Share

Bab 6

Penulis: Draagotori
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-31 20:00:53

Bella berjalan menyusuri lorong istana untuk menuju ke ruangan raja. Meskipun niat dan langkahnya yakin namun wajah serta tubuhnya bergetar diselimuti oleh ketakutan yang begitu hebat. Bagaimana jika hukuman untuknya bukan hanya mendekam di dalam penjara menggantikan adiknya saja namun malah menjadi hukuman yang lebih parah dari pada itu.

Sambil memikirkan nasib kepalanya yang bisa saja hilang sebagai skenario terburuk, Bella akhirnya sampai di depan ruangan raja. Ia mendekati seorang penjaga pintu untuk meminta izin kepadanya terlebih dahulu sebelum benar-benar diizinkan bertemu dengan sosok paling penting di kerajaan ini.

"Yang Mulia, Putri Anda Bella Von Deux meminta izin untuk bertemu dengan anda." Ucap penjaga tersebut dari luar pintu ruangan dengan volume suara yang begitu keras.

Raja yang mendengar apa yang dikatakan oleh penjaganya memberikan izinnya untuk permintaan tersebut. Pintu dibuka oleh penjaga lain yang berada di dalam ruangan, secara perlahan Bella menampakan diri memasuki ruangan sambil memperhatikan adat kebangsawanannya. Sebab dirinya tidak hanya diperhatikan oleh raja saja namun juga diperhatikan oleh orang-orang yang memiliki berbagai posisi politik di dalam ruangan.

"Hamba memberikan hormat kepada matahari kerajaan Deux."

Bella menundukkan kepalanya kepada sosok yang sedang duduk di sebuah kursi megah berlapiskan emas dan batu mulia. Sebuah kursi yang letaknya 5 tangga lebih tinggi dari apapun di ruangan ini.

"Jarang sekali kau menemuiku. Katakan, ada permasalahan apa yang membuatmu sampai berani berdiri di hadapanku?" Ucap Raja Hernes dengan wajah tanpa ekspresi.

"Yang Mulia, maafkan jika hambamu ini bersikap lancang. Tapi jika memungkinkan bolehkah hamba meminta untuk berbicara berdua saja?"

Raja Hernes memandangi anak perempuannya dengan mata yang heran. Biasanya anaknya selalu menghindari dirinya begitu juga dengan dirinya yang lebih memilih untuk tidak berkontak dengannya. Namun kali ini, permintaan untuk berbicara berdua datang langsung dari putrinya tersebut.

"Baiklah jika itu mau dirimu. Selain gadis ini, kalian semua silakan meninggalkan ruangan ini."

Ucapan raja adalah titah yang mutlak harganya. Berbondong-bondong orang-orang penting istana segera meninggalkan ruangan tersebut. Terkecuali sosok pria tua yang sedikit membungkuk karena usia dengan rambut dan jenggot yang sudah memutih.

"Apa kau tidak dengar apa yang kukatakan barusan, Pak Tua?" Raja sedikit menaikan suaranya kepada orang tua tersebut namun orang tua tersebut bukannya takut malah tersenyum dengan lebar.

"Saya mendengar dengan jelas apa Yang Mulia katakan. Namun biarkan penasihatmu ini tetap berada di sini untuk memberikan sarannya nanti." Katanya dengan sangat tenang.

"Aku hanya akan berbicara dengan seorang putri kerajaan. Bukankah kau biasanya membiarkan aku melakukannya."

"Jika itu Tuan Putri Gloriana maka saya akan pergi dari sini. Namun sekarang yang ada dihadapan Anda adalah Tuan Putri Bella."

Pak tua bernama Miguel Ariante adalah sosok penasihat raja yang bahkan sudah bekerja saat pemerintahan raja sebelumnya. Sebenarnya ia adalah sosok yang sangat dekat dengan Gloriana sebab itu ia tidak bisa membiarkan raja berbicara empat mata dengan putri kerajaan selain Gloriana.

"Baiklah, kau boleh tetap di sini."

