Share

Kehancuran

Author: Ajeng padmi
last update Last Updated: 2024-03-29 19:19:47

“Selamat pagi anak tampan,” sapa Sandra yang pagi ini sudah datang kembali ke villa yang ditempati Ana dan Romeo.

Romeo yang sedang bermain dengan kelinci kecil peliharaan penjaga villa menoleh sebentar dan tersenyum menatap Sandra. “Selamat pagi, oma,” katanya lalu kembali asyik bermain dengan kelinci itu lagi, membuat Sandra mengerutkan keningnya dengan heran.

Ana yang juga memperhatikan mereka sambil membaca buku hanya bisa menghela napas sedih.

“Romeo kenapa, An apa dia tidak suka tinggal di sini,” kata Sandra saat mendekati Ana.

Sandra memeluk wanita yang lebih muda itu sebentar sebelum duduk di sampingnya dan mengawasi Ana yang juga membaca buku dengan wajah murung.

“Kamu juga terlihat ehm... mendung, ada apa sebenarnya?” tanya Sandra dengan lembut.

Ana tahu sangat tidak sopan kalau harus mencerca Sandra juga yang telah memberi mereka tumpangan tinggal, tapi hatinya begitu gelisah.

“Apa Raffael belum memberi kabar, Bu?” tanya Ana, yang membuat mata Sandra berbinar dengan b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tak Dianggap   Pulang

    Bagi Bella tentu saja bukan hal yang sangat sulit untuk mengganti dengan materi semua kerugian yang disebabkan olehnya. Dia berasal dari keluarga kaya, juga selama menjadi istri Raffael dia sudah banyak mengumpulkan uang yang bisa menunjang semua penampilan dan kehidupannya yang memang hedon. Akan tetapi tentu saja, kejadian yang masih ada hubungannya dengan Raffael ini membuatnya memiliki pemikiran lain, dia bertekad harus bisa memanfaatkan momen ini untuk kembali dekat dengan Raffael, dia tahu tanpa Raffael uang yang dia miliki tidak akan berguna. “Bagaimana mungkin kamu bisa mengamuk seperti orang gila seperti itu, mama malu pada teman-teman mama!” baru saja Bella sampai di rumah orang tuanya sudah disambut sang mama dengan ocehan yang membuat telinganya pengang. “Sudah, Ma, kita beri kesempatan Bella untuk masuk dulu dan beristirahat,” kata sang ayah. “Itu yang membuatnya selalu bermasalah, kamu terlalu memanjakannya! Lihat kelakuannya!”

    Last Updated : 2024-03-29
  • Istri Tak Dianggap   Sahabat?

    Ternyata memutuskan untuk tidak menjadi pecundang tak semudah yang Raffael bayangkan. Mengakhiri dan melepas secepatnya tentu saja menjadi impian terbesarnya saat ini. semua belenggu yang sudah mengikatnya sejak dia memasuki masa remaja, membuatnya terpenjara dalam rasa yang membuatnya hampir gila, tidak mudah memang melepaskan apa yang telah dia perjuangkan hampir separuh usianya dan itu karena... cinta. Sekarang demi cinta juga dia harus melepas semuanya, dia seorang ayah, meski sang anak bahkan belum pernah memanggilnya dengan sebutan ayah atau papa, tapi tetap saja dia mencintai anak itu lebih dari dirinya sendiri, padahal kalau diapikir secara logika mereka baru saja bertemu tapi rasa cinta yang dia miliki untuk anak itu sangat besar bahkan dia rela mengorbankan apapun untuk tetap melihat sang anak tersenyum. “Aku tahu kalau anak itu anakmu dan Ana, apa kamu ingin dia tahu kalau ibunya adalah wanita yang telah merusak kebahagiaan kita,” kata Bella

    Last Updated : 2024-03-30
  • Istri Tak Dianggap   Harapan

    Mereka mengaku hanya sahabat, pengakuan yang sama seperti di masa lalu. Ana merasa dejavu dengan konferensi pers hari itu, dia memang hanya melihat sekilas saja, karena sang bu mertua buru-buru mematikan televisi, entah apa maksudnya, beliau hanya berkata. “Jangan terlalu dipikirkan, ini hanya cara untuk menyelesaikan masalah semua akan baik-baik saja.” Akan tetapi Ana tahu semuanya tidak akan baik-baik saja, dulu hal seperti ini juga sering terjadi Bella yang membuat ulah, Raffael yang mengatasi masalah itu dan Ana yang dikorbankan, dulu dia terlalu buta dan berharap semua itu akan segera berakhir, bahkan dia dengan sangat percaya diri menerima bantuan Raffael dan keluarganya. Setelah tujuh tahun lamanya Ana sangat berharap kalau semua itu akan berubah, paling tidak Romeo tak akan pernah menghadapi hal yang sama seperti dirinya dulu, tapi harapan hanya tinggal harapan. “Kami akan kembali sekarang juga, ada hal yang harus saya kerjakan,” kata Ana pada sang ibu. “Tapi di sana ma

