Share

Bab 7 Benarkah Kau, Hanna?

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 06:11:15

Mobil mewah Damar melesat cepat. Ia menaikkan beberapa kali tingkat kecepatan agar lekas sampai ditempat tujuan.

Sudut bibir yang terangkat tak sedikit pun turun. Ia merasa hari ini, ia harus merayakannya.

"Asisten Lian ... Aku akan berikan hadiah besar untukmu! Pekerjaanmu tidak pernah mengecewakanku!" Dua manik mata Damar hanya fokus depan saja.

Terkadang sedikit kesal karena beberapa kali melewati jalanan ia terjebak macet, namun tidak berlangsung lama. Ia menggebrak dasbornya merasa tak sabar.

"Sungguh jalanan pusat kota tidak pernah ada sepinya! Andai aku jadi Presiden, aku sudah buat lima cabang jalan agar kemacetan kota bisa teratasi. Nyatanya aku hanya seorang Presiden Direktur saja."

Bola mata Damar melirik ke kaca spion di atas kepala. Terlihat di sana separuh wajah Damar. Ia sedikit memperjelas dengan menggerakkan wajahnya. Menunduk untuk bisa menjangkau penglihatan pada rambutnya. "Sedikit berantakan! Tapi aku tetap pria paling tampan sejagad raya! Tidak ada satu wanita pun menolak ku," pujinya pada dirinya sendiri. Setelah ia menyisir rambut atas dengan jari-jarinya. Kembali ia fokus menyetir.

Dalam waktu lebih dari lima belas menit, akhirnya kuda bermesin Damar telah sampai di tempat yang di tentukan Asisten Lian.

Damar kembali melirik kaca spionnya, memastikan tidak ada minus di wajah atau rambutnya. "Maximal!" ucapnya sendiri.

Ia keluar dengan merapatkan jasnya. Berjalan tegap dengan langkah panjang memasuki cafe romantis. Asisten Lian telah memesan nomor mejanya. Letaknya di lantai atas. Ia mencari tempat yang nyaman dan sepi. Begitulah kriteria Damar yang di ingat Asisten Lian.

"Tuan Damar?"

Terdengar dan terlihat Lian melambai dari kejauhan. "Dadar tidak memiliki sopan santun! Aku akan potong gajimu, Lian!! Bisa-bisanya di hadapannya Hanna kau tidak memiliki etika!!"

Gegas Damar menunju ke sana. Jantungnya berdegup kencang, tak sabar Bertemu dan menceritakan banyak hal pada Hanna.

Dari penglihatannya, wanita itu terlihat punggungnya. Ia duduk membelakangi. Hingga Damar makin merasa canggung. Tak pernah seperti ini sebelumnya

Kakinya berhenti melangkah setelah ia berdiri disampingnya. Lantas ia menyapa, "Benarkah kau, Hanna?"

Wanita itu menoleh perlahan, hingga wajahnya terlihat jelas. Wanita dengan gaun berwarna hitam dengan rambut panjang tergerai. Ia berdiri dan menjulurkan tangannya ke arah Damar seraya mengulas senyum. Sungguh parasnya lebih cantik dari pada dulu, kali ini lebih terawat. Begitulah pikir Damar.

Manik mata Damar memperhatikan gelang hitam yang dipakainya. Matanya berbinar. Ia tak mungkin salah. Wanita itu memiliki gelang yang sama persis dengannya. Tidak salah lagi.

"Damar?" panggilnya lirih.

Panggilan itu terdengar asing di telinganya. Bukankah dulu sewaktu kecil, ia memanggilnya Amar? Bagaimana bisa sekarang berubah Damar?

"Kau bukan Hanna!" ucap Damar panik.

Asisten Lian terkejut mendengarkan reaksi Tuannya. "Tuan? Apa yang Tuan katakan?" tanya Lian.

