Pernyataan Grazella membuat wanita beda generasi itu menjatuhkan rahangnya, apalagi saat melihat wajah dingin Gabriel. Mereka terlihat sedikit takut, karena mereka tahu betul tabiat Gabriel.
Berbeda dengan pria paruh baya itu, dia terlihat tertawa terbahak. "Kau benar sekali, Nak! Dia memang brengs3k! Tapi tolong kamu jaga dia, ya, meskipun sifatnya sangat minus,""Daddy yakin kalau dia mencintai seseorang, itu akan selamanya dan jangan panggil aku Paman, panggil saja Daddy, mengerti nak?" pinta paruh baya tersebut dengan lembut. Grazella pun hanya bisa mengangguk."Tunggu hukumanmu, baby," bisik Gabriel yang membuat tubuh gadis itu meremang, dengan santainya pria itu menelusupk4n tangan kekarnya masuk ke p4ha dalam miliknya. Bahkan dress itu sudah di sibakan sedari kapan Grazella tidak tahu.Gadis itu menyikut lengan Gabriel, untuk tidak berbuat m3sum. Namun pria itu enggan merespon. Dengan gampang, tangan kekar itu justru semakin liar, dSaat di perjalanan pulang, mobil Gabriel di kejar beberapa mobil jeep hitam, pria itu menggeram kesal. Dia segera menaikan kecepatan mobilnya yang membuat Grazella tersentak."Jangan menyebut, Leon! Aku takut!" Bagai tuli pria itu tidak mendengar ketakutan sang istri."Akkhh! Apa itu? Kenapa mereka menembaki kita, Leon!" Gabriel semakin naik pitam, kala melihat seseorang dari dalam mobil dengan liarnya menembaki mobilnya.Beruntung semua mobil yang berada di mansion, sudah di lengkapi kaca anti peluru yang memang di design khusus untuk hal seperti ini."Diam El! Jangan membuyarkan fokusku!" perintah Gabriel dengan tegas. Gadis itu terlihat menangis histeris."Kamu yang gila! Siapa kamu sebenarnya, Leon! Aku tidak mau mati ya! Hiks ... aku masih mau nonton upin Ipin hiks ...."Grazella menutup kedua telinganya karena ketakutan. Sementara Gabriel mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal, mobil musuh pun terlihat sedikit terti
Mereka semua yang berada di halaman menoleh ke sumber suara."Wiliam? Kamu kenapa ke sini? Bukannya Tuanmu itu sedang berpacaran dengan Nenek lampir! Kenapa kau tidak mengikutinya." Wiliam sedikit terkejut mendengar penuturan sang Nyonya."Nyonya melihat acara itu?" Grazella mengangguk yakin, sedangkan Wiliam menghela nafasnya kasar."Santai saja, Wil! Mereka terlihat Cocok! Sama-sama penghuni neraka!" Wiliam hanya terdiam, dia pun berusaha mengalihkan pembicaraan."Saya mau mengambil berkas yang ketinggalan, Nyonya," ucapnya datar. Beberapa detik kemudian Wiliam menyipitkan matanya, saat melihat Jessie dengan asiknya memakan bakso itu."Ayolah, Wil. Jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku tidak suka panggilan itu." Grazella mencoba bernegoisasi."Lalu untuk apa kalian di sini? Itu apa?" Wiliam menunjuk bakso salah satu bodyguard di sana."Bakso, kamu pernah makan tidak?"1 Wiliam mengangguk, terlihat wajahnya berbinar
Di mansion mewah itu terlihat semakin ramai. Terlihat sang tuan rumah sedang asyik berbincang dengan para tamunya."Anda sangat pintar, Mr. Sean, saya yakin kerja sama kita akan sukses!" ucap paruh baya dengan wajah blesteran itu."Daddy." Selena bergegas menginterupsi sang ayah."Oh, Son sini!" Paruh baya itu tersenyum dan memperkenalkan Gabriel kepada koleganya."Bagaimana bisa saya bertemu seorang mafia besar di sini?" Mereka menggunakan bahasa Portugis, yang membuat Sean, selaku ayah Selena menggeram kesal, karena dia tidak mengerti bahasa itu."Anda terlalu memuji, Mr. Perkenalkan, Gabriel." Pria itu mengulurkan tangannya, dan di sambut hangat oleh sang paruh baya."Lorran Matheus," jawabnya. Gabriel tersenyum kecil."Saya berharap anda mengunjungi perusahaan saya, Mr. Lorran, selagi masih di Italia." Pria itu hanya mengangguk, dengan tersenyum. Dia tau betul apa maksud dari ucapan Gabriel."Bicaralah
Pria dengan manik biru gelap menatap lekat layar tabnya. Tangannya mengusap lembut gambar yang tertera di layar persegi itu."Aku sangat merindukanmu, El." Nyatanya Gabriel hanya berpura-pura dingin terhadap Grazella.Pria itu memang sedang merencanakan sesuatu untuk membatalkan pertunangan itu, dengan menggunakan sedikit bumbu untuk membuat sang istri cemburu.Dia ingin saat Gabriel pulang nanti, sang istri akan mengungkapkan perasaan cintanya. Bakan tanpa Grazella tahu, dia selalu masuk ke kamar saat gadis itu sudah tertidur lelap.Gabriel juga dengan m3sum menciumi bibir Grazella, dan saat menjelang pagi dia keluar dari mansion. D4 Dr qdanya sangat sakit melihat wajah istrinya saat berada di balkon. Dia sangat ingin memeluk dan mengurungnya di kamar untuk dia nikmati sendiri.Tapi pria itu lebih menginginkan agar Grazella mengungkapkan perasaannya. Alhasil pria itulah yang terjebak di permainannya sendiri.Suara keras pintu me
