Beranda / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 2. Cinta Satu Malam

Share

2. Cinta Satu Malam

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-16 15:48:46

"Aku tak menyangka seorang Arkan Syahreza mulai tertarik ke gadis polos."

Sebelum benar-benar pergi, Lala dan pasangannya memperhatikan Naura yang menghabiskan minuman dari Arkan. Pria dingin itu jarang mau berdekatan dengan gadis muda dan menawarkan minum secara sukarela.

Namun, Naura adalah pengecualian.

Lucunya lagi, Naura menghabiskannya dalam sekali teguk!

Hal ini membuat Arkan tampak terkesan.

"Kamu suka minum?" tanyanya. Entah mengapa, dia jadi ingin menuangkan minuman kembali ke gelas Naura.

Naura hanya mengangguk sembari kembali meneguk minuman di depannya.

Dia memang pernah meminum bir kalengan–sisa kakaknya. Tapi, tidak banyak.

Hanya saja, apa perlu dia menjelaskannya pada Arkan?

Toh, itu sama saja, kan? Terlebih, mereka baru kenal dan dia hanya menunggu Lala di sini.

“Om, apakah om tahu ke mana temanku pergi?” tanya Naura mendadak.

"Om …?" Alih-alih menjawab, Arkan justru tertawa mendengar ucapan Naura yang memanggilnya Om.

"Berapa usiamu? Apa seusia dengan Lala?" tanyanya lagi.

Naura mengangguk sembari meneguk minuman yang dituangkan ke gelasnya lagi.

"Lantas, kenapa kamu memanggilku, Om?"

"Karena wanita yang datang ke sini, biasanya sudah 30 ke atas."

Arkan tertawa mendengar ucapan Naura. "Jadi, menurutmu berapa usiaku?"

Naura berpikir sejenak lalu berucap asal, "Mungkin 40? Aku salah satu pelanggan tetap di sini jadi aku tahu."

"Benarkah, apa aku setua itu?"

Arkan tertawa terbahak-bahak, terlebih kala melihat Naura mengangguk.

Hal itu rupanya tak luput dari pandangan Rendy yang sedang menari di lantai dansa.

"Sepertinya temanmu berhasil mengambil hati Arkan," bisiknya pada Lala.

Teman Naura itu sontak menoleh pada Naura dan Arkan yang sedang berbincang.

Hanya saja, ekspresi Naura tampak mulai berubah menjadi takut kala menatap Arkan.

"Sepertinya aku harus menemui temanku," ujar Lala.

"Hei, biarkan saja. Lagi pula temanmu itu sudah dewasa. Dia pasti tau cara menikmati kesenangan." Rendy menarik tangan Lala, hingga gadis tak bisa berkutik.

Terlebih, kala Rendy merangkulnya dan mengajak menjauh dari sana–ke tempat lebih privat.

Di sisi lain, Naura terus melihat ke lantai dansa.

Dia mencari sosok Lala di tengah keramaian.

Naura mulai merasa tak nyaman.

Hal itu menarik perhatian Arkan. Sudut bibirnya terangkat. Ia lalu menuangkan minuman racikannya ke gelas Naura.

"Minumlah."

Naura menarik gelas tanpa menoleh ke arah Arkan dan meneguknya kembali.

Hanya saja, dia mendadak memikirkan aromanya yang begitu kuat.

"Kenapa?" tanya Arkan.

"Enggak apa-apa," jawab Naura asal sembari mencari Lala.

Arkan tersenyum. Dia pun meminum kembali. Tak lupa, ia menuangkan minuman untuk Naura.

Entah mengapa, ekspresi Naura dan reaksinya tiap meneguk minuman begitu lucu.

Keduanya terus minum, hingga akhirnya Naura tampak mabuk.

"Aku mau pulang," ucap perempuan itu dengan suara berat.

Mendadak, Naura pun bangkit dari kursinya.

Arkan sontak memegang tangan Naura, sembari memperhatikan keberadaan Randy dan Lala.

Sayangnya, keduanya tampak sudah menghilang dari lantai dansa.

"Biar aku antar pulang," ucapnya.

