"Dengar tuan, namaku Jamila dari Gurun Amethys, aku hanya seorang pengasuh biasa!" jawabku sambil menenangkan diriku, "Anda mungkin salah kira----Aku juga sudah menikah, jadi tolong jujur saja beritahu bagaimana cara keluar dari sini!" "Owggh:" "Dia menggumam dan setelah beberapa saat diam, dia berkata, "Jika itu masalahnya, maaf, aku tidak bisa memberikan bantuan apa pun!" "Tenang, tuan! Kalau kamu merasa lemah tak berdaya, biar aku yang berusaha mencari jalannya, tunjuki saja caranya!" Aku harus berdamai dengan sosok ini, aku tidak tertarik berdebat lagi, semua kalimat yang terucap dari mulutnya membuatku semakin frustasi. Setidaknya aku merasa sedikit aman dia tidak menyerangku lagi. "Peluk aku!" Kesal dengan permintaan cabulnya dan kesabaranku mulai menipis. "Tuan anda salah orang!" "Jadi maksudmu pintu itu salah menangkap orang?" tanyanya kepadaku. Saya memikirkan pertanyaannya, "Apakah Anda ditangkap sepertiku?" aku bertanya kembali. Dia tidak memberikan jawaban, membuatku
Dia tidak merespons saat aku mendekat, dan aku merasa sangat malu. Aku membawa kotoran di pantatku, dan aku bertanya-tanya bagaimana cara memeluknya agar kita bisa keluar dari ruang gelap ini. Arrggh! peduli apa? Dia sudah seratus tahun tidur di atas kotorannya sendiri, tidak mungkin terganggu dengan bau kotoranku. Jadi aku meraih tangannya dan menepatkan di punggungku tetapi tangannya terasa dingin tanpa daya. "Apakah kamu kedinginan?" tanyaku tegang. Lagi lagi tak ada jawaban, aku mencoba untuk duduk, tidak mampu,----"Aku serius bertanya, Tuan!" Air mataku mulai mengalir, menyesal rasanya tidak memeluknya sejak dia memohon pertolongan. Aku belum mengenalnya, tetapi dia yang membuatku merasa tersentuh. Mahluk ini hanya minta dipeluk----Jadi aku memeluknya, terjatuh di atas tubuhnya dan menangis. Kesedihan merambati hatiku, aku semakin melekatkan diri padanya, menaiki tubuhnya yang lemah, meraih kedua tangannya agar dia juga memelukku. Dan pada waktunya aku terjatuh di atas dadany
"Cincin apa?" Raja Abigail memandangi Clara dengan bingung. "Cincin pusaka!" jawabku dingin, "Itu harusnya ada di jariku, saat aku merangkak memelukmu, cincin itu masih di sana!" Wajahku merah menahan malu, merasa bodoh kenapa aku bisa diperdaya raja cabul ini untuk datang memeluknya. "Mari kita turun dulu, aku akan menanyai Ramses tentang hal ini!" Raja Abigail meraih tangan Clara dan tidak memperdulikan penolakannya, "Bersikaplah tenang, cerita tentang kita hanya bisa aku bagikan jika kamu terlihat lembut!" Astaga, darah mendidih dalam diriku! Raja ini memang tampan, tapi kata-katanya yang tidak senonoh mengurangi rasa hormatku. Meski begitu, aku harus tetap tenang, karena aku memerlukan token bank untuk mencari tiket ke benua putih. "Bukan itu!" ujarku. Waktu Ramses datang membawakan cincin berwarna merah dengan lingkaran terbuat dari platinum putih. Ramses mengungkapkan keheranannya dan berkata, "Hanya ini yang kami temukan pada tubuh Yang Mulia Ratu!" Ramses menatapku denga
Abigail tersenyum melihat kepolosan Clara dan memeluknya erat. Dia dengan lembut membalikkan tubuh Clara ke arah cermin besar, menyadari bahwa tirai sutra telah terbuka. Rambutnya yang tadinya berwarna hitam menjadi keemasan berkilau, matanya biru kehijauan selaksa zamrud yang mencolok dengan tiara berlian di atas kepalanya. Auranya sangat anggun, elegan----Itu adalah wajah aslinya-----Clara El Wongso. Raja Abigail, mengembangkan bahunya yang lebar, dia bertolak pinggang, "Ratuku adalah perempuan yang bersahaja, dia tidak memerlukan sihir untuk berkaca di kaca kebenaran. Sebaiknya kamu, Ramses! berdirilah di sini untuk membuka kedokmu sebagai antek Caligula----Ular siluman budak para raja!" Sebelum Ramses terjatuh, seorang panatua melompat di atas mimbar dan menunjuk kepada pengawal raja, "Tangkap Raja Abigail! Dia seorang raja yang mengabaikan rakyatnya demi seorang perempuan dari kalangan jelata!" Pengawal kerajaan bingung dengan rumor kudeta di Skydra, tetapi pelakunya belum ter
