Dia kemudian menatap Jenny.“Kumpulkan semua bukti-bukti korupsi mereka dan serahkan mereka ke polisi. Mereka harus mengembalikan kerugian yang mereka sebabkan. Aku tidak ingin mereka ada perusahaanku.” “Baik Nona,” balas Jenny dengan hormat.Aria mendesah dan memegang kepalanya yang tiba-tiba pening. Kepalanya jadi berkunang-kunang.“Ugh ....” Aria meringis memegang kepalanya yang pening.“Nona Anda baik-baik saja? Perlukah saya bawa Anda ke rumah sakit? Wajah Anda terlihat pucat.” Jenny menghampirinya dan bertanya cemas.“Aku baik-baik saja. Jangan khawatir aku hanya sakit kepala.” Aria menggelengkan kepalanya menolak saran Jenny.“Bagaimana Anda bisa terlihat baik-baik saja dengan wajah sepucat itu? Anda tidak pernah beristirahat atau pun makan dengan baik selama beberapa hari ini. Saya sangat cemas jika Anda sampai pingsan.”Aria hanya terkekeh masam.“Aku baik-baik saja sungguh.”“Nona Anda harus berhenti dan beristirahat sejenak,” bujuk Jenny.Aria tetap menggelengkan kepalanya
Aria menoleh melihat Dario sudah berdiri di sebelahnya dan memijat keningnya dengan lembut. Aria merasa nyaman dan tanpa sadar memejamkan kepalanya. Sakit kepalanya perlahan memudar.“Jangan memaksakan diri dan beristirahatlah. Tinggalkan dokumen-dokumen itu. Kamu harus makan malam.”Aria menggelengkan kepalanya.“Sebentar lagi. Tinggal sedikit lagi aku akan menyelesaikan— kyaaaa ... apa yang kamu lakukan!” Aria menjerit ketika tubuhnya tiba-tiba terangkat dari kursi.Dia langsung melingkarkan tangannya di leher Dario dan memelototi pria itu.Dario menggendongnya dengan gaya bride style. Dia menatapnya tersenyum ringan.“Kamu keras kepala.”“Apa yang kamu lakukan turunkan aku!”Dario tidak mendengarkannya membawanya menuju sofa dan mendudukkan Aria.Aria mencoba bangkit namun Dario menahan tetap duduk.“Jangan keras kepala, kamu butuh istirahat dan makan.”“Aku tahu, aku bisa makan sambil tetap memeriksa dokumen. Minggir, aku sebentar lagi akan menyelesaikan berkas-berkas itu dan pula
“Dario ....” Aria tidak bisa menahan suara erangannya lolos dari tenggorokannya karena tindakan intim Dario.Dia menggigit bibir bawahnya gelisah mencoba mendorong dada Dario.“Mengapa kamu menindihku. Kamu sangat berat tahu.”“Maaf, sayang aku tidak bisa karena kamu akan kembali mengerjakan berkas-berkas itu,” bisik Dario serak menahan keinginan panas di selangkangannya untuk menyetubuhi wanita di bawahnya.Dia sangat menginginkannya begitu lama. Aroma tubuh wanita itu sangat sensual dan merangsangnya.Celana Dario semakin sempit dan ereksinya semakin keras.Dario mengumpat dalam hati. Niatnya ingin menggoda dan menahan Aria agar tidak bekerja justru berbalik menyerangnya.Sabarlah, Dario bergumam dalam hati.Aria mengerucutkan bibirnya cemberut.“Apa yang kamu inginkan?”Kamu, gumam Dario dalam hati.“Kamu harus makan malam dan beristirahat. Tinggalkan pekerjaanmu sejenak.”“Aku bisa melakukannya sambil makan,” protes Aria.“Keras kepala. Kamu ingin aku menyuapimu dengan seperti ini
Sejak Aria mengambil perusahaan Quin, banyak kebijakan perusahaan berubah yang lebih menguntungkan karyawan. Dan dia membuang karyawan lama yang korupsi dan arogan, serta mengirimkan mereka ke polisi.Perusahaan Quin terselamatkan berkat Aria dan dia tidak mengubah nama perusahaan Quin.“Ketika aku melihat Nona Aria, aku merasa seperti melihat Nyonya Delia.” Seorang perawat yang terlihat berumur 40-an tahun berkata pada temannya saat menonton berita yang menayangkan kondisi terkini perusahaan Quin dan wawancara Aria.“Benar, Nona Aria berbakat dan cantik seperti ibunya. Tidak heran dia bisa membangun brand perhiasan terkenal, Ms. Quinzy.”Stefan mengerjap dan menoleh ke arah perawat yang berbincang di samping tempat tidurnya sambil menonton berita di TV.Kamar VIP Stefa menyediakan TV dan sofa.Dia melirik ke arah TV dan melihat berita tentang perusahaan Quin. Seorang presenter berbicara dalam sebuah program TV .“Perusahaan Quin yang bangkrut diambil alih oleh Nona Aria yang merupaka
