Share

Bab 7

Author: Draagotori
last update Last Updated: 2024-04-01 20:00:50

"Orang itu benar-benar memiliki perilaku yang buruk." Raja Hernes menundukkan kepalanya sedangkan lengan kanannya sibuk memijat jidatnya yang berkedut dengan cepat. "Bagaimana mungkin seorang kaisar memilih kriminal sebagai istrinya?" Ucapnya lagi dengan nada rendah.

"Justru karena tuan putri memiliki catatan kriminal maka ia jadi lebih tertarik kepadanya. Kaisar itu memang sudah tidak memiliki kewarasan." Miguel membalas pertanyaan rajanya, meskipun tidak ada keharusan untuk menjawab pertanyaan itu.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin putriku, Gloriana pergi ke sana." Mata sang raja nampak kosong dan putus asa saat mengatakan keinginan dirinya yang sebenarnya.

Miguel hanya diam termenung sebab ia tidak bisa membalas apa yang kali ini diinginkan oleh rajanya. Semua konstruksi jalan keluar yang ia pikirkan putus di sebuah skenario di mana negari ini akan diserang oleh Kekaisaran Brigard.

"Apa kita berperang saja dengan mereka."

"Yang Mulia! Ketahuilah kalau ucapan dan pemikiran Anda barusan akan membuat banyak rakyat mati dan menghancurkan sejarah panjang kerajaan ini." Miguel membalas apa yang dikatakan rajanya dengan cepat dan penuh dengan nada ketegasan.

"Aku tahu konsekuensinya dengan jelas. Kau tenang saja, aku masih bisa berpikir dengan jernih. Aku akan menyerahkan putri yang paling aku sayangi."

Miguel diam tanpa ekspresi. Menurutnya pun apa yang telah diputuskan oleh raja adalah jalan keluar terbaik demi keberlangsungan rakyat dan Kerajaan Deux. Rasa sayang raja terhadap putrinya memang tinggi namun takdir seorang raja mengharuskan dirinya untuk memprioritaskan kejayaan kerajaan dari pada perasaan pribadinya.

"Lagipula jika peperangan terjadi, maka tuan putrilah yang akan pertama pergi ke Brigard. Bukan untuk menyerang namun untuk menyerahkan dirinya." Ucap Miguel. Berkat ucapannya terbentuk sebuah senyum tipis di bibir Raja Hernes.

"Penjaga! Bawa Putri Kerajaan Gloriana ke hadapanku sekarang."

Ketika perintah diberikan, seketika itu juga rombongan penjaga keluar dari istana untuk bergegas pergi ke gedung penjara bangsawan tempat dimana putri kerajaan di tahan. Kuda militer memang tidak seperti kuda biasanya, tidak butuh waktu lama penjaga tersebut telah sampai dihadapan orang yang menjadi target operasi mereka. Gloriana menutup buku novel yang sedang ia baca saat melihat 4 penjaga berdiri di depan sel tahanannya.

"Apa yang membuat kalian sepagi ini datang kemari?" Ucap Gloriana setelah yakin kalau kelima penjaga itu ditugaskan tidak hanya untuk bergantian menjaga sel dirinya saja.

"Tuan Putri, Raja Hernes memanggil anda."

Pintu sel di buka dan seorang penjaga masuk untuk menjemput dengan paksa jika gadis itu menolak meninggalkan tempatnya. Namun, Gloriana yang berpikir secara rasional lebih memilih untuk mengikuti arahan dari para prajurit dari pada harus diseret keluar untuk ikut bersama mereka.

Menaiki kereta kuda militer yang berjalan tanpa hambatan sehingga mereka dengan cepat sampai ke istana kerajaan. Selama 18 tahun hidupnya, Gloriana sudah sering berjalan memasuki istana namun baru kali ini dia merasa tidak nyaman. Jikalau dahulu berbagai mata yang memandangi dirinya dengan rasa kagum berbanding terbaik dengan sekarang yang sorot pandangannya lebih banyak merendahkan dirinya.

