Beranda / CEO / Istri Sengsara Sang Billionaire / BAB 41 Sebuah Fakta Mengejutkan

Share

BAB 41 Sebuah Fakta Mengejutkan

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-17 17:42:08

Sebuah Fakta Mengejutkan

Nyonya Farida tersenyum, dia sungguh sangat menyayangi Arsen.

Bibi Arum terlihat mengantarkan air putih hangat untuk nyonya Farida.

“Saya tidak melihat waktu den Arsen datang bu,” ucap bibi Arum, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah nyonya Farida sejak nyonya Farida baru menikah.

"Dia datang malam sekali, mungkin kamu sudah tidur," ucap nyonya Farida.

"Semoga den Arsen lebih sering menginap di sini nyonya, rumah ini akan lebih ramai dan berwarna," ucap Bibi Arum.

"Ya, saya pun berharap begitu bi," ucap nyonya Farida seraya menghela nafas panjang.

Di kediaman keluarga Herlambang Mahendra, seperti biasa Ayra sudah menyiapkan semuanya. Dia bangun pukul empat, rutinitas yang sama sejak dia berstatus sebagai istri dan menantu.

Rumah sudah penuh dengan sinar matahari, lantai sudah bersih, disapu tiga mesin penyapu otomatis yang tidak pernah lelah mengelilingi rumah. Ayra sudah menyiapkan makan pagi yang cukup lengkap untuk semua anggota keluarga yang mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 42 Fakta Itu

    Fakta ItuDi rumah sakit Keluarga Sehat, rumah sakit yang didirikan oleh Arsen. Arsen terlihat keluar dari ruang meeting, bersama beberapa dokter hebat. Dia ingat harus mengantarkan amplop coklat titipan tantenya, dia harus bergegas ke kantor pusat Abadi group, menyerahkan amplop itu dan segera kembali ke kantornya."Edo, saya akan ke kantor pusat Abadi group, kamu atur saja meeting selanjutnya, saya akan segera kembali, " ucap Arsen pada asisten pribadinya yang bernama Edo."Baik pak, saya akan segera menyiapkannya," ucap Edo, asisten pribadi Arsen yang sudah bekerja dengannya sejak masih kuliah di Amerika. Arsen bergegas menuju ke kantor Abadi group yang berjarak sekitar dua puluh lima menit perjalanan dengan kecepatan sedang, kecuali sedang macet, dia membutuhkan waktu lebih lama.***Di depan kantor pusat Abadi group, Ayra turun dari mobil taxi online. Dia terlihat mengulaskan senyum, sangat optimis Ardian akan menyukai apa yang sudah diusahakannya. Dia ingin menunjukkan perhatia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 43 Penghargaan

    Penghargaan Ayra terlihat mengencangkan genggamannya pada kotak makan itu. Dia tidak bisa memaksakan kehendaknya, Ardian benar benar tidak ingin menerima makanan itu. Arsen yang melihat hal itu hanya bisa menggenggam tangannya kuat kuat, dia ingin sekali marah, mendatangi pria itu dan memukulnya sekencang mungkin. Arsen menarik nafas panjang, akan menjadi masalah jika dia ikut campur dalam masalah rumah tangga orang lain. Ardian adalah suami sah Ayra, sedangkan dia hanyalah seorang sahabat, hanya orang lain yang tidak memiliki hak apa apa. Ayra melangkahkan kakinya keluar dari gedung kantor pusat Abadi grup. Langkahnya begitu berat, namun dia harus kuat. Ayra berjalan menuju ke sebuah bangku kayu yang ada di depan kantor. Bangku kayu bercat coklat, di letakkan di taman kecil yang ada di depan kantor. Ayra duduk di bangku itu, dia meletakkan kotak makan dua susun tepat di sebelahnya. Ayra mengambil ponsel, dia harus segera memesan taxi online. Sepertinya pulang adalah solusi ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 44 Kekecewaan