Damar hanya menggeleng kepala, ada sedikit keraguan didalam hatinya. 'Kenapa wanita ini tidak memiliki kemiripan dengan Hanna ku?' batinnya penuh pertanyaan.

"Tuan, tolong jangan mengatakan apapun yang membuat Nona Hanna sedih. Tanyakan padanya selama dua belas tahun, ia juga mencari Anda. Tak sedikitpun ia putus asa demi menemukan Anda." Asisten Lian tak hentinya mempengaruhi Damar agar ia percaya jika wanita yang berada di hadapan mereka adalah Hanna.

"Maafkan aku Damar, setelah kecelakaan itu, aku hampir kehilangan ingatanku tentang semua masalalu ku. Tapi percayalah, bayangan-bayangan masa kecil kita masih sering lalu lalang dalam pikiran ini."

Wanita itu duduk pasrah di kursi. Dan kembali bercerita, "Orang tua asuhku membawaku ke kota yang jauh. Hingga aku benar-benar hampir gila tidak bisa menemukan kamu kembali. Dua bulan ini aku datang ke kota ini, dengan memakai gelang pemberianmu. Aku berharap kau dapat mengenaliku dengan melihat barang pemberianmu yang ku jaga selama ini. Namun nyatanya, aku salah. Kau melupakanku, Damar!" Sedikit mempertegas ucapannya, hingga ia kembali berdiri dan menggerakkan kakinya berniat pergi meninggalkan tempat itu karena kecewa.

Saat wanita bergaun hitam itu melangkahkan kakinya beberapa langkah, Damar segera menarik pergelangan tangannya, lalu memeluknya erat. Ia menumpahkan kerinduannya selama ini.

"Hanna, kumohon jangan tinggalkan aku lagi," bisiknya lirih.

Tanpa diketahui Damar, Asisten Lian dan wanita itu tersenyum penuh kemenangan.

“Damar?” suaranya lembut, nyaris seperti bisikan yang menyentuh kalbu.

"Ya?" balas Damar dalam pelukan mereka yang belum terlepas. Danar tak perduli dengan asisten Lian yang berada di sana melihat mereka seperti itu.

"Aku Hanna. Apakah sekarang kau percaya?"

"Ya, Hanna. Aku percaya. Kau adalah wanita masa laluku. Terima kasih kau telah menyelamatkan hidup ku saat itu. Hingga kau mengorbankan dirimu sendiri." Damar merenggangkan pelukannya hingga ia dapat memperhatikan kembali wajah Hanna yang cantik.

“Hanna?” Mata Damar membesar, tak percaya dengan penglihatannya. Bibirnya terkatup sejenak, seolah kehilangan kata-kata, namun senyum perlahan mengembang di wajahnya. “Ini benar-benar kamu?”

Hanna tertawa kecil, suara itu seperti melodi yang pernah dia ingat, menggema dalam ingatannya. “Ya, ini aku. Setelah dua belas tahun, kamu masih bisa mengenaliku?”

Damar tertawa, canggung namun penuh kehangatan. “Bagaimana mungkin aku lupa? Kamu… kamu adalah bagian terindah dari masa kecilku.”

Damar tersipu, wajahnya memerah diterpa cahaya redup lampu tempat itu. “Aku juga, Damar. Setiap hari aku selalu teringat akan kita, saat berlari di bawah pohon mangga itu, menangkap kupu-kupu, atau sekadar duduk di pinggir danau."

'Apa yang dia katakan? Berlari dibawah pohon mangga? Aku tidak pernah melakukan itu bersamanya?? Ah ... Sudahlah, bukankah dia sudah katakan jika ia pernah mengalami cedera di otaknya?'

Damar memandangnya, penuh kekaguman. “Aku pikir kita takkan bertemu lagi, Hanna. Dunia ini terlalu luas, dan kita terpisah oleh waktu yang begitu lama.”

“Tapi takdir punya cara yang aneh, ya?” jawab Hanna sambil tersenyum lembut. “Kita akhirnya bisa bertemu lagi.”