Semua orang yang ingin bertemu raja haruslah berpakaian dengan rapi dan bagus. Sebab itu, meskipun ia adalah seorang narapidana sekalipun, Gloriana harus mengganti pakaiannya yang sudah cukup lusuh dengan pakaian bersih. Pelayan menggantikan pakaiannya dalam diam tanpa ada yang bertanya sama sekali. Lebih tepatnya mereka dipaksa untuk tetap diam oleh kepala pelayan yang mengawasinya.

Saat sudah siap Gloriana memasuki ruangan tahta raja dan mencuri' pandang untuk melihat sosok ayahnya yang sudah lama tidak ia lihat. Saat mata mereka berdua bertemu, sorot mata keduanya melembut tanpa ada ketegangan. Meskipun tanpa kata-kata, hanya dari pertemuan mata saja mereka berdua sudah mengerti kerinduan yang keduanya rasakan.

Kenapa badanmu terlihat lebih kurus dari biasanya? Apa kau makan dengan benar di sana? Aku ingin memeluk dan mengusap kepalamu. Aku ingin memeluk ayah, aku ingin berbicara santai dengannya. Semua keinginan tersebut hanya ada di dalam kepala mereka berdua saja tanpa bisa diucapkan kepada satu sama lainnya.

"Hormat hamba terhadap matahari Kerajaan Deux." Gloriana mengangkat sedikit roknya, menyilangkan kaki dan menurunkan lututnya dengan kepala yang tertunduk.

"Aku memanggilmu hanya untuk mengatakan satu hal." Ucap raja dengan segenap kesungguhan hatinya dan tekad yang sudah dibulatkan. "Mulai sekarang dan seterusnya, kau akan menjadi bagian Kekaisaran Brigard." Katanya dengan nada yang sedikit meninggi sebab memaksakan untuk mengucapkan kata-katanya.

"Yang Mulia, ketahuilah kalau hidup hamba ada untuk keberlangsungan kerajaan. Hamba akan pergi sesuai dengan perkataan Anda." Balas Gloriana dengan posisi kepala yang masih menunduk sebab aturan narapidana tidak diperkenankan untuk mengangkat kepalanya dihadapan raja.

"Baguslah kalau kau menyetujuinya. Sebagai seorang raja yang bijak aku hanya bisa memberimu nasihat. Dahan pohon yang lembekpun pada akhirnya akan menjadi keras. Kau harus mengerti hal itu."

"Hamba akan selalu ingat nasihat dari Yang Mulia."

"Kau boleh pergi."

Gloriana membalikkan badannya dan berjalan dengan perlahan yang kemudian diikuti oleh penjaga yang sedari awal berada di belakangnya. Melihat anaknya berjalan pergi menjauhi dirinya membuat mata raja berkaca-kaca penuh dengan lara. Saat pintu ruangan raja ditutup maka saat itu juga tirai dari pertunjukan kisah Putri Gloriana di Kerajaan Deux diturunkan.

Meskipun begitu berbeda dengan raja yang bersedih, Gloriana tidak merasa menyesal dengan apa yang terjadi dengan dirinya sendiri. Senyum tipis masih menghiasi wajahnya yang tak berputus asa.

"Riana!" Bella memanggil adiknya yang sedang menaiki kereta kuda.

"Bagaimana kabarmu, Kak!" Tanya Gloriana mencoba memberikan kesan kepada orang-orang yang melihatnya kalau ini adalah pertemuan pertama mereka berdua setelah dirinya masuk ke dalam penjara.

"Apa ini memang yang terbaik?" Tanya Bella kepada adiknya tersebut.

Melihat kakaknya bertanya tentang keadaan yang terjadi membuat Gloriana mendekatinya lalu memegang pipinya kemudian sedikit berjinjit untuk menyatukan jidat mereka berdua. "Percayalah ini yang terbaik untuk hidup kita berdua." Jawaban seperti itulah yang diterima oleh telinga Bella.