    KekecewaanMalam harinya di kediaman keluarga Herlambang Mahendra.Semua orang terlihat antusias di meja makan. Ayra tidak pernah gagal dalam membuat makanan.Dari wajah Ayra tersirat ekspresi kesedihan. Peristiwa tadi siang benar benar membekas di ingatannya.Setelah makan malam, semua orang kembali ke tempatnya masing masing, kecuali Ayra, dia harus membersihkan seluruh perlengkapan makan yang baru saja digunakan, juga mengurus sisa makanan yang masih banyak. Hatinya benar benar mengisyaratkan kesedihan, tidak ada semangat sedikitpun. Walaupun dia berusaha memahami, dia tetaplah wanita biasa yang bisa terluka.***Setelah semuanya selesai Ayra segera naik ke kamarnya. Di dalam kamar sudah ada Ardian yang duduk di kursi, terlihat membaca buku dengan serius. Ayra tidak menyapa Ardian, dia hanya diam, masuk ke dalam kamar mandi, berganti pakaian tidur, lalu bersiap untuk tidur.Ardian melirik Ayra, dia tahu, mungkin dia sudah menyematkan luka hati pada istri barunya itu.“Apa kamu mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 45 Memahami Situasi

    Memahami SituasiSejak peristiwa itu, penolakan terhadap perhatian penting. Ayra tidak lagi memaksakan kehendaknya, dia berusaha menerima setiap keadaan, berusaha meyakinkan dirinya bahwa semua ini akan berlalu, akan ada cinta di hati Ardian untuknya, entah kapan, dia hanya bisa berharap.Hatinya merasa tidak adil, namun bagaimana lagi, dia sudah menikah dengan Ardian dan saat ini Ardian adalah suami sahnya.Sebelum menikah dia meyakini bahwa Ardian menginginkannya, namun setelah menikah dia memahami satu hal, bahwa rasa tertarik saja tidak cukup.Usia pernikahannya hampir menginjak satu tahun, Ardian masih belum menyentuhnya sedikitpun. Ayra mulai terbiasa dan berdamai dengan setiap keinginan akan kasih dan sayang dari suaminya. Dia berusaha menepis has-rat untuk disentuh, dia tidak tahu bagaimana rasanya disentuh oleh laki-laki, jadi dia tidak pernah merindukan hal itu.Ayra terlihat merias wajahnya, menorehkan bedak juga lipstik. Dari jauh terlihat Ardian memperhatikan, ada rasa pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 46 Menyadarinya

    MenyadarinyaDi seberang sana teman temannya hanya bisa menerima semua keputusan Ayra, walaupun mereka tahu, Ayra begitu menyukai Hoka Band, bahkan sebagai penggemar, Ayra tidak pernah absen menyaksikan konser Hoka Band selama jarak masih bisa ditempuhnya, apalagi mereka hanya mengadakan konser dua kali dalam setahun, satu kali konser besar dan satu kali konser kecil atau mini konser yang biasanya diadakan di hotel bintang lima.Ayra hanya bisa berusaha keras menahan diri, menahan keinginan kuatnya. Dia harus belajar menerima bahwa setelah menikah dia tidak akan lagi bisa mempertahankan apa yang menjadi kesukaannya. Melihat konser musik, menyaksikan film terbaru, berjalan jalan, sepertinya itu tidak lagi bisa dia lakukan, padahal dia masih memiliki sedikit waktu ditengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, ibu yang belum memiliki anak, walaupun begitu, banyak yang harus diurusnya.***Ayra masuk ke dalam kamar, di dalam kamar terlihat Ardian sibuk bermain dengan ponselnya. Dia beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 47 KEBETULAN YANG ANEH

    KEBETULAN YANG ANEH"Nyonya," teriak dua satpam yang mendengar ada kegaduhan di dalam rumah. Satpam Mahi melihat nyonya mudanya duduk di lantai dengan kaki berlumuran darah."Nyonya,” teriak satpam Mahmud yang kemudian segera menolong Ayra. Luka di kaki Ayra cukup dalam, dan terus mengeluarkan darah.“Nyonya harus ke rumah sakit," ucap satpam Mahmud.“Da-darah," ucap Loly gugup, juga panic karena melihat ada darah berceceran di lantai dan Ayra mengerang kesakitan. "Pak Mahmud to-tolong temani Loly dan pak Mahi tolong antar saya ke rumah sakit,” baik nyonya ucap kedua satpamku yang kemudian dengan cekatan membantu Ayra.“To-tolong pak Mahi ambilkan tas kecil berwarna coklat muda yang ada di atas meja kamar saya," pinta Ayra."Ba-baik nyonya," ucap pak Mahi yang segera berlari ke kamar Ayra. Beberapa detik setelahnya pak Mahi keluar dari kamar Ayra dengan membawa tas yang Ayra minta."Ini nyonya," ucap pak Mahi.Ayra segera melepas apron yang masih menempel di bajunya, lalu memesan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 48 KEANEHAN

