Share

Bab 8

Author: Draagotori
last update Last Updated: 2024-04-13 20:59:42

Sejak dahulu, ketika masih bernama Ashriana, dirinya memang tidak menyukai perjalanan jauh yang memakan banyak waktu. Saat di dunia asalnya dulu, ia akan mengeluh hanya karena perjalan 3 hari menggunakan bus yang berjalan di aspal mulus. Maka sekarang ini, dalam perjalanan 3 bulan menggunakan kereta kuda yang berjalan di atas jalanan yang tidak rata seperti akan membunuh mental dan fisik putri tersebut.

"Ah, sial. Pantatku sakit. Bantal duduk yang kau buat bahkan sudah tipis sekarang." Ucap Gloriana kemudian menghembuskan nafasnya panjang-panjang.

"Putri, meskipun hanya ada saya di sini tapi Anda tetap dilarang berbicara kasar dan vulgar seperti tadi." Balas seorang pelayan yang duduk menghadap ke Gloriana.

"Memangnya kenapa? Aku mengatakan hal seperti itu karena tahu kalau cuma ada kau yang mendengarnya, Berlin."

Meskipun sudah mendapatkan pemecatan sebelumnya, namun pelayan bernama Berlin Linbert tetap dibawa oleh Gloriana untuk pergi bersamanya ke Kekaisaran Brigard. Pasalnya, hukum di setiap negara akan berbeda-beda. Maka segala dosa yang dilakukan dalam kerajaan Deux tidak akan berlaku di negeri lainnya. Sebenarnya, lebih dari keinginan untuk menghapus dosa dengan pindah ke wilayah lain. Nilai seperti kepercayaan yang sudah lama terjalin menjadi alasan utama kenapa Gloriana sampai meminta Berlin untuk ikut bersamanya.

"Berlin, apa kau tahu berapa lama lagi kita akan sampai ke sana?"

"Kata para penjaga, jika berjalan lancar maka seminggu kemudian kita akan menginjakkan kaki di tanah Brigard."

"Seminggu lagi hanya dengan melihat kau, bangku dan dinding kayu. Setidaknya biarkan gorden jendela ini terbuka saja agar aku bisa melihat pemandangan luar."

Selain lamanya perjalan, perlakuan yang diterima putri tersebut selama perjalanan juga mengikis secara perlahan kewarasan pikirannya. Ia tidak diperkenankan keluar kereta kuda selain untuk kegiatan buang air saja. Gorden jendela kereta kuda juga ditutup agar orang luar tidak mengetahui siapa yang dibawa oleh rombongan mereka.

"Gorden itu menyelamatkan Anda dari pemandangan orang membunuh orang tempo lalu." Ucapan Berlin mengacu pada pertarungan prajurit dengan bandit hutan beberapa minggu yang lalu.

"Itu, ada benarnya juga." Gloriana mengiyakan apa yang dikatakan oleh pelayannya. "Tapi aku bosan, daripada putri seorang raja aku lebih merasa diperlakukan seperti barang bawaan."

Berlin terdiam mendengar keluhan yang diucapkan oleh atasannya tersebut. Sebenarnya ia juga merasa bosan sejak lama tapi ia harus menunjukkan sikap yang profesional. "Jika Anda bosan kenapa Anda tidak membaca novel saja." Sarannya sebagai jalan keluar dari apa yang dikeluhkan oleh Gloriana.

Gloriana melirik beberapa novel yang ia bawa disampingnya. "Aku mual jika membaca novel sambil berjalan." Ucapnya dengan sedikit malu.

"Kalau begitu biar saya yang bacakan untuk Anda."

"Eh, benarkah?" Wajah Gloriana berubah menjadi riang.

Berlin mengambil satu jilid novel dan mulai membacakan berbagai kalimat yang menjadi isiannya. Seperti itulah kisah perjalanan putri Gloriana untuk mencapai wilayah Kekaisaran Brigard. Kemudian setelah 7 hari dan 2 novel cukup tebal dibacakan, mereka semua sampai di sebuah wastu megah yang dindingnya terbuat dari berbagai jenis bebatuan.

"Putri harus bertemu kaisar terlebih dahulu malam ini, jadi kita akan berhenti di wastu ini untuk mempersiapkan diri anda."

