Solarita menahan tangannya untuk membuka kotak berlian warisan Lembah Biru. Ayahnya baru saja turun untuk menyambut rombongan tamu tak terduga. Dengan gagap dia memerintahkan asistennya menata meja dan kursi. Solarita kagum dengan deretan tamu yang hadir, wartawan yang disiapkan oleh ayahnya merasa senang karena bisa mendekat pada tokoh penting yang sangat langka untuk berkumpul. Rayden dan Pangeran Tigris bertukar pandang, senyum mengejek muncul di bibir sang pangeran. Solares dengan gugup merasakan suasana tegang. "Eh, sepertinya berlian warisan Lembah Biru sungguh fenomenal. Aku akan mendapat keuntungan besar malam ini!" "Rayden Pemimpin Tertinggi Lembah Utara, mari mari lewat sini!" Solares menyiapkan meja di sisi panggung bersebrangan dengan meja Jendral Qurazon. Rayden tiba dengan jubah panjang berwarna biru tua dan sarung tangan yang serasi. Wajahnya dibingkai oleh topeng platinum setengah muka yang melengkapi tato di lehernya. Dengan fitur simetris, tampan, dan rambut jingg
"Jendral Qurazon, mengapa begitu formil?" Silveryn mempertanyakan formalitas Jenderal Qurazon, hanya untuk disambut dengan senyuman dingin dari bawahannya yang bersenjata lengkap. Bahu mereka dihiasi peluru perak, berujung racun, mengisyaratkan kemampuan Jenderal untuk membunuh vampire. Qurazon tidak bergeming sebaliknya dia menyuruh Solares untuk melanjutkan lelang. "5500 keping emas!" Pangeran Tigris memberikan penawaran. "7500 keping emas!" Rayden menyahut acuh tak acuh. "12.000 keping emas!" Omar Yates menggebrak meja. "25.000 keping emas" Rayden kembali melontarkan tawarannya. "40.000 keping emas!" Dallas melemparkan tawarannya. "50.000 keping emas!" Ethan melambaikan tangan menawarnya "Hah!" Suara suara sumbang terdengar, sentuhan tertinggi angka penawaran telah mencapai rekor yang pernah terjadi di Benua Putih. Dengan 50.000 keping emas, seseorang bisa membangun sebuah kota beserta fasilitas lengkap.----Solares kegirangan! Senyum palsunya mengembang sempurna. "80.000 ke
Jendral Qurazon menutup telinganya, "Sial, apakah Black Shadow ingin menakuti semua orang dengan geledeknya?" "Hmm---Sepertinya setelah geledek, aku akan menerima undangan pertunangan dari keluarga Anda, Jendral!" Roderick menatap sinis kepada Ethan dan Milano yang berpelukan. "Hehehe, jangan di ambil hati, Tuan Houffer....gadis gadis selalu takut mendengar bunyik geledek!" Solarita berdehem keras, Milano tersipu malu. Dengan canggung dia melepaskan dirinya dari pelukan Ethan. Roderick menutup tutup kotak berlian warisan itu sambil berkata, "Aku pergi sekarang, urusanku di sini sudah selesai!" Solares berlari mengikuti Roderick, "Tuan Houffer terimakasih dan semoga Anda puas dengan pelayanan grup Solares Entreprise!" Roderick hanya menggumam tak jelas melambaikan tangan dan cepat meninggalkan mansion di ikuti para bodyguardnya. Tak berapa lama, Ethan menarik diri dan pamit. Milano melepasnya sampai di lobi mansion dan malu malu berkata,"Saya menunggu pesan dari Anda Tuan Book!"
