Raib sudah tab bergambar apel separuh tersebut. "Fu¢k! Hapus semua vidio itu, Wil!"
"Maaf, Tuan. Video itu sudah trending di publik. Bahkan sampai ke media luar." Terlihat wajah Gabriel sudah merah padam."Hubungi Jack! Suruh dia bawa Istriku pulang ke mansion!""Baik, Tuan." Wiliam segera keluar dari ruangan.Gabriel terlihat memijit pelipisnya, dia sangat pusing menghadapi tingkah istri nakalnya itu. Di sana terlihat Grazella menaiki sebuah mobil kap terbuka hanya dengan Jack di sampingnya.Grazella juga dengan percaya dirinya Tidak memakai cadar, dan menghamburkan uang di jalanan. Sontak hal itu akan menjadi pertanyaan publik, yang bisa saja salah satu musuhnya mengenali sang istri. • • •Grazella sudah kembali ke mansion, dia akan segera ke kamar dan istirahat. Belum juga sampai, suara seseorang membuatnya berhenti."Eh j4lang! Ini perbuatanmu kan!" Gadis itu menunjukan heels–nya yang patah.<Gabriel ingin mengabaikan kenyataan bahwa istrinya bisa mengeluarkan asi, tapi hatinya justru ingin sekali menghisap nippl3 sang istri dan ingin membuktikan ucapan sang dokter.Grazella hanya bisa menggigit bibirnya, dengan memejamkan mata. Sungguh sentuhan suaminya ini membuatnya lemah. Dia sangat membenci tubuhnya karena selalu saja kalah dengan sentuhan Gabriel."Cantik," ucap pria itu sambil mengusap tanda kissmark yang sudah menempel di sana. Gabriel memilih menunda hal itu."Dasar pria tua m3sum!" Grazella sangat muak dengan tingkah Gabriel.Bagaimana tidak? Pria itu sangatlah m3sum. Setiap malam Grazella di haruskan menggunakan pakaian laknat yang aneh, ada berbentuk kucing, perawat, dosen, bahkan jaring-jaring yang tidak berfaedah. Gadis itu sangat kewalahan menghadapi g4ya s3ks aneh dan kasar suaminya itu.Setelah sekian purnama, akhirnya Gabriel membantu memasangkan dress itu dengan benar. Setelah selesai mereka segera menuju
Pernyataan Grazella membuat wanita beda generasi itu menjatuhkan rahangnya, apalagi saat melihat wajah dingin Gabriel. Mereka terlihat sedikit takut, karena mereka tahu betul tabiat Gabriel. Berbeda dengan pria paruh baya itu, dia terlihat tertawa terbahak. "Kau benar sekali, Nak! Dia memang brengs3k! Tapi tolong kamu jaga dia, ya, meskipun sifatnya sangat minus," "Daddy yakin kalau dia mencintai seseorang, itu akan selamanya dan jangan panggil aku Paman, panggil saja Daddy, mengerti nak?" pinta paruh baya tersebut dengan lembut. Grazella pun hanya bisa mengangguk."Tunggu hukumanmu, baby," bisik Gabriel yang membuat tubuh gadis itu meremang, dengan santainya pria itu menelusupk4n tangan kekarnya masuk ke p4ha dalam miliknya. Bahkan dress itu sudah di sibakan sedari kapan Grazella tidak tahu.Gadis itu menyikut lengan Gabriel, untuk tidak berbuat m3sum. Namun pria itu enggan merespon. Dengan gampang, tangan kekar itu justru semakin liar, d
Saat di perjalanan pulang, mobil Gabriel di kejar beberapa mobil jeep hitam, pria itu menggeram kesal. Dia segera menaikan kecepatan mobilnya yang membuat Grazella tersentak."Jangan menyebut, Leon! Aku takut!" Bagai tuli pria itu tidak mendengar ketakutan sang istri."Akkhh! Apa itu? Kenapa mereka menembaki kita, Leon!" Gabriel semakin naik pitam, kala melihat seseorang dari dalam mobil dengan liarnya menembaki mobilnya.Beruntung semua mobil yang berada di mansion, sudah di lengkapi kaca anti peluru yang memang di design khusus untuk hal seperti ini."Diam El! Jangan membuyarkan fokusku!" perintah Gabriel dengan tegas. Gadis itu terlihat menangis histeris."Kamu yang gila! Siapa kamu sebenarnya, Leon! Aku tidak mau mati ya! Hiks ... aku masih mau nonton upin Ipin hiks ...."Grazella menutup kedua telinganya karena ketakutan. Sementara Gabriel mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal, mobil musuh pun terlihat sedikit terti
