Share

104. Tepi Danau

Udara hari itu cukup cerah, meski ada sebagian awan gelap di arah timur. Pepohonan yang rimbun membuat udara terasa sejuk. Suara gemerisik dedaunan yang diterpa angin sepoy-sepoy begitu lembut, menenangkan hati.

Riak air di danau terkena cahaya matahari, membuatnya tampak seperti ribuan berlian yang bercahaya. Samar-samar Kian mendengar suara burung yang bersembunyi di balik pohon.

Kian dan Helga berjalan menelusuri pinggir danau sambil bergandengan tangan. Kian tahu jika apa yang ia lakukan ini adalah sebuah kesalahan. Tak seharusnya ia pergi berdua dengan mantannya itu.

Namun, tak dapat ia pungkiri jika berjalan berdua dengan Helga seperti membuat rasa rindunya terobati. Ia dan Helga pernah mengukir kenangan manis di tempat ini. Kian tak akan berbohong jika danau ini adalah salah satu tempat favoritnya.

Mereka berjalan di atas jembatan, lalu Helga berhenti di sana untuk memperhatikan riak air yang membuatnya tampak seperti terhipnotis.

“Kamu ingat terakhir kali kita ke tempat ini?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status