"Oh, dia bukan monster sepertinya, tetapi bangsa siluman!" pekik seorang pengawal Black Shadow. "Aku tidak makan daging siluman! mereka mahluk menjijikkan!" teriak yang lainnya. "Ayolah, kita ambil sisiknya saja untuk tirai di rumah kita!" ajak yang lainnya. Henrico dan Bao Ceng berhenti berkelahi, "Diam kalian semua!" teriak mereka berdua kompak. Gedebuk, Bao Ceng tiba tiba terjatuh! Semuanya kaget dan melihat di kejauhan formasi para penyihir Lembah Sylin semakin banyak. Bao Ceng terkena mantra tidur panjang. Pengawal Black Shadow segera mengiris pergelangan tangan Bao Ceng dan darah mengalir deras. "Cari yang melemparkan mantra ini!" Pengawal itu menarik darah Bao Ceng dan meniupnya dari atas geladak. Seberkas sinar merah melesat sangat cepat, dari sepuluh formasi sosok berjubah di atas sampan. Seorangnya menggeliat kesakitan. Pengawal Black Shadow serempak mengirim sinar merah dari tongkatnya dan puluhan jarum beracun melesat tanpa ampun ke arah sosok itu. Karena panik soso
3 jam kemudian kapal benar benar berguncang dan mesin mati total. Terumbu karang menahan badan kapal seperti menggantungnya. Para ABK menjadi panik dan berlarian di atas geladak. Silveryn sudah tidur sejenak, dia merasakan kapal berhenti dan bergegas keluar. "Kapal tersangkut terumbu karang!" seru kapten. "Ini bukan jalur yang harus kamu lalui kan?" tanya Marroco curiga. Kapten kapal pucat pasi, "Aku mengikuti peritah bandar kapal untuk melewati atol ini, aku sudah memberi tahu resikonya!" "Brengsek!" Jenson menarik krah baju bandar kapal yang akan membantah omongan kapten. "Kamu coba coba menipu kami?" "Tenang!" Jack bersuara, dia membunyikan peluitnya dan terdengar pluit balasan. "Kita hanya berjarak beberapa mil dari atol ini, lemparkan sekoci dan biarkan ABK turun!" Bandar kapal berlari setelah lepas dari cengkraman Jenson, "ABK tidak bisa berpindah kapal!" ABK yang melempar sekoci berhenti sejenak, "Tugas kami sudah selesai menghantarkan kapalmu di Lembah Sylin!" "Kita be
Lima belas menit kemudian, Bao Ceng mengatakan, "Benda mengapung itu sisa komposit dari tambak ikan, seorang kapten kapal memberikan informasi di radio!" Dallas tampak terlihat pasrah "Aku hanya khawatir seseorang akan membunuhnya karena dia monster!" "Buka portal darah!" Silveryn mengangkat tongkatnya, "Kita berharap liontin itu belum hilang dan belum tercemari dengan darah Remdragon" Dallas langsung bersemangat, dia menusukkan jarinya dengan belati baja yang sangat lancip. Darahnya tumpah di lantai dan seluruh Black Shadow mengarahkan tongkat mereka, darah yang melayang sebelum jatuh ke lantai langsung menguap membentuk butiran kristal dan Panatua bungsu melakukan rapal mantra. "Temukan!" Dalam remangnya malam, terlihat kumpulah kristal bertebaran di udara di atas lautan yang gelap. Remdragon tetap mengapung dengan tenang, dia kelelahan. Tidak berani memakan apapun yang bergerak di sekitarnya karena dia kehausan. Matanya terpenjam dan pendengarannya cukup waspada. Ombak menyent
