Dario tidak bisa mengalihkan pandangannya dari anak itu. wajah anak laki-laki itu terlihat tidak asing. Mata obsidian dan ekspresi anak itu terlihat akrab bagi Dario. Dia seperti melihat dirinya dalam cermin, namun dalam versi kecil.
Dixon menatapnya dengan ekspresi sopan.
“Paman, maafkan adikku sudah mengganggumu. Kami akan pergi,” ujarnya meminta maaf dengan sopan. Lalu mengambil Delin sebelum membawanya pergi.
“Tunggu, Nak!” Dario bergerak tanpa sadar menahan tangan anak laki-laki itu.
Dixon menoleh menatapnya dengan kening berkerut, pun dengan Delin.
Dario merendahkan tubuhnya, setengah berlutut di depan Dixon.
“Siapa namamu, Nak?” tanya Dario tanpa melepaskan pandangannya dari Dixon seolah dia terpesona.
Dixon menatapnya dengan mata menyipit tajam dan curiga.
Dario semakin yakin anak laki-laki itu sangat mirip dengannya. Ekspresi wajahnya sangat khas dirinya.
“Maaf Paman. Ib
Entah mengapa Dario merasa sedih melihat penolakan dari anak laki-laki itu.Delin yang sedari tadi diam, tiba-tiba berkata.“Dixon, mengapa mukamu sangat mirip dengan Paman itu?” tanyanya dengan polos menunjuk Dixon dan wajah Dario.Dixon berkedip dan menatap ragu-ragu wajah pria di depannya. Dia baru memperhatikan wajah paman itu. Dan seperti yang dikatakan Delin, Dixon merasa tidak asing dengan wajah pria di depannya.Wajah paman itu agak mirip dengan wajahnya ketika bercermin.“Benar, Paman juga merasa wajah kita mirip,” ujar Dario tersenyum pada Dixon lalu menatap Delin di sampingnya saudaranya.“Apa kalian kembar?” Dia bertanya dengan ingin tahu.Wajah kedua anak itu tidak identik, hingga Dario tiba bisa menyimpulkan mereka adalah kembar.Namun mereka memiliki beberapa kemiripan. Semakin Dario memperhatikan Delin, dia melihat kemiripan gadis kecil itu 50 poin dengan dirinya. Dario
“Tuan Clark Anda harus segera datang. saya sudah mengutus mobil untuk menjemput Anda di luar pintu luar hotel.”Dario berdecak, dia menatap Dixon dan Delin yang berlari menjauh.“Baiklah aku mengerti. Aku akan segera ke sana.” Setelah mengatakan itu dia menutup teleponnya dan menghela kapas muram sebelum berbalik menuju pintu keluar hotel.....Aria kembali ke meja makan. Dia tidak duduk dan sebalik-baliknya berjalan mondar-mandir dengan ekspresi cemas.Aria berpikir dia bisa melewati Dario dan mempersiapkan mentalnya ketika pria itu tahu dia sudah kembali. Tetapi ketika melihatnya untuk pertama kali setelah tujuh tahun dan berbicara dengan Delin, dia diliputi perasaan cemas dan panik.Dia takut dan belum siap bertemu dengannya.Dia takut Dario marah dan menuntut untuk mengambil anak-anaknya.Melihat bagaimana dia berinteraksi dengan Delin, Aria bisa melihat dengan jelas ekspresi tertarik dan hanga
Matanya sedikit merah dan sakit hati melihat Delin menangis tanpa suara.Air mata mengalir di pipinya namun dia tidak mengucapkan apa-apa membantah kata-kata Aria.Aria mengeraskan hatinya. Dia harus menghukum Delin. Hari ini mungkin hanya Dario, bagaimana kalau Delin mengikuti orang asing lainnya. Dia tidak bisa membayangkan konsekuensinya.Putrinya sangat manja dan lugu karena dimanjakan. Dia tidak bisa mengenali mana yang jahat dan baik.Aria pernah melihat sebuah berita seorang anak berusia lima tahun tanpa sepengetahuan orang tuanya mengikuti seorang pria asing sendirian yang akhirnya diperkosa dan dibunuh. Ketika Aria memikirkan itu hatinyadipenuhi dengan ketakutan dan dia memarahi Delin semakin keras.Delin tidak bisa membendung tangisannya dan menangis dengan suara keras. Orang-orang pada melihat ke arah mereka.Dixon meraih lengan baju Aria dengan lembut.“Ibu, ini salahku membiarkan Delin pergi. Aku sehar
Begitu cabang toko Ms. Quinzy dibuka di Capital, toko perhiasan Aria langsung penuh dengan pelanggan dari kaum sosialita.“Ms. Quinzy, Anda tidak perlu datang langsung untuk melayani pelanggan. Toko berjalan sangat lancar dan menuai banyak pujian dari pelanggan. Tidak keluhan apa pun untuk bertemu denganmu.” Seorang manajer toko berkata melihat Aria datang ke toko untuk memeriksa kondisi toko secara langsung.“Saya dengar Anda cukup sibuk mengurus laporan toko di luar negeri juga dan merancang perhiasan untuk musim berikutnya. Anda tidak perlu repot datang ke toko.”“Tidak apa-apa, aku sedang mencari inspirasi dan ingin tahu mode seperti apa yang menarik minat para sosialita,” kata Aria tersenyum melihat perhiasan dalam etalase dan pelanggan yang dilayani oleh staf tokonya.Manajer toko menatapnya dengan pandangan kagum mendengar kata-kata Aria.“Anda benar-benar luar biasa. Tidak heran Anda menjadi peranca