"Aku tidak peduli. Hal yang terpenting sekarang adalah aku meluruskan tubuhku di kasur." Ucap putri tersebut kemudian turun dari kereta kuda dan tanpa basa-basi langsung minta untuk diantarkan ke kamar yang sudah disiapkan.

Kamar yang terbilang mewah tertata rapi lengkap dengan ornamen vas bunga di setiap sudut. Meskipun begitu, ranjang yang berisikan kasur adalah hal yang paling menarik oleh mata Gloriana. Seperti seorang perenang, Gloriana segera meluncurkan tubuhnya masuk ke dalam kain yang berisikan tumpukan kapas tersebut tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya.

"Tuan Putri, sikap Anda tidak sopan sekali. Tidak menunjukkan diri seorang putri terhormat."

"Aku tidak peduli. Putri raja sekalipun akan berubah menjadi gorila jika dia kekurangan tidur."

"Tetapi tetap saja, Anda harus menjaga-" Berlin berhenti berbicara ketika melihat orang yang ia ingin ceramahi telah menutup matanya dan memindahkan kesadarannya ke alam lain.

Badai yang datang langsung reda dengan gancang. Sikap yang baru saja Gloriana tunjukan membuat para pelayan wastu terheran-heran. Semua isi kepala mulai bertanya tentang alasan kaisar mereka memilih gadis ini sebagai seorang selir.

....

Sebuah ruangan yang dibukakan semua jendelanya sehingga angin sejuk berputar-putar di dalamnya. Cahaya rembulan yang bersinar masuk dari jendela kemudian sinarnya menyinari sebuah meja makan yang terbuat dari batu marmer. Pada bagian atas meja tersebut terdapat berbagai macam makanan mewah yang terlihat begitu lezat.

Meskipun suasana yang tersaji begitu indah namun seorang pria berambut hitam dengan kantung mata tebal yang duduk pada bangku meja makan malah memasang wajah cemberut. Alasan mengapa pria tersebut memasang wajah tersebut disebabkan karena seorang wanita yang ia tunggu masih belum datang bahkan ketika waktu telah 10 menit berlalu dari jam yang sudah ditetapkan.

"Hey, apa kalian benar-benar sudah mengatur makan malam ini dengan baik?" Ucap pria itu kesal kepada salah seorang pria yang memakai pakaian hitam putih lengkap dengan dasi kupu-kupu.

"Jadwal sudah diatur dengan baik Tuanku. Putri itu juga sudah diberikan pemahaman sebelumnya." Balas pria dasi kupu-kupu dengan tenang meskipun ada sedikit getaran di tubuhnya, menandakan perasaan asli yang ia rasakan sekarang.

Mendapati jawaban yang ia terima, wajah pria tersebut tidak lagi cemberut melainkan berubah menjadi tegang dengan kedua ujung alis yang saling bertemu. "Jika memang sudah seperti itu, MENGAPA SAMPAI SAAT INI IA BELUM DATANG JUGA?!"

Pria itu berdiri dari duduknya dan menghempaskan tinju ke arah meja yang sedari tadi di hadapannya hingga membuat meja makan tersebut patah. Hasilnya, makanan yang telah tersaji berhamburan jatuh ke bawah. Meja itu terbuat dari marmer asli, meskipun bukan yang terkuat tapi batu tetaplah batu. Hanya saja kekuatan tinju yang dimiliki pria tersebut tidaklah normal, tinjunya jauh lebih kuat dari batu yang terkenal dengan struktur kerasnya.

"Berani sekali gadis itu membuat seorang Elder Asterisk de Brigard menunggu seperti bawahan."

Elder Asterisk de Brigard adalah nama penguasa Brigard, sosok yang paling dihormati, ditakuti dan disegani di wilayah ini. Membuat orang paling penting seperti itu menunggu kehadirannya, entah akan jadi seperti apa nantinya nasib orang tersebut.

"Tuanku, Selir Gloriana sudah datang." Seorang pelayan lain datang dan berkata kepada Elder yang masih berdiri dengan tubuh menegang.

"Biarkan gadis sialan itu masuk."

Beberapa saat kemudian muncul seorang gadis muda berambut pirang yang memantulkan sinar rembulan dengan sempurna. Gaun berwarna merah yang ia kenakan sangat kontras dengan warna gelap disekitarnya, hal itu membuat mata akan langsung tertuju ke arahnya. Anehnya, Gadis tersebut mengeluarkan banyak keringat di leher dan pundaknya walaupun angin sedari tadi berhembus di dalam ruangan.