Clara yang sudah lepas dari pangeran Tigris, mengambil mobilnya dan berganti pakaian. Dia melajukan mobil dalam kegelapan di jalan yang berkelok. Pada persimpangan jalan memasuki jalan ke kota, Ia melihat serombongan besar mobil mobil panjang membawa orang dan terlihat senjata berat diantaranya menuruni jalan berkelok ke arah mansion Solares. Karena bau Ethan sudah tidak tercium, Clara tersenyum puas dan berbelok kanan, tanda panah tertulis----Menuju Kota Eslander. "Ini, aneh kenapa pesawat membatalkan seluruh penerbangan? Adakah sesuatu yang terjadi?' Rayden menatap ponselnya. Bip, notifikasi masuk. Pesan dari kru kapalnya. "Tuan, pelabuhan di blokir oleh militer di bawah arahan gubernur Delano, kami masih di interogasi oleh aparatnya. Apakah Anda akan kembali?" "Brengsek! Roderick kehilangan berlian warisan Lembah Biru dan dia membantai orang yang tersisa di mansion!" Cargil menyodorkan berita yang didapat dari informannya kepada Rayden. "Kalau kita menyetir sekarang menuju Eslan
Clara menoleh, "Tuan? Ada apa?" "Saya mendengar ada kecelakaan di persimpangan jalan dan saya pikir, Anda keluarga korban karena menyeret tas koper di jalan berkabut!" Clara memperhatikan lelaki yang menghalangi jalannya, wajahnya bersih dengan kulit pucat dan janggut tipis. Dia memiliki luka kecil di dahinya, tetapi tampilannya tetap tampan dan tenang, rambutnya di potong rapih dengan gel telihat klimis. Pakaiannya sangat sederhana kemeja putih dan celana kanvas hijau, mantel dinginnya terbuat dari bulu domba kualitas terbaik. "Saya menuju perbatasan di bawah sana. Jika tujuannya sama, Nona bisa bergabung dengan saya!" kata lelaki itu dengan sopan, "Saya bekerja di sebuah perkebunan di Eslander, namun badai salju beberapa hari ini menahan saya untuk kembali!" Serigala Clara tidak membaui ada sesuatu yang mencurigakan, sebaliknya sikapnya sangat tenang melihat lelaki ini. "Oh, baiklah terimakasih. Saya menuju ke Eslander untuk berlibur!" Clara duduk di kursi belakang, karena kurs
"Apa yang tidak mungkin?" tanya Rayden kesal, sandwich di mulutnya sudah sepenuhnya habis terkunyah. "EL77 adalah plat nomor dari keluarga terkuat di Lembah Serangga." Rayden menyesap susu coklat yang mulai dingin, "Jika itu El Wongso, maka gadis itu adalah Clara El Wongso!" Cargil menyeringai, "Aroma buah persik hanya dimiliki oleh klan El Wongso, konon dia memiliki seorang putri yang janda dan sekarang menghilang dari Lembah Serangga!" "Dia janda yang sangat muda dan cantik, siapa yang peduli? Kirimkan datanya ke ponselku!" Rayden bangkit dan meminta pengawalnya untuk segera mengambil mobil. "Ayo berangkat, sepertinya ada keributan di pos pemeriksaan perbatasan!" Cargil menyeret kakinya dan melihat sekelompok tentara bersenjata menghalangi antrian pemeriksaan. "Itu tentara Qurazonty. Sial, apakah gubernur Delano sudah mengirimkan orang orangnya ke sini?" "Batas garis putih itu sudah beda yuridiksi, mereka hanya berkuasa sampai pos pemeriksaan kecuali Delano tertarik menginvasi
