Share

Keputusan Katya

Penulis: Itsansa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Menikah?!"

Katya tersentak kaget saat Juan membanting majalah ke atas meja. Seperti apa yang Arthur katakan sebelumnya, sekarang Katya sudah berada di Bali dan tentunya dalam pengawasan Arthur.

Katya menunduk dalam sambil memberikan anggukan.

"Dengan si bajingan itu?!"

Sekali lagi Katya menjawabnya dengan anggukan. Dia tidak berani menatap bola mata Juan. Sudah lama Katya tidak melihat Juan marah. Dan sekarang yang menjadi alasan kemarahan Juan adalah dirinya.

Juna menarik napas dalam lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak habis pikir dengan permintaan Katya kali ini. Setelah gadis itu tiba-tiba pergi tanpa pamit, sekarang dia meminta restu agar dinikahkan dengan Arthur.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Katakan yang sejujurnya, Aya."

"Aku hanya perlu restu dari Kak Juan. Aku mau menikah dengan Kak Arthur." Katya menjawab dengan suara pelan, namun masih dapat di dengar oleh Juan.

"Kenapa? Tiba-tiba seperti ini tanpa ada sesuatu itu tidak mungkin."

Juan menatap lekat wajah sang adik yang masih tertunduk. Juan sangat yakin, kalau ada sesuatu yang Katya sembunyikan darinya.

"Kamu habis bertemu dengan dia?" tebak Juan. "Benar, Aya? Dia mengancam kamu agar mau menikah dengan dia, begitu?"

Katya diam tidak menjawab pertanyaan dari Juan. Sejujurnya Katya ingin sekali mengadu pada laki-laki itu, akan tetapi ia terlalu takut dengan ancaman dari Arthur. Katya tidak mau keluarganya kembali jatuh. Dan jika flashback ke masa lalu, memang Arthur berhak atas dirinya. Juan menerima tantangan tersebut dalam kondisi sadar dan menjadikan Katya sebagai bahan taruhan.

"Aya, kenapa kamu diam? Katakan yang sejujurnya sekarang. Kamu pasti-,"

"Karena aku mencintai Kak Arthur!" Katya menjawab dengan suara lantang.

Juan terkejut bukan main.

Keadaan menjadi hening dalam beberapa detik. Ini terlalu mengejutkan untuk didengar. Juan tidak percaya kalau Katya mencintai Arthur. Bagaimana bisa?

Katya mengangkat kepala dan langsung beradu pandang dengan Juan. "Aku mencintai Kak Arthur. Karena itu aku ingin menikah dengannya."

Juan menggeleng tidak percaya. "Tidak. Kamu pasti bercanda kan? Kamu tidak mungkin mencintai dia, Aya."

"Kak, please.... Restui pernikahan aku sama Kak Arthur."

Juan membuang wajah ke arah lain. Tidak sudi dia menyerahkan adik satu-satunya pada Arthur.

"Aku juga mau seperti Kak Juan dan Mbak Listy. Menikah dengan orang yang kita cintai dan mempunyai keluarga kecil. Aku mau seperti itu, Kak...."

Listy datang menghampiri setelah menidurkan Shaka. Perempuan anggun itu duduk bersebelahan dengan suaminya. Ia mendengar semua pembicaraan antara suami dan adik iparnya tadi.

"Mas, biarlah Aya yang menentukan jalan hidupnya sendiri. Menikah di usia muda juga banyak dilakukan orang-orang. Dan itu tidak akan menggangu kuliah, Aya."

"Tidak, Sayang. Ini bukan masalah menikah di usia muda atau tentang pendidikan. Tapi tentang masa depan Aya, kebahagiaan Aya. Karena aku tidak percaya kalau si bajingan Arthur akan membuat hidup Aya bahagia."

Listy menatap sang adik ipar dengan tatapan sendu. Ia tidak tahu masalah apa yang terjadi antara Juan dan Arthur di masa lalu, tapi melihat Katya sedih membuatnya lebih berpihak pada gadis itu.