Damar mengangguk, masih merasa seakan ini semua mimpi. “Kamu berubah, tapi ada sesuatu yang tetap sama. Semangatmu, caramu tersenyum…”

Hanna menatapnya, kali ini lebih dalam. “Dan kamu, Damar. Kamu juga masih sama. Meski tumbuh dewasa, di dalamnya aku melihat bocah kecil yang dulu selalu membuatku tertawa.”

Sejenak mereka terdiam, namun tak ada kecanggungan, hanya ada kebahagiaan yang merambat pelan, memenuhi hati mereka. Tak ada yang perlu dijelaskan dengan kata-kata. Pertemuan ini, seolah menjadi jawaban atas kerinduan yang terpendam selama dua belas tahun.

"Asisten Lian, apakah kamu lupa untuk memesan makanan istimewa kami?"

"Ah, maaf Tuan." Asisten Lian memanggil pramusaji untuk memesannya.

"Hanna, kau masih ingat tidak, apa makanan kesukaan ku saat kecil dulu?"

Hanna tampak pucat. 'Bagaimana ini? Aku tidak tahu makanan favorit Damar! Dasar Lian b0d0h! Hal sebesar itu lupa memberitahukannya padaku!!'

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
ptakmu j yg geser damar muka j arogan tapi msh digoblokin m asisten sendiri dih najis bnget dah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 8 Anna Dipermalukan

    "Maaf Damar, aku tidak ingat. Kecelakaan itu membuatku melupakan hal-hal yang berkenaan denganmu." Dengan cepat ia membalas untuk menutupi kecurigaan Damar. "Ya sudah tidak masalah. Maafkanlah aku karena terlalu memaksa. Baiklah mari kita nikmati hidangan ini bersama." "Ajak juga Asisten kamu, Damar. Dia yang telah berusaha keras untuk menyatukan kita kembali," ucap Hanna tersenyum. Ingin menunjukkan sisi Baiknya pada Damar. "Tidak perlu! Dia hanya pekerja rendahan! Tidak perlu di beri satu penghormatan!" ucap Damar. Lian yang mendengar itu menatap t4j4m ke arah bos-nya tanpa Damar tahu. **** Keesokan harinya ... Tepat pukul tujuh pagi, Asisten Lian mengumpulkan para pegawai untuk berbaris rapi menyambut wanita berharga yang selama ini tuannya cari. Tidak ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Asisten hanya akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Terlihat dari kaca tebal transparan perusahaan. Sebuah mobil yang sudah resmi di belikan Damar hanya untuk Hann

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 9 Aku Yang Menyelamatkanmu

    "Dasar wanita hin4!! Pembuat onar!! Bisa-bisanya mengaku-ngaku sebagai wanita masa lalu Pak Damar. Yang benar saja! Cih!!" ejek yang lain.Mereka bahkan mendorong tubuh Anna hingga jatuh tersungkur! "Dasar wanita tu li!! Jangan bermimpi menjadi wanita yang spesial di hati Pak Damar, kamu seperti kacung hidup! Mengerti!! Kamu dan Nona Hanna bagaikan bumi dan langit. Jauh sekali!!" "Tu li?" Salah satu di antara mereka bertanya. Karena ia tak tahu kebenarannya. "Ya, wanita itu tu li!! Lihat saja di telinga terpasang alat bantu pendengaran, karena dia tu li. Coba saja lepas paksa alat itu. Dia akan bingung karena gak bisa dengar. Huh ... Jadi, mana mungkin Pak Damar melirik wanita tu li seperti dia??" "Parah!!" Gelak tawa mereka sangat menyakitkan hati Anna. Hingga bola mata Anna basah begitu saja, karena rasanya teramat pedih. Assisten Lian yang dari tadi tersenyum sinis di belakang tubuh Anna lekas bertindak. "Sudah! Sudah!! Kalian keterlaluan sekali mempermalukan Nona Anna seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 10 Drama Dimulai