Erasmus menghentikan mobilnya dan berbelok sedikit ke kiri. Ia menjelaskan bahwa mereka harus mengikuti jalan yang benar, yang akan membawa mereka ke jalan utama yang melewati perkebunan. Jalan cukup lebar dan aman, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mencapai jalan besar di bawah bukit. Clara terpukau dengan pemandangan yang indah, "Aku ikut turun sebentar!" katanya sambil membuka pintu. Dengan sikap acuh tak acuh, Cargil menghentikan mobilnya saat Rayden melangkah keluar, jubahnya berkibar tertiup angin. Menyalakan sebatang rokok, dia melemparkannya ke udara. Dengan rambut tembaga menyala yang bersinar di bawah sinar matahari, tatapannya yang dingin bertemu dengan Erasmus saat dia perlahan mendekat. "Tuan, maaf! Sepertinya Anda tersesat!" Erasmus melihat kepada Rayden. Dia sedikit terpukau dengan tampilan pemuda ini----Sangat tampan dan eksentrik dengan warna rambutnya. Cargil sudah menjejeri langkah Rayden, dan bertanya"Kemana jalan ini menuju?" "Anda hanya perlu men
Para penjaga Rayden, yang mengawasi jalan, tercengang. Sejak kapan pemimpin tertinggi Lembah Utara meminta perhatian seorang wanita? Erasmus semakin kesal, "Tuan, lebih baik Anda segera melanjutkan perjalanan, badai salju bisa tiba tiba muncul!" Rayden belum bergeming, dia menunggu Clara mengucap kalimat. Terserah kalimat apa pun akan dia dengar daripada diam dan dingin seperti itu. Pada akhirnya dia kalah, "Dasar sial, supirku lumpuh dan sekarang pengawalku memar memar, wanita ini tak berguna setiap kali bertemu dengannya!" Serigala Clara juga kesal, "Lebih baik aku tidak muncul sama sekali, dasar gadis bodoh!","Jika aku bersuara, dia akan tahu aku menipunya di Lembah Utara sebagai Jamila!","Persetan dengan itu, kamu sekarang Clara, gadis asli yang dia temui di Lembah Serangga!" Rayden yang sudah kesal, berteriak dari dalam mobil, "Nona Clara, aku akan mengirim video ini kapada ayah dan nenekmu. Mungkin mereka kangen juga dengan cucu kesayangannya!" Clara putus asa, sepanjang p
Clara yang menggembung dalam balutan jubah besar berdiri dengan susah payah dekat meja perjamuan. Dia tersenyum dengan getir, kalau bukan karena Dallas yang bersusah payah memintanya bertemu di tengah malam, Clara tidak menerima tamu sampai dia selesai masa persalinan. Perutnya membuncit dan kencang mencirikan kelemahan dia sebagai seorang wanita dan Clara tidak ingin ada yang tahu bahwa bayi dalam perutnya setiap hari membuatnya tersiksa.Tiap langkah dari Remdragon membuat bayi dalam perutnya gelisah, dia menggeliat dan menendang dengan keras. Clara menutupinya dengan senyum kaku, sesekali dia meringis kesakitan. Mengapa bayinya sangat gelisah di pagi ini?Raja Abigail menyambut Jack dan panatua Saddie di teras aula, sikapnya sangat anggun dan terhormat. Jack menyukai raja ini, terlihat tulus dan polos namun tetap dengan sikap seorang raja yang tinggi dan terhormat. Panatua Saddie memegang tengkuknya dengan susah payah, dia merasakan sakit yang menusuk pada area lehernya, terasa be
Di dalam bunker tempat Black Shadow menginap, Jenson masih murung dan merasa kesal karena bodoh tidak menyadari adanya jamur beracun di tanah terlarang klan El Wongso. Silveryn memegang sebuah bambu kecil berwarna gading yang berkilau. Bambu Albutar yang tumbuh di dataran tandus Lembah Yordan berusia seribu tahun, ujungnya keriput seolah lengah dengan keberadaan dunia fana ini mengeluarkan kepulan asap tipis, samar samar Dallas merasa pusing berada di samping Jenson. Silveryn mencibirkan bibirnya. "Enyahlah! Jika engkau lemah terhadap asap racun!" Dallas mendelikkan matanya, kakak tertuanya ini sepertinya semakin memperolok kemampuan tubuhnya dalam mengatasi racun, "Aku hanya sedikit pusing bukan mati!" Jenson tersenyum kecut, "Jangan kau sindir aku!" lenguhnya semakin marah. Silveryn menyanyat kecil pada lengan atas Jenson dan meneteskan darahnya dalam mangkok keramik. Darah berwarna merah terang mengucur perlahan. Jack terhenyak, "Mengapa seperti ini?" Panatua Saddie yang sejak