    KEANEHAN"Apa suamimu juga datang?" tanya Arsen."Iya, mungkin sebentar lagi, kebetulan rumah sakit ini milik keluarga suamiku," ucap Isabela."Baiklah, aku akan menemanimu sampai suamimu datang," ucap Arsen."Arsen, tidak perlu, kamu pasti sibuk. Terimakasih sudah menyapaku," ucap Isabela yang sepertinya menolak dengan halus.“oh, baiklah,” ucap Arsen."Kring, kring, kring," ponsel Arsen berbunyi, panggilan itu dari tantenya, nyonya Farida.Arsen memberi isyarat bahwa dia akan menerima panggilan telepon, Isabela mengangguk."Halo tante," sapa Arsen setelah mengangkat panggilan itu."Arsen, apa kamu bisa ke rumah tante? kepala tante seperti mau pecah, rasanya sakit sekali," ucap tante Farida seraya merintih kesakitan."Tante sakit? Baiklah tante sebentar lagi Arsen ke sana.” Arsen menutup panggilan telephonenya, lalu berbalik hendak kembali ke tempat Isabela untuk berpamitan. Arsen menghentikan langkahnya, dia melihat dua orang yang tidak asing, sekian detik Arsen memperhatikan mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 49 sedikit Rasa Cemburu

    Sedikit Rasa CemburuIsabela mengatakan bahwa rumah sakit ini milik keluarga suaminya.“Ya, presdir Herlambang Mahendra. Apa dia memiliki dua orang putra yang sudah menikah?” Tanya Arsen. Belum sempat Ayra menjawab pertanyaan itu, dia mendengar ada seseorang memanggil namanya."Ayra," teriak seseorang. Mendengar namanya dipanggil, Ayra segera menoleh."Mas Ardian," ucap Ayra lirih.Ternyata Ardian yang memanggil Ayra, dia mengenali Ayra. Ardian berjalan ke arah Ayra, melepaskan gandengan tangan Arsen."Mas Ardian, apa kamu menjemputku?" tanya Ayra. "I-iya, pak Mahi menghubungiku, dia memberitahuku kamu terluka dan ke rumah sakit ini," ucap Ardian.Ardian mengingat peristiwa beberapa menit yang lalu ketika dia sedang memeluk Isabela. Ponselnya berbunyi, Ardian mengangkat ponselnya."Aku angkat telepon dulu," ucap Ardian."Iya," ucap Isabela lirih.Telephone itu dari satpam Mahi."Halo," ucap Ardian setelah mengangkat panggilan teleponnya."Halo Ardian, saya ingin memberitahukan bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19

Bab terbaru

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 112 Masa Masa Sulit

    Masa Masa Sulit “Bu Ayra adalah orang yang kuat,” ucap sekretaris Edo."Ya, dia memang wanita yang kuat," ucap Arsen.“Baiklah pak, saya pulang dulu,” ucap sekretaris Edo.“Baiklah, maaf mengganggu waktu liburmu,” ucap Arsen.“Tidak apa apa pak, hubungi saya jika ada yang bapak perlukan,” ucap sekretaris Edo.“Baiklah, terima kasih,” ucap Arsen. Sekretaris Edo bergegas pergi, Arsen membawa beberapa paper bag bingkisan itu ke kamar di mana Ayra berada.“Ayra, aku membawakan semua kebutuhanmu, jika ada yang kurang sampaikan saja,” ucap Arsen pada Ayra yang terlihat mengamati pemandangan diluar jendela kamarnya. Arsen meletakkan semua bingkisan itu di lantai.“I-iya,” ucap Ayra singkat. Arsen tahu, segala hal yang menimpa Ayra tidak bisa semudah itu diterima, dia masih terguncang dan Arsen berusaha memberi Ayra ruang. "Aku ada di luar, jika kamu

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 111 Setelah peristiwa itu

    Setelah peristiwa itu Pagi hari, Ayra tersadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, tangannya juga terpasang selang yang terhubung dengan cairan infus. Dia berada di sebuah kamar yang nyaman. Kepalanya terasa sakit, ada perban menempel di sana, mungkin itu adalah luka yang dihasilkan dari pertengkaran sengit tadi malam. Ayra yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega, bersyukur Tuhan memberinya hidup kedua walaupun belum bisa membedakan ini semua hanya mimpi atau kenyataan. Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Arsen, iya Arsen. teman Ayra sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat baiknya, hingga saat ini. Arsen duduk di kursi yang ada di kamar itu, tertidur, terlihat sangat kelelahan. Arsen yang menyelamatkannya, memberikan hidup kedua bagin