"Mas, aku tahu kamu sangat menyayangi Aya. Tapi dia sudah besar. Dia tahu mana yang terbaik untuk hidupnya. Dan menikah dengan orang yang kita cintai, tentu mimpi semua orang di dunia ini bukan?"

Juan sudah akan membuka mulut untuk membalas ucapan sang istri, namun lebih dulu suara Katya terdengar.

"Ini sudah jadi keputusan aku. Jadi aku minta sama Kakak, untuk menghargai keputusan aku."

Katya bangun dari posisi duduknya. "Aku akan tetap menikah dengan Kak Arthur. Tidak peduli meski Kak Juan tidak memberi kami restu."

"AYA!"

Bentakan itu membuat air mata Katya jatuh menetes. Pertama kali dalam hidup Katya dibentak oleh sang kakak. Sakit sekali rasanya.

"Apa? Selama ini aku selalu menuruti perintah Kak Juan. Jadi tolong, kali ini biarkan aku memilih jalan hidup aku sendiri."

Juan mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. Sementara itu, Listy mengusap-usap lengan suaminya dengan harapan bisa sedikit meredakan emosi Juan.

"Katya!" sentak Juan saat Katya hendak melangkahkan kakinya. "Berani kamu melangkah keluar dari rumah ini. Itu berarti kamu telah memutus hubungan sama Kakak."

"Mas!" protes Listy karena menganggap suaminya sudah sangat keterlaluan mengatakan itu.

Katya memejamkan mata sembari menarik napas dalam-dalam. Sangat diluar dugaan, Katya berani melangkah pergi keluar dari dalam rumah.

"Maafkan aku, Kak. Maaf...."

***

Sudah setengah jam lebih Katya menangis di halte bus. Tidak pernah terbayangkan kalau hubungannya dengan Juan akan seperti ini. Laki-laki itu sangat marah dan kecewa pada keputusan yang Katya ambil.

"Aku tidak tahu lagi harus apa, Kak. Aku melakukan ini karena aku sayang sama Kak Juan, Mbak Listy, dan Baby Shaka. Aku tidak mau kalian menderita karena aku mengingkari janji ku sama Kak Arthur."

Sebuah mobil Alphard hitam berhenti di hadapan Katya. Gadis itu segera mengusap air mata di pipinya saat melihat seorang laki-laki bertubuh besar keluar lebih dulu dari mobil, kemudian membukakan pintu belakang kendaraan beroda empat tersebut.

"K-Kak Arthur."

Arthur tersenyum remeh melihat penampilan Katya. Dia tahu kalau gadis dihadapannya ini baru saja menangis.

"Tengah malam begini kamu ngapain masih diluar?" Pertanyaan ini hanya sebagai bentuk basa-basi. Tentu Arthur sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Katya dan Juan dari anak buahnya. Dan perpecahan hubungan mereka, merupakan sebuah kebahagiaan bagi Arthur.

"Kenapa diem, ha?" Arthur mencapit dagu Katya menggunakan kedua jari tangannya. Memaksa Katya agar mau menatapnya. "Sudah meminta restu belum sama Kakak kamu yang pecundang itu?"

Katya terpejam menahan marah. Gara-gara Arthur membuatnya dan Juan berantem hebat untuk pertama kalinya.

"Kalau saya tanya itu jawab. Jangan hanya diem seperti orang dungu!" Arthur melepas kasar tangannya dari dagu Katya.

"Ah!"

Arthur memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Jalan terlihat sepi karena waktu sudah tengah malam.

"Sekarang masuk. Kita berangkat ke Jakarta malam ini juga."

Katya tersentak kaget. Rasanya ia belum siap meninggalkan Juan dalam keadaan mereka yang tidak baik-baik saja. Terbayang bagaimana marahnya Juan saat beradu dengannya tadi sore. Ya ampun! Katya ingin memeluk sang kakak dengan erat sambil mengatakan 'maaf' dengan lantang. Katya sangat merasa bersalah karena tidak menuruti perintahnya.