"Hormat saya terhadap penguasa Kekaisaran Brigard." Ucap gadis tersebut dengan lembut tanpa memedulikan apa yang sudah terjadi di hadapannya.

"Katakan wahai gadis, apa kau memang menginginkan setengah benua ini menyerang kerajaan kecilmu?"

Related chapters

  • Istri Seorang Tiran   Bab 9

    Jika ada yang bertanya tentang musuh terbesar bagi umat manusia, sekiranya jawaban seperti apa yang akan diberikan untuk menjawab pertanyaan itu? Alam semesta atau kaum iblis? Terkadang itu memang benar tapi itu bukanlah jawaban yang sempurna. Sebab jawaban yang tepat dari pertanyaan tersebut adalah manusia itu sendiri.Manusia menjadi musuh terberat bagi umat manusia. Lebih tepatnya, apa yang ada di dalam diri manusia. Iri, amarah, malas, sombong, tamak, rakus dan nafsu. Dalam sejarah panjang umat manusia, ke-tujuh sifat tersebut telah berhasil membinasakan manusia yang tak terhitung jumlahnya."Putri, kenapa Anda malah tidur lagi di dalam kamar mandi." Ucap Berlin, seorang pelayan yang sedang terburu-buru memasangkan gaun berwarna merah kepada gadis berwajah datar dengan mata yang tertutup."Habisnya, air panasnya sangat pas sekali. Aku jadi nyaman dan kalah dari rasa malas serta hawa nafsuku." Balas putri berambut pirang bernama Gloriana."Ah, tidak ada waktu. Putri, Anda dalam masa

    Last Updated : 2024-04-16
  • Istri Seorang Tiran   Bab 10

    Satu saja kesalahan lagi maka negeri yang paling ia sayangi bisa saja hancur tak berbekas. Meskipun begitu, setelah memperhatikan kondisi orang yang ada di depannya, Gloriana memiliki rencana untuk keluar dari masalah yang begitu genting ini. Memang benar ia telah merusak makan malam tapi keadaan akan berbalik jika ia bisa memberi sesuatu hal yang lebih menguntungkan bagi Kaisar. Kantung mata kaisar cukup besar dan berwarna hitam, sepertinya ia sudah tidak tidur beberapa hari. Saat ini dibandingkan dengan makan, menutup mata untuk tertidur adalah sesuatu yang lebih dibutuhkan oleh tubuhnya.Sebab itu Gloriana masuk ke dalam sebuah kamar bersama dengan pria tersebut. Sebab, dirinya ingin membuat kaisar tertidur dan melupakan kesalahan yang telah ia perbuat."Lepaskan pakaianmu." Kaisar Elder mengatakan hal yang membuat Gloriana terdiam beberapa saat, dirinya mulai menyadari jalur dari rentetan kejadian yang akan datang.Kenapa jadi begini, apa kita berdua akan melakukan hal itu? Pikirn

    Last Updated : 2024-04-18
  • Istri Seorang Tiran   Bab 11

    Baru saja matahari menunjukkan bentuk sempurnanya. Seorang pelayan turun dari kereta kuda yang digunakan untuk membawa dirinya dan barang-barang. Pelayan bernama Berlin, memasuki kastil tempat dimana tuan putrinya menghabiskan malam yang sepertinya akan sulit dilupakan.Berjalan tegap di sebuah lorong, wajahnya datar namun pikirannya tidak bisa setenang penampakan luar yang dirinya tunjukan. Sejak tadi malam, Berlin benar-benar memikirkan tentang keadaan Gloriana yang membuatnya tidak bisa tertidur dengan nyenyak."Apakah kamu pelayan dari Selir Gloriana?" Seorang pelayan wanita bertanya kepada Berlin yang isi pikirannya masih tertuju kepada gadis yang menjadi atasannya."Benar, aku datang untuk menjemput Tuan Putri Gloriana. Bisakah kamu tunjukan dimana dirinya sekarang?" Balas Berlin atas pertanyaan yang diajukan kepadanya."Selir Gloriana sedang berada di kamar sekarang namun kamu dilarang untuk masuk terlebih dahulu.""Kiranya kenapa demikian, apa Tuan Putri sedang melakukan sesuat