Air matanya keluar karena rasa bersalah dan syukur atas apa yang ia terima bercampur menjadi satu. "Terima kasih adikku, tolong maafkan kakakmu yang bodoh dan lemah ini. Mulai sekarang meskipun terpisah, aku akan tetap berada di pihakmu apapun yang terjadi."

Matahari menyinari kedua saudari yang lahir dari rahim yang berbeda. Semua orang yang melihatnya pasti menaruh rasa simpati dan harunya masing-masing. Hari itu, seorang putri dengan coreng hitam di riwayat hidup meninggalkan kerajaan mereka. Banyak sorakan riang namun juga banyak yang menyayangkan kepergian dari seorang putri yang terkenal akan kepintaran, kesederhanaan dan kecintaaanya terhadap rakyat dan kerajaan.

...

Mata merah dan rambut hitam yang terciprat noda darah sampai ke bagian pipinya. Seorang pria berwajah garang berdiri di tengah-tengah banyaknya tubuh pria lain yang tergeletak di tanah.

"Tch." Pria itu berdecak merasa kecewa dengan apa yang ada di hadapannya. "Hanya dengan latihan seperti ini saja kalian sudah tumbang." Lanjutnya mengungkap rasa tidak puasnya.

"Tuanku, anda memiliki surat dari Kerajaan Deux." Seorang ajudan laki-laki mendekati pria itu sambil membawa surat dan kain bersih untuk menyeka noda darah yang ada di wajahnya.

"Deux? Apa ia sudah mau mengirimkan perwakilan mereka ke sini."

"Anehnya, surat tersebut tidak datang dari Raja Deux melainkan dari putri raja yang meracuni adiknya sendiri."

"Seorang kriminal mengirim surat kepadaku? Apa isinya?"

"Soal itu, dia berkata kalau kakak-nyalah yang sebenarnya meracuni putra mahkota Kerajaan Deux. Dalam surat tersebut juga tertulis untuk memilih dirinya sebagai selir Anda."

"Dia sendiri yang mengajukan diri kepadaku? Hahaha!" Kemudian pria tersebut tertawa dengan keras. "Menarik sekali, cepat kirim surat ke Raja Deux, katakanlah kalau aku memilih kriminal itu sebagai selirku."

"Sesuai keinginan anda, Tuanku."

...

-Prologue Arc End-

Related chapters

  • Istri Seorang Tiran   Bab 8

    Sejak dahulu, ketika masih bernama Ashriana, dirinya memang tidak menyukai perjalanan jauh yang memakan banyak waktu. Saat di dunia asalnya dulu, ia akan mengeluh hanya karena perjalan 3 hari menggunakan bus yang berjalan di aspal mulus. Maka sekarang ini, dalam perjalanan 3 bulan menggunakan kereta kuda yang berjalan di atas jalanan yang tidak rata seperti akan membunuh mental dan fisik putri tersebut."Ah, sial. Pantatku sakit. Bantal duduk yang kau buat bahkan sudah tipis sekarang." Ucap Gloriana kemudian menghembuskan nafasnya panjang-panjang."Putri, meskipun hanya ada saya di sini tapi Anda tetap dilarang berbicara kasar dan vulgar seperti tadi." Balas seorang pelayan yang duduk menghadap ke Gloriana."Memangnya kenapa? Aku mengatakan hal seperti itu karena tahu kalau cuma ada kau yang mendengarnya, Berlin."Meskipun sudah mendapatkan pemecatan sebelumnya, namun pelayan bernama Berlin Linbert tetap dibawa oleh Gloriana untuk pergi bersamanya ke Kekaisaran Brigard. Pasalnya, hukum