Pria itu menggeram kesal melihat lekuk tubuh Grazella yang sangat jelas. Bahkan gadis itu terlihat hanya memakai br4 dan d4laman, dress itu tidak berarti.Gabriel semakin naik pitam saat melihat Bibi Margaret memakaikan selimut namun Grazella justru membuangnya. Pria itu langsung berlari bahkan melepaskan payungnya."Briel! Kau bisa demam sialan!""Tutup matamu, wiliam!" Sang empu hanya menurut tanpa membantah. Sedangkan ucapan Wiliam tidak di gubris oleh Gabriel."Grazella Elnara Wesley!" Meskipun hujan deras, suara dingin nan menggelegar itu terdengar jelas di telinga para maid.Mereka segera menunduk karena sangat takut melihat wajah sang Tuan. Sementara gadis itu masih saja berlarian menikmati hujan, bahkan tubuh para maid terlihat menggigil, karena merasakan dingin yang teramat.Mereka semua tidak ada yang berani memakai payung, karena sang nyonya mereka pun tidak mau memakainya. Bibir para maid sudah sangat biru karena kedinginan."Kalian semua masuklah! Bersihkan diri kalian dan
Pria yang sedang tertidur dengan full naked terlihat mengerjapkan mata. tidur damainya harus di ganggu oleh suara berisik. Pria itu membuka mata, dan menggeram kesal karena waktu masih menunjukan jam 11 malam.Gabriel menoleh ke samping, dan tidak mendapati sang istri di sana."Sshhh," rintih Gabriel saat merasakan punggungnya sangat sakit.Saat sedang menikmati bibir manis Grazella, dengan lihai gadis itu justru mendorongnya, dan Gabriel harus merelakan punggung kekarnya mencium lantai marmer yang dingin.Istrinya beralasan tidak kuat menahan bau dari tubuh suaminya. Padahal Gabriel sudah mandi.Alhasil pria itu rela mandi malam-malam dari pada harus tidur pisah kamar dengan sang istri."Hoek ... hoek ...." Gabriel membawa pandangan ke arah sumber suara, yang berasal dari kamar mandi.Pria itu langsung turun dari ranjang, sembari memakai boxernya, karena tubuhnya masih full n4ked, tentu saja karena mereka baru melakukan olahraga malam.Kemudian sang pria menghampiri istrinya, yang ber
Di ruang inap yang besar itu terdengar suara saling bersautan, mereka terlihat sedang berbeda argument. Pria dengan setelan serba putih terlihat kesal."Sudah kukatakan kalau besok pagi saja, Briel bukannya sekarang!" kesal sang dokter."Aku tidak bisa menunggu! Buat apa aku menjadi donatur tetap di sini, kalau aku tidak mendapatkan pelayanan yang spesial!" balasnya lantang."Masalahnya mana ada Dokter obgyn, yang praktek di rumah sakit tengah malam begini, Gabriel?" Lucas sudah sangat muak dengan tingkah sepupu sekaligus sahabatnya itu. Dia menjambak rambutnya dengan frustasi."Aku tidak perduli! Cepat kau hubungi dokter itu, atau rumah sakitmu akan aku bakar! Jangan lama aku tunggu 15 menit!" Gabriel kembali duduk di pinggiran brangkar istrinya, dia mengecup tangan mungil itu secara terus menerus.Sedangkan Lucas terlihat gemas, dia memijit pelipisnya dengan kasar. Lucas memilih melakukan tugasnya. Dia tahu betul ucapan pria itu tidaklah main-main. • • •Pria dengan wajah tampan itu
Pria itu mencium aroma vanilla yang menyeruak di tubuh Grazella, yang membuatnya mabuk kepayang.Gadis itu sedikit meremang mendengar nada berat Gabriel."Lepas ini tempat umum, Leon! Setidaknya tahanlah," celetuk Grazella mulai geram dengan aksi pria itu.Bukanya berhenti, Gabriel justru sedang asyik menikmati wahana kesukaannya. Gabriel terus merem4s lembut semangka matang sang istri."Mmmpptt ...." Grazella berusaha menahan suara laknatnya agar tidak keluar."Keluarkan desah4nmu, El. Aku suka mendengarmu mendes4h," perintah pria itu, terlihat suara Gabriel sudah semakin berat. Tangan pria itu lebih kasar merem4s semangka besar itu."L–Leon berhenti. Ini di tempat umum ... ahhhh ...." Entah sedari kapan dress yang Grazella pakai sudah terselik4p. Bahkan br4nya sudah di turunkan ke bawah.Gabriel melum4t serta menjil4ti nippl3 pinky yang sudah men4ntang itu."Apa kamu tau fungsi ruangan privat seperti ini, Baby? Ini di khususkan untuk pasangan yang ingin bermesra4n, jadi kita harus me