    Last Updated : 2024-03-30
  • Istri Tak Dianggap   Cinta tak Harus Memiliki

    “Kita perlu bicara,” kata Raffael tanpa menghiraukan Sasi yang hanya melongo memandang tamu yang langsung nyelonong masuk ke dalam, mengabaikan dirinya, bahkan ibu laki-laki itu juga ada di sana, ikut mengerutkan kening melihat tingkah anak laki-lakinya. Sedangkan Ana yang diajak bicara hanya bisa mengatakan “Hah!” karena terlalu kaget. “Raff, apa-apaan kamu di mana sopan santunmu,” tegur sang ibu. Raffael seolah baru tersadar dengan kehadiran sang ibu di sini, dia melangkah cepat pada sang ibu dan mencium punggung tangannya dengan takzim, lalu dengan tatapan mata yang dalam memandang mata sang ibu. Sandra hanya bisa menghela napas pelan, dia tahu tidak ada jalan yang lebih baik selain mereka berdua harus bicara. “Bersikap baiklah, ibu tak ingin kehilangan mereka, ibu percaya kamu anak ibu yang baik,” kata Sandra yang langsung berjalan ke pintu keluar. “Ibu akan membeli cemilan sebentar, kalian harus bicara,” sang ibu memandang Ana.

    Last Updated : 2024-03-31
  • Istri Tak Dianggap   Dimana?

    “Om Raffael kenapa setiap hari mengantar jemputku, aku ada sopir yang bisa melakukan itu,” kata Romeo ketika lagi-lagi Raffael menjemputnya dari sekolah. Raffael menoleh pada anak itu masih dnegan senyum di bibir dia berkata, “Kamu keberatan jika om mengantar jemputmu tiap hari?” Sejenak Raffael menatap putranya itu, dia teringat obrolannya kemarin dengan Ana. “Aku ingin menjadi ayah yang sesungguhnya untuk Romoe bukan hanya orang yang memiliki DNA yang sama, tapi juga bisa setiap hari bersamanya, dan selalu ada saat dia butuhkan.” “Maksudmu kamu ingin mengambil Romeo dariku?” tanya Ana makin gelisah. Raffael berdecak sebal, dia sangat sadar selain mendekati Romeo dia juga harus mendekati Ana, ibu dari anaknya itu memiliki luka yang sangat dalam dan sangat sulit untuk disembuhkan dan sialnya lagi luka itu Raffaellah penyebabnya. “Bukan seperti itu, aku mau kita kembali bersama sebagai keluarga, maksudku aku sudah pernah bi

    Last Updated : 2024-03-31
  • Istri Tak Dianggap   Dalam Dilema

    Ana tak pernah berharap akan kembali lagi ke rumah ini, yah... meski dia hanya berkunjung sebagai tamu untuk menjemput anaknya. Rumah ini masih sama, bahkan bunga mawar yang dulu dia tanam juga masih ada, bahkan sudah tumbuh subur dan berbunga, sejenak Ana terpaku menatap bunga-bunga berwarna merah itu, pasti di pagi hari akan terlihat sangat indah. “Mbak Ana!” seruan itu membuat Ana yang ingin menekan bel pintu harus memundurkan langkah, dan tubuhnya harus berusaha keras menahan tubuh tambun yang menabrak tubuhnya dengan sangat keras. “Bi, sa...saya nggak bisa napas,” kata Ana dengan terengah berusaha mengingatkan sosok yang baru saja memeluknya kelewat erat. “Saya sudah mendengar kabar mbak Ana, saya sangat ingin bertemu dan juga ... anak itu, tapi saya takut mbak Ana tidak akan mau bertemu dengan saya,” kata bibi sambil memeluk Ana dengan erat, Ana bisa merasakan bahu wanita itu yang bergetar dan isak lirih terdengar. Wanita tua ini sudah sa