"Saya berterima kasih atas kemurahan hati Anda, Yang Mulia." Kata Miguel atas izin yang telah ia terima dari raja.

"Lalu, apa yang ingin kau bicarakan?"

"Yang Mulia, ada sebuah pengakuan yang harus hamba katakan."

Bella meneguk air ludahnya sendiri. Dirinya begitu takut namun tekad, rasa bersalah dan kasih sayangnya kepada adiknya tidak membuat rasa takut itu mengalahkannya. Pada akhirnya mulutnya terbuka dan mengeluarkan sebuah pernyataan. "Hambalah yang memasukan racun ke makanan Putra Mahkota."

Dahi Raja Hernes langsung mengerut yang membuat mahkota di kepalanya sedikit turun. Pipinya menegang sehingga garis wajahnya terlihat begitu tegas. Apa yang barusan ia dengar membuat rasa amarahnya bangkit dan naik ke kepala dengan drastis.

"Jika kau berkata seperti itu hanya untuk membuat adikmu keluar dari penjara maka ketahuilah kalau caramu itu adalah sebuah kesalahan besar." Tegas raja atas apa yang baru saja dikatakan oleh putrinya.

"Hamba tidak mengatakannya untuk melepaskan adik hamba tapi hamba mengatakannya karena ini adalah kebenaran dari Tuhan."

Pada momen ini, Bella telah membawa sosok yang paling dihormati dalam Kerajaan Deux selain raja mereka. Itu berarti apa yang dikatakan olehnya adalah sebuah kejujuran mutlak yang tak tertandingi kebenarannya.

Raja Hernes bangkit dari tempat duduknya dan segera berjalan untuk menghampiri Bella. Saat dirinya sudah ada di hadapan anaknya, ia langsung mengangkat lengan kanannya kemudian menampar putrinya sendiri dengan tangan terkuatnya. Hal itu membuat putrinya terlempar sejauh satu meter ke kanan.

"Setelah apa yang diriku berikan kepadamu, apa ini caramu membalas kebaikanku itu?!" Raja bertanya dengan suara serta tangan yang bergetar hebat karena merasa marah, kaget sekaligus tidak percaya.

Rasa sakit di pipi memang terasa tapi Bella merasa jauh lebih sakit di hatinya. Air mata terjatuh dari gadis itu karena merasa bersalah atas apa yang ia lakukan kepada keluarganya.

"Bella! Kau mendapatkan rasa hormatku meskipun kau lahir dari seorang wanita dengan strata bangsawan rendahan." Raja Hernes mendekati dan berdiri di depan Bella yang masih tersungkur di lantai sambil memegangi pipinya. "Aku melakukannya karena aku menghargai darah Kerajaan Deux yang mengalir di dalam dirimu."

"Maaf-kan, hamba, Yang Mulia." Katanya sambil terisak-isak.

"Maaf katamu? Setelah kau mencoreng mukaku dengan melakukan hal seperti itu kepada adikmu?"

Raja Hernes mencekik leher Bella dan mengangkatnya ke udara. Hal itu membuat Bella meronta-ronta karena merasakan sesak nafas yang begitu menyakitkan. Meskipun melihat anaknya hampir kehabisan nafas akibat cekikannya namun Raja Hernes yang sudah di selimuti oleh amarah tidak ingin sama sekali mengakhiri penderita yang ia berikan tersebut.

Sepertinya tekadnya sudah bulat bahwa ia ingin langsung menghukum mati anaknya dengan tangannya sendiri. Beruntung bagi Bella, sebuah angin kencang berhembus yang membuat dirinya terangkat tinggi kemudian jatuh dengan lembut di lantai. Raja Hernes langsung melihat ke arah Miguel karena mengetahui kalau angin yang mengganggunya berasal dari sihir yang ia keluarkan.

"Apa kau paham dengan apa yang kau lakukan?" Katanya dengan wajah yang seram.

"Saya memahami apa yang saya lakukan adalah keputusan yang terbaik untuk Kerajaan Deux."