    Last Updated : 2024-04-13
  • Istri Seorang Tiran   Bab 9

    Jika ada yang bertanya tentang musuh terbesar bagi umat manusia, sekiranya jawaban seperti apa yang akan diberikan untuk menjawab pertanyaan itu? Alam semesta atau kaum iblis? Terkadang itu memang benar tapi itu bukanlah jawaban yang sempurna. Sebab jawaban yang tepat dari pertanyaan tersebut adalah manusia itu sendiri.Manusia menjadi musuh terberat bagi umat manusia. Lebih tepatnya, apa yang ada di dalam diri manusia. Iri, amarah, malas, sombong, tamak, rakus dan nafsu. Dalam sejarah panjang umat manusia, ke-tujuh sifat tersebut telah berhasil membinasakan manusia yang tak terhitung jumlahnya."Putri, kenapa Anda malah tidur lagi di dalam kamar mandi." Ucap Berlin, seorang pelayan yang sedang terburu-buru memasangkan gaun berwarna merah kepada gadis berwajah datar dengan mata yang tertutup."Habisnya, air panasnya sangat pas sekali. Aku jadi nyaman dan kalah dari rasa malas serta hawa nafsuku." Balas putri berambut pirang bernama Gloriana."Ah, tidak ada waktu. Putri, Anda dalam masa

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Seorang Tiran   Bab 10

    Satu saja kesalahan lagi maka negeri yang paling ia sayangi bisa saja hancur tak berbekas. Meskipun begitu, setelah memperhatikan kondisi orang yang ada di depannya, Gloriana memiliki rencana untuk keluar dari masalah yang begitu genting ini. Memang benar ia telah merusak makan malam tapi keadaan akan berbalik jika ia bisa memberi sesuatu hal yang lebih menguntungkan bagi Kaisar. Kantung mata kaisar cukup besar dan berwarna hitam, sepertinya ia sudah tidak tidur beberapa hari. Saat ini dibandingkan dengan makan, menutup mata untuk tertidur adalah sesuatu yang lebih dibutuhkan oleh tubuhnya.Sebab itu Gloriana masuk ke dalam sebuah kamar bersama dengan pria tersebut. Sebab, dirinya ingin membuat kaisar tertidur dan melupakan kesalahan yang telah ia perbuat."Lepaskan pakaianmu." Kaisar Elder mengatakan hal yang membuat Gloriana terdiam beberapa saat, dirinya mulai menyadari jalur dari rentetan kejadian yang akan datang.Kenapa jadi begini, apa kita berdua akan melakukan hal itu? Pikirn

    Last Updated : 2024-04-18
  • Istri Seorang Tiran   Bab 11

    Baru saja matahari menunjukkan bentuk sempurnanya. Seorang pelayan turun dari kereta kuda yang digunakan untuk membawa dirinya dan barang-barang. Pelayan bernama Berlin, memasuki kastil tempat dimana tuan putrinya menghabiskan malam yang sepertinya akan sulit dilupakan.Berjalan tegap di sebuah lorong, wajahnya datar namun pikirannya tidak bisa setenang penampakan luar yang dirinya tunjukan. Sejak tadi malam, Berlin benar-benar memikirkan tentang keadaan Gloriana yang membuatnya tidak bisa tertidur dengan nyenyak."Apakah kamu pelayan dari Selir Gloriana?" Seorang pelayan wanita bertanya kepada Berlin yang isi pikirannya masih tertuju kepada gadis yang menjadi atasannya."Benar, aku datang untuk menjemput Tuan Putri Gloriana. Bisakah kamu tunjukan dimana dirinya sekarang?" Balas Berlin atas pertanyaan yang diajukan kepadanya."Selir Gloriana sedang berada di kamar sekarang namun kamu dilarang untuk masuk terlebih dahulu.""Kiranya kenapa demikian, apa Tuan Putri sedang melakukan sesuat