"Kamu menangis darah pun dia tidak akan peduli. Dia sudah memutus hubungan dengan kamu."

Kata-kata yang keluar dari mulut Arthur sangat menusuk hati Katya. Tidak. Katya tidak mau putus hubungan dengan saudara satu-satunya itu.

"Masuk sekarang atau harus saya seret?"

Tidak ada pilihan lain. Katya mulai mengayunkan langkah meski berat rasanya. Lalu ia masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh pengawal Arthur.

Sementara di tempat yang berbeda dengan semilir angin pantai yang berhembus, Juan berdiri di balkon kamar sambil menatap hamparan luas lautan. Pertengkarannya dengan Katya masih sangat membekas di ingatan. Gadis kecil yang selalu menuruti perintahnya, kini sudah berani membangkang.

Listy datang dari arah belakang. Lalu disimpannya dagu di atas pundak Juan. "Kamu pasti sedang memikirkan Aya kan, Mas?"

Juan memutar tubuh menjadi berhadapan dengan sang istri. "Dia sudah berubah. Dia bukan Aya yang aku kenal. Dia berani melawan perintah aku."

Listy sangat mengerti dengan perasaan suaminya saat ini. Dari kedua mata Juan, terlihat kekecewaan yang mendalam. Bagaimana pun juga, mereka adalah sepasang kakak-beradik yang saling menyayangi.

"Dia hanya ingin mendapatkan apa yang dia mau, Mas. Dia mau hidup bersama laki-laki yang dia cintai."

"Aku tahu bagaimana Arthur. Dia bukan laki-laki yang tepat untuk menjadi pendamping Aya." Juan memalingkan wajah ke arah lain. "Aku juga tidak percaya kalau Aya mencintai si bajingan itu."

"Kenapa kamu bicara seperti itu, Mas?"

Juan tidak langsung menjawab. Mengingat perlawanan Katya padanya, membuat emosi Juan meledak-ledak. Gadis kecil itu telah mengecewakannya.

"Aku mau tidur."

Listy berjalan mengejar suaminya yang masuk ke dalam kamar. "Mas, ada apa?"

"Sudahlah. Jangan dipikirkan. Dia berani melangkah pergi dari rumah, itu berarti sudah tidak ada hubungan apapun lagi antara aku dengan dia. Jadi biarkan dia menentukan jalan hidupnya sendiri."

Listy menghela napas panjang. Juan benar-benar marah pada Katya. Dan Listy sangat menyayangkan rusaknya hubungan persaudaraan mereka.

Bab terkait

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Dendam Dari Masa Lalu

    Pukul tiga dini hari mereka sudah sampai di Jakarta. Arthur membawa Katya pergi ke apartemen miliknya. Meski Katya juga pernah memiliki apartemen, tapi apartemennya dulu tidak ada apa-apanya dengan apartemen milik Arthur. Sangat mewah dan luas.Begitu masuk ke dalam kamar, Katya melihat ada meja rias lengkap dengan make up yang beragam. Apa semua ini telah disiapkan oleh Arthur untuk dirinya? Atau Arthur sudah biasa mengajak nginap perempuan di sini dan memfasilitasinya?"Semua itu baru. Saya tidak pernah membawa masuk perempuan ke apartemen." Arthur bicara seolah tahu apa yang ada dipikiran Katya.Arthur melepas jaketnya lalu melemparnya ke arah sofa. Katya segera menutup mata menggunakan telapak tangan, saat Arthur melepas celana jeans-nya. Dalam hati, Katya merutuki Arthur yang seenaknya melepas celana di depannya."Santai saja. Sekarang atau nanti kamu juga akan melihatnya." Arthur tersenyum miring. Hanya terbalut kan kaos oblong dan celana boxer di atas lutut, Arthur berjalan lal