"Aku tidak akan mendapatkan citra buruk hanya dengan menghukum mati anakku sendiri."

Miguel berjalan perlahan ke arah Bella dan memberikan tangan untuk membangunkannya. Naluri adalah sesuatu yang membuat manusia bertahan lama di dunia ini, sebab itu Bella yang sedang ketakutan merasa sedikit aman dan tenang setelah mengetahui ada orang yang memihaknya.

"Saya tidak hanya memikirkan citra Yang Mulia saja tapi saya juga memikirkan langkah Kekaisaran Brigard yang akan datang menyerang jika Yang Mulia membunuh putri Anda sendiri."

Gloriana telah mendekam di penjara karena melakukan sebuah kejahatan. Kabar ini pasti sudah sampai di telinga para aparatur kekaisaran Brigard. Mereka pasti berpikir kalau mengirim seorang putri yang memiliki jejak kriminal sebagai istri kaisar adalah sebuah penghinaan atas negeri mereka.

Hernes terdiam memahami apa yang baru saja akan ia lakukan. Dalam beberapa menit jika ia meneruskannya, mungkin kerajaannya bisa hancur dan menghilang.

"Oi, Bella. Gloriana yang meracuni adiknya sendiri. Kau mengertikan?" Setelah ucapan raja, Bella mengangguk dengan cepat karena merasa takut.

Raja Hernes memahami jika ia menunjukkan kebenarannya kepada publik sekarang juga maka kejayaan putrinya hanya akan kembali sementara waktu saja. Sebab nantinya Gloriana yang harus pergi ke Brigard menggantikan kakaknya yang merupakan seorang tahanan. Jika itu terjadi, Raja Hernes akan kehilangan putri yang ia cintai selamanya.

"Kau boleh pergi."

Seperti tidak ingin melepaskan kesempatan hidup, Bella segera berdiri dengan payah. "Terima kasih." Ucap Bella kepada Miguel sebelum pergi meninggalkan ruangan raja.

Saat putri tersebut melangkah keluar dengan tertatih-tatih, Miguel tersenyum di belakangnya. Pak tua itu masih mengingat permintaan Gloriana kepadanya sewaktu kecil untuk melindungi kakaknya.

Esoknya, selain tiga orang yang terlibat tidak ada yang mengetahui dengan jelas tentang kejadian di ruangan raja. Mereka hanya bertanya-tanya mengapa Bella keluar dari ruangan tersebut dengan tertatih dan bermata sembab.

Lalu, satu minggu kemudian datang sebuah surat yang membuat Raja Hernes syok lemas tak berdaya. Tertulis di surat tersebut kalau kaisar Brigard menginginkan Gloriana Elisa Von Deux sebagai pengantinnya.

Bab terkait

  • Istri Seorang Tiran   Bab 7

    "Orang itu benar-benar memiliki perilaku yang buruk." Raja Hernes menundukkan kepalanya sedangkan lengan kanannya sibuk memijat jidatnya yang berkedut dengan cepat. "Bagaimana mungkin seorang kaisar memilih kriminal sebagai istrinya?" Ucapnya lagi dengan nada rendah."Justru karena tuan putri memiliki catatan kriminal maka ia jadi lebih tertarik kepadanya. Kaisar itu memang sudah tidak memiliki kewarasan." Miguel membalas pertanyaan rajanya, meskipun tidak ada keharusan untuk menjawab pertanyaan itu."Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin putriku, Gloriana pergi ke sana." Mata sang raja nampak kosong dan putus asa saat mengatakan keinginan dirinya yang sebenarnya.Miguel hanya diam termenung sebab ia tidak bisa membalas apa yang kali ini diinginkan oleh rajanya. Semua konstruksi jalan keluar yang ia pikirkan putus di sebuah skenario di mana negari ini akan diserang oleh Kekaisaran Brigard. "Apa kita berperang saja dengan mereka.""Yang Mulia! Ketahuilah kalau ucapan dan pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Istri Seorang Tiran   Bab 8