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Seorang Tiran   Bab 12

    Berlin dan Gloriana memasuki sebuah bangunan berbentuk persegi panjang berukuran 20x30 meter yang di dalamnya telah diisikan beberapa perabot dan berbagai macam dekorasi. Dalam ruangan itu juga sudah tersedia rak yang digunakan untuk menaruh buku-buku novel, kotak perhiasan dan berbagai macam barang pribadi yang memang dibawa Gloriana dari Kerajaan Deux."Apa kau yang menyiapkannya kamar ini?" Tanya Gloriana kepada Berlin setelah melihat barang-barang yang ia bawa sudah tertata mirip seperti tata letak kamar dirinya saat berada di istana Deux."Iya, putri. Saya semalam menyiapkan kamar ini.""Pasti berat untukmu, kan? Duduklah! Biar aku pijit pundakmu.""Jangan Putri, itu tidak perlu. Lagian kamar ini juga cukup kecil jadi rasanya mudah saja menyiapkan segala sesuatu." Berlin mencari alasan untuk menolak kebaikan hati atasannya."Kalau dibandingkan kamarku dulu, memang ini jauh lebih kecil.""Katanya jika Anda menjadi kesukaan ka

    Last Updated : 2024-05-09
  • Istri Seorang Tiran   Bab 13

    "Jadi seperti itu sosok pemimpin kelompok serigala wanita. Memang terlihat aura alpha darinya." Ucap Berlin setelah melihat rombongan Selir Victoria pergi menjauh."Keren juga julukan yang kau berikan untuk mereka!""Lalu, apa strategi yang akan Putri lakukan untuk mengahadapi mereka?""Kenapa aku harus menghadapi mereka?"mendengar jawaban seperti itu membuat Berlin menghela nafas panjang-panjang kemudian pergi membereskan cangkir, piring dan teko yang ada di atas meja. "Putri, kapan Anda akan berkunjung ke tempat selir lainnya?" Tanya Berlin sambil tangannya berkerja."Sekarang juga. Aku akan mengunjungi mereka satu persatu hari ini juga. Jadi besok, aku bisa berleha-leha di kamar ini.""Kalau begitu biar saya siapkan pakaian Anda dan cendramatanya."Sebagai pelayan yang profesional, Berlin telah dibekali berbagai macam pengetahuan untuk menunjang kehidupan putri kerajaan yang ia layani. Menyiapkan pakaian, merias dan

    Last Updated : 2024-05-25
  • Istri Seorang Tiran   Bab 14

    "Salam saya terhadap Tuan Kaisar." Gloriana menundukkan kepala dan menurunkan posisi badannya."Aku akan masuk." Kaisar yang berpakaian kemeja putih dengan tegas berjalan memasuki kamar seorang wanita tanpa memedulikan perasaan seperti apa yang saat ini sedang dirasakan oleh orang-orang yang melihatnya. "Aku tidak perlu teh. Sebab itu pelayan sepertimu segera pergi dari ruangan ini sekarang." Kali ini ia dengan kuasanya memerintahkan Berlin untuk keluar dari kamar Gloriana dan meninggalkan mereka berdua saja di dalam ruangan.Pelayan itu keluar dari kamar sambil memasang wajah bingung dan khawatir namun sebenarnya di dalam hatinya muncul sebuah perasaan senang melihat sosok kaisar yang mengunjungi Gloriana bahkan disaat bukan hari kunjungan malamnya. Itu berarti kaisar menaruh perhatian terhadap junjungannya sehingga potensi menjadi selir kesukaan kaisar menjadi tinggi."Tuanku, ada apa sampai malam-malam datang ke kamar saya?" Tanya wanita yang matanya su

    Last Updated : 2024-06-01
  • Istri Seorang Tiran   Bab 15

    Setelah seorang laki-laki keluar dari sebuah bangunan, seorang pelayan wanita segera masuk ke dalam bangunan yang ditinggalkan oleh laki-laki tersebut. Pelayan membawa sebuah baskom berisi air hangat lengkap dengan handuk yang sengaja ia ceburkan ke dalam air."Selama pagi, putri." Ucap pelayan tersebut dengan nada riang dan tersenyum lebar."Selamat pagi, Berlin." Seorang wanita pirang yang masih menggunakan piyama membalas sapaan yang ia terima."Bagaimana malam Anda, putri. Apa menyenangkan?"Pertanyaan yang keluar membuat Gloriana diam sambil mengontrol emosi yang tiba-tiba meluap, mencoba tenang untuk menyembunyikan rasa malu yang ia rasakan. Hanya saja, Berlin sudah sejak kecil bersama dengan wanita yang ada di depannya itu, jadi ia tahu kalau saat ini dia sedang mencoba menutupi perasaan aslinya."Biasa saja, tidak begitu menarik." Jawabnya sambil melepaskan piyama yang ia kenakan."Begitukah? Sayang sekali." Pelayan mendekatinya dan mulai membasuh tubuh bagian atas kemudian be