Tubuh Remdragon sudah menghilang jauh ke dalam lautan. Pertarungan melawan kelalawar siluman menghabiskan energy dari tubuh Jack, bibirnya mulai membiru. "Black Shadow kehilangan Remdragon dan masih menghadapi siluman yang tangguh!" Napas Jack tersengal sengal. "Bao Ceng berapa jarak yang yang tersisa dengan lokasi Black Shadow?" "Tuan, ini aman untuk kalian terbang, aku bisa menyusul setelahnya!" "Ayo pergi! Aku titip Dallas dan Jack, Panatua bungsu akan menemanimu!" Silveryn membentuk formasi rasi bintang, "Bersiaplah kita terbang sekarang!" Henrico melihat mereka melesat di kejauhan, "Aku akan kembali!" "Kamu tidak bisa pergi kemana pun!" Panatua bungsu mencegah Henrico. "Kakek, santai! Aku hanya menguji kemampuan visionku!" jawab Henrico dan dia melesat tanpa bisa dicegah. Black Shadow mendengar guntur dari kejauhan, tak lama guntur dari arah Lembah Sylin juga terdengar bergemuruh. "Siapa yang menuju Lembah Sylin?" "Itu bocah tengil Henrico!" "Aku akan menyusul dia, ka
Di Lembah Serangga, "Raja Abigail sudah sandar di pelabuhan Arden!" Kepala pelayan di kediaman El Wongso memberi kabar. "El Wongso, sudahkah kamu membuat pengaturan untuk kerajaan Skydra?" tanya Nenek Monica kaget dengan kedatangan Raja Abigail yang lebih awal, "Acara masih akan berlangsung 5 hari kedepan tetapi beberapa tamu sudah datang lebih awal. Kita tidak memberikan penghormatan di depan?" "Aku akan menemui para tamu secara pribadi, jika kedatangan mereka lebih awal dan memberitahu kita!" El Wongso beranjak dari ruang pertemuan dengan wajah gelisah. Daisy dan Ajeng juga kaget dengan pemberitahuan yang mendadak, mereka menunggu kabar dari kerajaan Skydra tetapi canary yang dikirim tidak mendapatkan jawaban. Clara terbaring di ranjangnya dengan perut yang kian membesar, tubuhnya terlihat ringkih dan matanya semakin merah. Kulitnya sudah hitam bersisik sempurna. Daisy agak takut melihat penampilan Clara, tetapi dari penelusuran panatua bahwa sihir ini bersifat sementara dan bis
Mata El Wongso membesar, melihat betapa Raja Abigail tidak mampu menahan dirinya sendiri. Sejenak dia linglung lalu wajahnya berubah cemas. Suaranya menjadi serak dan berat. Panatua El Wongso juga terlihat cemas. "Silakan masuk Yang Mulia!" El Wongso membuka pintu utama yang terbuat dari kaca transparan dengan pemindaian matanya. Panatua lainnya digiring ke sebuah lokasi yang berupa tanah berundak dan terdapat jejeran rumah terbuat batuan putih dengan ornamen kayu besar yang tampak tua. Atapnya lembaran bata merah yang diukir dengan indah. Bangunan ini memiliki nama sesuai rasi bintang. Tiap halaman memiliki kolam kecil dan taman bunga bercampur tanaman obat. Harum alami dari bunga dan tanaman obat sangat menyegarkan. Meski di area terbuka, sedikit sekali gangguan serangga. Kupu kupu cantik berterbangan disegala arah. Pengawal dan Panatua lembah Skydra sangat puas dengan pengaturan ini, udara terbuka dan villa yang berdekatan, mereka yang bosan bisa duduk duduk di teras memandangi h
Raja Abigail menjadi kikuk, bibirnya mengerucut dan suaranya sedikit malu malu, "Ayah mertua!" katanya dengan memberi hormat. El Wongso masih merasakan berat di dadanya dan dia hanya bisa menganggukkan kepala kepada Raja Abigail. Tangannya dengan berat menarik daun pintu dan menutupnya pelan. Wajahnya terus terlihat muram. Seolah olah tidak berjiwa, kakinya melangkah menuju ruang keluarga. Sudah berkumpul panatua dan ibunya. El Wongso menghempaskan tubuhnya tanpa daya. "Bagaimana?" tanya Monica tidak sabar, "Apakah Raja Abigail takut melihat cucuku?" El Wongso menggelengkan kepalanya, "Mereka terlihat normal, aku yang takut menghadapi semua ini!" Daisy memahami kegundahan hati kakaknya, dia mencoba mencari jalan tengah. El Wongso adalah Alpha terkuat di Lembah Serangga dan Raja Abigail adalah pemimpin absolut dari Lembah Skydra, keduanya lelaki tangguh, masalah hati wanita berada di persimpangan. Antara putri dan istri, mereka sedang menunggu kabarnya. Sementara itu di kamar Cla