    Sejak dahulu, ketika masih bernama Ashriana, dirinya memang tidak menyukai perjalanan jauh yang memakan banyak waktu. Saat di dunia asalnya dulu, ia akan mengeluh hanya karena perjalan 3 hari menggunakan bus yang berjalan di aspal mulus. Maka sekarang ini, dalam perjalanan 3 bulan menggunakan kereta kuda yang berjalan di atas jalanan yang tidak rata seperti akan membunuh mental dan fisik putri tersebut."Ah, sial. Pantatku sakit. Bantal duduk yang kau buat bahkan sudah tipis sekarang." Ucap Gloriana kemudian menghembuskan nafasnya panjang-panjang."Putri, meskipun hanya ada saya di sini tapi Anda tetap dilarang berbicara kasar dan vulgar seperti tadi." Balas seorang pelayan yang duduk menghadap ke Gloriana."Memangnya kenapa? Aku mengatakan hal seperti itu karena tahu kalau cuma ada kau yang mendengarnya, Berlin."Meskipun sudah mendapatkan pemecatan sebelumnya, namun pelayan bernama Berlin Linbert tetap dibawa oleh Gloriana untuk pergi bersamanya ke Kekaisaran Brigard. Pasalnya, hukum

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Istri Seorang Tiran   Bab 9

    Jika ada yang bertanya tentang musuh terbesar bagi umat manusia, sekiranya jawaban seperti apa yang akan diberikan untuk menjawab pertanyaan itu? Alam semesta atau kaum iblis? Terkadang itu memang benar tapi itu bukanlah jawaban yang sempurna. Sebab jawaban yang tepat dari pertanyaan tersebut adalah manusia itu sendiri.Manusia menjadi musuh terberat bagi umat manusia. Lebih tepatnya, apa yang ada di dalam diri manusia. Iri, amarah, malas, sombong, tamak, rakus dan nafsu. Dalam sejarah panjang umat manusia, ke-tujuh sifat tersebut telah berhasil membinasakan manusia yang tak terhitung jumlahnya."Putri, kenapa Anda malah tidur lagi di dalam kamar mandi." Ucap Berlin, seorang pelayan yang sedang terburu-buru memasangkan gaun berwarna merah kepada gadis berwajah datar dengan mata yang tertutup."Habisnya, air panasnya sangat pas sekali. Aku jadi nyaman dan kalah dari rasa malas serta hawa nafsuku." Balas putri berambut pirang bernama Gloriana."Ah, tidak ada waktu. Putri, Anda dalam masa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Istri Seorang Tiran   Bab 10

    Satu saja kesalahan lagi maka negeri yang paling ia sayangi bisa saja hancur tak berbekas. Meskipun begitu, setelah memperhatikan kondisi orang yang ada di depannya, Gloriana memiliki rencana untuk keluar dari masalah yang begitu genting ini. Memang benar ia telah merusak makan malam tapi keadaan akan berbalik jika ia bisa memberi sesuatu hal yang lebih menguntungkan bagi Kaisar. Kantung mata kaisar cukup besar dan berwarna hitam, sepertinya ia sudah tidak tidur beberapa hari. Saat ini dibandingkan dengan makan, menutup mata untuk tertidur adalah sesuatu yang lebih dibutuhkan oleh tubuhnya.Sebab itu Gloriana masuk ke dalam sebuah kamar bersama dengan pria tersebut. Sebab, dirinya ingin membuat kaisar tertidur dan melupakan kesalahan yang telah ia perbuat."Lepaskan pakaianmu." Kaisar Elder mengatakan hal yang membuat Gloriana terdiam beberapa saat, dirinya mulai menyadari jalur dari rentetan kejadian yang akan datang.Kenapa jadi begini, apa kita berdua akan melakukan hal itu? Pikirn

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Istri Seorang Tiran   Bab 11