Keduanya sempat bertatapan, sampai Naura tiba-tiba muntah di baju Arkan!

"Oek, maaf aku …," ucapnya lalu kembali muntah.

Arkan mencengkeram bahu Naura. Dia benar-benar jijik dengan muntahan!

Segera, pria itu menarik tangan Naura.

"Kamu harus membayar semuanya nanti!" ucapnya, lalu mengangkat tubuh Naura–masuk ke dalam mobil mewahnya.

***

Arkan menghentikan shower setelah selesai membersihkan diri dari muntahan Naura.

Sial, memang!

Tapi, salahnya juga yang terus mencekoki Naura dengan minuman itu.

Arkan lantas memilih keluar dari kamar mandi–hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya.

Namun, begitu sampai di kasur, tubuh polos Naura menyambutnya.

“Shit….” umpatnya, tak nyaman. Dia tadi memang melepaskan baju Naura yang kotor karena tak seorang pun yang bisa dipanggilnya.

Baju Naura juga sudah ia taruh ke tempat cucian.

Segera saja, dia menutup tubuh Naura dengan selimut. Namun, mendadak gadis itu menatapnya.

“Om Arkan….” lirih Naura mendadak.

Entah mengapa, Arkan merasa aliran darahnya mengalir cepat.

Dia memang bukan pria polos.

Hanya saja, Arkan bukanlah tipe yang suka melakukannya tanpa consent, apalagi dengan Naura yang tidak sadar seperti ini.

Pria itu hendak pergi, tetapi Naura justru mendadak menarik dan mencium bibirnya.

“Hemmmph…”

“Jangan pergi!” pinta Naura memelas.

Hanya saja, itu membuat tali tipis kesadaran Arkan putus.

Terlebih, Naura mendekapnya erat!

Kemolekan tubuh yang belum pernah terjamah oleh pria manapun itu membuat Arkan terlena….

“Kau akan menyesal,” ucap Arkan dengan suara berat. Namun, Naura justru menggeleng.

Entah siapa yang memulai kembali, sentuhan-sentuhan keduanya semakin liar.

Erangan dan desahan memenuhi kamar dengan cepat.

Suasana di kamar itu pun semakin panas.

Keduanya berkeringat meskipun AC di sana sudah diatur menjadi yang terendah.

Arkan sampai dibuat takjub.

Bagaimana bisa di lingkungan yang bebas ini masih ada wanita yang masih perawan dan luar biasa seperti Naura…?

Cukup lama bermain, keduanya akhirnya sama-sama puas.

Sesaat Arkan menoleh ke arah Naura yang masih tak sadarkan diri dan memperhatikan wanita polos itu.

Setelah ini, apakah Naura ingin apa yang sudah terjadi bersamanya?

Drrrt!

Dering ponsel menyadarkan Arkan dari lamunannya.

"Di mana kamu? Bikin malu keluarga saja!” omel mamanya pada Arkan sebelum pria itu sempat mengucapkan salam.

“Cepat pulang!” bentaknya lagi.

Arkan bahkan sampai menjauhkan ponselnya.

"Bukannya mereka sudah pulang?” balas pria itu pada akhirnya, “Ini sudah jam tiga pagi!"

"Kamu benar-benar membuat malu keluarga. Mereka datang jauh-jauh hanya ingin melihat kamu. Kapan lagi ada wanita yang mau menikah dengan pria yang berstatus duda seperti kamu!"

Arkan memijat pelipisnya sembari mendengarkan ocehan ibunya.

Dia memang kabur dari acara perjodohan yang dibuat sang ibu karena tak ingin terikat lagi dengan pernikahan.

Kegagalan di masa lalu membuat Arkan malas berurusan serius dengan wanita.

Hanya saja, dia tak menyangka temannya malah membawa gadis semenarik Naura.

Sebuah ide pun muncul mendadak.

"Mah, aku akan menikah," ucapnya pada akhirnya.

"Benarkah?” pekik sang ibu senang, “Baguslah! Mamah akan menghubungi keluarga Om Irwan agar segera menyiapkan pernikahan kalian. Kamu–"

"Ma, aku tidak akan menikah dengan anaknya Om Irwan,” potong Arkan, “aku akan menikah dengan wanita lain."

