Dia kembali ke tempat tidurnya dan berbaring telentang. Dia menatap kosong langit-langit kamarnya,.
Siapa Dario Clark?
....
Hachi!
Di sebuah ruang remang-remang, sosok pria tampan bersin.
“Hey mate, apa kamu menderita flu? Kamu dari tadi bersin terus?” Allen Bailey berkomentar dengan alis terangkat tinggi.
Saat ini mereka berada di dalam sebuah ruang VIP klub malam.
Di sekitar penuh dengan beberapa pria muda yang merupakan teman-teman Allen yang sedang mengadakan reuni. Tak lupa para wanita berpakaian minim menemani mereka minum.
Dario mendengus tidak menjawab dan menuangkan segelas tequila ke gelasnya yang kosong.
“Mungkin Tuan Clark kedinginan. Apa Anda ingin aku membuatmu menjadi hangat?” Seorang wanita berkata centil samping memeluk lengan Dario, menempelkan payudaranya yang besar dengan menggoda.
“Enyalah!” Dario menarik lengannya dengan ekspresi dingin.
Wanita itu t
Para lelaki juga mengalihkan pandangannya pada Dario dengan ingin tahu. Mereka ada saat itu Dario mengumumkan pernikahannya dengan gadis dari keluarga Crowen. Namun pernikahan itu tidak pernah terjadi, bahkan calon pengantinya tidak pernah diketahui lagi selama tujuh tahun. Bahkan tidak ada kabar tentang Dario membatalkan rencana pernikahannya.Cerita ini sudah menjadi isu yang dibicarakan di kalangan kolongmerat. Namun tidak pernah mendapat jawaban.Dario tidak membuka mulutnya tentang pernikahannya atau pun calon pengantinnya yang entah bagaimana menghilang selama tujuh tahun ini.Wajah Dario tanpa ekspresi. Dia melirik Allen tenang, namun sorot matanya seperti belati menusuk Allen.“Apa kamu begitu senggang? Mengapa tidak membicarakan perceraianmu?” balasnya mencemooh.“Aku dengar istrimu ketahuan selingkuh dan masih menggugat cerai karena kamu impoten,” ujar Dario langsung menusuk jantung Allen.Dia sedang dalam s
Di bandara di Capital.Aria berjalan keluar sambil mendorong troli koper di tangannya mengikuti kerumunan orang keluar dari pintu kedatangan.Dia mengenakan gaun biru lembut membungkus tubuh langsingnya. Sepatu hak tingginya membuat kaki putihnya terlihat jenjang. Dia tidak terlihat seperti dua anak.Delin duduk di atas koper memandang ke sana kemari dengan antusias. Dia mengenakan gaun putri merah muda lembut, terlihat sangat manis dan menggemaskan dengan jepit rambut strawberry di rambutnya. Semenara Dixon berjalan di sebelah Aria sambil menggandeng tangan ibunya. Dia sangat tenang. Tidak bereaksi berlebihan seperti saudari kembarnya.Dia mengenakan pakaian santai berupa kaus putih polos dan celana pendek hitam. Wajahnya yang putih dan bersih membuatnya menjadi bocah tampan yang menggemaskan.“Ibu, apa ini yang nama Capital?” Delin duduk di atas koper berbalik dengan mata berbinar. Dia sangat antusias datang ke kota kelahiran ibunya.
Setelah beberapa saat sebuah mobil Van mewah berhenti di depan Aria dan anak-anaknya. Seorang pria berseragam staf hotel buru-buru keluar dan berhenti di depan Aria.“Apa Anda Nyonya Aria?” tanya staf hotel dengan ekspresi sopan.Karena Aria sudah memiliki dua anak, dia tidak ingin dipanggil Nona seperti saat di Meksiko.“Benar, kamu datang untuk menjemput kami?”Staf itu menganggukkan kepalanya dan membungkuk meminta maaf pada Aria.“Tolong maafkan saya karena terlambat menjemput. Terjadi kecelakaan kecil di jalanan.”“Tidak apa-apa,” ujar Aria sambil tersenyum.Staf pria itu sesaat terpesona melihat wajah cantik tersenyum. Delin mengangkat dagunya dengan bangga melihat staf pria terpesona pada kecantikan ibunya. Ibunya sangat cantik.Dixon sebaliknya mengernyit menatap staf pria dengan sedikit permusuhan.Dia menarik tangan Aria dan berkata, “Ibu aku lelah, aku ingi