"Nyonya Elaine, jika Anda sukarela memberikan cincin itu kembali kepadaku, maka tidak perlu ada kekacauan dalam keluargamu. Berpikirlah, sebelum Anda melangkahi gerbang itu!" Aku menghela nafas, menginginkan para bangsawan ini bersikap terhormat. Panatua dengan suara serak membentak Elaine, "Jangan pedulikan ratu penyihir, dia menuduhmu untuk menyingkirkan posisimu!" Mata Elaine yang kecil bergerak-gerak suram, dia melirik pada Panatua dengan rasa bimbang. Sanggulnya yang tinggi terasa berat----Kaki kecilnya bergerak, dia menyeretnya dilema pada situasi. Gerbang terbuka lebar, Elaine melangkah kakinya dan teriakan lega terdengar dari kumpulan bangsawan. Sekarang pandangan mereka menatap tajam pada Clara. "Bodoh!" Kenapa tidak kau terkam saja perempuan itu----Suara familiar terdengar di pikiranku,"Ah, kau kembali, kenapa tidak mati saja, biar aku menabur bunga di laut Sifirin!?", "Hehehe, aku menemukan pasangan sejatiku, lagipula kamu tertidur pulas berhari-hari setelah terjerat jell
Istana seketika dipenuhi oleh rasa panik dari para bangsawan yang terjebak dan mendapat serangan dari pasukan pemberontak yang sudah mengepung. Asap hitam pekat membumbung tinggi di udara, sepertinya ada pemberontak yang berhasil membakar fasilitas umum kerajaan Skydra. Tepat di dalam kamar, Clara dan mondar mandir gelisah mendengar teriakan dan jeritan dari pertempuran yang terjadi. Sementara Raja Abigail hanya duduk membelakangi dirinya. Tingkah misterius Abigail saat menggandengku ke kamar membuatku penasaran. Dia memeluk dan mendorongku ke tempat tidur besar, dan aku dengan bercanda menghindari sentuhannya yang lembut. Sejujurnya, serigalaku senang dengan aroma Abigail. Jadi ketika dia berhasil menjepit dan menciumku dengan penuh gairah, aku tidak bisa menahannya. Hasrat bercinta dengan dirinya meledak seketika. Abigail membuatku terengah-engah kelelahan, dan aku tertidur lelap. Terbangun oleh suara berisik, aku terkejut menemukan diriku sendiri dalam sutra tipis di kamar yang k
"Oh, Golderry apakah mereka akan membunuh kita?", "Entahlah, konsentrasikan saja dengan liontin itu, raja bodoh ini tak berguna","Uh, kau benar----baru sehari aku bangun dari kegelapan, raja bodoh ini pingsan lagi!","Clara----Tidakkah ini aneh? Dia memberikan liontin simbol kerajaannya kepadamu?","Hmm----Apakah aku dalam jebakan misi?","Hehehe, Gadis bodoh, sepertinya Raja Abigail memberikan kerajaan Skydra kepadamu","Serigala konyol....Jangan membuatku takut!" Dan Clara merasa panik ketika raja Abigail pingsan, karena dia harus memilih antara mencari portal keluar dari kamar raja atau menghadapi sekelompok orang diluar yang hampir berhasil membobol pintu kamar. Clara menarik kepala oracle yang menonjol dari lekukan liontin, mendesaknya untuk membuka dan menyelamatkan kerajaannya. Saat Clara menyentuh oracle, area ranjang besar mulai bergetar lembut, tubuh Abigail menghilang, digantikan oleh tempat tidur dan bantal yang serasi. "Hah, semoga portal ini tidak kembal ke kamar gelap!"
"Yang Mulia Ratu, saya Roxette Crawl, putri termuda bangsawan Crawl!" katanya dengan menunduk menghindari tatapan mata Clara yang tajam. Clara memanggil Ethan dan mengajaknya melihat situasi di luar istana dari balkon. Roxette memandangi punggung keduanya dan lintasan keji berkilat di matanya yang redup. Ethan berbalik lebih dulu, dia menggunakan tangannya untuk memberi perintah, "Kita harus keluar dari kamar ini, ayo berangkat!" Roxette menyelinap diantara pengawal yang sudah membalikkan badannya bergerak keluar. "Kecuali kamu, Roxette! Tetaplah bersamaku!" Suara Clara keras membentak terlihat tidak tenang. Ethan dan para pengawalnya hendak meninggalkan ruangan ketika mereka dikejutkan oleh Roxette yang ketakutan. Sebagai pemimpin pasukan saat ini, Ethan merasa kasihan dan memutuskan untuk tidak melanjutkan langkahnya. Dia berbalik ingin menyelidiki apa yang terjadi. "Saya ingin bertemu keluarga saya yang bersembunyi di gudang istana, tetapi Ratu yang Mulia menghalangi saya. Men