Aku menatap punggung pasanganku dengan nanar, setelah dia menandaiku----Kemanapun aku berjalan, keringatku harum buah persik yang manis. Dan Clara tetap tidak percaya dengan kutukan penyihir Malachi. "Aku tidak akan menyerahkan takdirku kepada omongan jahat seorang penyihir, jika di masa depan aku memiliki Alpha lain selain dirimu, percayalah aku pasti memiliki alasannya bukan sekedar memanjakan nafsuku!" "Tetapi kamu sudah melihat sendiri bukan,? bahkan Lycan sepertiku tidak berhasil menggigit lehermu! Itu menyakitkan hatiku! Haruskah aku menyegelmu di bawah tanah? Aku ingin hanya aku yang menjadi pasanganmu seumur hidup?" "Hehehe, Jika kamu tidak mampu----Alpha yang lain pun sama saja bukan? Jangan hiraukan definisi kepemilikan, hatiku mencintaimu. Apakah ini tidak cukup? Sepertinya aku tidak memiliki suara dalam hal ini!" "Tidak!Tidak!----Engkau Ratu Skydra, Engkau memiliki kekuasaan absolut!" Abigail hanya merajuk, dia enggan berpisah dari Clara. Clara menggigit kuping pasan
Sementara itu di gurun Amethys, Rayden berdiri membeku, urat hitam menonjol dari dahinya. Lidahnya lumpuh kehilangan kata-katanya. Dia berpegangan erat pada sebatang tonggak kayu, buku tangannya mengeluarkan darah, mati-matian menahan amarahnya yang siap meledak. Berdiri di hadapannya seorang wanita dikelilingi oleh klan Maratua. Untuk memastikan, mereka sudah melakukan tes biometrik berulang kali dan tes DNA dengan klan Maratua. Wanita yang sudah memiliki pasangan ini adalah Jamila putri bungsu dari sekte kecil di gurun Amethys----Konyolnya lagi dia bukan manusia serigala. "Mengapa kamu menjual data dirimu di pasar gelap?" Cargil menggeram kesal. Jamila menggulung ujung gaunnya ketakutan. Pasangannya juga menunduk menghindari dominasi tatapan Cargil, sekalipun dia mencium bau kelompok yang mendatangi desa mereka sejak seminggu yang lalu bukanlah Alpha, tetapi mendengar nama penguasa tertinggi Lembah Utara saja sudah membuat desa itu gempar. "Maaf tuan itu hanya iseng saja di platf
Malam Festival Bulan di pelabuhan Qurazon Benua Putih, Clara tersenyum geli----Matanya ber-urat emas, dia menahan perutnya untuk tidak terbahak bahak mendapat satu sel baru kloning biometrik mata. Uh, betapa bodohnya lelaki itu, dia mencariku dan aku menyambutnya dengan sukacita. "Kamu akan turun besok pagi, terimalah ini sebagai identitasmu yang baru!" Clara menyerahkan token bank dan satu set softlens berwarna abu abu muda kepada Ethan. "Kita perlu berjaga jaga menghindari sergapan dari antek antek Ramses dan Roderick, bagaimana pendapatmu?" Ethan mengambil softlens dan keningnya berkerut, "Haruskah aku membesarkan bola mataku?" Clara terkekeh-kekeh, "Kamu hanya perlu menempelkan pada pupilmu dan berkedip, selesai! satu menit pertama akan butuh penyesuaian sisanya seperti biji matamu sendiri!" "Jika Ratu memerintahkan diriku untuk menyamar maka tidak perlu lagi aku berpikir" Ethan berbincang dengan dirinya sendiri. Apalagi ini perjalanan perdananya keluar dari Lembah Skydra menge
