurna itu memandang wajah Hanna. Wanita cantik itu duduk di hadapannya. Hanya ada pembatas meja.Lengkung bibir Damar pun tak kunjung turun. Ia tak tahu lagi, bagaimana ia mengutarakan kebahagiannya."Perasaan dari tadi aku liat kamu hanya senyum-senyum saja? Memang apa yang membuatmu bahagia, Damar?" Hanna, wanita pembohong itu meletakkan dagu di telapak tangan. Ia pun memandang wajah Damar yang rupawan. Keduanya saling pandang."Aku tak menyangka, kamu sangat cantik."Hanna tersipu malu, ia membuang wajahnya karena tak kuasa mendengar pujian Damar untuknya."Ah. Kamu terlalu berlebihan, Damar. Aku tak secantik itu.""Aku tidak pernah mengatakan dusta, Hanna. Oh ya, kamu tinggal di mana? Boleh tidak, aku mengantar kamu pulang nanti?"Jantung Hanna berdebar. 'Diantar pulang? Aduh, bagaimana ini?' gumamnya cemas."Hah? Ah, tidak perlu Damar. Aku bisa pulang sendiri. Hadiah mobil termahal yang kau beri untukku, mampu mengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 11 Suara Itu ....

    Sementara dalam perjalanan Asisten Lian dan Hanna..."Sayang ... Beri aku separuh hadiah yang kau terima dari Damar! Ini tidak adil jika kau habiskan sendiri uang itu! Uang tersebut tidak akan habis tujuh turunan!" ucap Delia nama asli dari dramanya memerankan sebagai peran Hanna. Ia memasang wajah cemberutnya.Asisten Lian tertawa keras. Ia mencubit pipi Delia gemas. "Dasar wanita. Selalu memiliki sifat iri! Apa kamu lupa, mobil ini pun harganya fantastis? Selama kamu bisa memerankan drama kamu sebagai Anna, kamu akan banjir uang, Sayang!! Uang yang kuterima tidak akan ada artinya untukmu!"Delia bergeming sejenak. Memikirkan ucapan Lian. Hingga bayangan-bayangan yang dirakit dalam otaknya pun berjalan. "Benar, aku bisa merasakan juga kekayaan yang dimiliki Damar selama aku di sampingnya. Melihat bajuku kotor saja tanpa pikir panjang ia segera mentransfer sejumlah uang untukku membeli pakaian. Loyal banget pria itu! Apa dia pria bodoh ya? " Delia menurunkan bibirnya."Entahlah, dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 12 Siapa Yang Bermain Biola?

    Damar bergeming sejenak mendengarkan permainan biola indah yang tidak pernah di dengarnya.Terakhir kali ia mendengarkan permainan itu saat Hanna menampilkan padanya dulu."Amar, bagaimana permainan biola ku? Jelek gak?" tanya Hanna setelah beberapa menit ia memainkan permainan biola kegemarannya.Hanna sangat senang bermain biola. Karena biola adalah hidupnya. Saat ia sedih, hanya suara biola yang dapat menenangkannya. "Bagus Hanna. Wah ... Kamu jago sekali bermain biola? Kamu pasti menang ikut perlombaan itu!!" puji Amar menunjukkan kesungguhan."Benarkah? Aku jadi semangat untuk mengikutinya, Amar.""Tentu. Oh ya, saat kamu ikut perlombaan itu terus menang dan mendapatkan uang banyak, kamu jangan melupakan aku ya? Aku takut, setelah kamu sukses, terus melupakan aku, Hanna!" celetuk Amar polos."Aku sudah berkali-kali katakan padamu, Amar. Aku tidak akan pernah melupakan kamu," ucap Hanna."Oke ..."Sebelum perlombaan dimulai, ia mempertaruhkan nyawanya demi menolong Amar...Ia bar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 13 Damar Akan Bertunangan

