Share

22. Membicarakan Tenang Kian

Kuliah. Hal itu sudah lama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Laureta lagi. Ia sudah lama menjadi instruktur zumba dan senang menjalaninya. Anggap saja jika hal itu sebagai hobby yang dibayar. Namun, kuliah ….

“Entahlah. Aku masih belum berpikir untuk kuliah lagi. Kita lihat saja nanti.”

“Oke. Tidak masalah. Beritahu aku saja jika kamu memang ingin kuliah. Aku akan mencarikan universitas yang bagus untukmu.”

“Terima kasih. “Laureta mengangguk canggung. Ia harus membelokkan pembicaraan ini supaya Kian menceritakan lebih banyak tentang dirinya sendiri.

“Uhm, omong-omong seperti apa kakakmu itu?” tanya Laureta tiba-tiba.

“Oh, Elisa. Dia adalah kakak yang ambisius.”

“Oh ya?”

“Ya, dia selalu berusaha untuk menjadi yang paling sempurna di antara semuanya. Saat aku masih kecil, tahta tertinggi di rumah dikuasai oleh kakakku. Untungnya, hal itu tidak berlangsung selamanya. Ayahku menempatkanku di The Prince untuk melanjutkan bisnis keluarga. Ayahku lebih suka anak laki-laki yang memegang pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status