El Wongso menggerakkan kepalanya dengan hormat. Raja Abigail masih melanjutkan upacaranya. Dia membungkuk kepada nenek Monica dan semua Panatua.Lalu seorang panatua Skydra menyodorkan kotak, "Terimalah ini mahar dari kerajaan Skydra untuk keluarga El Wongso!"El Wongso kaget, dia berdiri dan berkata, "Bukankah Yang Mulia Raja Abigail sudah mengirim kami banyak hadiah pernikahan?""Itu betul sebagai hadiah pernikahan, yang ini adalah mahar untuk keluarga perempuan!" kata panatua Skydra.Panatua El Wongso mengambil kotak dan membukanya, dia terpekik kaget. Monica meraih kotak itu dan wajahnya menjadi gelap."Ini property istana kerajaan Skydra?" tanyanya ragu ragu,Raja Abigail tertawa kecil, "Aku sangat bahagia menemukan Clara sebagai permasuriku, dia layak memiliki seluruh kekayaan kerajaan Skydra!"El Wongso gemetar menerima mahar tersebut, "Kami tidak mampu membalas mahar ini dengan layak" katanya.Raja Abigail duduk dengan anggunnya, "Aku seorang raja absolut, tidak membutuhkan ma
Clara yang menggembung dalam balutan jubah besar berdiri dengan susah payah dekat meja perjamuan. Dia tersenyum dengan getir, kalau bukan karena Dallas yang bersusah payah memintanya bertemu di tengah malam, Clara tidak menerima tamu sampai dia selesai masa persalinan. Perutnya membuncit dan kencang mencirikan kelemahan dia sebagai seorang wanita dan Clara tidak ingin ada yang tahu bahwa bayi dalam perutnya setiap hari membuatnya tersiksa.Tiap langkah dari Remdragon membuat bayi dalam perutnya gelisah, dia menggeliat dan menendang dengan keras. Clara menutupinya dengan senyum kaku, sesekali dia meringis kesakitan. Mengapa bayinya sangat gelisah di pagi ini?Raja Abigail menyambut Jack dan panatua Saddie di teras aula, sikapnya sangat anggun dan terhormat. Jack menyukai raja ini, terlihat tulus dan polos namun tetap dengan sikap seorang raja yang tinggi dan terhormat. Panatua Saddie memegang tengkuknya dengan susah payah, dia merasakan sakit yang menusuk pada area lehernya, terasa be
Di dalam bunker tempat Black Shadow menginap, Jenson masih murung dan merasa kesal karena bodoh tidak menyadari adanya jamur beracun di tanah terlarang klan El Wongso. Silveryn memegang sebuah bambu kecil berwarna gading yang berkilau. Bambu Albutar yang tumbuh di dataran tandus Lembah Yordan berusia seribu tahun, ujungnya keriput seolah lengah dengan keberadaan dunia fana ini mengeluarkan kepulan asap tipis, samar samar Dallas merasa pusing berada di samping Jenson. Silveryn mencibirkan bibirnya. "Enyahlah! Jika engkau lemah terhadap asap racun!" Dallas mendelikkan matanya, kakak tertuanya ini sepertinya semakin memperolok kemampuan tubuhnya dalam mengatasi racun, "Aku hanya sedikit pusing bukan mati!" Jenson tersenyum kecut, "Jangan kau sindir aku!" lenguhnya semakin marah. Silveryn menyanyat kecil pada lengan atas Jenson dan meneteskan darahnya dalam mangkok keramik. Darah berwarna merah terang mengucur perlahan. Jack terhenyak, "Mengapa seperti ini?" Panatua Saddie yang sejak