Arkan menoleh ke arah Naura yang tertidur pulas di ranjangnya.

Sementara itu, sang ibu sepertinya kecewa.

Helaan napas panjang terdengar oleh Arkan dari telepon, sebelum akhirnya berkata, "Kalau gitu, bawa wanita itu ke rumah."

Tut!

Sang ibu langsung memutus panggilan.

Segera ia memakai kembali pakaiannya untuk mengurus masalah esok hari–tak lupa ia menyelimuti tubuh polos Naura dengan selimut.

Perempuan itu tampak tertidur nyenyak, sampai akhirnya merasakan dingin di sekujur tubuhnya di pagi hari.

Naura menggeser kakinya mencari selimut.

Namun, saat tangannya mengenai dadanya, ia merasakan suatu keanehan.

Seketika ia membuka mata lalu melihat ke bawah.

"Argh ...." jerit Naura kala melihat tubuhnya sudah tak memakai pakaiannya sama sekali.

Ia sontak terduduk melihat ke sekeliling. "Ini bukan kamarku. Di mana aku?" panik Naura yang berusaha mengingat apa yang terjadi dengannya.

Deg!

"Pria itu?" lirihnya kala kejadian kemarin mulai tersusun.

Bersamaan itu, pintu kamar mendadak terbuka.

Namun, Naura menahan diri untuk tidak menjerit kala melihat Arkan yang bertelanjang dada.

"Kamu sudah bangun?" tanya pria itu mendekat ke arah Naura.

Tak lupa, dengan senyum yang begitu menggoda!

Komen (2)
goodnovel comment avatar
penikmatnovel
cinta pandangan pertama
goodnovel comment avatar
onetuyi
suka.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Sewaan CEO Duda   3. Diabaikan Karena Si Anak Sulung

    "Di mana bajuku?" tanya Naura kala berhasil mengendalikan diri. "Ada, tapi aku akan memberikan baju itu kalau kamu menyetujui permintaanku." Naura menghela napas melihat senyum miring di wajah Arkan. "Permintaan apa?” tanyanya pada pria itu cepat, “Lalu, apa yang kamu lakukan padaku kemarin?" "Mm ... kemarin?” goda Arkan, “kita hanya bercinta, melewati malam yang begitu menyenangkan." "Dasar pria mesum, pedofil. Kamu harus bertanggung jawab!" "Iya, aku akan menikahimu," ucap Arkan santai. Di luar prediksi, bukannya menolak pria itu malah mau menikahi Naura. "Ak-aku ...." Naura kehilangan kata-kata. Menikah, membayangkannya saja sudah membuat Naura bergidik ngeri! Bagaimana bisa mimpinya yang selama ini ia perjuangkan seketika runtuh hanya karena pernikahan? ***** "Apa kamu baik-baik saja?" tanya Lala ragu karena ia yakin sahabatnya itu sedang marah kepadanya. "Minum madu ini, sepertinya kamu sedang lemas." "Argh ...!" Naura menjerit meluapkan kegundahan hatinya yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Sewaan CEO Duda   4. Menjadi Kekasih Palsu

    “Pak, saya masih kuliah di sini," bingung Naura kala melihat ekspresi wajah dosen serta teman sekelasnya yang lain.Suasana canggung memenuhi ruangan kelas, hingga sang dosen akhirnya mengangguk."Sepertinya, kamu ke ruang administrasi. Tadi, mereka mengabarkan kamu tidak akan lanjut studi di sini," ucapnya, “jika ada kesalahpahaman, sebaiknya segera kamu urus.”Mendengar itu, Naura mengangguk.Dengan rasa malu, dia pun pergi ke ruang administrasi.Namun belum sampai ke sana, ia dipertemukan dengan Adelia yang menggoyangkan map di tangannya.“Well, gimana jadinya Naura? Apa kamu masih berkuliah di sini?” ucapnya, lalu tersenyum sinis.Tangan Naura sontak mengepal, menahan emosi. "Apa kamu yang memberhentikan aku kuliah di sini?!"Adelia mengangguk. "Iya. Ayah dan Ibu juga enggak peduli kamu kuliah atau enggak. Tapi, aku hanya mengantisipasi enggak ada biaya yang harus orangtuaku bayar."Ucapan Adelia seolah menyiratkan bahwa orangtua mereka tak sama.Naura sontak tertunduk lesu. Dia a