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Lembaran Baru

    Katya menatap diri pada pantulan cermin. Tidak ada kebahagiaan yang terpancar di kedua matanya. Bahkan indahnya gaun yang membalut tubuhnya, sama sekali tidak mengubah suasana hati Katya yang sedih. Hari ini Arthur akan mengucap ijab kabul atas nama dirinya dihadapan Tuhan dan semua orang yang datang menyaksikan.Air mata menetes begitu saja. Katya merasa sangat berdosa pada Juan. Dia akan menikah tanpa restu dan kehadiran dari sang kakak. Katya hanya bisa mengucap maaf dalam hati. Berharap suatu saat nanti Juan masih mau melihat wajahnya.Pintu ruangan terbuka. Seorang gadis cantik melangkah menghampiri Katya dengan senyum terukir indah. Buru-buru Katya mengusap air matanya saat melihat kedatangan Airi melalui pantulan cermin.Airi berdecak kagum melihat Katya yang semakin terlihat cantik dengan polesan make up. "Sumpah! Lo cantik banget, Ya. Udah kayak princess tahu gak."Katya mengulas senyum tipis. Setelah dua kali pertemuan dengan Airi, baru Katya ingat kalau adik perempuan Arthu

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Air Mata Katya

    Suasana resepsi di malam hari terlihat ramai oleh tamu undangan yang terus berdatangan. Banyak ucapan serta doa yang Arthur dan Katya terima. Permainan sandiwara mereka benar-benar berhasil menipu semua orang yang hadir. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia seperti dua orang yang saling mencintai. Jantung Katya seolah berhenti sejenak saat melihat kedatangan Bara dan kedua orang tuanya. "Selamat atas pernikahan Pak Arthur dan Nak Katya. Semoga sakinah, mawadah, warahmah. Langgeng terus sampai maut memisahkan," ucap Beni sambil bersalaman dengan Arthur dan Katya. "Terima kasih atas doa dan kehadirannya, Pak Beni dan keluarga." Arthur membalas sambil tersenyum ramah. Karina memeluk Katya. "Jodoh memang tidak ada yang tahu ya. Tante sempat berharap kalau kamu dan Bara bisa bersama. Tapi ternyata kamu jodohnya Pak Arthur." Karina terkekeh. "Semoga pernikahan kalian bahagia selalu dan cepat diberi momongan." Katya masih setia menampilkan senyum palsunya. "Terima kasih

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Hari Pertama

    Katya melangkah keluar dari dalam kamar mandi dengan mata sembab. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sementara Arthur belum kembali ke apartemen. Entah apapun yang sedang dilakukan oleh suaminya, Katya benar-benar tidak peduli. Katya masih sangat marah sekaligus kecewa karena perlakuan Arthur padanya. "Belum sehari menjadi istri saja sudah diperlakukan seperti ini. Lalu bagaimana dengan enam bulan ke depan?" Katya menghela napas panjang. Tidak bisa membayangkan penderitaan apa yang akan dia rasakan atas perlakuan Arthur selama enam bulan ke depan. Mata yang baru saja terpejam kini kembali terbuka. Menatap langit-langit kamar sambil memikirkan Juan. Apa laki-laki itu sudah tahu tentang pernikahannya dengan Arthur? "Aku rindu Kak Juan. Apa Kak Juan di sana juga merindukan aku?" Jelas terlihat dari kedua mata Katya kalau dia sangat sedih. Tentu saja, siapa yang tidak akan sedih kalau berada di posisi Katya? Pintu kamar terbuka secara tiba-tiba, membuat Katya tersentak kage