Setelahnya penjaga tanah keluarga Dharmaraya berlari ketakutan, dia tidak menyadari sepasang mata merah dengan geram melihatnya tanpa berkedip.'Apa yang dicari Black Shadow di tanah ini?' Pikirannya segera bekerja cepat, kakak keempatnya terluka tadi malam dan ular kesayangannya mati mengenaskan, tidak mungkin Black Shadow yang melukainya bukan? Karena kakak keempatnya tidak bercerita tentang penyerangan. "Apa?!" Seruni terlonjak dari duduknya, "Tidak mungkin itu dia!" serunya dengan panik. "Cepat bawa kakak keempat kemari!"Seruni baru saja akan mencicipi sepotong iga panggang madu sebagai menu sarapannya, dia menyukai aroma dan penampilan iga panggang yang berkilat keemasan dalam balutan madu yang sangat lengket. Sejak adik seperguruannya melaporkan bahwa kedatangan Black Shadow ke dalam komplek villa yang mereka sewa, iga panggang itu kehilangan kecantikannya, rasa yang menggugah berubah menjadi sia-sia."Penjaga kita melaporkan guntur di atas villa ini tidak hanya faktor kebetul
Di pagi hari yang lembab, matahari samar samar meluaskan sinarnya. Sekelompok penunggang kuda dengan jubah berkibar terlihat keluar dari istana klan El Wongso, kelompok berkuda ini langsung menarik perhatian sebagian penduduk Lembah Serangga yang sedang memulai aktifitas pagi hari. Bau udara laut tipis menusuk hidung dan Marroco yang memimpin perjalanan, dia terus menajamkan penciumannya.Beberapa petani yang melihat mereka melintasi tepian sawah tercengang, sekalipun topeng perak terpasang pada wajah wajah misterius, dari rahangnya yang menonjol fitur ketampanan dan pesona yang memancar tak hilang dibalik topeng tersebut,"Aku kira tamu tamu klan El Wongso memang menakjubkan, siapa mereka ini?" Seorang petani tua terkagum terkagum dengan tampilan pria muda berjubah besar dan menunggangi kuda Ferdhana milik El Wongso."Sepertinya mereka mencari sesuatu, lihat gerakan pemimpin di depannya yang terus mengangkat wajahnya!""Ugh! Jangan Kau bilang ada penyusup yang melintasi area terlara
Karena hari sudah larut, lampu jalan temaram dan ada beberapa yang berkedip, umurnya sudah mendekati kematian. Sesosok tubuh tinggi besar terbatuk batuk di tengah gelapnya malam. Angin yang mendesir diantara ranting ranting pohon jeruk emas. Sosok itu dengan langkah terburu buru pergi mencapai pintu sebuah bangunan dan menggedor kaca yang buram karena embun malam.Sekelompok pria yang duduk di ruang tunggu berdiri sigap dan melihat pada bayangan di kaca buram."Mungkin kakak keempat yang datang. Cepat buka pintunya!""Aku kakak keempat!" Suara serak terdengar dari luar, seolah mengkonfirmasi kecanggungan di dalam ruangan.Pintu kayu yang berat berderit terbuka setengahnya. Tampak sepasang mata merah dengan rambut tak beraturan muncul dari balik pintu. Matanya cukup waspada melihat pada gelapnya malam. Dan dia segera menarik sosok tinggi yang terlihat lemah di hadapannya."Kakak keempat?!" Pekik khawatir muncul dari mulut mereka."Istana El Wongso memiliki prajurit tanpa bayangan yang
Marroco bersungut dan tidak yakin apakah seorang El Wongso akan datang dengan cepat, ini dinihari, sebagai Alpha di Lembah Serangga siapa yang berani membangunkannya?Jadi Marroco hanya bisa pasrah, dia tidak mungkin menerobos area terlarang di kediaman El Wongso. Dia yakin, penjagaannya sangat ketat dan jika terjadi keributan, Black Shadow pasti akan mengetahui dengan cepat. Karena percaya dengan pengaturan dari klan El Wongso, Marroco duduk di sofa besar yang ada di ruang tunggu, seorang staff sudah menghantarkan sepoci teh oolong yang harum dan kudapan kering. Rasa kantuk menyerangnya dan Marroco memejamkan mata di sofa yang nyaman.BAM....Marroco tersentak kaget, suara pintu kaca terbanting karena angin, dia melirik jam di atas meja kopi. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 dinihari, teh yang disajikan masih mengepul hangat. Dia hanya tertidur sebentar. Staff yang ramah masih orang yang sama datang menghampirinya."Tuan! Anda sudah bangun? Maaf karena pintu ini terbanting!"Marroco