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Istri Sewaan CEO Duda   5. Menawan

    “Kalau gitu, aku setuju," ucapnya sembari mengangguk. Hal ini membuat Arkan terkejut. "Semudah itu?" tanyanya–memastikan. "Om tahu kan kalau aku dibuang oleh keluargaku sendiri. Lalu, Om bersedia membiayai kuliahku dan memberikan tempat tinggal. Kurasa itu tak masalah." Arkan sontak memalingkan wajahnya. "Uang memang bisa menyelesaikan segalanya," batinnya tak percaya dengan tingkah polos Naura. Diperhatikannya perempuan itu yang tampak mengetik sesuatu di ponselnya. Tak lupa, Naura seperti sedang membubuhkan tanda tangan di sana. "Ini, tolong ditandatangani, sebagai bukti sah kesepakatan kita," ucapnya mendadak. Arkan mengambil ponsel Naura. Sesaat ia membaca sebuah kerja sama yang sepertinya tidak ada memberatkannya. Senyum miring tampak di wajah pria tampan itu. "Oke, aku setuju." *** Setelah itu, Arkan berniat mengantarkannya. Namun, Naura menolak. Dia ingin mentraktir Lala malam ini. Jadi, dia meminta Arkan mengantarkan Naura ke pusat perbelanjaan. Untungnya, “keka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Istri Sewaan CEO Duda   6. Seperti Drama Konglomerat

    "Om?" panggil Naura mulai tak nyaman.Hanya saja, pandangan Arkan masih tak lepas dari Naura. Ia kagum melihat Naura yang berpakaian sederhana, tetapi memiliki aura yang begitu mengagumkan. "Om!" ucapnya lebih kencang.Menahan rasa malu, Naura pun bertanya, "Bagaimana sifat Ibu Om?" Arkan sontak sadar. Dia pun berdehem lalu berkata, "Cerewat dan galak. Dia enggak suka wanita yang kampungan dan berkomentar asal. Dia juga gak terlalu suka wanita cantik dengan dandanan menor." Naura mengangguk. Melihat ketenangannya, Arkan kini yang bingung. "Sepertinya kamu terlihat begitu tenang?" "Hm ... Sifatnya seperti ibuku, aku bisa menanganinya. Aku yakin Ibu Om akan suka sama aku karena aku enggak cantik." Arkan tersenyum. Dia tak menyangka jika wanita yang ada di sampingnya itu terlalu polos. Untungnya tak lama, mobil mereka pun sampai di halaman rumah megah yang baru Naura lihat seumur hidupnya. "Di dalam kamu enggak perlu bicara, cukup aku saja," peringat Arkan begitu keluar dari mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Istri Sewaan CEO Duda   7. Hal Tak Terduga

    "Iya, aku sangat puas. Lagipula, aku sudah bilang jangan menjodohkan aku dengan wanita-wanita manja seperti itu." Arkan berkata dengan santai. Dia tak bermaksud kurang ajar pada sang ibu. Hanya saja, Sinta memang sulit menerima keputusannya dan selalu mau ikut campur. Bahkan, Arkan dapat melihat sang ibu kini mencebikkan bibirnya lalu menoleh ke arah Naura. “Malam, Tante,” ucap Naura memberinya salam. Melihat kepolosan Naura, wanita itu segera memalingkan wajahnya. "Menyebalkan!" gerutunya pelan, lalu pergi. Tentunya, itu masih bisa didengar oleh Naura. Namun, gadis itu tak ambil pusing. Toh, ia memang ia tak perlu mendekatkan diri dengan Sinta karena ia hanya di kontrak menjadi kekasih palsu Arkan. "Argh ... kenapa dia tak berbicara soal uang," desis Naura.*** "Maaf atas sifat Ibuku," ujar pria itu kala keduanya sudah di mobil. Naura sontak menoleh dan tersenyum. "Enggak masalah, aku terbiasa diabaikan dan dianggap enggak ada." “Ini mah kecil,” ucapnya lagi. Arkan menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Istri Sewaan CEO Duda   8. Pria Menyebalkan