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Permintaan Mama Mertua

    Katya keluar dari dalam kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Alisnya menaut saat melihat Arthur tertawa-tawa sambil menatap layar ponsel. Tidak berniat bertanya, Katya duduk di meja rias lalu bergegas mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. "Dasar bodoh! Berani bermain-main dengan saya. Kamu pikir saya anak TK yang bolot?" Melalui pantulan cermin, Katya dapat melihat Arthur yang sedang mengetikkan sesuatu di sana. Entah apa yang tertampil di layar handphone suaminya, sampai membuat laki-laki itu kesenangan. Juan: Fuck you man! Maksud kamu apa membawa pergi Aya ke tempat terkutuk itu?! Arthur: Santai, Kakak Ipar. Adik kamu menikmatinya kok. Tidak perlu khawatir.Juan: BAJINGAN SIALAN! KITA KETEMU MALAM INI JAM 10 DI MARKAS BLACK TIGER! Arthur: Dengan senang hati Kakak ipar, ha! Ha! Ha! Arthur tersenyum puas karena berhasil memancing emosi Juan. "Kamu pikir semudah itu memutus hubungan? Dasar bego," batinnya seraya menyimpan handphone ke atas nakas. "Haus! Ambilkan s

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Blazing Fire

    Jam terus berdetik. Arthur sudah siap pergi ke markas tempat geng-nya berkumpul saat masa putih abu-abu. Arthur mengenakan kaos putih polos yang dipadukan dengan jaket dan celana jeans panjang robek-robek berwarna hitam. Penampilannya yang seperti ini sama sekali tidak memperlihatkan kalau dia sudah berumur tiga puluh tahun. Arthur terlihat seperti anak muda dua puluh tahunan. "Kak Arthur mau pergi kemana?" Katya bertanya saat melihat suaminya keluar kamar sambil memutar-mutar kunci motor. "Mencari janda." Arthur menjawab sembarangan. "Kamu mau ikut?"Katya menggeleng. Tapi dia tahu kalau suaminya berbohong. Tidak banyak tanya, Katya biarkan Arthur pergi. Justru kalau tidak ada Arthur di sini, Katya merasa jauh lebih aman dan nyaman. "Pergi deh sana jauh-jauh. Kalau perlu tidak usah kembali sekalian," ucap Katya yang tentu saja sudah tidak ada Arthur di sini. Karena kantuk belum datang, Katya memilih untuk menonton acara televisi di kamar. Sebelum mengambil remote TV, indera pengl

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Hidup Bersama Iblis

    Katya tersentak kaget.Namun, Arthur tiba-tiba mencengkram rambutnya. "Sshhh, Kak, sakit...," jerit Katya.Namun, Arthur tidak mempedulikan ringisan Katya. Dia justru menatap perempuan di hadapannya dengan tampang datar. "Dari mana kamu tahu kalau saya ada di sini?"Katya terdiam. Memori ingatannya berputar pada beberapa waktu lalu. Saat dimana Katya melihat notifikasi pesan yang masuk dari Juan ke handphone Arthur.FLASHBACK ON"Lho, Kak Arthur tidak membawa handphone-nya?"Katya berpikir mungkin Arthur lupa membawanya atau memang sengaja tidak dibawa. Barangkali Arthur memiliki handphone lain yang dibawanya.Katya memilih untuk mengambil handphone tersebut dan menindaknya ke atas nakas. Saat itu juga ada notifikasi pesan yang baru masuk.Juan: Jangan lupa malam iniKatya terkejut sekaligus penasaran begitu membaca pesan dari Juan yang tertampil di layar depan handphone. Katya berpikir, apa selama ini ada komunikasi antara Arthur dan Juan yang tidak Katya ketahui?"Apa maksud pesan