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Seorang Tiran   Bab 12

    Berlin dan Gloriana memasuki sebuah bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 20x30 meter yang di dalamnya telah diisikan beberapa perabot dan berbagai macam dekorasi. Dalam ruangan itu juga sudah tersedia rak yang digunakan untuk menaruh buku-buku novel, kotak perhiasan dan berbagai macam barang pribadi yang memang dibawa Gloriana dari Kerajaan Deux."Apa kau yang menyiapkannya kamar ini?" Tanya Gloriana kepada Berlin setelah melihat barang-barang yang ia bawa sudah tertata mirip seperti tata letak kamar dirinya saat berada di istana Deux."Iya, putri. Saya semalam menyiapkan kamar ini.""Pasti berat untukmu, kan? Duduklah! Biar aku pijit pundakmu.""Jangan Putri, itu tidak perlu. Lagian kamar ini juga cukup kecil jadi rasanya mudah saja menyiapkan segala sesuatu." Berlin mencari alasan untuk menolak kebaikan hati atasannya."Kalau dibandingkan kamarku dulu, memang ini jauh lebih kecil.""Katanya jika Anda menjadi kesukaan ka

    Last Updated : 2024-05-09
  • Istri Seorang Tiran   Bab 13

    "Jadi seperti itu sosok pemimpin kelompok serigala wanita. Memang terlihat aura alpha darinya." Ucap Berlin setelah melihat rombongan Selir Victoria pergi menjauh."Keren juga julukan yang kau berikan untuk mereka!""Lalu, apa strategi yang akan Putri lakukan untuk mengahadapi mereka?""Kenapa aku harus menghadapi mereka?"mendengar jawaban seperti itu membuat Berlin menghela nafas panjang-panjang kemudian pergi membereskan cangkir, piring dan teko yang ada di atas meja. "Putri, kapan Anda akan berkunjung ke tempat selir lainnya?" Tanya Berlin sambil tangannya berkerja."Sekarang juga. Aku akan mengunjungi mereka satu persatu hari ini juga. Jadi besok, aku bisa berleha-leha di kamar ini.""Kalau begitu biar saya siapkan pakaian Anda dan cendramatanya."Sebagai pelayan yang profesional, Berlin telah dibekali berbagai macam pengetahuan untuk menunjang kehidupan putri kerajaan yang ia layani. Menyiapkan pakaian, merias dan

    Last Updated : 2024-05-25
  • Istri Seorang Tiran   Bab 14

    "Salam saya terhadap Tuan Kaisar." Gloriana menundukkan kepala dan menurunkan posisi badannya."Aku akan masuk." Kaisar yang berpakaian kemeja putih dengan tegas berjalan memasuki kamar seorang wanita tanpa memedulikan perasaan seperti apa yang saat ini sedang dirasakan oleh orang-orang yang melihatnya. "Aku tidak perlu teh. Sebab itu pelayan sepertimu segera pergi dari ruangan ini sekarang." Kali ini ia dengan kuasanya memerintahkan Berlin untuk keluar dari kamar Gloriana dan meninggalkan mereka berdua saja di dalam ruangan.Pelayan itu keluar dari kamar sambil memasang wajah bingung dan khawatir namun sebenarnya di dalam hatinya muncul sebuah perasaan senang melihat sosok kaisar yang mengunjungi Gloriana bahkan disaat bukan hari kunjungan malamnya. Itu berarti kaisar menaruh perhatian terhadap junjungannya sehingga potensi menjadi selir kesukaan kaisar menjadi tinggi."Tuanku, ada apa sampai malam-malam datang ke kamar saya?" Tanya wanita yang matanya su