Aria akan datang?Jantung Stefan berdetak gelisah hingga terasa menyakitkan. Dia takut bertemu dengan putrinya. Dia mengingat penuh penyesalan pada putra dan putrinya, Ramus dan Aria.Sepanjang hidupnya dia mengabaikan mereka dan bahkan tidak peduli dengan hidup Ramus.Apa Aria akan datang menuntut balas dendam?Stefan tidak ingin berakhir seperti Melissa dan Emily.Jantung Stefan berdetak tidak stabil hingga menyebabkan monitoring yang memantau alat vital jantung berdering membunyikan alarm.Stefan kejang-kejang di atas tempat tidur.Pintu ruang rawat dibuka dengan kasar dan sekelompok dokter dan perawat masuk dengan tergesa-gesa.Seorang dokter memeriksa grafit jantung dan menggunakan alat pacu jantung.“Hubungi wali pasien! Tuan Crowen dalam kondisi kritis!” seru dokter itu pada perawat di sebelahnya.Perawat itu meringis.“Nona Melissa tidak bisa dihubungi! Pada awalnya dia ingin kita mencabut biaya perawat rumah sakit VIP Tuan Stefan. Tapi ketika kami hendak mengonfirmasikan, Non
“Tidak apa-apa Nona, itu menjadi tugas saya,” balas Jenny menekan tombol lift khusus direktur.“Selamat menikmati hari Nona,” ucap Jenny membungkuk hormat ketika Aria masuk ke dalam lift.“Terima kasih Jenny.”Dan kemudian pintu lift tertutup dan membawa Aria ke lantai dasar.Dia berada di dalam lift sambil melirik jam tangannya. Ini seharusnya waktu makan siang namun Aria pulang lebuh awal dari pada karyawan lain.Dia tidak sabar ingin menghabiskan waktunya bersama anak-anaknya. Dia merasa bersalah karena terlalu sibuk beberapa waktu ini hingga jarang menghabiskan waktu bersama si kembar.Ponsel di tasnya tiba-tiba berdering. Aria mengeluarkan ponselnya dan melihat nomor tak dikenal meneleponnya. Namun dia tetap menjawab panggilan tersebut.“Halo ....”“Nona Aria, maafkan saya menghubungi Anda tiba-tiba. Saya dari rumah sakit ingin mengabari tentang kondisi Tuan Stefan. Ini sangat mendesak.”Wajah Aria berubah datar.“Aku sudah memberi jawaban melalui asistenku. Hubungi asistenku jik
Hati Stefan penuh penyesalan dan rasa bersalah ketika mengingat masa-masa ketika Delia masih hidup. Istrinya tengah hamil putranya begitu mencintai dan menghormatinya. Putri kecilnya yang manis menatapnya menatap dengan tatapan memuja.Dulu mereka adalah keluarga kecil yang bahagia sampai semuanya berubah ketika Delia meninggal dan melahirkan putra yang penyakitan.Emily mulai mengganggu untuk masuk ke keluarga Crowen dan meracuni otaknya untuk mengambil harta Delia. Hati Stefan terpengaruh ketika mengingat dia direndahkan karena bergantung pada istrinya.Dia mulai membenci Aria dan Ramus karena menganggap mereka sebagai ancaman yang akan mengambil harta Delia darinya.Ketika kondisi menjadi seperti ini, Emily dan Melissa yang selalu mengaku menghormati dan menyayanginya berbalik meninggalkannya. Memaksanya untuk menyerahkan perusahaan Quin. Bahkan sampai saat ini mereka tidak pernah muncul di depannya ketika dia sakit untuk menghiburnya.Hanya putri yang selalu diabaikannya yang berd
Tubuh Stefan menegang. Dia menatap Aria dengan tatapan nanar.Aria menegakkan tubuhnya dengan ekspresi acuh tak acuh sebelum keluar dari kamar rawat Stefan.Aria keluar dari lift melewati lobi rumah sakit yang penuh dan menuju pintu keluar.Ketika dia berada di luar, Aria menghirup udara seolah telah lama mencari udara bebas.Setitik air mata mengalir di pipinya.Ramus, aku akhirnya membalas rasa sakitmu. Aku harap kamu tidak sakit di atas sana.Langit sudah mulai berubah senja.Aria menunduk dan menghapus air matanya melihat sudah berubah senja.Dia tidak menyadari hari sudah petang.Aria tiba-tiba teringat sesuatu dan melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 17:35“Ya, ampun aku melupakan anak-anakku!” ujarnya panik dan hendak mencari taksiTiba-tiba mobil Van yang biasa digunakan untuk mengantar-jemput si kembar berhenti di depannya.Pintu kaca terbuka dan wajah seorang pria tampan muncul dan mengedipkan sebelah matanya pada Aria.“Sayang, butuh tumpang?”“Dario ... menga