Mereka semua yang berada di halaman menoleh ke sumber suara."Wiliam? Kamu kenapa ke sini? Bukannya Tuanmu itu sedang berpacaran dengan Nenek lampir! Kenapa kau tidak mengikutinya." Wiliam sedikit terkejut mendengar penuturan sang Nyonya."Nyonya melihat acara itu?" Grazella mengangguk yakin, sedangkan Wiliam menghela nafasnya kasar."Santai saja, Wil! Mereka terlihat Cocok! Sama-sama penghuni neraka!" Wiliam hanya terdiam, dia pun berusaha mengalihkan pembicaraan."Saya mau mengambil berkas yang ketinggalan, Nyonya," ucapnya datar. Beberapa detik kemudian Wiliam menyipitkan matanya, saat melihat Jessie dengan asiknya memakan bakso itu."Ayolah, Wil. Jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku tidak suka panggilan itu." Grazella mencoba bernegoisasi."Lalu untuk apa kalian di sini? Itu apa?" Wiliam menunjuk bakso salah satu bodyguard di sana."Bakso, kamu pernah makan tidak?"1 Wiliam mengangguk, terlihat wajahnya berbinar
Di mansion mewah itu terlihat semakin ramai. Terlihat sang tuan rumah sedang asyik berbincang dengan para tamunya."Anda sangat pintar, Mr. Sean, saya yakin kerja sama kita akan sukses!" ucap paruh baya dengan wajah blesteran itu."Daddy." Selena bergegas menginterupsi sang ayah."Oh, Son sini!" Paruh baya itu tersenyum dan memperkenalkan Gabriel kepada koleganya."Bagaimana bisa saya bertemu seorang mafia besar di sini?" Mereka menggunakan bahasa Portugis, yang membuat Sean, selaku ayah Selena menggeram kesal, karena dia tidak mengerti bahasa itu."Anda terlalu memuji, Mr. Perkenalkan, Gabriel." Pria itu mengulurkan tangannya, dan di sambut hangat oleh sang paruh baya."Lorran Matheus," jawabnya. Gabriel tersenyum kecil."Saya berharap anda mengunjungi perusahaan saya, Mr. Lorran, selagi masih di Italia." Pria itu hanya mengangguk, dengan tersenyum. Dia tau betul apa maksud dari ucapan Gabriel."Bicaralah
Pria dengan manik biru gelap menatap lekat layar tabnya. Tangannya mengusap lembut gambar yang tertera di layar persegi itu."Aku sangat merindukanmu, El." Nyatanya Gabriel hanya berpura-pura dingin terhadap Grazella.Pria itu memang sedang merencanakan sesuatu untuk membatalkan pertunangan itu, dengan menggunakan sedikit bumbu untuk membuat sang istri cemburu.Dia ingin saat Gabriel pulang nanti, sang istri akan mengungkapkan perasaan cintanya. Bakan tanpa Grazella tahu, dia selalu masuk ke kamar saat gadis itu sudah tertidur lelap.Gabriel juga dengan m3sum menciumi bibir Grazella, dan saat menjelang pagi dia keluar dari mansion. D4 Dr qdanya sangat sakit melihat wajah istrinya saat berada di balkon. Dia sangat ingin memeluk dan mengurungnya di kamar untuk dia nikmati sendiri.Tapi pria itu lebih menginginkan agar Grazella mengungkapkan perasaannya. Alhasil pria itulah yang terjebak di permainannya sendiri.Suara keras pintu me