    Setelah beberapa saat terhenti, Kakek Wijaya berkata lagi, "Bahwa saya akan segera mengadakan pertunangan cucu saya dengan Nona Anna," ucap Kakek Wijaya dengan sangat jelas, sembari memegang bahu Anna di sampingnya sebagai petunjuk wanita inilah yang akan menjadi pendamping cucunya.Bagai kebakaran jenggot, Delia menggoyangkan lengan Damar dan mengatakan, "Damar. Apa benar yang di katakan Kakek?" Wanita itu merasa tidak bisa menerima. Begitu pula Anna yang terkejut mendengar penuturan Kakek.Sementara Damar tertegun beberapa saat. Setelah ia bisa mencerna dengan baik ucapan sang kakek, ia berjalan maju mendekati kakeknya."Apa yang kakek katakan? Damar tidak mungkin menerima wanita itu sebagai pendamping hidup Damar. Bukankah Damar sudah katakan jika sebenarnya wanita masa lalu cucu kakek sudah Damar temukan!" Damar mengatur ritme nafasnya. Ia sungguh ingin murka karena keputusan sepihak Kakeknya. "Kakek tidak mau tahu, karena pilihan Kakek hanya untuk Nona Anna. Hanya dia yang panta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 18 Kecemasan Delia

    Delia mengetuk pintu ruangan Damar. Setelah suara balasan dari dalam ruang menyahut, wanita itu pun segera masuk ke dalam tanpa ragu. Melangkahkan kakinya yang jenjang dengan mengenakan sepatu hitam dengan hak tinggi.Semula Damar sibuk dengan laptopnya. Terpaksa ia hentikan pekerjaannya demi wanita special itu. "Hanna? Pagi sekali kau datang? Kenapa tidak memberi tahuku jika mau datang? Aku kan menjemputmu."Delia menarik sudut bibirnya ke samping. "Bukan kamu yang jemput tapi pasti menyuruh asisten kamu, kan Damar?" Damar hanya tersenyum gemas. "Tidak akan Hanna, kamu kan wanita yang berharga demi apapun di dunia ini. Aku akan prioritaskan kamu meski aku sedang sibuk sekalipun."Seperti sebelumnya, wanita dengan tipu daya itu akan menunjukkan wajah sedih. Ia harus menjadikan dirinya penipu ulung. Damar harus tahu jika Delia benar-benar terpukul akan idenya.Di ruangan besar dan mewah kantor Damar itu, Hanna palsu—Delia—duduk di sofa dekat meja kerja Damar. Ia tersenyum lembut, mena

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 17 Pengumuman Penting

    Di aula pertemuan besar kantor pusat Wijaya Group, suasana yang biasanya penuh semangat mendadak sepi. Para pegawai duduk dalam keheningan, menunggu pengumuman penting yang akan disampaikan oleh Presiden Direktur, Damar, dan Kakek Wijaya. Wajah-wajah mereka dipenuhi tanda tanya. Semua orang telah mendengar desas-desus tentang wanita masa lalu Damar yang telah ditemukan, tetapi tak ada yang menyangka bahwa hari ini mereka akan mendengar pengumuman tentang pernikahan.Damar berdiri di depan ruangan, wajahnya tampak tenang namun tatapannya tajam. Di sebelahnya, Kakek Wijaya tersenyum bangga, seolah-olah semua yang telah direncanakannya berjalan sesuai keinginan. Di sudut ruangan, berdiri Anna. Ia tampak terkejut dan cemas, tak tahu apa yang akan terjadi. Ia merasa tak ada firasat buruk, namun getaran aneh mengguncang hatinya. Dan yang paling tak terduga, nama dirinya akan disebut.Damar melangkah maju ke podium, mikrofon di genggamannya. Suasana tegang, semua mata tertuju padanya.Dam

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 16 Istri Pilihan Kakek

    Keesokan paginya, di ruang keluarga yang luas dan megah, Damar duduk diam di sofa kulit berwarna cokelat tua, dipenuhi aroma kayu tua dan hiasan-hiasan antik, memandang keluar jendela besar yang menghadap taman. Cahaya matahari yang cerah membanjiri ruangan, tapi dalam hati Damar, hanya ada kegelapan dan kekosongan. Di seberangnya, Kakek Wijaya duduk dengan tenang di kursi kayu dengan ukiran indah, wajah tuanya dipenuhi keriput yang menunjukkan pengalaman hidup panjang, namun di matanya, masih ada sinar harapan yang belum padam.Untuk kesekian kalinya, percakapan tentang pernikahan itu kembali mengemuka. Kakek Wijaya telah lama mendorong Damar untuk menikah, dan nama Anna-lah yang disebutnya berulang kali, meski Damar telah menunjukkan kebaikan Delia berulang kali, tetap saja Kakek tidak pernah memandang Delia sebagai wanita terbaik untuk Damar. Wanita yang selama ini bekerja sebagai sekretaris Damar. Wanita yang dalam pandangan Damar, tidak lebih dari sosok wanita hina yang tidak

