Di lobi besar mansion, Arturo dengan cemas menunggu Ethan. Dia tidak tahu bahwa pamannya telah memasang perangkat pemindai mata untuk menyaring tamu yang tidak diinginkan. Arturo telah mendaftarkan Tuan Cargil dengan nama Ethan Miller sebagai tamunya, namun dengan prosedur reservasi malam ini, Tuan Cargil tidak bisa menggunakan nama palsunya. Tak disangka, sederet tamu datang untuk menyaksikan koleksi permata keluarga Solares. Para bangsawan dari Benua Putih mengincar pelelangan berlian langka dari Lembah Biru. Berlian misterius ini, tanpa informasi detail di katalognya, hanya disebut sebagai warisan yang ditinggalkan oleh keluarga bangsawan yang hilang ratusan tahun lalu. Solares memanggil Arturo yang berpapasan di pintu kedatangan, "Arturo, pergilah ke rumah besar, ambilkan obat lambungku!" Arturo ingin menolak permintaan pamannya, tetapi memandang antrian mobil yang masih panjang, dia mengiyakan dan segera hilang menuju rumah utama. Ethan mematikan rokoknya, dia berdiri tenang m
Situasi di mansion tiba-tiba menjadi hidup ketika nama bangsawan Roderick Houffer disebutkan. Ethan menyadari kepalanya menoleh ketika Roderick memasuki mansion bersama putranya dan para pengawal setianya. Dadanya terasa sakit, sambil berpikir, "Roderick, kamu melarikan diri ke Benua Putih. Pantas saja seluruh keluarganya di Skydra lenyap!" Ethan bergumam pada dirinya sendiri, "Ratu sangat pintar, dia memperkirakan Roderick dan antek-anteknya akan lari ke tempat ini." Milano menunggu dengan cemas jawaban Ethan, berdiri membeku di hadapannya. Aroma tubuhnya menusuk lubang hidung Ethan, meresahkan indranya. Saat Solares menegur putrinya dalam bahasa Qorazon lokal, kedekatan Milano semakin meningkat. Pada akhirnya, Ethan merasa minder, menyadari bahwa dia hanya mengetahui bahasa universal dan dialek lokal komunitas kecil di Skydra. Dalam gerak yang halus Milano mendekat ke Ethan, payudaranya hampir menyentuh wajahnya yang memerah. Frustrasi, Ethan mengutuk taktik menggodanya, Separuh t
"Jendral Qurazon!" Ethan membungkuk dengan hormat, tubuhnya yang tinggi menjulang selaras dengan tampilan wajahnya yang dingin. Jendral Qurazon bangkit dari duduknya dan Ia mengganguk membalas rasa hormat Ethan kepadanya, "Sangat terkesan dengan budi luhurmu, anak muda!" katanya sambil memberikan Ethan segelas anggur dan bersulang. Ethan menerima anggur, memutar gelasnya dalam cahaya lampu yang benderang dan menyesap dalam sekali teguk dengan cara yang anggun. Jendral Qurazon tertawa senang, "Anda sungguh bangsawan yang memiliki etiket sangat halus dan teliti! Makanlah manisan Passiflora Edulis khas kota Qorazonty ini. Lihat, dia kecil seperti peluru tanpa biji!" Ethan melirik butiran buah kecil yang berkilat karena kadar gulanya yang tinggi, dia mengambil sendok perak dan memasukan setengahnya ke dalam mulutnya yang meledak kesenangan karena rasa manisnya pas dan harumnya khas---"Oh, ini manisan buah yang sangat enak, sensasi di mulut ingin terus mengunyahnya!" seru Ethan dengan
Solarita menahan tangannya untuk membuka kotak berlian warisan Lembah Biru. Ayahnya baru saja turun untuk menyambut rombongan tamu tak terduga. Dengan gagap dia memerintahkan asistennya menata meja dan kursi. Solarita kagum dengan deretan tamu yang hadir, wartawan yang disiapkan oleh ayahnya merasa senang karena bisa mendekat pada tokoh penting yang sangat langka untuk berkumpul. Rayden dan Pangeran Tigris bertukar pandang, senyum mengejek muncul di bibir sang pangeran. Solares dengan gugup merasakan suasana tegang. "Eh, sepertinya berlian warisan Lembah Biru sungguh fenomenal. Aku akan mendapat keuntungan besar malam ini!" "Rayden Pemimpin Tertinggi Lembah Utara, mari mari lewat sini!" Solares menyiapkan meja di sisi panggung bersebrangan dengan meja Jendral Qurazon. Rayden tiba dengan jubah panjang berwarna biru tua dan sarung tangan yang serasi. Wajahnya dibingkai oleh topeng platinum setengah muka yang melengkapi tato di lehernya. Dengan fitur simetris, tampan, dan rambut jingg