Pria itu menggeram kesal melihat lekuk tubuh Grazella yang sangat jelas. Bahkan gadis itu terlihat hanya memakai br4 dan d4laman, dress itu tidak berarti.Gabriel semakin naik pitam saat melihat Bibi Margaret memakaikan selimut namun Grazella justru membuangnya. Pria itu langsung berlari bahkan melepaskan payungnya."Briel! Kau bisa demam sialan!""Tutup matamu, wiliam!" Sang empu hanya menurut tanpa membantah. Sedangkan ucapan Wiliam tidak di gubris oleh Gabriel."Grazella Elnara Wesley!" Meskipun hujan deras, suara dingin nan menggelegar itu terdengar jelas di telinga para maid.Mereka segera menunduk karena sangat takut melihat wajah sang Tuan. Sementara gadis itu masih saja berlarian menikmati hujan, bahkan tubuh para maid terlihat menggigil, karena merasakan dingin yang teramat.Mereka semua tidak ada yang berani memakai payung, karena sang nyonya mereka pun tidak mau memakainya. Bibir para maid sudah sangat biru karena kedinginan."Kalian semua masuklah! Bersihkan diri kalian dan
Pria yang sedang tertidur dengan full naked terlihat mengerjapkan mata. tidur damainya harus di ganggu oleh suara berisik. Pria itu membuka mata, dan menggeram kesal karena waktu masih menunjukan jam 11 malam.Gabriel menoleh ke samping, dan tidak mendapati sang istri di sana."Sshhh," rintih Gabriel saat merasakan punggungnya sangat sakit.Saat sedang menikmati bibir manis Grazella, dengan lihai gadis itu justru mendorongnya, dan Gabriel harus merelakan punggung kekarnya mencium lantai marmer yang dingin.Istrinya beralasan tidak kuat menahan bau dari tubuh suaminya. Padahal Gabriel sudah mandi.Alhasil pria itu rela mandi malam-malam dari pada harus tidur pisah kamar dengan sang istri."Hoek ... hoek ...." Gabriel membawa pandangan ke arah sumber suara, yang berasal dari kamar mandi.Pria itu langsung turun dari ranjang, sembari memakai boxernya, karena tubuhnya masih full n4ked, tentu saja karena mereka baru melakukan olahraga malam.Kemudian sang pria menghampiri istrinya, yang ber
Di ruangan inap yang luas, nan mewah tersebut terlihat hening. Gabriel duduk di kursi dengan memegang tangan Grazella. Pria itu mengecup tangan sang istri dengan lembut.Mata Gabriel terus melihat ke arah perut sangat istri. Lagi-lagi buliran bening keluar dari sana. Dia merasa menjadi suami paling tidak berguna.Lenguhan Grazella membuat pria itu, langsung menghapus kasar wajahnya.Gabriel menetralkan wajahnya, dan tersenyum lebar menyambut kesadaran sang istri."Hey, Sayang," sapa Gabriel. Grazella ikut tersenyum, dia berusaha untuk bangun."No, kamu harus banyak istirahat," tolak Gabriel. Namun gadis itu menggeleng, ia tetap memaksa untuk duduk. Gabriel pun membantu Grazella untuk duduk."Mau sesuatu?" tawarnya."H–haus," jawab sang gadis lemas.Dengan langkah seribu, Gabriel mengambil air minum yang berada di nakas samping brangkar."Mana yang sakit, h'm?" Gabriel mengusap lembut wajah istri kecilnya.Gadis itu menggeleng lemah. Dia melihat arah pandang suaminya, dan tersenyum lemb
Pria dengan wajah panik itu semakin kesal saat melihat jalanan yang macet, di depannya terdapat kecelakaan beruntun."Cepat cari jalan lain, Wil! Aku membayarmu bukan untuk bersantai!" seru Gabriel."Baik, Tuan" Wiliam yang tahu Gabriel sudah kesal pun memilih memutar arah dan mencari rute lain.Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gedung kosong yang sudah sangat usang. Gabriel dengan cepat turun dari mobil itu."Tunggu, Riel! Mungkin mereka menjebakmu! Tunggu anak buahmu," saran Wiliam."Persetan dengan itu! Istriku sedang menunggu!" segahnya.Wiliam mengusap rambutnya kasar, dia terus menghubungi Jack, agar cepat sampai.Gabriel berlari bak kesetanan, langkahnya berhenti melihat mobil yang sangat ia kenali terparkir di sana, matanya sudah berkobar penuh kebencian."Dasar sial4n kau Selena! Akan kubunuh kau!" sumpahnya. Samar-samar dia mendengar tangisan histeris istrinya. Gabriel segera menuju ke