Setelahnya penjaga tanah keluarga Dharmaraya berlari ketakutan, dia tidak menyadari sepasang mata merah dengan geram melihatnya tanpa berkedip.'Apa yang dicari Black Shadow di tanah ini?' Pikirannya segera bekerja cepat, kakak keempatnya terluka tadi malam dan ular kesayangannya mati mengenaskan, tidak mungkin Black Shadow yang melukainya bukan? Karena kakak keempatnya tidak bercerita tentang penyerangan. "Apa?!" Seruni terlonjak dari duduknya, "Tidak mungkin itu dia!" serunya dengan panik. "Cepat bawa kakak keempat kemari!"Seruni baru saja akan mencicipi sepotong iga panggang madu sebagai menu sarapannya, dia menyukai aroma dan penampilan iga panggang yang berkilat keemasan dalam balutan madu yang sangat lengket. Sejak adik seperguruannya melaporkan bahwa kedatangan Black Shadow ke dalam komplek villa yang mereka sewa, iga panggang itu kehilangan kecantikannya, rasa yang menggugah berubah menjadi sia-sia."Penjaga kita melaporkan guntur di atas villa ini tidak hanya faktor kebetul
Di pagi hari yang lembab, matahari samar samar meluaskan sinarnya. Sekelompok penunggang kuda dengan jubah berkibar terlihat keluar dari istana klan El Wongso, kelompok berkuda ini langsung menarik perhatian sebagian penduduk Lembah Serangga yang sedang memulai aktifitas pagi hari. Bau udara laut tipis menusuk hidung dan Marroco yang memimpin perjalanan, dia terus menajamkan penciumannya.Beberapa petani yang melihat mereka melintasi tepian sawah tercengang, sekalipun topeng perak terpasang pada wajah wajah misterius, dari rahangnya yang menonjol fitur ketampanan dan pesona yang memancar tak hilang dibalik topeng tersebut,"Aku kira tamu tamu klan El Wongso memang menakjubkan, siapa mereka ini?" Seorang petani tua terkagum terkagum dengan tampilan pria muda berjubah besar dan menunggangi kuda Ferdhana milik El Wongso."Sepertinya mereka mencari sesuatu, lihat gerakan pemimpin di depannya yang terus mengangkat wajahnya!""Ugh! Jangan Kau bilang ada penyusup yang melintasi area terlara
Karena hari sudah larut, lampu jalan temaram dan ada beberapa yang berkedip, umurnya sudah mendekati kematian. Sesosok tubuh tinggi besar terbatuk batuk di tengah gelapnya malam. Angin yang mendesir diantara ranting ranting pohon jeruk emas. Sosok itu dengan langkah terburu buru pergi mencapai pintu sebuah bangunan dan menggedor kaca yang buram karena embun malam.Sekelompok pria yang duduk di ruang tunggu berdiri sigap dan melihat pada bayangan di kaca buram."Mungkin kakak keempat yang datang. Cepat buka pintunya!""Aku kakak keempat!" Suara serak terdengar dari luar, seolah mengkonfirmasi kecanggungan di dalam ruangan.Pintu kayu yang berat berderit terbuka setengahnya. Tampak sepasang mata merah dengan rambut tak beraturan muncul dari balik pintu. Matanya cukup waspada melihat pada gelapnya malam. Dan dia segera menarik sosok tinggi yang terlihat lemah di hadapannya."Kakak keempat?!" Pekik khawatir muncul dari mulut mereka."Istana El Wongso memiliki prajurit tanpa bayangan yang