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Sedikit Perhatian

    Arthur terbangun saat perutnya terasa lapar. Mesin pewaktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Pandangannya kemudian jatuh pada sosok perempuan yang meringkuk di sampingnya. Ada beberapa tanda kemerahan yang sengaja Arthur tinggalkan di sekitar leher dan dada Katya."Hey, bangun. Buatkan saya makanan." Arthur menggoyangkan pundak Katya cukup keras.Katya mengerutkan kening. Merasakan pening luar biasa di kepalanya. "Kepala aku pusing, Kak.""Sudahlah jangan banyak alasan. Cepat bangun dan buatkan saya makanan yang enak," ketus Arthur yang sama sekali tidak peduli dengan keluhan istrinya.Katya terpejam sejenak sambil menarik napas dalam-dalam. Percuma meminta kepedulian laki-laki itu karena dia akan lebih mementingkan perutnya yang sudah lapar.Katya melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Meski Arthur sudah melihat setiap jengkal tubuhnya, tetap saja Katya malu kalau harus berjalan ke kamar mandi tanpa sehelai benangpun dan ada Arthur yang menyaksikan.Setelah berpakaian

Bab terbaru

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Arthur Cemburu?

    Katya lebih dulu pergi ke meja makan setelah membantu Arthur siap-siap, sekarang Arthur tengah berada di ruang kerjanya untuk mengerjakan sesuatu yang ia lupakan."Honeymoon...." Katya tampak tengah mempertimbangkan ajakan Arthur untuk pergi bulan madu. "Mungkin itu kesempatan yang bagus untuk menghabiskan waktu berdua bersama Mas Arthur."Katya mengangguk-anggukkan kepala. Ia akan segera memberi jawaban terkait bulan madunya bersama Arthur.Katya sedikit tersentak saat sebuah kecupan ia dapatkan dari suaminya yang tiba-tiba muncul."Mas...."Arthur memberikan senyuman yang membuat Katya terhipnotis. Apa ini? Mungkinkah usaha Katya sudah mulai memberikan pertanda baik?Pandangan Katya tidak lepas memperhatikan suaminya yang kini sudah duduk bergabung di meja makan. Dengan bibir melengkung ke atas, Arthur memberikan tatapan tergiur akan soto Betawi yang tersaji sebagai menu sarapan pagi ini."Kamu yang membuat ini?"Katya menggelengkan kepala. "Tidak. Bibi Sum yang membuatnya, aku hany

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Dua Kepala Satu Tujuan

    Usapan lembut di pipi berhasil membangunkan Arthur dari tidur lelapnya. Sebuah senyuman manis menjadi objek pandang pertama begitu lelaki itu membuka mata."Bangun, Mas, aku sudah siapkan air hangat untuk kamu mandi," ucap Katya dengan suara yang terdengar merdu ditelinga Arthur.Arthur berdecak malas menatap sosok perempuan yang merupakan istrinya itu. Sudah sebulan ini Katya bersikap aneh. Tak biasanya Katya membangunkan Arthur dari tidurnya kecuali Arthur sendiri yang berpesan untuk membangunkannya.Pernah sekali saat awal menikah Katya membangunkan Arthur karena hari sudah siang, namun bukannya berterima kasih justru Arthur marah-marah karena jam tidurnya diganggu. Kemudian Arthur memperingati Katya agar jangan pernah lagi membangunkan dirinya tidur meski hari sudah siang, kecuali Arthur yang memintanya sebelum tidur.Namun, sudah sebulan ini Katya melakukannya tanpa peduli amukan lelaki itu. Dan saat Arthur memarahinya, justru Katya bersikap santai bahkan terkesan bodoamat hingga

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Buat Arthur Jatuh Cinta

    Arthur menggulingkan tubuhnya dari atas tubuh Katya. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Rintik hujan masih menemani sejak lima belas menit yang lalu disertai kilatan petir yang membuat keadaan diluar terang sejenak.Katya menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Tak terhitung berapa banyak tanda kemerahan yang Arthur buat disepanjang tubuhnya.Katya menghela napas kesal saat Arthur mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Sungguh Katya sangat ingin menegur suaminya, namun ia tahu tegurannya tidak akan didengarkan.Katya menahan selimut di dadanya saat ia mengambil posisi duduk dan bersandar di kepala ranjang. Ia baru ingat kalau hari ini ulang tahun kakak iparnya."Kak...."Arthur tidak menjawab, tapi Katya tahu kalau laki-laki itu jelas mendengar panggilannya."Aku boleh minta handphone ku yang lama?""Tidak."Katya menghela napas pelan. Handphone pemberian dari Arthur pasca menikah hanya ada empat kontak, diantaranya kontak nomor Arthur, Radit, Sabrina, dan Airi. Entah a