Setelah hampir sepekan Bibi Margaret cuti, akhirnya ia kembali ke mansion sang majikan. Wanita paruh baya itu menyerngitkan dahi melihat gerbang utama terbuka lebar, tidak biasanya.Bibi Margaret segera masuk, dia heran karena tidak melihat para penjaga."Kemana para penjaga?" gumamnya bingung.Sepanjang berjalan menuju mansion sangat sepi tidak ada penjaga seperti biasanya. Saat berada di halaman alangkah terkejutnya wanita itu melihat semua penjaga sudah tergeletak pingsan.Setelah mengingat sesuatu, matanya melotot sempurna."Nyonya!" Paruh baya itu berlari masuk ke mansion.Saat melewati dapur dia di buat melongo melihat para maid sudah pingsan. Dia langsung menuju lift dan mencari Grazella.Paruh baya itu menangis histeris, dia mengambil benda pipihnya dan mendial Jack, tangannya terlihat bergetar. • • •Pria itu menendang meja di depan dengan kerasnya. Seluruh orang yang berada di
Lima orang pegawai toko sudah mulai menyiapkan berbagai perlengkapan, dua wanita terlihat memasukan pakaian dan sepatu bayi di raknya. Sedangkan tiga laki-laki memasang kelambu dan lampu untuk mempercantik kamar itu.Mereka akan menyulap kamar yang sudah di kosongkan Gabriel menjadi 'Baby room' Grazella dan Sheryl hanya diam memandangi mereka semua yang bekerja.Grazella yang melihat album toko itu seketika berbinar."Apakah ini contoh modelnya?" tanya sang gadis dengan semangat."Iya, Nyonya. Tetapi Anda tenang saja, karena Tuan Gabriel sudah memilihnya," jelas salah satu pegawai itu."Huh?" Grazella sedikit terkejut, pegawai itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya."Anda sangat beruntung Nyonya, sedari pagi Tuan sudah menyuruh toko kami untuk buka, dan hampir 4 jam Tuan Gabriel memilih sendiri design–nya,""Tuan Gabriel tidak ingin membuat Nyonya lelah," sambung pegawai itu."Apa kau sangat menantikan keha
Saat Gabriel menghis4p dengan kuat semangka Grazella, dia merasakan sesuatu yang sangat familiar di lidahnya."J–jadi itu semua benar," batinnya dengan wajah penuh kebingungan. Gabriel menatap wajah Grazella yang sudah mendongak ke atas dengan mata tertutup."5hit! Kenapa wajahnya sangat s3ksi!" Batinnya menggeram kesal."Baby, apa benar itu 4si milikmu?" Tubuh Grazella langsung mematung, wajahnya sudah pucat pasi."K–kenapa? Apa kamu jijik?" tanya Grazella. Gadis itu terlihat sedikit kecewa dengan hal itu."No! Aku sangat menyukainya," ungkap Gabriel. Gadis itu hanya diam, dia masih syok kenapa bisa suaminya tahu."Kamu tau dari mana?""Tidak penting, sejak kapan kamu melakukan itu?" Grazella kebingungan dengan pertanyaan sang empu."Menukar itu dengan milikmu?" Grazella menggaruk tengkuknya."Sejak aku berusa kabur," jawab sang gadis. "Mulai sekarang jangan pernah kamu lakukan itu lagi," per