“Kami bisa tinggal di kamar apa saja. Ibu tidak perlu bersusah payah memenuhi referensi kami,” kata Dixon bijak. Dia sangat lancar berbicara di bandingkan anak-anak seusianya.Delin ingin mengatakan sesuatu tapi Dixon memelototinya.Delin yang paling manja dan susah memenuhi referensi yang dia inginkan. Kamarnya di Manor Garrett seperti istana harta. Tidak akan mengheran jika Delin menginginkan dekorasi seperti yang di kamarnya di manor Garrett.Delin mencicit tidak senang. Namun dia tidak ingin merepotkan ibunya juga.“Benar, Delin bisa tinggal di kamar apa saja. Ibu tidak perlu repot,” ujarnya sambil tersenyum manis.“Baiklah, baiklah habiskan sarapannya.” Aria tersenyum meletakkan beberapa lauk di atas piring Dixon dan Delin.“Untuk saat ini mari bertahan tinggal di hotel sampai pengaturan kamar kalian di atur.”Dixon menganggukkan kepalanya tanpa protes.Aria tersenyum melihat
“Aku mau ke toilet,” rengeknya.Dixon mendelik. “Tunggu Ibu kembali. Biar ibu yang antar kamu ke toilet.”Delin mengangguk dan memainkan sendok di piringnya dengan ekspresi bosan. Lewat lima menit kemudian Aria masih belum kembali.Delin tidak tahan. Dia memegang perutnya dan menarik tangan Dixon.“Aku tidak tahan. Antarkan aku ke toilet. Aku mau pipis,” rengek Delin menarik-narik lengan baju Dixon.Delin selalu dimanjakan oleh keluarga Garrett hingga tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri.“Kamu ingin aku mengantarmu ke toilet perempuan?” Dixon berkata cemberut.“Apa salahnya. Toh kamu tidak akan masuk ke toilet perempuan,” balas Delin mengerucutkan bibirnya.Dixon memutar matanya, kemudian memanggil pelayan yang berdiri di sudut.Pelayan segera datang.“Tuan dan Nona Kecil, ada yang bisa saya bantu?” ujar pelayan itu tersenyum ramah.
Matanya berbinar menatap punggung pria itu dari belakang. Panggungnya bahkan terlihat tampan.Tanpa menunggu pelayan itu, gadis kecil itu dengan antusias mengejar sosok pria tampan itu.....Sementara itu di kantin, Aria kembali ke meja makan. Dia terkejut melihat hanya Dixon sendiri di meja makan dan tidak melihat Delin.“Dixon, di mana adikmu?” tanyanya pada Dixon.Dixon mengalihkan pandangannya dari iPad di tangannya.“Delin pergi ke kamar mandi. Katanya dia mau pipis.”“Kamu membiarkan adikmu pergi sendiri?” Aria hampir berteriak pada Dixon.Dia sangat cemas dan panik. Hotel sangat besar dan luas, Delin sudah dimanjakan sejak kecil dan buta arah. Dia takut putrinya tersesat.Dixon menggelengkan kepalanya.“Aku meminta pelayan membantunya ke kamar mandi,” balas Dixon.Aria menghela napas lega lalu kemudian membereskan barang-barang ke dalam tas.
Namun gadis kecil yang lucu ini menarik minatnya. Entah mengapa dia merasakan keakraban yang tidak bisa dijelaskan pada Delin.“Little Bunny, apa kamu tidak takut Paman akan menculikmu?”“Culik saja. Delin mau kok diculik sama Paman tampan.”Dario dibuat terkekeh. Dia mencubit pipi gadis itu gemas.“Tapi Paman tidak suka gadis kecil. Kamu masih kecil-kecil sudah memikirkan pernikahan. Lebih baik belajar dengan baik di rumah dan membanggakan orang tua,” ujarnya kemudian melirik jam tangannya.“Paman harus pergi. Kamu membuat jadwal Paman tertunda.”Dario mengacak rambut hitam gadis kecil itu dan berdiri.“Paman, ayo menikah dengan Delin.” Delin merengek menggenggam tangan Dario, tidak ingin melepaskannya,.“Di mana orang tuamu? Apa mereka tahu kamu melamar seorang pria dewasa? Hati-hati agar tidak culik paman,” canda Dario kemudian menoleh ke sekitar mencari
Dario tidak bisa mengalihkan pandangannya dari anak itu. wajah anak laki-laki itu terlihat tidak asing. Mata obsidian dan ekspresi anak itu terlihat akrab bagi Dario. Dia seperti melihat dirinya dalam cermin, namun dalam versi kecil.Dixon menatapnya dengan ekspresi sopan.“Paman, maafkan adikku sudah mengganggumu. Kami akan pergi,” ujarnya meminta maaf dengan sopan. Lalu mengambil Delin sebelum membawanya pergi.“Tunggu, Nak!” Dario bergerak tanpa sadar menahan tangan anak laki-laki itu.Dixon menoleh menatapnya dengan kening berkerut, pun dengan Delin.Dario merendahkan tubuhnya, setengah berlutut di depan Dixon.“Siapa namamu, Nak?” tanya Dario tanpa melepaskan pandangannya dari Dixon seolah dia terpesona.Dixon menatapnya dengan mata menyipit tajam dan curiga.Dario semakin yakin anak laki-laki itu sangat mirip dengannya. Ekspresi wajahnya sangat khas dirinya.“Maaf Paman. Ib
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per