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Sepenggal Kisah Masa Lalu

    "Kamu mencintainya?"Arthur tersenyum remeh. "Yang benar saja.""Kamu mencintainya, Ar. Kamu menikahinya karena kamu mencintainya.""Tidak."Dalam beberapa detik mereka terdiam tanpa obrolan. Farhan menatap Arthur dalam-dalam, sementara yang ditatap tak menghiraukannya.Farhan menghela napas panjang. Ditepuknya pundak Arthur. "Saya hanya ingin mengingatkan kamu, jangan sampai kebencian membuat kamu buta dan berakhir dengan penyesalan."Penyesalan? Penyesalan karena? Karena tidak dapat membalaskan dendamnya? Arthur tersenyum remeh. Tak akan ada penyesalan yang Farhan maksud, Arthur jamin itu.***Katya keluar dari dalam kamar mandi bawah. Suara decakan ciuman mengejutkannya. Pandangan perempuan itu mengedar ke sekeliling sampai akhirnya menemukan dua orang pelaku yang sedang bercumbu di pojokan.Katya cukup terkejut melihat siapa kedua pelaku itu. Mereka adalah Airi dan Gery. Benar, laki-laki yang sedang bercumbu dengan Airi itu Gery yang memberi tumpangan kepada Katya pagi tadi."Ya a

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Kamu Mencintainya?

    "Mas Arthur!"Ahh! Malas sekali Arthur harus bertemu dengan perempuan centil itu lagi.Syella menghampiri Arthur dengan kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya. Perempuan itu mengenakan dress glamor berwarna biru dongker yang panjang hanya satu jengkal di atas lutut."Hai, Mas Arthur. Apa kabar?"Arthur memaksakan bibirnya untuk tersenyum. "Baik, Syella. Bahkan selalu baik setelah saya menikah."Syella mendengus kesal mendengarnya. Fakta itu tidak dapat Syella lupakan kalau laki-laki yang sangat dia inginkan telah menjadi suami dari perempuan lain. Tapi Syella tidak peduli, dia akan tetap mencari perhatian pada Arthur. Biarkan saja orang akan berkata apa, dia sudah terlanjur jatuh hati pada laki-laki tampan ini.Syella kembali tersenyum. Tangannya bergerak tanpa malu menggandeng lengan Arthur. Tentu saja membuat Arthur kesal."Mas Arthur mau minum sama aku tidak?"Tentu saja tidak!"Maaf, Syella. Saya tidak bisa. Kamu tahu sendiri kalau saya sudah mempunyai istri. Saya tidak mau istri

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Just Kissing

    "Kamu kenapa tidak belajar mengemudi saja sih, Ya? Kan saat menikah Kak Arthur memberi mahar mobil untuk kamu."Saat ini, Katya dan Airi sedang makan di sebuah kafe sebelum mereka pulang. Dan Katya tidak memberitahu Airi kalau saat di mall dia bertemu dengan Arthur.Katya tersenyum mendengar saran dari gadis di hadapannya. Sejak Katya kelas tiga SMP, dia sudah pernah merengek kepada ayahnya kalau dia ingin belajar mengemudi mobil. Namun, Arkan tidak memberinya izin saat itu dan mengatakan kalau dia akan memberikan Katya mobil setelah perempuan itu lulus SMA. Akan tetapi, takdir mengubah kehidupan mereka semudah membalikkan telapak tangan. Tiba-tiba saja orang kepercayaan Arkan di kantor mengkhianatinya tanpa belas kasihan."Aku belum ada waktu untuk belajar mobil. Mungkin suatu hari nanti," ucap Katya menjawab pertanyaan Airi."Atau bagaimana kalau aku yang mengajari kamu? Aku tidak keberatan kok. Setiap pulang kuliah nanti aku ajari kamu mengemudi, bagaimana?"Katya tersenyum haru. Si