    Sementara di ruang kerja Damar ...Pria dengan postur tubuh sempurna itu memandang wajah Hanna. Wanita cantik itu duduk di hadapannya. Hanya ada pembatas meja.Lengkung bibir Damar pun tak kunjung turun. Ia tak tahu lagi, bagaimana ia mengutarakan kebahagiannya."Perasaan dari tadi aku liat kamu hanya senyum-senyum saja? Memang apa yang membuatmu bahagia, Damar?" Hanna, wanita pembohong itu meletakkan dagu di telapak tangan. Ia pun memandang wajah Damar yang rupawan. Keduanya saling pandang."Aku tak menyangka, kamu sangat cantik."Hanna tersipu malu, ia membuang wajahnya karena tak kuasa mendengar pujian Damar untuknya."Ah. Kamu terlalu berlebihan, Damar. Aku tak secantik itu.""Aku tidak pernah mengatakan dusta, Hanna. Oh ya, kamu tinggal di mana? Boleh tidak, aku mengantar kamu pulang nanti?"Jantung Hanna berdebar. 'Diantar pulang? Aduh, bagaimana ini?' gumamnya cemas."Hah? Ah, tidak perlu Damar. Aku bisa pulang sendiri. Hadiah mobil termahal yang kau beri untukku, mampu mengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 11 Suara Itu ....

    Sementara dalam perjalanan Asisten Lian dan Hanna..."Sayang ... Beri aku separuh hadiah yang kau terima dari Damar! Ini tidak adil jika kau habiskan sendiri uang itu! Uang tersebut tidak akan habis tujuh turunan!" ucap Delia nama asli dari dramanya memerankan sebagai peran Hanna. Ia memasang wajah cemberutnya.Asisten Lian tertawa keras. Ia mencubit pipi Delia gemas. "Dasar wanita. Selalu memiliki sifat iri! Apa kamu lupa, mobil ini pun harganya fantastis? Selama kamu bisa memerankan drama kamu sebagai Anna, kamu akan banjir uang, Sayang!! Uang yang kuterima tidak akan ada artinya untukmu!"Delia bergeming sejenak. Memikirkan ucapan Lian. Hingga bayangan-bayangan yang dirakit dalam otaknya pun berjalan. "Benar, aku bisa merasakan juga kekayaan yang dimiliki Damar selama aku di sampingnya. Melihat bajuku kotor saja tanpa pikir panjang ia segera mentransfer sejumlah uang untukku membeli pakaian. Loyal banget pria itu! Apa dia pria bodoh ya? " Delia menurunkan bibirnya."Entahlah, dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 12 Siapa Yang Bermain Biola?

    Damar bergeming sejenak mendengarkan permainan biola indah yang tidak pernah di dengarnya.Terakhir kali ia mendengarkan permainan itu saat Hanna menampilkan padanya dulu."Amar, bagaimana permainan biola ku? Jelek gak?" tanya Hanna setelah beberapa menit ia memainkan permainan biola kegemarannya.Hanna sangat senang bermain biola. Karena biola adalah hidupnya. Saat ia sedih, hanya suara biola yang dapat menenangkannya. "Bagus Hanna. Wah ... Kamu jago sekali bermain biola? Kamu pasti menang ikut perlombaan itu!!" puji Amar menunjukkan kesungguhan."Benarkah? Aku jadi semangat untuk mengikutinya, Amar.""Tentu. Oh ya, saat kamu ikut perlombaan itu terus menang dan mendapatkan uang banyak, kamu jangan melupakan aku ya? Aku takut, setelah kamu sukses, terus melupakan aku, Hanna!" celetuk Amar polos."Aku sudah berkali-kali katakan padamu, Amar. Aku tidak akan pernah melupakan kamu," ucap Hanna."Oke ..."Sebelum perlombaan dimulai, ia mempertaruhkan nyawanya demi menolong Amar...Ia bar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 13 Damar Akan Bertunangan