    Last Updated : 2024-06-01
  • Istri Seorang Tiran   Bab 15

    Setelah seorang laki-laki keluar dari sebuah bangunan, seorang pelayan wanita segera masuk ke dalam bangunan yang ditinggalkan oleh laki-laki tersebut. Pelayan membawa sebuah baskom berisi air hangat lengkap dengan handuk yang sengaja ia ceburkan ke dalam air."Selama pagi, putri." Ucap pelayan tersebut dengan nada riang dan tersenyum lebar."Selamat pagi, Berlin." Seorang wanita pirang yang masih menggunakan piyama membalas sapaan yang ia terima."Bagaimana malam Anda, putri. Apa menyenangkan?"Pertanyaan yang keluar membuat Gloriana diam sambil mengontrol emosi yang tiba-tiba meluap, mencoba tenang untuk menyembunyikan rasa malu yang ia rasakan. Hanya saja, Berlin sudah sejak kecil bersama dengan wanita yang ada di depannya itu, jadi ia tahu kalau saat ini dia sedang mencoba menutupi perasaan aslinya."Biasa saja, tidak begitu menarik." Jawabnya sambil melepaskan piyama yang ia kenakan."Begitukah? Sayang sekali." Pelayan mendekatinya dan mulai membasuh tubuh bagian atas kemudian be

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Istri Seorang Tiran   Bab 29

    Ruangan ini memang tidak didesain untuk ditinggali oleh 13 orang dewasa. Sebagai gambaran, sofa yang digunakan untuk bersantai hanya cukup menampung maksimal empat orang saja sedangkan bangku dari meja makan tidak diperuntukkan lebih dari dua orang.Sebenarnya bisa saja mengambil banyak bangku dari luar tapi karena mereka datang tanpa peringatan membuat Gloriana tidak bisa menyiapkan kebutuhan yang mereka semua butuhkan. Alhasil hanya Selir Gloriana, Victoria, Alice dan Charlotte yang duduk di sofa sedangkan yang lainnya berdiri tegak membuat dua barisan yang berbeda."Hoi! kenapa kalian semua datang ke kamar Ayunda Gloriana." Alice lantang berbicara dengan wajah kesalnya."Diam kau gadis kecil! Aku ke sini karena ada yang ingin aku bicarakan dengan Adinda Gloriana tapi tidak disangka ada rombongan ular yang ikut sampai ke sini." ucap Victoria sambil melototkan matanya ke arah Charlotte."Siapa yang kau sebut rombongan ular? Kami datang ke sini dengan niat baik untuk menanyakan kondis

  • Istri Seorang Tiran   Bab 28

    "Ayunda Gloriana, bolehkah aku berbicara denganmu." Nada gadis itu pelan dan terdengar tertahan. Beberapa saat sebelumnya, Gloriana mendengar pintu diketuk dari luar. Karena tidak ada pelayan yang berjaga membuat dirinya sendiri yang harus membuka pintu itu. Seorang gadis berkuncir dua berwarna coklat bernama Alice berada di luar bangunan kamarnya dengan sedikit kecemasan di wajahnya. "Kalau ingin berbicara, lebih baik di dalam saja." Kata Gloriana mempersilahkan gadis itu memasuki wilayahnya. Alice duduk di sofa sedangkan Gloriana pergi ke tungku dan menaruh teko pemanas air yang sudah disiapkan oleh Berlin sebelumnya. "Aku mohon maaf jika kemarin kau ke sini dan tidak menemukanku." Kata Gloriana sambil menunggu air itu berbunyi pertanda telah matang. "Tidak! aku yang sebenarnya harus meminta maaf kepadamu. Kemarin aku tidak datang ke sini untuk mencarimu, aku tidak datang di saat kau butuh seseorang di sampingmu. Aku memikirkan diri sendiri dan takut bertemu denganmu. Aku ben

  • Istri Seorang Tiran   Bab 27

    "Apa kau memiliki cara untuk mengirim surat ini?" Gloriana memberikan pertanyaan setelah menuliskan rangkaian kata formal di atas secarik kertas.Ini pertama kalinya Gloriana mengirimkan surat sejak tinggal di dalam istana Harem milik kekaisaran. Biasanya surat dikirimkan dengan burung pengantar pesan atau tukang pos yang rentan waktunya jauh lebih lama sampai ke tujuan. Hubungan dengan Marquis Hendrik masih harus ia tutupi demi menghindari narasi kesalahpahaman yang bisa saja terjadi sebab belum resminya hubungan antar mereka berdua. Jadi tidak mungkin menggunakan burung pengantar pesan yang bisa dilihat oleh siapa saja saat diterbangkan, namun jika menggunakan tukang pos maka surat itu mungkin baru sampai saat pikiran Marquis Hendrik sudah berubah."Gront akan membawanya keluar dari istana Harem dan mengirimkannya dengan burung dari kantor pos." Jawab Berlin memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi."Brilian, kalau begitu tolong berikan kepadanya."Pelayan itu diserahkan se