"Jendral Qurazon, mengapa begitu formil?" Silveryn mempertanyakan formalitas Jenderal Qurazon, hanya untuk disambut dengan senyuman dingin dari bawahannya yang bersenjata lengkap. Bahu mereka dihiasi peluru perak, berujung racun, mengisyaratkan kemampuan Jenderal untuk membunuh vampire. Qurazon tidak bergeming sebaliknya dia menyuruh Solares untuk melanjutkan lelang. "5500 keping emas!" Pangeran Tigris memberikan penawaran. "7500 keping emas!" Rayden menyahut acuh tak acuh. "12.000 keping emas!" Omar Yates menggebrak meja. "25.000 keping emas" Rayden kembali melontarkan tawarannya. "40.000 keping emas!" Dallas melemparkan tawarannya. "50.000 keping emas!" Ethan melambaikan tangan menawarnya "Hah!" Suara suara sumbang terdengar, sentuhan tertinggi angka penawaran telah mencapai rekor yang pernah terjadi di Benua Putih. Dengan 50.000 keping emas, seseorang bisa membangun sebuah kota beserta fasilitas lengkap.----Solares kegirangan! Senyum palsunya mengembang sempurna. "80.000 ke
Jendral Qurazon menutup telinganya, "Sial, apakah Black Shadow ingin menakuti semua orang dengan geledeknya?" "Hmm---Sepertinya setelah geledek, aku akan menerima undangan pertunangan dari keluarga Anda, Jendral!" Roderick menatap sinis kepada Ethan dan Milano yang berpelukan. "Hehehe, jangan di ambil hati, Tuan Houffer....gadis gadis selalu takut mendengar bunyik geledek!" Solarita berdehem keras, Milano tersipu malu. Dengan canggung dia melepaskan dirinya dari pelukan Ethan. Roderick menutup tutup kotak berlian warisan itu sambil berkata, "Aku pergi sekarang, urusanku di sini sudah selesai!" Solares berlari mengikuti Roderick, "Tuan Houffer terimakasih dan semoga Anda puas dengan pelayanan grup Solares Entreprise!" Roderick hanya menggumam tak jelas melambaikan tangan dan cepat meninggalkan mansion di ikuti para bodyguardnya. Tak berapa lama, Ethan menarik diri dan pamit. Milano melepasnya sampai di lobi mansion dan malu malu berkata,"Saya menunggu pesan dari Anda Tuan Book!"
Clara yang sudah lepas dari pangeran Tigris, mengambil mobilnya dan berganti pakaian. Dia melajukan mobil dalam kegelapan di jalan yang berkelok. Pada persimpangan jalan memasuki jalan ke kota, Ia melihat serombongan besar mobil mobil panjang membawa orang dan terlihat senjata berat diantaranya menuruni jalan berkelok ke arah mansion Solares. Karena bau Ethan sudah tidak tercium, Clara tersenyum puas dan berbelok kanan, tanda panah tertulis----Menuju Kota Eslander. "Ini, aneh kenapa pesawat membatalkan seluruh penerbangan? Adakah sesuatu yang terjadi?' Rayden menatap ponselnya. Bip, notifikasi masuk. Pesan dari kru kapalnya. "Tuan, pelabuhan di blokir oleh militer di bawah arahan gubernur Delano, kami masih di interogasi oleh aparatnya. Apakah Anda akan kembali?" "Brengsek! Roderick kehilangan berlian warisan Lembah Biru dan dia membantai orang yang tersisa di mansion!" Cargil menyodorkan berita yang didapat dari informannya kepada Rayden. "Kalau kita menyetir sekarang menuju Eslan
Clara menoleh, "Tuan? Ada apa?" "Saya mendengar ada kecelakaan di persimpangan jalan dan saya pikir, Anda keluarga korban karena menyeret tas koper di jalan berkabut!" Clara memperhatikan lelaki yang menghalangi jalannya, wajahnya bersih dengan kulit pucat dan janggut tipis. Dia memiliki luka kecil di dahinya, tetapi tampilannya tetap tampan dan tenang, rambutnya di potong rapih dengan gel telihat klimis. Pakaiannya sangat sederhana kemeja putih dan celana kanvas hijau, mantel dinginnya terbuat dari bulu domba kualitas terbaik. "Saya menuju perbatasan di bawah sana. Jika tujuannya sama, Nona bisa bergabung dengan saya!" kata lelaki itu dengan sopan, "Saya bekerja di sebuah perkebunan di Eslander, namun badai salju beberapa hari ini menahan saya untuk kembali!" Serigala Clara tidak membaui ada sesuatu yang mencurigakan, sebaliknya sikapnya sangat tenang melihat lelaki ini. "Oh, baiklah terimakasih. Saya menuju ke Eslander untuk berlibur!" Clara duduk di kursi belakang, karena kurs