    Setelah beberapa saat terhenti, Kakek Wijaya berkata lagi, "Bahwa saya akan segera mengadakan pertunangan cucu saya dengan Nona Anna," ucap Kakek Wijaya dengan sangat jelas, sembari memegang bahu Anna di sampingnya sebagai petunjuk wanita inilah yang akan menjadi pendamping cucunya.Bagai kebakaran jenggot, Delia menggoyangkan lengan Damar dan mengatakan, "Damar. Apa benar yang di katakan Kakek?" Wanita itu merasa tidak bisa menerima. Begitu pula Anna yang terkejut mendengar penuturan Kakek.Sementara Damar tertegun beberapa saat. Setelah ia bisa mencerna dengan baik ucapan sang kakek, ia berjalan maju mendekati kakeknya."Apa yang kakek katakan? Damar tidak mungkin menerima wanita itu sebagai pendamping hidup Damar. Bukankah Damar sudah katakan jika sebenarnya wanita masa lalu cucu kakek sudah Damar temukan!" Damar mengatur ritme nafasnya. Ia sungguh ingin murka karena keputusan sepihak Kakeknya. "Kakek tidak mau tahu, karena pilihan Kakek hanya untuk Nona Anna. Hanya dia yang panta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 14 Kakek Wijaya Mengikuti permainan Widia

    Di koridor luar kamar Damar yang sepi, Lian berdiri bersandar di dinding, napasnya cepat dan penuh emosi yang tertahan. Dia melirik kanan-kiri, memastikan tidak ada orang yang mendengar, sebelum berbalik menghadapi Delia yang berdiri di dekatnya dengan ekspresi gugup.Lian, aku hanya melakukan apa yang kau minta," bisik Delia, mencoba membela diri, meski nadanya terdengar lemah.Namun Lian tidak bisa menahan kekesalannya lebih lama lagi. Wajahnya merah, rahangnya mengeras, dan suaranya nyaris tertahan agar tak terdengar dari dalam ruangan Damar."Melakukan apa yang aku minta? Serius, Delia? Itu sama sekali bukan yang aku inginkan!" Lian membentak, suaranya rendah namun tajam seperti pisau. "Kau seharusnya hanya pura-pura menjadi wanita masa lalunya, bukan malah memberikan napas buatan seolah-olah kau benar-benar menyelamatkannya!"Asisten Lian berkata kasar pada Delia, karena di otaknya sudah mulai berasap. "Apa kamu menikmatinya, hah? Apa kau sadar? Aku sangat cemburu melihat semua

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 15 Kejadian di kolam

    Damar baru ingat, jika semua terjadi yang menimpanya karena ulah Anna. Sorot matanya menelusuri ruang kamarnya. Ia tak mendapati Anna di sana.Asisten Lian yang tanggap segera bertanya, "Tuan, apa yang sedang Anda cari?" Meskipun sebenarnya dia tahu jika sedang mencari Anna."Kau tahu di mana Anna? Wanita hina yang merusak hidupku! Wanita yang datang dan mengobrak abrikkan diriku? Gara-gara Anna, aku tenggelam. Dan gara-gara Anna juga aku di permalukan banyak orang. Mereka semua jadi tahu jika aku pria lemah yang tidak bisa berenang," ucapannya pada Asisten Lian."Wanita itu harus di hukum, Asisten Lian!!" sambungnya tidak terima."Gara-gara dia, aku hampir ma ti!!" Kakek Wijaya menggeleng kepala. "Kejadian yang menimpamu itu karena ulahmu sendiri, bagaimana bisa kamu menyalahkan Nona Anna!?" Pria tua itu tetap tidak setuju jika Damar menyalahkannya.Hanya mengulas senyum getir. "Kakek akan mempercepat pernikahan kalian."Baik Damar, Delia dan Lian bertanya-tanya. Kalian siapa maksu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 18 Kecemasan Delia