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 15 Kejadian di kolam

    Damar baru ingat, jika semua terjadi yang menimpanya karena ulah Anna. Sorot matanya menelusuri ruang kamarnya. Ia tak mendapati Anna di sana.Asisten Lian yang tanggap segera bertanya, "Tuan, apa yang sedang Anda cari?" Meskipun sebenarnya dia tahu jika sedang mencari Anna."Kau tahu di mana Anna? Wanita hina yang merusak hidupku! Wanita yang datang dan mengobrak abrikkan diriku? Gara-gara Anna, aku tenggelam. Dan gara-gara Anna juga aku di permalukan banyak orang. Mereka semua jadi tahu jika aku pria lemah yang tidak bisa berenang," ucapannya pada Asisten Lian."Wanita itu harus di hukum, Asisten Lian!!" sambungnya tidak terima."Gara-gara dia, aku hampir ma ti!!" Kakek Wijaya menggeleng kepala. "Kejadian yang menimpamu itu karena ulahmu sendiri, bagaimana bisa kamu menyalahkan Nona Anna!?" Pria tua itu tetap tidak setuju jika Damar menyalahkannya.Hanya mengulas senyum getir. "Kakek akan mempercepat pernikahan kalian."Baik Damar, Delia dan Lian bertanya-tanya. Kalian siapa maksu

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 14 Kakek Wijaya Mengikuti permainan Widia

    Di koridor luar kamar Damar yang sepi, Lian berdiri bersandar di dinding, napasnya cepat dan penuh emosi yang tertahan. Dia melirik kanan-kiri, memastikan tidak ada orang yang mendengar, sebelum berbalik menghadapi Delia yang berdiri di dekatnya dengan ekspresi gugup.Lian, aku hanya melakukan apa yang kau minta," bisik Delia, mencoba membela diri, meski nadanya terdengar lemah.Namun Lian tidak bisa menahan kekesalannya lebih lama lagi. Wajahnya merah, rahangnya mengeras, dan suaranya nyaris tertahan agar tak terdengar dari dalam ruangan Damar."Melakukan apa yang aku minta? Serius, Delia? Itu sama sekali bukan yang aku inginkan!" Lian membentak, suaranya rendah namun tajam seperti pisau. "Kau seharusnya hanya pura-pura menjadi wanita masa lalunya, bukan malah memberikan napas buatan seolah-olah kau benar-benar menyelamatkannya!"Asisten Lian berkata kasar pada Delia, karena di otaknya sudah mulai berasap. "Apa kamu menikmatinya, hah? Apa kau sadar? Aku sangat cemburu melihat semua

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 13 Damar Akan Bertunangan

    Setelah beberapa saat terhenti, Kakek Wijaya berkata lagi, "Bahwa saya akan segera mengadakan pertunangan cucu saya dengan Nona Anna," ucap Kakek Wijaya dengan sangat jelas, sembari memegang bahu Anna di sampingnya sebagai petunjuk wanita inilah yang akan menjadi pendamping cucunya.Bagai kebakaran jenggot, Delia menggoyangkan lengan Damar dan mengatakan, "Damar. Apa benar yang di katakan Kakek?" Wanita itu merasa tidak bisa menerima. Begitu pula Anna yang terkejut mendengar penuturan Kakek.Sementara Damar tertegun beberapa saat. Setelah ia bisa mencerna dengan baik ucapan sang kakek, ia berjalan maju mendekati kakeknya."Apa yang kakek katakan? Damar tidak mungkin menerima wanita itu sebagai pendamping hidup Damar. Bukankah Damar sudah katakan jika sebenarnya wanita masa lalu cucu kakek sudah Damar temukan!" Damar mengatur ritme nafasnya. Ia sungguh ingin murka karena keputusan sepihak Kakeknya. "Kakek tidak mau tahu, karena pilihan Kakek hanya untuk Nona Anna. Hanya dia yang panta

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 12 Siapa Yang Bermain Biola?