    Last Updated : 2024-06-02
  • Istri Seorang Tiran   Bab 16

    Gloriana merasakan sebuah dilema. Cairan dari perasan anggur yang ia minum sedang berputar-putar di mulutnya, membuat lidahnya tersiksa. Rasanya terlalu aneh untuk ditelan namun jika ia memuntahkannya keluar maka akan langsung menjadi pusat perhatian dan etika kebangsawanan dirinya akan dipertanyakan.Sialnya, ia tidak bisa berlama-lama menahannya di mulut dan keluar dari ruangan sebab semakin lama lidahnya merasakan cairan anggur itu semakin naik juga kadar mual dalam dirinya. Sebab itu meskipun harus sedikit mengeluarkan air mata ia memutuskan untuk menelan air anggur itu ke dalam tenggorokannya.Efek anggur itu tidak hanya aneh di mulut namun juga panas di tenggorokan. Meskipun begitu Gloriana yang telah menenggaknya harus memasang wajah datar yang dipaksakan."Ada apa Adinda Gloriana? Kenapa bola matamu berlinang air mata?" Tanya Victoria setelah meneguk air anggur yang berada di gelas dalam genggaman tangannya sendiri."Tidak apa Ayunda, aku

    Last Updated : 2024-06-05

Latest chapter

  • Istri Seorang Tiran   Bab 29

    Ruangan ini memang tidak didesain untuk ditinggali oleh 13 orang dewasa. Sebagai gambaran, sofa yang digunakan untuk bersantai hanya cukup menampung maksimal empat orang saja sedangkan bangku dari meja makan tidak diperuntukkan lebih dari dua orang.Sebenarnya bisa saja mengambil banyak bangku dari luar tapi karena mereka datang tanpa peringatan membuat Gloriana tidak bisa menyiapkan kebutuhan yang mereka semua butuhkan. Alhasil hanya Selir Gloriana, Victoria, Alice dan Charlotte yang duduk di sofa sedangkan yang lainnya berdiri tegak membuat dua barisan yang berbeda."Hoi! kenapa kalian semua datang ke kamar Ayunda Gloriana." Alice lantang berbicara dengan wajah kesalnya."Diam kau gadis kecil! Aku ke sini karena ada yang ingin aku bicarakan dengan Adinda Gloriana tapi tidak disangka ada rombongan ular yang ikut sampai ke sini." ucap Victoria sambil melototkan matanya ke arah Charlotte."Siapa yang kau sebut rombongan ular? Kami datang ke sini dengan niat baik untuk menanyakan kondis

  • Istri Seorang Tiran   Bab 28

    "Ayunda Gloriana, bolehkah aku berbicara denganmu." Nada gadis itu pelan dan terdengar tertahan. Beberapa saat sebelumnya, Gloriana mendengar pintu diketuk dari luar. Karena tidak ada pelayan yang berjaga membuat dirinya sendiri yang harus membuka pintu itu. Seorang gadis berkuncir dua berwarna coklat bernama Alice berada di luar bangunan kamarnya dengan sedikit kecemasan di wajahnya. "Kalau ingin berbicara, lebih baik di dalam saja." Kata Gloriana mempersilahkan gadis itu memasuki wilayahnya. Alice duduk di sofa sedangkan Gloriana pergi ke tungku dan menaruh teko pemanas air yang sudah disiapkan oleh Berlin sebelumnya. "Aku mohon maaf jika kemarin kau ke sini dan tidak menemukanku." Kata Gloriana sambil menunggu air itu berbunyi pertanda telah matang. "Tidak! aku yang sebenarnya harus meminta maaf kepadamu. Kemarin aku tidak datang ke sini untuk mencarimu, aku tidak datang di saat kau butuh seseorang di sampingmu. Aku memikirkan diri sendiri dan takut bertemu denganmu. Aku ben