    Baru saja matahari menunjukkan bentuk sempurnanya. Seorang pelayan turun dari kereta kuda yang digunakan untuk membawa dirinya dan barang-barang. Pelayan bernama Berlin, memasuki kastil tempat dimana tuan putrinya menghabiskan malam yang sepertinya akan sulit dilupakan.Berjalan tegap di sebuah lorong, wajahnya datar namun pikirannya tidak bisa setenang penampakan luar yang dirinya tunjukan. Sejak tadi malam, Berlin benar-benar memikirkan tentang keadaan Gloriana yang membuatnya tidak bisa tertidur dengan nyenyak."Apakah kamu pelayan dari Selir Gloriana?" Seorang pelayan wanita bertanya kepada Berlin yang isi pikirannya masih tertuju kepada gadis yang menjadi atasannya."Benar, aku datang untuk menjemput Tuan Putri Gloriana. Bisakah kamu tunjukan dimana dirinya sekarang?" Balas Berlin atas pertanyaan yang diajukan kepadanya."Selir Gloriana sedang berada di kamar sekarang namun kamu dilarang untuk masuk terlebih dahulu.""Kiranya kenapa demikian, apa Tuan Putri sedang melakukan sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Seorang Tiran   Bab 12

    Berlin dan Gloriana memasuki sebuah bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 20x30 meter yang di dalamnya telah diisikan beberapa perabot dan berbagai macam dekorasi. Dalam ruangan itu juga sudah tersedia rak yang digunakan untuk menaruh buku-buku novel, kotak perhiasan dan berbagai macam barang pribadi yang memang dibawa Gloriana dari Kerajaan Deux."Apa kau yang menyiapkannya kamar ini?" Tanya Gloriana kepada Berlin setelah melihat barang-barang yang ia bawa sudah tertata mirip seperti tata letak kamar dirinya saat berada di istana Deux."Iya, putri. Saya semalam menyiapkan kamar ini.""Pasti berat untukmu, kan? Duduklah! Biar aku pijit pundakmu.""Jangan Putri, itu tidak perlu. Lagian kamar ini juga cukup kecil jadi rasanya mudah saja menyiapkan segala sesuatu." Berlin mencari alasan untuk menolak kebaikan hati atasannya."Kalau dibandingkan kamarku dulu, memang ini jauh lebih kecil.""Katanya jika Anda menjadi kesukaan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-09
  • Istri Seorang Tiran   Bab 13

    "Jadi seperti itu sosok pemimpin kelompok serigala wanita. Memang terlihat aura alpha darinya." Ucap Berlin setelah melihat rombongan Selir Victoria pergi menjauh."Keren juga julukan yang kau berikan untuk mereka!""Lalu, apa strategi yang akan Putri lakukan untuk mengahadapi mereka?""Kenapa aku harus menghadapi mereka?"mendengar jawaban seperti itu membuat Berlin menghela nafas panjang-panjang kemudian pergi membereskan cangkir, piring dan teko yang ada di atas meja. "Putri, kapan Anda akan berkunjung ke tempat selir lainnya?" Tanya Berlin sambil tangannya berkerja."Sekarang juga. Aku akan mengunjungi mereka satu persatu hari ini juga. Jadi besok, aku bisa berleha-leha di kamar ini.""Kalau begitu biar saya siapkan pakaian Anda dan cendramatanya."Sebagai pelayan yang profesional, Berlin telah dibekali berbagai macam pengetahuan untuk menunjang kehidupan putri kerajaan yang ia layani. Menyiapkan pakaian, merias dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Istri Seorang Tiran   Bab 14