Grazella menatap datar pada wanita di depannya. Selena yang mendapatkan tatapan itu tersenyum puas."Kamu tau? Bahkan kami pernah s3ks di ruang ganti, karena dia selalu mengingink4n tubuhku," ucapnya bangga. Selena tersenyum lebar.Grazella berusaha untuk tenang, meskipun dadanya sangat sakit mendengar hal itu. Tidak bisa di pungkiri dia sangat marah mengetahui suaminya masih saja bersama wanita lain.Gadis itu tidak tahu, kalau Selena dan Gabriel sudah tidak berhubungan, dan pertunangan itu sudah batal."Ya ... mungkin Suamiku memang b4jingan. Dia banyak melakukan s3ks di luaran sana. But it's ok, dia sudah berjanji hanya tubuhku yang akan dia nikmati, jadi apa yang harus aku takutkan?" jelas Grazella yakin."Sekarang aku Istrinya, dan Nyonya satu satunya di mansion ini. Aku juga diterima baik oleh Keluarganya. Jadi aku tidak perduli Suamiku dengan wanita lain, yang penting statusku sah menjadi Istrinya dan bukan hanya sebagai pemuas naf
Sepasang sejoli sedang berjalan di koridor rumah sakit, yang di ikuti oleh beberapa pria berbadan kekar menggunakan pakaian serba hitam. Gabriel dan Grazella berhenti kala melihat Lucas yang sudah menunggu di depan ruangan."Hey, Grazella. Akhirnya kita bisa bertemu lagi," sapa pria dengan jubah putih itu"Halo, Lucas. Bagaimana kabarmu?" jawab Grazella. Dia menjabat tangan Lucas yang sudah menyapanya."Seperti yang kau lihat, sangat baik," balas Lucas dengan tertawa."Sudah, cukup. Dan kamu, Baby. Jangan kecentilan! Dia adalah sepupuku, dan untukmu, Lucas, kita periksa Anakku sekarang!" perintahnya datar. Gabriel mengusap tangan Grazella dengan kasar, dia tidak ikhlas gadisnya di sentuh oleh pria lain. Gadis itu langsung menatap tajam ke arah sang suami."Baiklah, ayo aku antar kalian ke bagian obgyn." Lucas segera mengantar mereka ke salah satu dokter terbaik di rumah sakitnya. Mereka segera menuju ruang dokter obgyn."Ini dokter Chatrine, dia yang akan memeriksa Istrimu," jelas
Sinar pagi sudah menjalankan tugasnya. Terlihat wanita dengan surai panjang coklat sedang tidur dengan nyenyak.Seseorang dengan pakaian maid sudah siap melakukan tugasnya. Dia membersihkan kamar mandi dan merapikan meja rias sang Nyonya. Suara berisik itu membuat Grazella terbangun.Grazella mengusap matanya yang perlahan terbuka. Dia kebingungan melihat maid tersebut, dari belakang dia bukanlah Emma ataupun Bibi Margaret. Karena maid yang di ijinkan masuk hanyalah mereka berdua."K–kamu siapa?" tanya Grazella langsung. Sang empu yang merasa di panggil segera membalikan tubuhnya dan menghampiri Grazella."Anda sudah bangun, Nyonya?" balas Maid tersebut. Mata Grazella membulat sempurna mendengar suara itu."S–Sheryl?" Maid itu mengangguk."Pagi Nyonya. Maaf saya terlambat, tapi perkenankan saya mengucapkan ini,""Selamat atas pernikahan Nyonya dan Tuan. Semoga kalian bisa bersama sampai akhir hayat, dan juga selamat atas kehamilan Nyonya, saya sangat bahagia mendengar semua itu Nyonya.
Di mansion mewah itu terlihat sangat kacau, semua barang yang ada di ruang tamu itu sudah berantakan tak berbentuk."Brengs3k! Karenamu saham di perusahaan itu semakin turun! Bahkan semuanya sudah menjual saham mereka, mana janjimu yang akan mengembalikan semuanya,Selena! Dasar j4lang!" seru paruh baya tersebut.Tangan kekarnya melayangkan tamparan pada wajah cantik putrinya. Gadis bernama Selena itu menjerit memohon ampun pada sang ayah. "Ampun, Dad. Aku janji akan membuat Gabriel kembali padaku," sumpah sang gadis."Kalau dengan cara lembut tidak bisa, aku akan melakukannya dengan paksa! Aku akan membuat Gabriel kembali mendukung perusahaan itu, Dad!" seru Selena."Bagaimana caranya! Sekarang saja aku dengar dia sudah punya kekasih baru. Ck. Dimana peranmu sebagai tunangannya Selena! Apa kau hanya di anggap seorang j4lang untuknya!" cecar paruh baya itu."Sial4n! Harusnya dulu aku benar-benar membunuh gadis itu!" se