  • Istri Seorang Tiran   Bab 27

    "Apa kau memiliki cara untuk mengirim surat ini?" Gloriana memberikan pertanyaan setelah menuliskan rangkaian kata formal di atas secarik kertas.Ini pertama kalinya Gloriana mengirimkan surat sejak tinggal di dalam istana Harem milik kekaisaran. Biasanya surat dikirimkan dengan burung pengantar pesan atau tukang pos yang rentan waktunya jauh lebih lama sampai ke tujuan. Hubungan dengan Marquis Hendrik masih harus ia tutupi demi menghindari narasi kesalahpahaman yang bisa saja terjadi sebab belum resminya hubungan antar mereka berdua. Jadi tidak mungkin menggunakan burung pengantar pesan yang bisa dilihat oleh siapa saja saat diterbangkan, namun jika menggunakan tukang pos maka surat itu mungkin baru sampai saat pikiran Marquis Hendrik sudah berubah."Gront akan membawanya keluar dari istana Harem dan mengirimkannya dengan burung dari kantor pos." Jawab Berlin memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi."Brilian, kalau begitu tolong berikan kepadanya."Pelayan itu diserahkan se

  • Istri Seorang Tiran   Bab 26

    "Apa yang kau katakan barusan?" Gloriana bertanya kepada Berlin setelah rentetan kalimat panjang sebagai laporan atas pertemuannya dengan Marquis Hendrik."Marquis Hendrik berkata akan membantu Anda untuk menjadi permaisuri." Balasnya dengan cepat."Itu akan kita bahas nanti, namun yang ingin aku tanyakan adalah perkataanmu sebelum itu.""Oh, bagian yang mengatakan kalau isu meracuni adik Anda bermula dari wilayah Selir Victoria?""Ya, bagian itu. Apa itu benar?""Tuan Hendrik mengatakan kalau informasinya tidak mungkin salah. Lagipula setelah apa yang Anda lakukan di pesta penyambutan, saya rasa tidak mengherankan jika Selir Victoria melakukan hal semacam ini kepada Anda."Mata Gloriana berputar, dirinya tidak menyangka kalau kejahilan kecil yang ia lakukan di pesta akan mendapatkan balasan yang nyaris menghilangkan banyak nyawa termasuk nyawanya sendiri. Dirinya kembali diingatkan oleh keadaan bahwasanya orang yang memiliki kuasa itu memang menakutkan."Aku tidak menyangka kalau wan

  • Istri Seorang Tiran   Bab 25

    Laju nafasnya terengah-engah seperti dirinya telah berlari berkilo-kilo meter panjangnya tanpa berhenti sama sekali. Wanita itu merasa sangat lelah juga penat dan sedikit sakit di berbagai bagian tubuhnya namun anehnya muncul perasaan menyenangkan di dalam hatinya. Perasaan itu adalah penggambaran dari rasa kepuasan, perasaan puas lain yang sebelumnya tak pernah ia rasakan dalam batinnya. Kali ini, pada momen ini untuk pertamanya kalinya dirinya merasakan hal ini. Sebenarnya dirinya bukanlah seseorang yang selalu mendapatkan kesulitan hingga akhirnya baru merasakan rasa puas di dalam diri. Sejak kecil ia telah merasakan berbagai macam dari kepuasan. Kepuasan yang berasal dari makanan atau hiburan bahkan kepuasan batin atas pemenuhan sifat egois di dalam dirinya, namun kali ini berbeda. Untuk pertama kalinya ia merasakan kepuasan hasil dari sebuah hubungan yang dilakukan oleh sepasangan manusia dewasa. Selama satu putaran penuh jarum panjang bergerak, mereka berdua melakukannya

  • Istri Seorang Tiran   Bab 24

    Punggung tangannya merasakan sensasi dari kelembutan bibir seorang pria. Wajah kaget ditunjukan oleh pelayan dan prajurit yang melihat kejadian itu di depan mata mereka namun bagi wanita bernama Gloriana, apa yang dilakukan oleh pria ini hanyalah salam yang biasa dilakukan sesama bangsawan dari kerajaan asalnya.Sejak tinggal di kekaisaran, ini pertama kalinya seorang pria melakukan salam dengan mencium punggung tangan miliknya. Itu sedikit mengejutkan namun yang lebih mengejutkan untuknya adalah sensasi lain selain bibir yang kulitnya rasakan. Sensasi dari selembar kertas kecil yang menyelip diantar kedua tangan mereka berdua."Apa cara saya sudah benar dalam memberikan salam seperti orang-orang di Kerajaan Deux?" Ucap Hendrik dengan ragu sambil melepaskan genggaman tangannya dengan perlahan."Cara Anda melakukan salam sangat sempurna ..." Setelah dilepasnya jari-jari Hendrik dari tangannya, Gloriana menggenggam kertas itu dengan erat agar tidak disadari siapapun. Gloriana menyadari