    Pagi-pagi sekali, Naura terkejut sekaligus merasakan berat di perutnya. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sebuah tangan yang melingkar tepat di atas perutnya! Bola matanya mengikuti arah tangan dan tepat disamping bahunya ia melihat wajah pria yang ia kenal. "Argh ...!" Naura refleks menjerit sekaligus mendorong tubuh Arkan dari atas ranjang. Terdengar suara debuman. "Apa yang kamu lakukan!" teriak Arkan berdiri di tepi ranjang. "Ke-kenapa Om ada di sini?" tanya Naura gugup. "Ini kamarku, kenapa kamu ada di sini?" Arkan malah balik bertanya. Seketika Naura menutup matanya ketika melihat Arkan hanya menggunakan bokser. "Argh ... mataku ternodai." Arkan mengerutkan dahinya mendengar ucapan Naura. "Om ditutup dulu, nanti kalau ada yang lihat dikira lagi ngapain." Arkan menunduk. Dia memang terbiasa mengenakan bokser jika tidur dan itu hal biasa bagi Arkan. "Ini apartemen, enggak ada orang yang bisa masuk sembarangan kecuali kamu. Cepat mandi buatkan aku sarapan!" Tanp

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Istri Sewaan CEO Duda   9. Dicoret Dari Kartu Keluarga

    Kini Arkan memarkirkan mobilnya di parkiran kampus.Namun, Naura masih diam di kursinya tanpa membuka sabuk pengaman seperti yang Arkan lakukan."Kenapa kamu diam saja. Ayo, keluar!""Tunggu!" Naura memegang tangan Arkan yang hendak keluar dari mobilnya. "Aku takut, kalau aku keluar sama Om nanti mahasiswa yang lain menggosipkan aku yang enggak-enggak," sambungnya.Arkan menghela napasnya. "Kamu tinggal bilang kalau aku pacar kamu."Dengan kasar Naura memukul lengan Arkan begitu kencang. "Pacar, nanti mereka pikir sugar baby-nya Om.""Ya sudah, kamu tinggal bilang aku ini Om-mu." Naura mengangkat tangannya seperti ingin memukul Arkan, namun segera di tahan oleh Arkan. "Maksudku kamu tinggal bilang aku Om dari Ibu atau Ayahmu, gampang kan," sambungnya.Naura mengangguk, ia baru kepikiran dengan alasan yang logis baik di mata guru serta teman di kampusnya.Ia pun keluar dari mobil bersama Arkan. Hampir semua siswa yang kenal dengan Naura terus menatap ke arahnya.Namun, bukan Naura

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Istri Sewaan CEO Duda   10. Benih Cinta

    Sementara itu, aroma masakan Naura mulai menyeruak ke seisi ruangan.Perempuan cantik itu segera mengambil sendok lalu mencicipi masakannya sendiri.Meski rasanya agak aneh di lidah Naura, tetapi dia tetap tenang.Dicobanya untuk menambahkan lagi sedikit garam dan bumbu penyedap."Gimana rasanya atau memang seperti ini rasanya?" tanya Naura pada dirinya sendiri.Ia mematikan kompor lalu melihat kembali video memasak."Sudah sesuai resepnya harusnya si enak," gumamnya.Tak lama Naura mendengar seseorang membuka pintu apartemen. Ia yakin jika Arkan pulang dari kantornya. Naura pun bergegas menuangkan masakannya ke dalam piring lalu menyajikannya ke atas meja. "Om sudah pulang, mau makan dulu?"Arkan menoleh ke arah masakan yang sudah tersedia di meja."Aku mau mandi. Saat aku selesai mandi, dapur sudah harus bersih enggak berantakan seperti itu, mengerti!" "Iya."Brak!Naura terperanjat sembari mengusap dada. "Argh, dia begitu menyebalkan. Enggak bisa apa nutup pintu pelan-pelan!"N

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO Duda   151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO Duda   150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Se—"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO Duda   148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

DMCA.com Protection Status