    Last Updated : 2024-04-01
  • Istri Tak Dianggap   Pertemuan Tak Terduga

    Ana berkeras ingin pulang kembali ke apartemennya. Raffael tentu saja sudah menduga semuanya tidak akan semudah itu, luka yang dia berikan pada Ana terlalu dalam untuk bisa disembuhkan dengan kata maaf dan iming-iming berbagai fasilitas yang dia berikan, Ana bukan orang yang gila harta, Raffael sangat tahu hal itu. Karena itu dia menggunakan Romeo untuk membawa wanita itu kembali dalam hidupnya, dia ingin menebus kesalahan yang dulu pernah da lakukan, dan Raffael sama sekali tak percaya dengan kata-kata melepaskan akan memberi kebebasan pada Ana untuk memilih akan membuat wanita itu lebh bahagia. bagi Raffael dialah yang bisa menyembuhkan trauma yang Ana alami, dan dia siap bekerja keras untuk itu, dia bersumpah pada dirinya sendiri untuk membahagiakan Ana.Rasa takut kehilanggan dan ditinggalkan itu sangat kuat terasa saar dia memandang punggung Ana yang berlalu pergi bersama putra mereka. Raffael bukan orang yang lugu, dia tahu hanya dengan mem

    Last Updated : 2024-04-01
  • Istri Tak Dianggap   Tak Berubah

    Dari sekian banyak kemungkinan yang ada, Ana tidak pernah menduga kalau dia akan bertemu dengan orang tua Bella di sini di dalam mala, dengan disaksikan oleh puluhan pasang mata, meskipun Ana tahu sebagian besar dari mereka tidak peduli,karena dia bukan lagi artis tenar yang membntangi sinetron yang digemari ibu-ibu, tapi tetap saja banyak penggemar Romoe yang diam-diam memperhatikan mereka, apalagi dengan berbagai gosip yang baru saja reda. Ana tahu sebagai publik figure dia tidak akan pernah sepi dari pemberitaan media, entah itu yang baik atau yang buruk, hal yang sama juga harusnya disadari oleh pasangan itu, meski mereka memang bukan publik figure tapi anak mereka adalah seorang artis dan butuh banyak ciitra posistif untuk mengembalikan imagenya yang telah terlanjur rusak oleh perbuatannya sendiri.“Romeo mau robot-robotan?” tanya Raffael yang entah kapan datangnya sudah berdiri di belakang Ana, sepertinya Romeo juga terkejut dengan kehadiaran laki-laki itu.

    Last Updated : 2024-04-02

Latest chapter

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Indah pada Waktunya

    “Jangan cepat-cepat jalannya, asistenku sudah mengurus semuanya.” Sofi tidak pernah membayangkan akan berada di posisi ini, jika ada orang yang mengatakan hal ini satu tahun yang lalu Sofi pasti langsung mengatakan orang itu sedang mabuk. Operasi tangannya emang berhasil dengan baik, dia bisa bermain biola lagi dengan baik, beberapa event baik di dalam dan di luar negeri telah dia ikuti, seperti impiannya. Dan bagi Sofi itu sudah cukup, bahkan tidak ada penyesalan di hatinya saat tiga bulan yang lalu dia memutuskan pansiun dini dan hanya akan menerima permintaan bermain biola saat event itu tak jauh dari kediaman mereka. Dia memang memutuskan memberi kesempatan pada dirinya dan Romeo untuk bisa bersama. Laki-laki itu memang telah membuktikan ucapannya, perhatian yang Sofi inginkaan dari sang suami sekarang bukan hanya impian, bahkan Romeo sangat protektif padanya, apalagi sejak sebulan yang lalu Sofi dinyatakan hamil. Laki-laki itu bahkan mekad menyetir dari Bandung setelah syuti

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kesempatan

    “Kamu apa kabar?” Deg. Rasanya seperti mimpi mereka jalan berdua melintasi pematang sawah dan Romeo berbicara lembut padanya. Ingat ya lembut bukan kasar seperti biasanya dan tanpa senyum sinis yang menghiasi bibirnya. Ah mungkin karena Ara sudah menjelaskan semuanya dan hubungan mereka toh akan berakhir setelah dia menandatangani surat cerai itu. “Ehm ba.. baik.” Sofi merutuki dirinya sendiri kenapa harus gagap sih. Mereka kembali diam menyusuri pematang sawah sambil sesekali Sofi membantu Romeo yang hampir jatuh karena tak biasa berjalan di sawah, sebelum sampai ke rumah orang tua Sofi Romeo mencekap tangan sang istri lalu berkata. “Kita harus bicara.” Inilah saatnya. Sofi mengangguk. “Iya, tapi ibu sudah memanggil, makanlah dulu meski menunya mungkin tak sesuai seleramu.” Sejujurnya Sofi belum siap mendengar kata cerai dari mulut Romeo, dia sudah berusaha menguatkan hati sejak kembali ke rumah orang tuanya tapi saat berhadapan dengan Romeo langsung nyalinya menjadi ciut.