Marroco bersungut dan tidak yakin apakah seorang El Wongso akan datang dengan cepat, ini dinihari, sebagai Alpha di Lembah Serangga siapa yang berani membangunkannya?Jadi Marroco hanya bisa pasrah, dia tidak mungkin menerobos area terlarang di kediaman El Wongso. Dia yakin, penjagaannya sangat ketat dan jika terjadi keributan, Black Shadow pasti akan mengetahui dengan cepat. Karena percaya dengan pengaturan dari klan El Wongso, Marroco duduk di sofa besar yang ada di ruang tunggu, seorang staff sudah menghantarkan sepoci teh oolong yang harum dan kudapan kering. Rasa kantuk menyerangnya dan Marroco memejamkan mata di sofa yang nyaman.BAM....Marroco tersentak kaget, suara pintu kaca terbanting karena angin, dia melirik jam di atas meja kopi. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, teh yang disajikan masih mengepul hangat. Dia hanya tertidur sebentar. Staff yang ramah masih orang yang sama datang menghampirinya."Tuan! Anda sudah bangun? Maaf karena pintu ini terbanting!"Marroco
Dallas tersentak kaget melihat Henrico berjalan tertatih tatih keluar dari kamarnya. Dia segera menopang tubuh keponakannya itu dan menariknya untuk duduk di sofa besar di ruang tamu. Tetapi Henrico melawan, mendorong Dallas dengan kencang. Perlawanannya membuat gaduh dan terdengar oleh sebagian Black Shadow yang akhirnya mereka terbangun lalu keluar dari kamar masing masing.“Apa yang terjadi?” Marroco membantu Dallas menahan gerakan Henrico.“Sepertinya ada kekuatan dari luar yang menarik dirinya” Dallas memukul tengkuk Henrico, pemuda tanggung itu terjatuh duduk di sofa.Titik akupuntur yang dikeluarkan oleh Dallas menelan suara Henrico, dengan santainya Dallas mengembalikan posisi Henrico karena sebagian Black Shadow menjaga pemuda itu.“Aku ingin mencari aroma persik yang membuat kepalaku sakit!” Henrico menggerutu kesal.Dallas menuangkan segelas air putih untuk dirinya dan mengambil sebotol arak beras untuk dibagikan kepada keluarganya. “Suhu menjadi sangat dingin, minumlah dul
Melintasi komplek istana klan El Wongso, formasi terbang mengapit Jack yang luka dalam. Dalam perlintasan, Marroco menceracau dan terlempar keluar dari formasi. Silveryn membuka Qi untuk melihat energy yang menariknya ke selatan. Jenson lebih dulu melihat,“Ada bangunan utama di selatan formasi!”“Itu tempat tinggal putri El Wongso!” Dallas berseru, lukanya terus mengeluarkan darah“Saddie teruslah bergerak menuju bunker, aku akan menarik Marroco kembali” Silveryn mengayunkan tongkatnya dan melesat ke arah Marroco yang tertarik energy besar di depan mereka.Penindasan terasa disekujur tubuh Silveryn dan dia oleng, rasa sakit seperti ribuan jarum menancap dalam lubang hidung yang mengeluarkan darah karena daya tarik aroma persik yang terlalu kuat.Marroco mengeluarkan darah dari ujung matanya, nafasnya tersengal sengal dan dia terus menceracau memanggil nama pemimpin terkuat Black Shadow. Silveryn yang menggunakan Qi dan berhasil menarik tubuh Marroco, lalu melesat ke bunker penginapa
Wajah Silveryn terasa terbakar dibalik topengnya. Dia memaksakan dirinya untuk terlihat tenang. Dengan bibir bergetar suaranya tenang tanpa riak seperti danau Lembah Biru. “Apa kabar tuan Draken Book?” Ethan menundukkan kepalanya sedikit rendah dan dengan senyum yang terlihat dipaksakan memberikan kabarnya, dia memuji keramahan Black Shadow, “Sungguh indah petir di kegelapan malam!” “Sebentar lagi Dewi Bulan bercahaya, petir kami hanyalah hiasan bagi langit yang luas. Anda menari di bawah Dewi Bulan, bukan?” Ethan melengkungkan bibirnya, “Terakhir kali purnama, saya ikut bersenandung bersama dengan Anda dan tidak ada kendala untuk berikutnya, saya penganggum keindahan Dewi Bulan!” Dallas tertawa ringan dengan tubuhnya yang masih ringkih, “Tuan Draken Book sangat rendah hati, Remdragon merindukan Anda!” “Oh, di mana dia berada? Dan sepertinya beberapa anggota keluarga Anda terluka?” “Ehmm, Remdragon masih di kapal bersama pengawal kami!” sahut Dallas. “Kami terluka karena perta