    "Salam saya terhadap Tuan Kaisar." Gloriana menundukkan kepala dan menurunkan posisi badannya."Aku akan masuk." Kaisar yang berpakaian kemeja putih dengan tegas berjalan memasuki kamar seorang wanita tanpa memedulikan perasaan seperti apa yang saat ini sedang dirasakan oleh orang-orang yang melihatnya. "Aku tidak perlu teh. Sebab itu pelayan sepertimu segera pergi dari ruangan ini sekarang." Kali ini ia dengan kuasanya memerintahkan Berlin untuk keluar dari kamar Gloriana dan meninggalkan mereka berdua saja di dalam ruangan.Pelayan itu keluar dari kamar sambil memasang wajah bingung dan khawatir namun sebenarnya di dalam hatinya muncul sebuah perasaan senang melihat sosok kaisar yang mengunjungi Gloriana bahkan disaat bukan hari kunjungan malamnya. Itu berarti kaisar menaruh perhatian terhadap junjungannya sehingga potensi menjadi selir kesukaan kaisar menjadi tinggi."Tuanku, ada apa sampai malam-malam datang ke kamar saya?" Tanya wanita yang matanya su

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01

Bab terbaru

  • Istri Seorang Tiran   Bab 29

    Ruangan ini memang tidak didesain untuk ditinggali oleh 13 orang dewasa. Sebagai gambaran, sofa yang digunakan untuk bersantai hanya cukup menampung maksimal empat orang saja sedangkan bangku dari meja makan tidak diperuntukkan lebih dari dua orang.Sebenarnya bisa saja mengambil banyak bangku dari luar tapi karena mereka datang tanpa peringatan membuat Gloriana tidak bisa menyiapkan kebutuhan yang mereka semua butuhkan. Alhasil hanya Selir Gloriana, Victoria, Alice dan Charlotte yang duduk di sofa sedangkan yang lainnya berdiri tegak membuat dua barisan yang berbeda."Hoi! kenapa kalian semua datang ke kamar Ayunda Gloriana." Alice lantang berbicara dengan wajah kesalnya."Diam kau gadis kecil! Aku ke sini karena ada yang ingin aku bicarakan dengan Adinda Gloriana tapi tidak disangka ada rombongan ular yang ikut sampai ke sini." ucap Victoria sambil melototkan matanya ke arah Charlotte."Siapa yang kau sebut rombongan ular? Kami datang ke sini dengan niat baik untuk menanyakan kondis

  • Istri Seorang Tiran   Bab 28

    "Ayunda Gloriana, bolehkah aku berbicara denganmu." Nada gadis itu pelan dan terdengar tertahan. Beberapa saat sebelumnya, Gloriana mendengar pintu diketuk dari luar. Karena tidak ada pelayan yang berjaga membuat dirinya sendiri yang harus membuka pintu itu. Seorang gadis berkuncir dua berwarna coklat bernama Alice berada di luar bangunan kamarnya dengan sedikit kecemasan di wajahnya. "Kalau ingin berbicara, lebih baik di dalam saja." Kata Gloriana mempersilahkan gadis itu memasuki wilayahnya. Alice duduk di sofa sedangkan Gloriana pergi ke tungku dan menaruh teko pemanas air yang sudah disiapkan oleh Berlin sebelumnya. "Aku mohon maaf jika kemarin kau ke sini dan tidak menemukanku." Kata Gloriana sambil menunggu air itu berbunyi pertanda telah matang. "Tidak! aku yang sebenarnya harus meminta maaf kepadamu. Kemarin aku tidak datang ke sini untuk mencarimu, aku tidak datang di saat kau butuh seseorang di sampingmu. Aku memikirkan diri sendiri dan takut bertemu denganmu. Aku ben

  • Istri Seorang Tiran   Bab 27

    "Apa kau memiliki cara untuk mengirim surat ini?" Gloriana memberikan pertanyaan setelah menuliskan rangkaian kata formal di atas secarik kertas.Ini pertama kalinya Gloriana mengirimkan surat sejak tinggal di dalam istana Harem milik kekaisaran. Biasanya surat dikirimkan dengan burung pengantar pesan atau tukang pos yang rentan waktunya jauh lebih lama sampai ke tujuan. Hubungan dengan Marquis Hendrik masih harus ia tutupi demi menghindari narasi kesalahpahaman yang bisa saja terjadi sebab belum resminya hubungan antar mereka berdua. Jadi tidak mungkin menggunakan burung pengantar pesan yang bisa dilihat oleh siapa saja saat diterbangkan, namun jika menggunakan tukang pos maka surat itu mungkin baru sampai saat pikiran Marquis Hendrik sudah berubah."Gront akan membawanya keluar dari istana Harem dan mengirimkannya dengan burung dari kantor pos." Jawab Berlin memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi."Brilian, kalau begitu tolong berikan kepadanya."Pelayan itu diserahkan se