  • Istri Seorang Tiran   Bab 26

    "Apa yang kau katakan barusan?" Gloriana bertanya kepada Berlin setelah rentetan kalimat panjang sebagai laporan atas pertemuannya dengan Marquis Hendrik."Marquis Hendrik berkata akan membantu Anda untuk menjadi permaisuri." Balasnya dengan cepat."Itu akan kita bahas nanti, namun yang ingin aku tanyakan adalah perkataanmu sebelum itu.""Oh, bagian yang mengatakan kalau isu meracuni adik Anda bermula dari wilayah Selir Victoria?""Ya, bagian itu. Apa itu benar?""Tuan Hendrik mengatakan kalau informasinya tidak mungkin salah. Lagipula setelah apa yang Anda lakukan di pesta penyambutan, saya rasa tidak mengherankan jika Selir Victoria melakukan hal semacam ini kepada Anda."Mata Gloriana berputar, dirinya tidak menyangka kalau kejahilan kecil yang ia lakukan di pesta akan mendapatkan balasan yang nyaris menghilangkan banyak nyawa termasuk nyawanya sendiri. Dirinya kembali diingatkan oleh keadaan bahwasanya orang yang memiliki kuasa itu memang menakutkan."Aku tidak menyangka kalau wan

  • Istri Seorang Tiran   Bab 25

    Laju nafasnya terengah-engah seperti dirinya telah berlari berkilo-kilo meter panjangnya tanpa berhenti sama sekali. Wanita itu merasa sangat lelah juga penat dan sedikit sakit di berbagai bagian tubuhnya namun anehnya muncul perasaan menyenangkan di dalam hatinya. Perasaan itu adalah penggambaran dari rasa kepuasan, perasaan puas lain yang sebelumnya tak pernah ia rasakan dalam batinnya. Kali ini, pada momen ini untuk pertamanya kalinya dirinya merasakan hal ini. Sebenarnya dirinya bukanlah seseorang yang selalu mendapatkan kesulitan hingga akhirnya baru merasakan rasa puas di dalam diri. Sejak kecil ia telah merasakan berbagai macam dari kepuasan. Kepuasan yang berasal dari makanan atau hiburan bahkan kepuasan batin atas pemenuhan sifat egois di dalam dirinya, namun kali ini berbeda. Untuk pertama kalinya ia merasakan kepuasan hasil dari sebuah hubungan yang dilakukan oleh sepasangan manusia dewasa. Selama satu putaran penuh jarum panjang bergerak, mereka berdua melakukannya

  • Istri Seorang Tiran   Bab 24

    Punggung tangannya merasakan sensasi dari kelembutan bibir seorang pria. Wajah kaget ditunjukan oleh pelayan dan prajurit yang melihat kejadian itu di depan mata mereka namun bagi wanita bernama Gloriana, apa yang dilakukan oleh pria ini hanyalah salam yang biasa dilakukan sesama bangsawan dari kerajaan asalnya.Sejak tinggal di kekaisaran, ini pertama kalinya seorang pria melakukan salam dengan mencium punggung tangan miliknya. Itu sedikit mengejutkan namun yang lebih mengejutkan untuknya adalah sensasi lain selain bibir yang kulitnya rasakan. Sensasi dari selembar kertas kecil yang menyelip diantar kedua tangan mereka berdua."Apa cara saya sudah benar dalam memberikan salam seperti orang-orang di Kerajaan Deux?" Ucap Hendrik dengan ragu sambil melepaskan genggaman tangannya dengan perlahan."Cara Anda melakukan salam sangat sempurna ..." Setelah dilepasnya jari-jari Hendrik dari tangannya, Gloriana menggenggam kertas itu dengan erat agar tidak disadari siapapun. Gloriana menyadari