    Delia mengetuk pintu ruangan Damar. Setelah suara balasan dari dalam ruang menyahut, wanita itu pun segera masuk ke dalam tanpa ragu. Melangkahkan kakinya yang jenjang dengan mengenakan sepatu hitam dengan hak tinggi.Semula Damar sibuk dengan laptopnya. Terpaksa ia hentikan pekerjaannya demi wanita special itu. "Hanna? Pagi sekali kau datang? Kenapa tidak memberi tahuku jika mau datang? Aku kan menjemputmu."Delia menarik sudut bibirnya ke samping. "Bukan kamu yang jemput tapi pasti menyuruh asisten kamu, kan Damar?" Damar hanya tersenyum gemas. "Tidak akan Hanna, kamu kan wanita yang berharga demi apapun di dunia ini. Aku akan prioritaskan kamu meski aku sedang sibuk sekalipun."Seperti sebelumnya, wanita dengan tipu daya itu akan menunjukkan wajah sedih. Ia harus menjadikan dirinya penipu ulung. Damar harus tahu jika Delia benar-benar terpukul akan idenya.Di ruangan besar dan mewah kantor Damar itu, Hanna palsu—Delia—duduk di sofa dekat meja kerja Damar. Ia tersenyum lembut, mena

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 17 Pengumuman Penting

    Di aula pertemuan besar kantor pusat Wijaya Group, suasana yang biasanya penuh semangat mendadak sepi. Para pegawai duduk dalam keheningan, menunggu pengumuman penting yang akan disampaikan oleh Presiden Direktur, Damar, dan Kakek Wijaya. Wajah-wajah mereka dipenuhi tanda tanya. Semua orang telah mendengar desas-desus tentang wanita masa lalu Damar yang telah ditemukan, tetapi tak ada yang menyangka bahwa hari ini mereka akan mendengar pengumuman tentang pernikahan.Damar berdiri di depan ruangan, wajahnya tampak tenang namun tatapannya tajam. Di sebelahnya, Kakek Wijaya tersenyum bangga, seolah-olah semua yang telah direncanakannya berjalan sesuai keinginan. Di sudut ruangan, berdiri Anna. Ia tampak terkejut dan cemas, tak tahu apa yang akan terjadi. Ia merasa tak ada firasat buruk, namun getaran aneh mengguncang hatinya. Dan yang paling tak terduga, nama dirinya akan disebut.Damar melangkah maju ke podium, mikrofon di genggamannya. Suasana tegang, semua mata tertuju padanya.Dam

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 16 Istri Pilihan Kakek

    Keesokan paginya, di ruang keluarga yang luas dan megah, Damar duduk diam di sofa kulit berwarna cokelat tua, dipenuhi aroma kayu tua dan hiasan-hiasan antik, memandang keluar jendela besar yang menghadap taman. Cahaya matahari yang cerah membanjiri ruangan, tapi dalam hati Damar, hanya ada kegelapan dan kekosongan. Di seberangnya, Kakek Wijaya duduk dengan tenang di kursi kayu dengan ukiran indah, wajah tuanya dipenuhi keriput yang menunjukkan pengalaman hidup panjang, namun di matanya, masih ada sinar harapan yang belum padam.Untuk kesekian kalinya, percakapan tentang pernikahan itu kembali mengemuka. Kakek Wijaya telah lama mendorong Damar untuk menikah, dan nama Anna-lah yang disebutnya berulang kali, meski Damar telah menunjukkan kebaikan Delia berulang kali, tetap saja Kakek tidak pernah memandang Delia sebagai wanita terbaik untuk Damar. Wanita yang selama ini bekerja sebagai sekretaris Damar. Wanita yang dalam pandangan Damar, tidak lebih dari sosok wanita hina yang tidak