  • Istri Seorang Tiran   Bab 26

    "Apa yang kau katakan barusan?" Gloriana bertanya kepada Berlin setelah rentetan kalimat panjang sebagai laporan atas pertemuannya dengan Marquis Hendrik."Marquis Hendrik berkata akan membantu Anda untuk menjadi permaisuri." Balasnya dengan cepat."Itu akan kita bahas nanti, namun yang ingin aku tanyakan adalah perkataanmu sebelum itu.""Oh, bagian yang mengatakan kalau isu meracuni adik Anda bermula dari wilayah Selir Victoria?""Ya, bagian itu. Apa itu benar?""Tuan Hendrik mengatakan kalau informasinya tidak mungkin salah. Lagipula setelah apa yang Anda lakukan di pesta penyambutan, saya rasa tidak mengherankan jika Selir Victoria melakukan hal semacam ini kepada Anda."Mata Gloriana berputar, dirinya tidak menyangka kalau kejahilan kecil yang ia lakukan di pesta akan mendapatkan balasan yang nyaris menghilangkan banyak nyawa termasuk nyawanya sendiri. Dirinya kembali diingatkan oleh keadaan bahwasanya orang yang memiliki kuasa itu memang menakutkan."Aku tidak menyangka kalau wan

  • Istri Seorang Tiran   Bab 25

    Laju nafasnya terengah-engah seperti dirinya telah berlari berkilo-kilo meter panjangnya tanpa berhenti sama sekali. Wanita itu merasa sangat lelah juga penat dan sedikit sakit di berbagai bagian tubuhnya namun anehnya muncul perasaan menyenangkan di dalam hatinya. Perasaan itu adalah penggambaran dari rasa kepuasan, perasaan puas lain yang sebelumnya tak pernah ia rasakan dalam batinnya. Kali ini, pada momen ini untuk pertamanya kalinya dirinya merasakan hal ini. Sebenarnya dirinya bukanlah seseorang yang selalu mendapatkan kesulitan hingga akhirnya baru merasakan rasa puas di dalam diri. Sejak kecil ia telah merasakan berbagai macam dari kepuasan. Kepuasan yang berasal dari makanan atau hiburan bahkan kepuasan batin atas pemenuhan sifat egois di dalam dirinya, namun kali ini berbeda. Untuk pertama kalinya ia merasakan kepuasan hasil dari sebuah hubungan yang dilakukan oleh sepasangan manusia dewasa. Selama satu putaran penuh jarum panjang bergerak, mereka berdua melakukannya

  • Istri Seorang Tiran   Bab 24

    Punggung tangannya merasakan sensasi dari kelembutan bibir seorang pria. Wajah kaget ditunjukan oleh pelayan dan prajurit yang melihat kejadian itu di depan mata mereka namun bagi wanita bernama Gloriana, apa yang dilakukan oleh pria ini hanyalah salam yang biasa dilakukan sesama bangsawan dari kerajaan asalnya.Sejak tinggal di kekaisaran, ini pertama kalinya seorang pria melakukan salam dengan mencium punggung tangan miliknya. Itu sedikit mengejutkan namun yang lebih mengejutkan untuknya adalah sensasi lain selain bibir yang kulitnya rasakan. Sensasi dari selembar kertas kecil yang menyelip diantar kedua tangan mereka berdua."Apa cara saya sudah benar dalam memberikan salam seperti orang-orang di Kerajaan Deux?" Ucap Hendrik dengan ragu sambil melepaskan genggaman tangannya dengan perlahan."Cara Anda melakukan salam sangat sempurna ..." Setelah dilepasnya jari-jari Hendrik dari tangannya, Gloriana menggenggam kertas itu dengan erat agar tidak disadari siapapun. Gloriana menyadari