  • Istri Seorang Tiran   Bab 23

    "Baiklah Gloriana, kini hanya ada kau dan aku di sini. Sekarang katakan, apa yang sebenarnya ingin kau capai dengan melakukan hal berani seperti tadi?"Setelah gagal dilaksanakannya eksekusi mati untuk para terdakwa dari kasus penyebaran berita palsu, rombongan kaisar kembali ke istana kaisar dengan kereta kuda sambil membawa Selir Gloriana bersama mereka. Ini pertama kalinya Gloriana pergi ke istana kaisar, ia begitu takjub dengan kemegahan yang memanjakan matanya hingga tidak menyadari kalau dirinya sedang digiring masuk ke sebuah ruangan agar hanya berduaan saja dengan kaisar."Seperti yang saya katakan sebelumnya. Saya ingin mereka tidak dihukum mati demi ketenangan batin saya. Jika tadi Anda menghukum mereka dan diluar dugaan saya masih memiliki nafas untuk melanjutkan hidup maka saya yakin kalau saya yang itu bukanlah diri saya yang sebenarnya lagi." Balas Gloriana dengan lurus sesuai kata hatinya."Kau tidak hanya menginginkan itu, bukan? Katakan Gloriana, apa kau ingin menjadi

  • Istri Seorang Tiran   Bab 22

    Matahari hampir tenggelam, seorang laki-laki terduduk dalam ruangan dengan kertas yang menggunung dihadapannya. Tepian bawah pada matanya menghitam, mulutnya menguap namun otak miliknya tetap kukuh tidak mau tertidur. Semalaman penuh dia berkeliling kamar istana Harem untuk mendatangi sosok bidadarinya satu persatu. Bukan karena ingin melakukan hal yang erotis namun malah menyuruh wanita-wanita cantik itu menceritakan berbagai kisah menyenangkan sembari dirinya merebahkan tubuh menutup mata. Sayangnya, setiap ia menutup matanya bukannya tergambarkan kisah yang diceritakan namun malah muncul gambaran menyeramkan tentang bagaimana kematian datang menghampiri dirinya. "Tuanku, hari ini Marquis Hendrik de Frontia dijadwal untuk sampai ke ibu kota." Seorang ajudan muda, terlihat seumuran dengan kaisar berucap memberikan laporan. "Ah, orang itu. Katakan aku akan menemuinya besok. Untuk sekarang, coba panggilkan seseorang yang sangat ahli dalam bercerita." "Apa Anda kesulitan untuk t

  • Istri Seorang Tiran   Bab 21

    Membuka buku, membaca kalimatnya sebentar lalu menutupnya kembali. Berjalan-jalan kecil lalu duduk dengan tegang. Untuk pertama kalinya semenjak ia tinggal di kekaisaran Brigard ia mengharapkan seorang laki-laki datang ke kamarnya."Apa saya sudah bisa kembali ke kamar saya, Putri?" Tanya Berlin yang memperhatikan tingkah was-was dari atasannya itu."Tidak. Malam ini kau tidur di kamar ini." Balas Gloriana dengan tegas."Tapi bukankah nanti kaisar akan ke kamar ini. Saya hanya akan jadi pengganggu Anda dan kaisar.""Kalau ia nanti datang dan menyuruh kau pergi, paling tidak kau sudah benar-benar mendapatkan perlindungan darinya. Makanya untuk sekarang lebih baik kau tetap diam di sini."Berlin tidak lagi mendebat. Hatinya juga berkata kalau itu langkah logis yang benar-benar akan membuat nyawanya aman dari ancaman."Jika boleh bertanya, memangnya apa yang ingin Anda minta kepada kaisar?""Aku akan meminta pengampunan nyawa untuk mereka dan memberikan kebenaran dari kasus itu yang sesu

DMCA.com Protection Status