    Damar bergeming sejenak mendengarkan permainan biola indah yang tidak pernah di dengarnya.Terakhir kali ia mendengarkan permainan itu saat Hanna menampilkan padanya dulu."Amar, bagaimana permainan biola ku? Jelek gak?" tanya Hanna setelah beberapa menit ia memainkan permainan biola kegemarannya.Hanna sangat senang bermain biola. Karena biola adalah hidupnya. Saat ia sedih, hanya suara biola yang dapat menenangkannya. "Bagus Hanna. Wah ... Kamu jago sekali bermain biola? Kamu pasti menang ikut perlombaan itu!!" puji Amar menunjukkan kesungguhan."Benarkah? Aku jadi semangat untuk mengikutinya, Amar.""Tentu. Oh ya, saat kamu ikut perlombaan itu terus menang dan mendapatkan uang banyak, kamu jangan melupakan aku ya? Aku takut, setelah kamu sukses, terus melupakan aku, Hanna!" celetuk Amar polos."Aku sudah berkali-kali katakan padamu, Amar. Aku tidak akan pernah melupakan kamu," ucap Hanna."Oke ..."Sebelum perlombaan dimulai, ia mempertaruhkan nyawanya demi menolong Amar...Ia bar

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 11 Suara Itu ....

    Sementara dalam perjalanan Asisten Lian dan Hanna..."Sayang ... Beri aku separuh hadiah yang kau terima dari Damar! Ini tidak adil jika kau habiskan sendiri uang itu! Uang tersebut tidak akan habis tujuh turunan!" ucap Delia nama asli dari dramanya memerankan sebagai peran Hanna. Ia memasang wajah cemberutnya.Asisten Lian tertawa keras. Ia mencubit pipi Delia gemas. "Dasar wanita. Selalu memiliki sifat iri! Apa kamu lupa, mobil ini pun harganya fantastis? Selama kamu bisa memerankan drama kamu sebagai Anna, kamu akan banjir uang, Sayang!! Uang yang kuterima tidak akan ada artinya untukmu!"Delia bergeming sejenak. Memikirkan ucapan Lian. Hingga bayangan-bayangan yang dirakit dalam otaknya pun berjalan. "Benar, aku bisa merasakan juga kekayaan yang dimiliki Damar selama aku di sampingnya. Melihat bajuku kotor saja tanpa pikir panjang ia segera mentransfer sejumlah uang untukku membeli pakaian. Loyal banget pria itu! Apa dia pria bodoh ya? " Delia menurunkan bibirnya."Entahlah, dia

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 10 Drama Dimulai

    Sementara di ruang kerja Damar ...Pria dengan postur tubuh sempurna itu memandang wajah Hanna. Wanita cantik itu duduk di hadapannya. Hanya ada pembatas meja.Lengkung bibir Damar pun tak kunjung turun. Ia tak tahu lagi, bagaimana ia mengutarakan kebahagiannya."Perasaan dari tadi aku liat kamu hanya senyum-senyum saja? Memang apa yang membuatmu bahagia, Damar?" Hanna, wanita pembohong itu meletakkan dagu di telapak tangan. Ia pun memandang wajah Damar yang rupawan. Keduanya saling pandang."Aku tak menyangka, kamu sangat cantik."Hanna tersipu malu, ia membuang wajahnya karena tak kuasa mendengar pujian Damar untuknya."Ah. Kamu terlalu berlebihan, Damar. Aku tak secantik itu.""Aku tidak pernah mengatakan dusta, Hanna. Oh ya, kamu tinggal di mana? Boleh tidak, aku mengantar kamu pulang nanti?"Jantung Hanna berdebar. 'Diantar pulang? Aduh, bagaimana ini?' gumamnya cemas."Hah? Ah, tidak perlu Damar. Aku bisa pulang sendiri. Hadiah mobil termahal yang kau beri untukku, mampu mengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status