Dari ketinggian hotel Milledetum, Ethan menyapu pandangangan pada kota Qurazonia, pusat pemerintahan di Benua Putih. Dia memegang brosur perjalanan, dan melihat peta kecil di tangannya. "Untuk menuju Lembah Biru, aku harus memiliki koneksi yang kuat karena tidak sembarangan orang bisa memasuki Lembah. Bahkan dengan statusku sebagai Panglima kerajaan Skydra, mereka menolakku masuk" Suara ketukan pintu terdengar halus, Ethan membukanya dan pelayan hotel dengan wajah senang mendorong seorang pemuda kecil yang tersenyum ramah, "Tuan, ini pemilik toko yang bisa menyediakan ponsel untuk Tuan!" Ethan mengangguk, dan menyelipkan satu lembar uang sebagai tip kepada pelayan hotel yang segera menghilang. "Saya sudah melakukan pelacakan, sepertinya ponsel Tuan Cargil ada di tengah lautan, sayang sekali! Kemungkinan kelompok Rogue mencurinya waktu tuan turun dari kapal!" Ethan tersadar dari linglungnya, "Oh,Eh....Apakah ini ponsel dengan fitur terbaik?" Ethan memegang sekotak alat telekomunika
Di lobi besar mansion, Arturo dengan cemas menunggu Ethan. Dia tidak tahu bahwa pamannya telah memasang perangkat pemindai mata untuk menyaring tamu yang tidak diinginkan. Arturo telah mendaftarkan Tuan Cargil dengan nama Ethan Miller sebagai tamunya, namun dengan prosedur reservasi malam ini, Tuan Cargil tidak bisa menggunakan nama palsunya. Tak disangka, sederet tamu datang untuk menyaksikan koleksi permata keluarga Solares. Para bangsawan dari Benua Putih mengincar pelelangan berlian langka dari Lembah Biru. Berlian misterius ini, tanpa informasi detail di katalognya, hanya disebut sebagai warisan yang ditinggalkan oleh keluarga bangsawan yang hilang ratusan tahun lalu. Solares memanggil Arturo yang berpapasan di pintu kedatangan, "Arturo, pergilah ke rumah besar, ambilkan obat lambungku!" Arturo ingin menolak permintaan pamannya, tetapi memandang antrian mobil yang masih panjang, dia mengiyakan dan segera hilang menuju rumah utama. Ethan mematikan rokoknya, dia berdiri tenang m
Situasi di mansion tiba-tiba menjadi hidup ketika nama bangsawan Roderick Houffer disebutkan. Ethan menyadari kepalanya menoleh ketika Roderick memasuki mansion bersama putranya dan para pengawal setianya. Dadanya terasa sakit, sambil berpikir, "Roderick, kamu melarikan diri ke Benua Putih. Pantas saja seluruh keluarganya di Skydra lenyap!" Ethan bergumam pada dirinya sendiri, "Ratu sangat pintar, dia memperkirakan Roderick dan antek-anteknya akan lari ke tempat ini." Milano menunggu dengan cemas jawaban Ethan, berdiri membeku di hadapannya. Aroma tubuhnya menusuk lubang hidung Ethan, meresahkan indranya. Saat Solares menegur putrinya dalam bahasa Qorazon lokal, kedekatan Milano semakin meningkat. Pada akhirnya, Ethan merasa minder, menyadari bahwa dia hanya mengetahui bahasa universal dan dialek lokal komunitas kecil di Skydra. Dalam gerak yang halus Milano mendekat ke Ethan, payudaranya hampir menyentuh wajahnya yang memerah. Frustrasi, Ethan mengutuk taktik menggodanya, Separuh t
"Jendral Qurazon!" Ethan membungkuk dengan hormat, tubuhnya yang tinggi menjulang selaras dengan tampilan wajahnya yang dingin. Jendral Qurazon bangkit dari duduknya dan Ia mengganguk membalas rasa hormat Ethan kepadanya, "Sangat terkesan dengan budi luhurmu, anak muda!" katanya sambil memberikan Ethan segelas anggur dan bersulang. Ethan menerima anggur, memutar gelasnya dalam cahaya lampu yang benderang dan menyesap dalam sekali teguk dengan cara yang anggun. Jendral Qurazon tertawa senang, "Anda sungguh bangsawan yang memiliki etiket sangat halus dan teliti! Makanlah manisan Passiflora Edulis khas kota Qorazonty ini. Lihat, dia kecil seperti peluru tanpa biji!" Ethan melirik butiran buah kecil yang berkilat karena kadar gulanya yang tinggi, dia mengambil sendok perak dan memasukan setengahnya ke dalam mulutnya yang meledak kesenangan karena rasa manisnya pas dan harumnya khas---"Oh, ini manisan buah yang sangat enak, sensasi di mulut ingin terus mengunyahnya!" seru Ethan dengan