  • Istri Seorang Tiran   Bab 23

    "Baiklah Gloriana, kini hanya ada kau dan aku di sini. Sekarang katakan, apa yang sebenarnya ingin kau capai dengan melakukan hal berani seperti tadi?"Setelah gagal dilaksanakannya eksekusi mati untuk para terdakwa dari kasus penyebaran berita palsu, rombongan kaisar kembali ke istana kaisar dengan kereta kuda sambil membawa Selir Gloriana bersama mereka. Ini pertama kalinya Gloriana pergi ke istana kaisar, ia begitu takjub dengan kemegahan yang memanjakan matanya hingga tidak menyadari kalau dirinya sedang digiring masuk ke sebuah ruangan agar hanya berduaan saja dengan kaisar."Seperti yang saya katakan sebelumnya. Saya ingin mereka tidak dihukum mati demi ketenangan batin saya. Jika tadi Anda menghukum mereka dan diluar dugaan saya masih memiliki nafas untuk melanjutkan hidup maka saya yakin kalau saya yang itu bukanlah diri saya yang sebenarnya lagi." Balas Gloriana dengan lurus sesuai kata hatinya."Kau tidak hanya menginginkan itu, bukan? Katakan Gloriana, apa kau ingin menjadi

  • Istri Seorang Tiran   Bab 22

    Matahari hampir tenggelam, seorang laki-laki terduduk dalam ruangan dengan kertas yang menggunung dihadapannya. Tepian bawah pada matanya menghitam, mulutnya menguap namun otak miliknya tetap kukuh tidak mau tertidur. Semalaman penuh dia berkeliling kamar istana Harem untuk mendatangi sosok bidadarinya satu persatu. Bukan karena ingin melakukan hal yang erotis namun malah menyuruh wanita-wanita cantik itu menceritakan berbagai kisah menyenangkan sembari dirinya merebahkan tubuh menutup mata. Sayangnya, setiap ia menutup matanya bukannya tergambarkan kisah yang diceritakan namun malah muncul gambaran menyeramkan tentang bagaimana kematian datang menghampiri dirinya. "Tuanku, hari ini Marquis Hendrik de Frontia dijadwal untuk sampai ke ibu kota." Seorang ajudan muda, terlihat seumuran dengan kaisar berucap memberikan laporan. "Ah, orang itu. Katakan aku akan menemuinya besok. Untuk sekarang, coba panggilkan seseorang yang sangat ahli dalam bercerita." "Apa Anda kesulitan untuk t

  • Istri Seorang Tiran   Bab 21

    Membuka buku, membaca kalimatnya sebentar lalu menutupnya kembali. Berjalan-jalan kecil lalu duduk dengan tegang. Untuk pertama kalinya semenjak ia tinggal di kekaisaran Brigard ia mengharapkan seorang laki-laki datang ke kamarnya."Apa saya sudah bisa kembali ke kamar saya, Putri?" Tanya Berlin yang memperhatikan tingkah was-was dari atasannya itu."Tidak. Malam ini kau tidur di kamar ini." Balas Gloriana dengan tegas."Tapi bukankah nanti kaisar akan ke kamar ini. Saya hanya akan jadi pengganggu Anda dan kaisar.""Kalau ia nanti datang dan menyuruh kau pergi, paling tidak kau sudah benar-benar mendapatkan perlindungan darinya. Makanya untuk sekarang lebih baik kau tetap diam di sini."Berlin tidak lagi mendebat. Hatinya juga berkata kalau itu langkah logis yang benar-benar akan membuat nyawanya aman dari ancaman."Jika boleh bertanya, memangnya apa yang ingin Anda minta kepada kaisar?""Aku akan meminta pengampunan nyawa untuk mereka dan memberikan kebenaran dari kasus itu yang sesu

DMCA.com Protection Status