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 110 Misi Penyelamatan

    Misi Penyelamatan Di dalam mobil, suasana tegang benar benar terasa.“Kemana kita harus membawanya?” Tanya Ardian.“Kita buang saja, kita hanyutkan di sungai,” ucap Isabela memberi ide.“Apa?” Tanya Ardian tidak percaya.“Tidak, di jembatan akan sangat ramai sekali, kita tidak bisa membuangnya di kota,” ucap Ardian“Apa kamu yakin dia sudah mati?” tanya Ardian.“Dia masih hidup, nafasnya tipis. Kamu tidak melihat darah yang keluar dari kepalanya? Aku yakin dia tidak akan bertahan,” ucap Isabela.“Apa yang kita lakukan, kita sudah menjadi pemb-unuh,” ucap Ardian gugup dan juga takut. Isabela menggenggam tangan suaminya, berusaha memberi kekuatan.“Ini yang terbaik, kita harus menyingkirkannya, tidak ada pilihan lain,” ucap Isabela.“Pikirkan anak kita, apa kamu yakin rela menukar hidupmu yang penuh dengan kemewahan dengan hidup di penjara?” Tanya Isabela.

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 109 Medan Perang

    Medan Perang Ardian membawa Ayra ke apartemennya, penthouse mewah yang bahkan memiliki lift sendiri. Ayra hanya diam, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Dia bahkan belum percaya bahwa dirinya akan mengalami hal semacam ini, bertemu dengan selingkuhan suaminya. Mereka sampai di depan pintu apartemen, Ardian membuka pintu itu.Di dalam apartemen sudah ada Isabela, duduk dengan santainya di sofa yang ada di sana.Hati Ayra bergetar hebat.“Wanita itu,” gumam Ayra. Ayra menatap wanita itu dalam dalam, bahkan matanya nyaris keluar. Isabela mengulaskan senyum, seolah sengaja melakukan itu. Dia berdiri, lalu mendekat kearah Ayra.“Apa kamu kaget?” Tanya Isabela, berusaha terlihat tenang.“Kamu?” Tanya Ayra.“Isabela?” tebak Ayra. Ardian mengerutkan dahi, dia bahkan tidak menyangka jika Ayra mengenal Isabela.“Ya, orang yang selalu kalah dari

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 108 Peristiwa Mengerikan Mulai Terjadi Part 2

    Peristiwa Mengerikan Mulai TerjadiPart 2 Mobil Ardian masuk ke dalam lingkungan apartemen.“Itu mobil mas Ardian, ya, itu mobilnya,” ucap Ayra yakin.Ayra segera berlari mengikuti mobil itu hingga ke area parkir bawah tanah dan berhenti. Dengan nafas tersengal sengal, Ayra berhenti tepat di depan mobil Ardian.“Ar-Ardian,” ucap Isabela gugup.“Ada apa?” Tanya Ardian yang belum menyadari kehadiran Ayra.“Di-dia,” ucap Isabela seraya menunjuk ke arah Ayra berdiri. Ardian melihat kearah itu, dia kaget, ada istrinya di sana.“A-Ayra,” ucap Ardian.“Isabela, sebaiknya kamu bawa Amora naik, aku akan menemuinya,” pinta Ardian.“I-iya,” ucap Isabela yang segera keluar dari mobil, berusaha menyembunyikan wajahnya dan masuk ke dalam area apartemen. Ayra melihat wanita itu, dengan perasaan campur aduk yang luar biasa. Ayra berusaha menstabilka

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 107 Peristiwa Mengerikan Mulai Terjadi