Solarita menahan tangannya untuk membuka kotak berlian warisan Lembah Biru. Ayahnya baru saja turun untuk menyambut rombongan tamu tak terduga. Dengan gagap dia memerintahkan asistennya menata meja dan kursi. Solarita kagum dengan deretan tamu yang hadir, wartawan yang disiapkan oleh ayahnya merasa senang karena bisa mendekat pada tokoh penting yang sangat langka untuk berkumpul. Rayden dan Pangeran Tigris bertukar pandang, senyum mengejek muncul di bibir sang pangeran. Solares dengan gugup merasakan suasana tegang. "Eh, sepertinya berlian warisan Lembah Biru sungguh fenomenal. Aku akan mendapat keuntungan besar malam ini!" "Rayden Pemimpin Tertinggi Lembah Utara, mari mari lewat sini!" Solares menyiapkan meja di sisi panggung bersebrangan dengan meja Jendral Qurazon. Rayden tiba dengan jubah panjang berwarna biru tua dan sarung tangan yang serasi. Wajahnya dibingkai oleh topeng platinum setengah muka yang melengkapi tato di lehernya. Dengan fitur simetris, tampan, dan rambut jingg
Clara yang menggembung dalam balutan jubah besar berdiri dengan susah payah dekat meja perjamuan. Dia tersenyum dengan getir, kalau bukan karena Dallas yang bersusah payah memintanya bertemu di tengah malam, Clara tidak menerima tamu sampai dia selesai masa persalinan. Perutnya membuncit dan kencang mencirikan kelemahan dia sebagai seorang wanita dan Clara tidak ingin ada yang tahu bahwa bayi dalam perutnya setiap hari membuatnya tersiksa.Tiap langkah dari Remdragon membuat bayi dalam perutnya gelisah, dia menggeliat dan menendang dengan keras. Clara menutupinya dengan senyum kaku, sesekali dia meringis kesakitan. Mengapa bayinya sangat gelisah di pagi ini?Raja Abigail menyambut Jack dan panatua Saddie di teras aula, sikapnya sangat anggun dan terhormat. Jack menyukai raja ini, terlihat tulus dan polos namun tetap dengan sikap seorang raja yang tinggi dan terhormat. Panatua Saddie memegang tengkuknya dengan susah payah, dia merasakan sakit yang menusuk pada area lehernya, terasa be
Di dalam bunker tempat Black Shadow menginap, Jenson masih murung dan merasa kesal karena bodoh tidak menyadari adanya jamur beracun di tanah terlarang klan El Wongso. Silveryn memegang sebuah bambu kecil berwarna gading yang berkilau. Bambu Albutar yang tumbuh di dataran tandus Lembah Yordan berusia seribu tahun, ujungnya keriput seolah lengah dengan keberadaan dunia fana ini mengeluarkan kepulan asap tipis, samar samar Dallas merasa pusing berada di samping Jenson. Silveryn mencibirkan bibirnya. "Enyahlah! Jika engkau lemah terhadap asap racun!" Dallas mendelikkan matanya, kakak tertuanya ini sepertinya semakin memperolok kemampuan tubuhnya dalam mengatasi racun, "Aku hanya sedikit pusing bukan mati!" Jenson tersenyum kecut, "Jangan kau sindir aku!" lenguhnya semakin marah. Silveryn menyanyat kecil pada lengan atas Jenson dan meneteskan darahnya dalam mangkok keramik. Darah berwarna merah terang mengucur perlahan. Jack terhenyak, "Mengapa seperti ini?" Panatua Saddie yang sejak