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 15 Kejadian di kolam

    Damar baru ingat, jika semua terjadi yang menimpanya karena ulah Anna. Sorot matanya menelusuri ruang kamarnya. Ia tak mendapati Anna di sana.Asisten Lian yang tanggap segera bertanya, "Tuan, apa yang sedang Anda cari?" Meskipun sebenarnya dia tahu jika sedang mencari Anna."Kau tahu di mana Anna? Wanita hina yang merusak hidupku! Wanita yang datang dan mengobrak abrikkan diriku? Gara-gara Anna, aku tenggelam. Dan gara-gara Anna juga aku di permalukan banyak orang. Mereka semua jadi tahu jika aku pria lemah yang tidak bisa berenang," ucapannya pada Asisten Lian."Wanita itu harus di hukum, Asisten Lian!!" sambungnya tidak terima."Gara-gara dia, aku hampir ma ti!!" Kakek Wijaya menggeleng kepala. "Kejadian yang menimpamu itu karena ulahmu sendiri, bagaimana bisa kamu menyalahkan Nona Anna!?" Pria tua itu tetap tidak setuju jika Damar menyalahkannya.Hanya mengulas senyum getir. "Kakek akan mempercepat pernikahan kalian."Baik Damar, Delia dan Lian bertanya-tanya. Kalian siapa maksu

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 14 Kakek Wijaya Mengikuti permainan Widia

    Di koridor luar kamar Damar yang sepi, Lian berdiri bersandar di dinding, napasnya cepat dan penuh emosi yang tertahan. Dia melirik kanan-kiri, memastikan tidak ada orang yang mendengar, sebelum berbalik menghadapi Delia yang berdiri di dekatnya dengan ekspresi gugup.Lian, aku hanya melakukan apa yang kau minta," bisik Delia, mencoba membela diri, meski nadanya terdengar lemah.Namun Lian tidak bisa menahan kekesalannya lebih lama lagi. Wajahnya merah, rahangnya mengeras, dan suaranya nyaris tertahan agar tak terdengar dari dalam ruangan Damar."Melakukan apa yang aku minta? Serius, Delia? Itu sama sekali bukan yang aku inginkan!" Lian membentak, suaranya rendah namun tajam seperti pisau. "Kau seharusnya hanya pura-pura menjadi wanita masa lalunya, bukan malah memberikan napas buatan seolah-olah kau benar-benar menyelamatkannya!"Asisten Lian berkata kasar pada Delia, karena di otaknya sudah mulai berasap. "Apa kamu menikmatinya, hah? Apa kau sadar? Aku sangat cemburu melihat semua

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 13 Damar Akan Bertunangan

    Setelah beberapa saat terhenti, Kakek Wijaya berkata lagi, "Bahwa saya akan segera mengadakan pertunangan cucu saya dengan Nona Anna," ucap Kakek Wijaya dengan sangat jelas, sembari memegang bahu Anna di sampingnya sebagai petunjuk wanita inilah yang akan menjadi pendamping cucunya.Bagai kebakaran jenggot, Delia menggoyangkan lengan Damar dan mengatakan, "Damar. Apa benar yang di katakan Kakek?" Wanita itu merasa tidak bisa menerima. Begitu pula Anna yang terkejut mendengar penuturan Kakek.Sementara Damar tertegun beberapa saat. Setelah ia bisa mencerna dengan baik ucapan sang kakek, ia berjalan maju mendekati kakeknya."Apa yang kakek katakan? Damar tidak mungkin menerima wanita itu sebagai pendamping hidup Damar. Bukankah Damar sudah katakan jika sebenarnya wanita masa lalu cucu kakek sudah Damar temukan!" Damar mengatur ritme nafasnya. Ia sungguh ingin murka karena keputusan sepihak Kakeknya. "Kakek tidak mau tahu, karena pilihan Kakek hanya untuk Nona Anna. Hanya dia yang panta

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 12 Siapa Yang Bermain Biola?