    Peristiwa Mengerikan Mulai Terjadi Ayra menginjakkan kaki di apartemen itu, apartemen mewah yang harganya pun tidak biasa. Ayra memegang dadanya, menguatkan hati juga pikirannya. Jantung itu berdegup dengan kencang, seperti genderang perang, dia bahkan kesulitan untuk menstabilkan deru jantungnya.“Kamu harus kuat Ayra, apapun yang akan kamu dapatkan di tempat ini,” ucap Ayra. Dengan yakin dia memasuki apartemen itu, mendekat ke arah resepsionis sebagai jalan pintas dari pada harus mencari cari tidak jelas.“Se-selamat siang,” sapa Ayra.“Selamat siang ibu, ada yang bisa saya bantu?” Tanya resepsionis yang terdengar begitu ramah.“Ma-maaf saya mau Tanya, apa benar bapak Ardian Herlambang tinggal di salah satu unit penthouse?” Tanya Ayra. Mendengar hal itu, petugas resepsionis bernama Naira itu mengerutkan dahi. Ayra menangkap sinyal keragu raguan.“Oh, maaf, saya hanya mau mengantarkan pesanan kado,

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 106 Curiga yang mengakar

    Curiga yang mengakar Arsen sampai di rumah tante Farida, dia terlihat duduk di ruang tengah dengan perasaan kesal tergambar jelas di wajahnya."Arsen sayang, kamu sudah datang," sapa nyonya Farida."Iya tante, ini Arsen bawakan cake coklat dari JIM Mall," ucap Arsen seraya menunjukkan cake coklat yang dibawanya."Terimakasih Arsen, itu cake kesukaan tante," ucap nyonys Farida sumringah. Tante Farida melihat ke arah Arsen, sepertinya ada yang aneh, wajah Arsen mengisyaratkan kekesalan juga kesedihan."Arsen, ada apa? Apa ada masalah di kantor?” Tanya tante Farida.“Apa kamu ingin kembali menjadi dokter? Apa menjadi presdir rumah sakit dan hotel sangat melelahkan?” Tanya nyonya Farida menelisik.“Tapi, di hotel, banyak yang membantumu, kamu hanya menjadi presdir, semua staff adalah professional,” gumam nyonya Farida.“Tante,” ucap Arsen.“Jangan mengkhawatirkan Arsen, Arsen

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 105 Mirip Pembantu

    Mirip Pembantu Pagi harinya, tepat pukul sepuluh pagi, Ayra sudah berada di supermarket untuk berbelanja kebutuhan rumah tangga, kali ini dia berusaha dengan cepat supaya dia masih memiliki waktu untuk mengunjungi pusat kecantikan, itu yang direncanakan."Aku harus cepat, aku sudah melakukan ini selama bertahun tahun, aku bisa melakukannya walau dengan mata tertutup," ucap Ayra yakin. Dengan cekatan, Ayra mengambil seluruh barang yang akan dibeli, barang kebutuhan rumah tangga, seperti bahan makanan juga kebutuhan lain yang seluruh anggota keluarga butuhkan. "Semua sudah beres, bahan makanan, perlengkapan kebersihan, aneka makanan ringan, aneka minuman, minyak goreng, hmmm sudah semuanya," gumam Ayra. Lalu dia bergegas mendorong troli ke arah kasir. Dari jauh Arsen terlihat mengamati Ayra, hal ini sudah Arsen lakukan sejak lama. Dia tahu jadwal Ayra, kapan dia akan mengunjungi supermarket. Arsen bahkan ta

  • Istri Sengsara Sang Billionaire   BAB 104 Berusaha Menahan Sesak

    Berusaha Menahan Sesak Ayra sibuk menyiapkan makan malam di dapur, dia masih menjalankan semua kewajibannya, berusaha tidak mengingat hal buruk yang baru saja menimpanya. Ayra menyentuh pipinya, rasa nyeri, panas dan perih mungkin sudah memudar, tidak lagi dia rasakan, namun luka di dalam hatinya sungguh itu tidak lagi menemukan obat yang tepat. "A-Ayra," ucap nyonya Sisca lirih. Nyonya Ayra terlihat mendekat kearah Ayra berdiri."I-ibu, ibu perlu apa? apa ibu mau air dingin? Ayra akan mengambilkannya," ucap Ayra, selalu dengan sikap sigapnya dalam memberikan pelayanan pada semua orang."Ti-tidak, ibu tidak butuh apa apa, ibu hanya ingin minta maaf karena ibu sudah sangat keterlaluan, mungkin karena sebelumnya ibu sudah sangat emosi dengan masalah ibu sendiri, ibu benar benar minta maaf, ibu tidak seharusnya mengatakan hal buruk seperti itu," ucap nyonya Sisca seraya menggenggam tangan Ayra.“Ibu benar ben

DMCA.com Protection Status