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Dunia Arthur

    "Aya, menurut kamu bagus yang warna merah, putih, atau hitam?" Airi bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari ketiga tas branded di tangannya.Sementara yang ditanya seolah tidak tahu dirinya sedang ditanya. Katya tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Arthur yang sedang bersama perempuan lain.Karena tidak mendengar jawaban apapun dari Katya, akhirnya Airi menoleh menatap kakak iparnya. Kedua alis gadis itu bertaut bingung saat melihat Katya yang seperti sedang melamun."Aya?" Airi menyentuh lengan Katya."Ha? Iya? Ada apa, Ai?"Airi menghela napas. "Kamu tidak dengar tadi aku bertanya apa?"Katya terkekeh pelan. "Maaf, memangnya tadi kamu bertanya apa sama aku?"Airi mengangkat dua tas berwarna merah dan hitam. "Menurut kamu mana yang lebih bagus? Merah, hitam, atau yang putih itu," ucapnya menunjuk pada tas putih di dekatnya.Katya terdiam sejenak seolah sedang menentukan pilihannya. "Semuanya bagus sih, tapi sepertinya Mama lebih suka yang merah. Itu warna kesukaan Mama bukan?

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Buaya Darat

    Katya melepas sabuk pengamannya begitu mobil sport berwarna putih ini sudah parkir rapi bersama jejeran mobil lainnya."Terima kasih ya, Ger, untuk tumpangannya."Pemuda berkemeja maroon itu tersenyum sambil menganggukkan kepala. "Iya, sama-sama. Kalo kamu mau saya juga bisa antar kamu pulang setelah ngampus, bagaimana?"Katya mengulas senyum yang membuat pemuda bernama lengkap Gery Jefferson itu terpesona."Tidak apa, aku biasa pulang naik taksi, kok. Sekali lagi terima kasih untuk tumpangannya. Aku turun duluan ya, bye!"Gery melambaikan tangan. Menatap punggung Katya semakin jauh dari penglihatannya.Gery berdecak kagum. "She look so beautiful."Gery tidak mengenal Katya, begitu juga dengan Katya yang tidak mengenal Gery. Mereka hanya orang asing yang dipertemukan dipinggir jalan, lalu memutuskan untuk berangkat bersama karena satu tujuan. Suara dering panggilan masuk terdengar dari handphone-nya. Gery mengulas senyum begitu melihat nama yang tertampil dilayar persegi panjang ters

  • Istri Taruhan Tuan Angkuh   Suami Jahil

    Katya menarik kedua sudut bibirnya saat melihat kedatangan Arthur ke meja makan."Selamat pagi, Kak."Arthur tak membalas. Jangankan membalas, melihat wajah istrinya saja tidak. Laki-laki itu langsung duduk di meja makan sambil melihat menu sarapan pagi ini."Dasinya?""Lupa.""Aku ambil dulu ya, Kak." Katya berlalu pergi ke kamar untuk mengambil salah satu dasi yang dimiliki Arthur. Sebulan menyandang status sebagai istri, membuat Katya sudah mulai terbiasa dengan sikap dan kebiasaan suaminya. Seperti menyiapkan kopi sebelum berangkat bekerja, memasangkan dasi, dan menggosok rambutnya yang masih basah menggunakan handuk. Sikap Arthur sendiri kepada Katya sudah seperti bunglon. Iya, suka berubah-ubah. Terkadang ia mudah sekali marah dan tak segan membentak Katya hanya karena masalah sepele, tapi tak jarang juga ia memperlakukan Katya dengan baik. Itu tergantung pada suasana hatinya.Katya kembali dengan membawa dasi berwarna hitam lalu menyimpannya di sandaran kursi, kemudian melayan

DMCA.com Protection Status