“Aria?” Melissa terkejut melihatnya.“Apa yang kamu lakukan di sini??”Aria menatapnya dengan ekspresi tenang.“Melissa, lama tidak bertemu.”Melissa mendengus sambil menyilangkan tangannya di depan dengan ekspresi angkuh.“Wow, tujuh tahun tidak bertemu kamu banyak berubah.” Dia menatap Aria dari atas ke bawah dengan pandangan menilai.Dalam tujuh tahun, penampilan Aria banyak berubah. Dia tidak mengenakan pakaian kasual dan lusuh seperti tujuh tahun yang lalu. Kulitnya lebih cerah dan auranya terlihat anggun.Aria mengenakan gaun putih dengan motif bunga-bunga yang elegan. Meski terlihat sederhana, bahan gaun yang dikenakannya terlihat mahal dan tubuhnya terawat dengan baik seolah dia tidak pernah menderita. Wajahnya semakin cantik dan memesona menunjukkan dia hidup dengan baik selama.Melissa merasa cemburu dalam hati. Dia tidak pernah tahu kabar Aria selama ini setelah hilang kabar selama tujuh tahun. Dia pikir Aria meninggalkan Dario dan menderita hidup tanpa dukungan siapa pun.
Dia takut mereka akan menyebarkan dan jika keluarga Jones tahu Melissa wanita mandul, dia khawatir pernikahannya dengan Tuan Muda Jones akan berakhir.Ketiga temannya menatap Ari dan Melissa dengan pandangan tertarik seolah mendengar rahasia gelap.“Fitnah? Bukankah kamu yang suka menyebar fitnah dan membicarakan keburukan orang lain?” balas Aria mencibir.“Sebelum membuka mulut kotormu, kamu seharusnya bercermin dan melihat keburukanmu sendiri sebelum orang lain yang menyebarkan aibmu.”Tubuh Melissa bergetar menahan amarah. Dia memelototi Aria dengan penuh kebencian. Dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi di depan Aria.“Lalu bagaimana denganmu?” Melissa meraih gaun yang dikenakan Aria dan menatap perhiasan yang dikenakannya.“Kamu dulu sangat miskin dan mengemis pada keluarga kami. Sekarang keluarga Crowen tidak memedulikan kamu lagi. Dari mana kamu memiliki uang untuk membeli gaun dan perhiasan-perhiasan mahal ini? Apa kamu menjual tubuhmu lagi untuk mendapat uang? Siapa yang membel
“Pernikahan? Aku tidak yakin kamu dapat menikah dengan Tuan Muda Jones. Apa Tuan Muda Jones tahu kamu wanita mandul?” cemooh salah satu wanita itu.Mereka diam-diam membenci Melissa karena sikap sombongnya dan memamerkan hubungannya dengan Tuan Muda Jones untuk merendahkan mereka. Mereka menjilatnya karena Melissa mendapat dukungan dan calon istri Tuan Muda Jones.Tuan Muda Jones tidak bisa dibandingkan dengan Dario Clark atau pun Kevin Derrick. Tapi keluarga Jones berada di urutan ketiga keluarga yang berpengaruh di Capital.Karena itu mereka mencoba menjalin hubungan dan menyenangkan Melissa untuk bisa mendapat koneksi dengan keluarga Jones.Namun sifatnya yang sombong dan merendahkan mereka, membuat teman-temannya tidak senang. Keluarga Crowen bahkan tidak sebanding dengan keluarga mereka. Tapi Melissa sangat arogan dan menganggap dirinya lebih baik dari pada mereka.Dia bukan apa-apa tanpa tuan Muda Jones.Mereka benci harus menjilatnya setiap hari.Sekarang rahasia Melissa sebag
Pukul lima sore, Mega Hotel.JS Corporation dan Perusahaan Quin telah menjalin kerja sama bisnis dan menyiapkan pesta perayaan di salah satu hotel milik JS Corporation, Mega Hotel yang telah digunakan secara khusus untuk pesta perayaan.Berbagai keluarga kelas atas di undang dan selebritas papan atas juga datang ke pesta menyebabkan pesta perayaan tersebut semakin meriah. Banyaknya para reporter memadati pintu masuk hotel untuk mengabadi momen berbagai tamu undangan melewati karpet merah.Aria telah mengamati dari kejauhan di dalam mobil Van tak jauh dari hotel.“Pesta keluarga Crowen dan Keluarga Jones sungguh luar biasa. Aku heran bagaimana Tuan Muda Jones mengeluarkan banyak upaya untuk menyokong keluarga Crowen yang hampir kehilangan pengaruh di Capital.” Asisten Aria, Jenny berkomentar mengamati situasi red carpet di luar hotel.“Bahkan begitu banyak keluarga kelas atas yang datang untuk menghadiri pesta ini,” lanjutnya melihat beberapa sosialita elite dan selebritas papan atas m