Setelahnya penjaga tanah keluarga Dharmaraya berlari ketakutan, dia tidak menyadari sepasang mata merah dengan geram melihatnya tanpa berkedip.'Apa yang dicari Black Shadow di tanah ini?' Pikirannya segera bekerja cepat, kakak keempatnya terluka tadi malam dan ular kesayangannya mati mengenaskan, tidak mungkin Black Shadow yang melukainya bukan? Karena kakak keempatnya tidak bercerita tentang penyerangan. "Apa?!" Seruni terlonjak dari duduknya, "Tidak mungkin itu dia!" serunya dengan panik. "Cepat bawa kakak keempat kemari!"Seruni baru saja akan mencicipi sepotong iga panggang madu sebagai menu sarapannya, dia menyukai aroma dan penampilan iga panggang yang berkilat keemasan dalam balutan madu yang sangat lengket. Sejak adik seperguruannya melaporkan bahwa kedatangan Black Shadow ke dalam komplek villa yang mereka sewa, iga panggang itu kehilangan kecantikannya, rasa yang menggugah berubah menjadi sia-sia."Penjaga kita melaporkan guntur di atas villa ini tidak hanya faktor kebetul
Di pagi hari yang lembab, matahari samar samar meluaskan sinarnya. Sekelompok penunggang kuda dengan jubah berkibar terlihat keluar dari istana klan El Wongso, kelompok berkuda ini langsung menarik perhatian sebagian penduduk Lembah Serangga yang sedang memulai aktifitas pagi hari. Bau udara laut tipis menusuk hidung dan Marroco yang memimpin perjalanan, dia terus menajamkan penciumannya.Beberapa petani yang melihat mereka melintasi tepian sawah tercengang, sekalipun topeng perak terpasang pada wajah wajah misterius, dari rahangnya yang menonjol fitur ketampanan dan pesona yang memancar tak hilang dibalik topeng tersebut,"Aku kira tamu tamu klan El Wongso memang menakjubkan, siapa mereka ini?" Seorang petani tua terkagum terkagum dengan tampilan pria muda berjubah besar dan menunggangi kuda Ferdhana milik El Wongso."Sepertinya mereka mencari sesuatu, lihat gerakan pemimpin di depannya yang terus mengangkat wajahnya!""Ugh! Jangan Kau bilang ada penyusup yang melintasi area terlara
Karena hari sudah larut, lampu jalan temaram dan ada beberapa yang berkedip, umurnya sudah mendekati kematian. Sesosok tubuh tinggi besar terbatuk batuk di tengah gelapnya malam. Angin yang mendesir diantara ranting ranting pohon jeruk emas. Sosok itu dengan langkah terburu buru pergi mencapai pintu sebuah bangunan dan menggedor kaca yang buram karena embun malam.Sekelompok pria yang duduk di ruang tunggu berdiri sigap dan melihat pada bayangan di kaca buram."Mungkin kakak keempat yang datang. Cepat buka pintunya!""Aku kakak keempat!" Suara serak terdengar dari luar, seolah mengkonfirmasi kecanggungan di dalam ruangan.Pintu kayu yang berat berderit terbuka setengahnya. Tampak sepasang mata merah dengan rambut tak beraturan muncul dari balik pintu. Matanya cukup waspada melihat pada gelapnya malam. Dan dia segera menarik sosok tinggi yang terlihat lemah di hadapannya."Kakak keempat?!" Pekik khawatir muncul dari mulut mereka."Istana El Wongso memiliki prajurit tanpa bayangan yang
Marroco bersungut dan tidak yakin apakah seorang El Wongso akan datang dengan cepat, ini dinihari, sebagai Alpha di Lembah Serangga siapa yang berani membangunkannya?Jadi Marroco hanya bisa pasrah, dia tidak mungkin menerobos area terlarang di kediaman El Wongso. Dia yakin, penjagaannya sangat ketat dan jika terjadi keributan, Black Shadow pasti akan mengetahui dengan cepat. Karena percaya dengan pengaturan dari klan El Wongso, Marroco duduk di sofa besar yang ada di ruang tunggu, seorang staff sudah menghantarkan sepoci teh oolong yang harum dan kudapan kering. Rasa kantuk menyerangnya dan Marroco memejamkan mata di sofa yang nyaman.BAM....Marroco tersentak kaget, suara pintu kaca terbanting karena angin, dia melirik jam di atas meja kopi. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, teh yang disajikan masih mengepul hangat. Dia hanya tertidur sebentar. Staff yang ramah masih orang yang sama datang menghampirinya."Tuan! Anda sudah bangun? Maaf karena pintu ini terbanting!"Marroco