Dallas tersentak kaget melihat Henrico berjalan tertatih tatih keluar dari kamarnya. Dia segera menopang tubuh keponakannya itu dan menariknya untuk duduk di sofa besar di ruang tamu. Tetapi Henrico melawan, mendorong Dallas dengan kencang. Perlawanannya membuat gaduh dan terdengar oleh sebagian Black Shadow yang akhirnya mereka terbangun lalu keluar dari kamar masing masing.“Apa yang terjadi?” Marroco membantu Dallas menahan gerakan Henrico.“Sepertinya ada kekuatan dari luar yang menarik dirinya” Dallas memukul tengkuk Henrico, pemuda tanggung itu terjatuh duduk di sofa.Titik akupuntur yang dikeluarkan oleh Dallas menelan suara Henrico, dengan santainya Dallas mengembalikan posisi Henrico karena sebagian Black Shadow menjaga pemuda itu.“Aku ingin mencari aroma persik yang membuat kepalaku sakit!” Henrico menggerutu kesal.Dallas menuangkan segelas air putih untuk dirinya dan mengambil sebotol arak beras untuk dibagikan kepada keluarganya. “Suhu menjadi sangat dingin, minumlah dul
Melintasi komplek istana klan El Wongso, formasi terbang mengapit Jack yang luka dalam. Dalam perlintasan, Marroco menceracau dan terlempar keluar dari formasi. Silveryn membuka Qi untuk melihat energy yang menariknya ke selatan. Jenson lebih dulu melihat,“Ada bangunan utama di selatan formasi!”“Itu tempat tinggal putri El Wongso!” Dallas berseru, lukanya terus mengeluarkan darah“Saddie teruslah bergerak menuju bunker, aku akan menarik Marroco kembali” Silveryn mengayunkan tongkatnya dan melesat ke arah Marroco yang tertarik energy besar di depan mereka.Penindasan terasa disekujur tubuh Silveryn dan dia oleng, rasa sakit seperti ribuan jarum menancap dalam lubang hidung yang mengeluarkan darah karena daya tarik aroma persik yang terlalu kuat.Marroco mengeluarkan darah dari ujung matanya, nafasnya tersengal sengal dan dia terus menceracau memanggil nama pemimpin terkuat Black Shadow. Silveryn yang menggunakan Qi dan berhasil menarik tubuh Marroco, lalu melesat ke bunker penginapa
Wajah Silveryn terasa terbakar dibalik topengnya. Dia memaksakan dirinya untuk terlihat tenang. Dengan bibir bergetar suaranya tenang tanpa riak seperti danau Lembah Biru. “Apa kabar tuan Draken Book?” Ethan menundukkan kepalanya sedikit rendah dan dengan senyum yang terlihat dipaksakan memberikan kabarnya, dia memuji keramahan Black Shadow, “Sungguh indah petir di kegelapan malam!” “Sebentar lagi Dewi Bulan bercahaya, petir kami hanyalah hiasan bagi langit yang luas. Anda menari di bawah Dewi Bulan, bukan?” Ethan melengkungkan bibirnya, “Terakhir kali purnama, saya ikut bersenandung bersama dengan Anda dan tidak ada kendala untuk berikutnya, saya penganggum keindahan Dewi Bulan!” Dallas tertawa ringan dengan tubuhnya yang masih ringkih, “Tuan Draken Book sangat rendah hati, Remdragon merindukan Anda!” “Oh, di mana dia berada? Dan sepertinya beberapa anggota keluarga Anda terluka?” “Ehmm, Remdragon masih di kapal bersama pengawal kami!” sahut Dallas. “Kami terluka karena perta