Share

Bab 41 - Kamu Sudah Bangun Sayang?

Dia tidak merespons saat aku mendekat, dan aku merasa sangat malu. Aku membawa kotoran di pantatku, dan aku bertanya-tanya bagaimana cara memeluknya agar kita bisa keluar dari ruang gelap ini.

Arrggh! peduli apa? Dia sudah seratus tahun tidur di atas kotorannya sendiri, tidak mungkin terganggu dengan bau kotoranku. Jadi aku meraih tangannya dan menepatkan di punggungku tetapi tangannya terasa dingin tanpa daya.

"Apakah kamu kedinginan?" tanyaku tegang.

Lagi lagi tak ada jawaban, aku mencoba untuk duduk, tidak mampu,----"Aku serius bertanya, Tuan!"

Air mataku mulai mengalir, menyesal rasanya tidak memeluknya sejak dia memohon pertolongan. Aku belum mengenalnya, tetapi dia yang membuatku merasa tersentuh. Mahluk ini hanya minta dipeluk----Jadi aku memeluknya, terjatuh di atas tubuhnya dan menangis. Kesedihan merambati hatiku, aku semakin melekatkan diri padanya, menaiki tubuhnya yang lemah, meraih kedua tangannya agar dia juga memelukku. Dan pada waktunya aku terjatuh di atas dadany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status