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kunjungan

    Sudah satu bulan Sofi tinggal di rumah orang tuanya. Kota kecil yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Dan Sofi merasa hidupnya lebih tentram dan damai meski rasa rindu pada sosok sang suami yang tak pernah mengharapkannya kian meninggi. Romeo sudah sadar dan sudah kembali beraktifitas. Dari mana Sofi tahu tentu saja mama mertunya yang setiap hari menghubunginya, dan mengatakan kabar Romeo pada Sofi, beliau bukannya tidak meminta Sofi untuk kembali tapi dengan halus Sofi menolak apalagi saat infoteiment mengabarkan kalau Ara sudah ditemukan dan beberapa kali Ara juga terlihat bersama Romeo. Sofi ikut bahagia jika mereka bersama, bukankah itu yang seharusnya terjadi, sejak awal dia hanya orang luar yang sama sekali tidak diharapkan kehadirannya, meski tak bisa dipungkiri hatinya begitu sakit. Dia hanya harus lebih menguatkan hati jika sewaktu-waktu menerima kiriman surat cerai dari Romeo. “Bagaimana persiapan penampilan anak-anak bu Sofi... b

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    Hal pertama yang dilihat Sofi saat membuka mata adalah semua putih dan bau tajam obat-obatan menusuk hidungnya. “Kamu sudah sadar, Nak?” Sofi menoleh dan mendapati mama Ara ada di sana, Sofi berusaha bangun tapi saat tak sengaja dia bertumpu pada tangannya dia mengernyit kesakitan. “Hati-hati tanganmu terluka parah.” Sofi ingat tusukan itu dan darah yang merembes keluar, begitu deras bercampur dengan ... darah Romeo. “Romeo bagaimana dia tante?” tanya Sofi begitu ingat kejadian malam itu, Romeo yang tak bergerak meski dia berteriak memanggil namanya. “Dia baik-baik saja kan?” “Tenanglah, dia sudah ditangani dokter, sekarang operasinya masih berlangsung,” kata wanita itu dengan senyum menenangkan. “Dimana?” Mama Ara langsung menggeleng dan menatap luka di tangan Sofi. Sofi mengikuti pandangan itu dan tangannya berdenyut begitu sakit sampai dia menyadari sesuatu... tapi sebelum dia bertanya pintu ruangan terbuka dan beberapa orang berpakaian dokter melangkah masuk. “Apa yang terj

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Awas

    Ternyata ke pesta bersama Romeo tak sehoror yang Sofi bayangkan. Paling tidak laki-laki itu memperlakukannya dengan baik meski Sofi tahu kalau itu hanya pencitraan saja. Yup tentu saja Romeo sang bintang yang tengah bersinar tidak akan sudi kalau nama baiknya akan tercemar lagi, apalagi perusahaan papanya juga pasti terkena dampaknya. “Jangan salah paham aku hanya tidak ingin nama baikku dan keluargaku hancur.” Tuhkan benar dugaan Sofi. Saat ini mereka memang sudah kembali berkendara meninggalkan pesta, dengan Romeo sendiri yang menyetir mobilnya, tanpa didampingi asisten atau bodyguard seperti b iasanya. Hal yang tadi sempat menjadi perdebatan dengan orang tua laki-laki itu di telepon. Sofi baru menyadari kalau menjadi orang kaya itu tidak selalu menyenangkan, bayangkan saja kalau hanya ingin pergi sebentar harus dikawal beberapa orang. Hah! “Aku tahu,” jawab Sofi sambil menunduk menatap kuku jarinya yang entah kenapa jadi lebih menarik. Tak dipungkiri ada sedikit rasa bahag