Dallas tersentak kaget melihat Henrico berjalan tertatih tatih keluar dari kamarnya. Dia segera menopang tubuh keponakannya itu dan menariknya untuk duduk di sofa besar di ruang tamu. Tetapi Henrico melawan, mendorong Dallas dengan kencang. Perlawanannya membuat gaduh dan terdengar oleh sebagian Black Shadow yang akhirnya mereka terbangun lalu keluar dari kamar masing masing.“Apa yang terjadi?” Marroco membantu Dallas menahan gerakan Henrico.“Sepertinya ada kekuatan dari luar yang menarik dirinya” Dallas memukul tengkuk Henrico, pemuda tanggung itu terjatuh duduk di sofa.Titik akupuntur yang dikeluarkan oleh Dallas menelan suara Henrico, dengan santainya Dallas mengembalikan posisi Henrico karena sebagian Black Shadow menjaga pemuda itu.“Aku ingin mencari aroma persik yang membuat kepalaku sakit!” Henrico menggerutu kesal.Dallas menuangkan segelas air putih untuk dirinya dan mengambil sebotol arak beras untuk dibagikan kepada keluarganya. “Suhu menjadi sangat dingin, minumlah dul
Melintasi komplek istana klan El Wongso, formasi terbang mengapit Jack yang luka dalam. Dalam perlintasan, Marroco menceracau dan terlempar keluar dari formasi. Silveryn membuka Qi untuk melihat energy yang menariknya ke selatan. Jenson lebih dulu melihat,“Ada bangunan utama di selatan formasi!”“Itu tempat tinggal putri El Wongso!” Dallas berseru, lukanya terus mengeluarkan darah“Saddie teruslah bergerak menuju bunker, aku akan menarik Marroco kembali” Silveryn mengayunkan tongkatnya dan melesat ke arah Marroco yang tertarik energy besar di depan mereka.Penindasan terasa disekujur tubuh Silveryn dan dia oleng, rasa sakit seperti ribuan jarum menancap dalam lubang hidung yang mengeluarkan darah karena daya tarik aroma persik yang terlalu kuat.Marroco mengeluarkan darah dari ujung matanya, nafasnya tersengal sengal dan dia terus menceracau memanggil nama pemimpin terkuat Black Shadow. Silveryn yang menggunakan Qi dan berhasil menarik tubuh Marroco, lalu melesat ke bunker penginapa
Wajah Silveryn terasa terbakar dibalik topengnya. Dia memaksakan dirinya untuk terlihat tenang. Dengan bibir bergetar suaranya tenang tanpa riak seperti danau Lembah Biru. “Apa kabar tuan Draken Book?” Ethan menundukkan kepalanya sedikit rendah dan dengan senyum yang terlihat dipaksakan memberikan kabarnya, dia memuji keramahan Black Shadow, “Sungguh indah petir di kegelapan malam!” “Sebentar lagi Dewi Bulan bercahaya, petir kami hanyalah hiasan bagi langit yang luas. Anda menari di bawah Dewi Bulan, bukan?” Ethan melengkungkan bibirnya, “Terakhir kali purnama, saya ikut bersenandung bersama dengan Anda dan tidak ada kendala untuk berikutnya, saya penganggum keindahan Dewi Bulan!” Dallas tertawa ringan dengan tubuhnya yang masih ringkih, “Tuan Draken Book sangat rendah hati, Remdragon merindukan Anda!” “Oh, di mana dia berada? Dan sepertinya beberapa anggota keluarga Anda terluka?” “Ehmm, Remdragon masih di kapal bersama pengawal kami!” sahut Dallas. “Kami terluka karena perta