    Damar bergeming sejenak mendengarkan permainan biola indah yang tidak pernah di dengarnya.Terakhir kali ia mendengarkan permainan itu saat Hanna menampilkan padanya dulu."Amar, bagaimana permainan biola ku? Jelek gak?" tanya Hanna setelah beberapa menit ia memainkan permainan biola kegemarannya.Hanna sangat senang bermain biola. Karena biola adalah hidupnya. Saat ia sedih, hanya suara biola yang dapat menenangkannya. "Bagus Hanna. Wah ... Kamu jago sekali bermain biola? Kamu pasti menang ikut perlombaan itu!!" puji Amar menunjukkan kesungguhan."Benarkah? Aku jadi semangat untuk mengikutinya, Amar.""Tentu. Oh ya, saat kamu ikut perlombaan itu terus menang dan mendapatkan uang banyak, kamu jangan melupakan aku ya? Aku takut, setelah kamu sukses, terus melupakan aku, Hanna!" celetuk Amar polos."Aku sudah berkali-kali katakan padamu, Amar. Aku tidak akan pernah melupakan kamu," ucap Hanna."Oke ..."Sebelum perlombaan dimulai, ia mempertaruhkan nyawanya demi menolong Amar...Ia bar

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 11 Suara Itu ....

    Sementara dalam perjalanan Asisten Lian dan Hanna..."Sayang ... Beri aku separuh hadiah yang kau terima dari Damar! Ini tidak adil jika kau habiskan sendiri uang itu! Uang tersebut tidak akan habis tujuh turunan!" ucap Delia nama asli dari dramanya memerankan sebagai peran Hanna. Ia memasang wajah cemberutnya.Asisten Lian tertawa keras. Ia mencubit pipi Delia gemas. "Dasar wanita. Selalu memiliki sifat iri! Apa kamu lupa, mobil ini pun harganya fantastis? Selama kamu bisa memerankan drama kamu sebagai Anna, kamu akan banjir uang, Sayang!! Uang yang kuterima tidak akan ada artinya untukmu!"Delia bergeming sejenak. Memikirkan ucapan Lian. Hingga bayangan-bayangan yang dirakit dalam otaknya pun berjalan. "Benar, aku bisa merasakan juga kekayaan yang dimiliki Damar selama aku di sampingnya. Melihat bajuku kotor saja tanpa pikir panjang ia segera mentransfer sejumlah uang untukku membeli pakaian. Loyal banget pria itu! Apa dia pria bodoh ya? " Delia menurunkan bibirnya."Entahlah, dia

  • Istri Tuli Yang Kau Campakkan itu Ternyata....   Bab 10 Drama Dimulai

    Sementara di ruang kerja Damar ...Pria dengan postur tubuh sempurna itu memandang wajah Hanna. Wanita cantik itu duduk di hadapannya. Hanya ada pembatas meja.Lengkung bibir Damar pun tak kunjung turun. Ia tak tahu lagi, bagaimana ia mengutarakan kebahagiannya."Perasaan dari tadi aku liat kamu hanya senyum-senyum saja? Memang apa yang membuatmu bahagia, Damar?" Hanna, wanita pembohong itu meletakkan dagu di telapak tangan. Ia pun memandang wajah Damar yang rupawan. Keduanya saling pandang."Aku tak menyangka, kamu sangat cantik."Hanna tersipu malu, ia membuang wajahnya karena tak kuasa mendengar pujian Damar untuknya."Ah. Kamu terlalu berlebihan, Damar. Aku tak secantik itu.""Aku tidak pernah mengatakan dusta, Hanna. Oh ya, kamu tinggal di mana? Boleh tidak, aku mengantar kamu pulang nanti?"Jantung Hanna berdebar. 'Diantar pulang? Aduh, bagaimana ini?' gumamnya cemas."Hah? Ah, tidak perlu Damar. Aku bisa pulang sendiri. Hadiah mobil termahal yang kau beri untukku, mampu mengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status