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Puas

    “Siapkan dirimu untuk menghadiri undangan ini besok.” Sofi menatap kertas undangan mewah yang dilemparkan Romeo padanya, dia baru saja mandi dan akan naik ke tempat tidur saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan sosok Romeo masuk tanpa perlu repot-repot mengetuk pintu atau mengucap salam. Untung saja aku tidak sedang ganti baju, batin Sofi. Status mereka memang suami istri tapi Sofi seperti masih berada di kamar kosnya yang dulu, serba tak peduli. “Apa aku harus ikut?” tanya Sofi nekad saar Romeo sudah membalikkan badannya, bukan apa-apa sih dia sangat mau memang untuk mendampingi laki-laki itu ke sebuah pesta, tapi masalahnya Romeo terlihat sangat membencinya, dan terlihat tak sudi bercakap-cakap dengannya bisa mati gaya dia datang terus dicuekin semua orang. “Mama yang minta,” kata Romeo seolah menjelaskan segalanya. “Apa beliau juga datang?” Mata Romeo langsung menyipit curiga membuat Sofi kesal. Segitunya dia hanya memastikan nanti ada orang yang dia kenal. “Aku tidak tah

  • Istri Tak Dianggap   Sesi2: Talak?

    “Kemasi semua barang-barangmu.” Mata Sofi langsung melebar saat mendengar perintah Romeo, dia hanya menatap laki-laki itu dengan pias. Apa lagi salahnya sekarang? Apa Romeo akan menceraikannya sekarang? Padahal baru saja dia berniat mengikuti saran mama mertuanya. “Kenapa? Apa Ara sudah kamu temukan?” tanya Sofi dengan dada bergemuruh kencang. “Bukan urusanmu.” Dan laki-laki itu langsung keluar kamar, Sofi terdiam ditempat benarkah ini akhir dari pernikahan mereka, dan sebentar lagi dia akan menyandang predikat janda. Sofi sudah memegang handle pintu, apa dia harus bercerita pada mama mertuanya? Tapi... Sofi menggeleng pelan, apa enaknya memiliki orang yang jelas-jelas tak mau kita miliki apalagi alasan pernikahan mereka sudah tidak ada lagi jika Ara sudah kembali. Dia bukan Ana yang mau saja menjadi istri kedua meski bukan keinginannya. Sofi menghela napas panjang dan membuka lemari pakaian, mengambil baju-bajunya yang beberapa hari lalu baru saja menjadi penghuni lemari ini d

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Pergi

    “Dimana?” Mata Sofi membulat saar mendengar suara di ujung sana, tentu saja dia mengenali suara Romeo dengan baik, dia tadi sempat tak percaya nomer Romeo yang sudah lama dia simpan tiba-tiba menghubunginya. “Ehm.... ini siapa?” rasa marah membuat Sofi tidak ingin langsung menjawab. “Kamu tahu siapa aku,” kata orang diujung sana. Sofi menghela napas. “Baiklah aku matikan jika bukan hal penting.” Sofi menatap ponselnya, ada godaan untuk menonaktifkan ponselnya, tapi ada juga rasa penasaran kenapa laki-laki itu tiba-tiba mencarinya, apakah dia sedang ada masalah? Ah sial kenapa dia masih peduli padanya? Bukankah Romeo sama sekali tidak menginginkannya, bahkan laki-laki itu juga menghinanya padahal dia hanya berniat membantu. Tak lama ponselnya kembali berdering dan nomer yang sama kembali menghubungi, Sofi hanya menatap layar ponselnya, hatinya masih bimbang lalu meletakkan ponsel itu lagi, tak lama panggilan itu berhenti. Sofi menghela napas panjang dan merebahkan tubuhnya di r

  • Istri Tak Dianggap   Sesi 2: Kecewa

    Air mata Sofi menetes membasahi pipinya. Bukan hanya karena dagunya yang dicengkeram erat oleh Romeo tapi juga kata-kata kasar penuh hinaan dari laki-laki itu. Sampai kapan dia harus seperti ini. “Sudah aku bilang bukan jangan pedulikan aku, jangan pernah berharap menjadi istriku yang sebenarnya.” Setelah berkata begitu Romeo menyambar kemeja yang tadi malam dia pakai dan memakainya dengan cepat sebelum pergi dari kamar itu tak lupa membanting pintu kamar. Sofi langsung tersenyum begitu pintu kamar dibanting, meski air matanya menetes dengan deras. “Memangnya apa yang kamu harapkan, Sof. Menoleh padamu saja dia tidak sudi,” gumam Sofi.Dengan kasar Sofi mengusap air matanya, dia lalu beranjak dari atas ranjang. Sudah tak ada gunanya di sini. Orang yang ingin dia lindungi malah menuduhnya dengan keji. Sejenak Sofi menatap bayangan wajahnya di dalam cermin dan yang menatap balik di sana hanya wanita menyediihkan dengan mata bengkak dan dagu memerah juga rambut yang awut-awutan

DMCA.com Protection Status