Share

Bab 22 - Undangan Istana Ki Demang

Mirasih tiba-tiba merasa kaget dan bingung. “Apakah kamu baru saja mengatakan bahwa petugas patroli menipu kita?” dia bertanya, mulai merasa takut.

Pejabat mendekati Mirasih dan berbisik, "Nyonya, kami memahami situasi kacau setelah gempa, dengan rumah sakit penuh dengan korban jiwa. Namun, percayalah bahwa kehidupan shifter dan sebagian markas tetap normal. Kami hanya belum mendapatkan kembali telepon dan koneksi frekuensi radio juga belum!"

"Tetapi mengapa Anda ada di sini bersama regu Anda?" Jesica menyelidik.

Dia awalnya diam karena ibunya melarangnya menjadi arogan dan impulsif. Namun, sekarang dia tidak tahan dengan penjelasan berbelit-belit dari pejabat tersebut.

"Kami di panggil langsung oleh pihak istana untuk berjaga, tidakkah Anda pahami, sebagai diplomat? Tidak seorang pun yang bisa keluar dari rumahnya tanpa undangan dari istana? Pejabat itu berbalik menatap Jesica menyelidik.

" K--Ka--Kamii.....!!!" Mirasih ketakutan, "Jesica, ayo, kembali ke rumah! Cepat!"

"Ibu, in
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status