  • Istri Seorang Tiran   Bab 23

    "Baiklah Gloriana, kini hanya ada kau dan aku di sini. Sekarang katakan, apa yang sebenarnya ingin kau capai dengan melakukan hal berani seperti tadi?"Setelah gagal dilaksanakannya eksekusi mati untuk para terdakwa dari kasus penyebaran berita palsu, rombongan kaisar kembali ke istana kaisar dengan kereta kuda sambil membawa Selir Gloriana bersama mereka. Ini pertama kalinya Gloriana pergi ke istana kaisar, ia begitu takjub dengan kemegahan yang memanjakan matanya hingga tidak menyadari kalau dirinya sedang digiring masuk ke sebuah ruangan agar hanya berduaan saja dengan kaisar."Seperti yang saya katakan sebelumnya. Saya ingin mereka tidak dihukum mati demi ketenangan batin saya. Jika tadi Anda menghukum mereka dan diluar dugaan saya masih memiliki nafas untuk melanjutkan hidup maka saya yakin kalau saya yang itu bukanlah diri saya yang sebenarnya lagi." Balas Gloriana dengan lurus sesuai kata hatinya."Kau tidak hanya menginginkan itu, bukan? Katakan Gloriana, apa kau ingin menjadi

  • Istri Seorang Tiran   Bab 22

    Matahari hampir tenggelam, seorang laki-laki terduduk dalam ruangan dengan kertas yang menggunung dihadapannya. Tepian bawah pada matanya menghitam, mulutnya menguap namun otak miliknya tetap kukuh tidak mau tertidur. Semalaman penuh dia berkeliling kamar istana Harem untuk mendatangi sosok bidadarinya satu persatu. Bukan karena ingin melakukan hal yang erotis namun malah menyuruh wanita-wanita cantik itu menceritakan berbagai kisah menyenangkan sembari dirinya merebahkan tubuh menutup mata. Sayangnya, setiap ia menutup matanya bukannya tergambarkan kisah yang diceritakan namun malah muncul gambaran menyeramkan tentang bagaimana kematian datang menghampiri dirinya. "Tuanku, hari ini Marquis Hendrik de Frontia dijadwal untuk sampai ke ibu kota." Seorang ajudan muda, terlihat seumuran dengan kaisar berucap memberikan laporan. "Ah, orang itu. Katakan aku akan menemuinya besok. Untuk sekarang, coba panggilkan seseorang yang sangat ahli dalam bercerita." "Apa Anda kesulitan untuk t

  • Istri Seorang Tiran   Bab 21

    Membuka buku, membaca kalimatnya sebentar lalu menutupnya kembali. Berjalan-jalan kecil lalu duduk dengan tegang. Untuk pertama kalinya semenjak ia tinggal di kekaisaran Brigard ia mengharapkan seorang laki-laki datang ke kamarnya."Apa saya sudah bisa kembali ke kamar saya, Putri?" Tanya Berlin yang memperhatikan tingkah was-was dari atasannya itu."Tidak. Malam ini kau tidur di kamar ini." Balas Gloriana dengan tegas."Tapi bukankah nanti kaisar akan ke kamar ini. Saya hanya akan jadi pengganggu Anda dan kaisar.""Kalau ia nanti datang dan menyuruh kau pergi, paling tidak kau sudah benar-benar mendapatkan perlindungan darinya. Makanya untuk sekarang lebih baik kau tetap diam di sini."Berlin tidak lagi mendebat. Hatinya juga berkata kalau itu langkah logis yang benar-benar akan membuat nyawanya aman dari ancaman."Jika boleh bertanya, memangnya apa yang ingin Anda minta kepada kaisar?""Aku akan meminta pengampunan nyawa untuk mereka dan memberikan kebenaran dari kasus itu yang sesu

DMCA.com Protection Status