Penampilan Yang MemalukanAyra menjalankan semua pekerjaan rumah tangga dengan baik, membersihkan rumah, memasak, mengurus Loly dengan segenap hati, semuanya selesai dengan baik, nyaris sempurna.Dia tidak mengeluh sedikitpun, dia juga berusaha menerima kenyataan bahwa Ardian sama sekali tidak memiliki waktu untuknya, bahkan di hari libur. Ayra berusaha menjadi yang terbaik sesuai yang dia mampu dan tingkat kepuasan semua orang di rumah itu nyaris menyentuh angka sempurna."Rose bisa bantu kakak?" tanya Ayra pada Rose yang sibuk mendengarkan musik di dalam kamarnya."Ya kak?" tanya Rose setelah menyadari kehadiran kakak iparnya."Bisa bantu kakak?" tanya Ayra lagi karena sepertinya Rose tidak mendengar ucapan sebelumnya."Ya, tentu saja, apa yang bisa aku bantu?" tanya Rose."Tolong bantu jaga Loly sebentar, kakak harus menyiapkan makan siang untuk teman teman ibu," ucap Ayra.“Apa teman teman ibu akan dating?” Tanya Rose.“Ya, ibu minta tolong untuk dibuatkan masakan rumah untuk enam
Seperti Pembantu Ayra membawa satu per satu hasil masakannya, ada sekitar tujuh jenis masakan yang dimasak selama tiga jam. "Akhirnya semuanya selesai," ucap Ayra seraya mengelus peluh dahinya. Kemudian dia menyiapkan gelas untuk menyambut tamu ibu mertuanya. Tuju gelas tinggi, dia akan membuat minuman yang luar biasa, dingin dan segar, cocok diminum di siang hari. "Wow, kakak menyiapkan semua ini sendiri?" tanya Rose yang melihat makanan sudah tersaji di atas meja makan. "Iya, kamu mau mencobanya?" tanya Ayra. "Tidak, aku masih kenyang, apa yang kakak buat?" tanya Rose yang melihat Ayra menyiapkan es batu. "Minuman segar," ucap Ayra. "Apa? kakak bisa membuat minuman yang enak?" tanya Rose heran. "Iya, kamu mau?" ucap Ayra. "Mau, mau," jawab Rose seraya mengangguk cepat. "Baiklah, aku akan membuatnya untukmu," ucap Ayra. "Baiklah, aku sudah tidak sabar. Biasanya harus mengantri panjang dulu di stand minuman kekinian untuk bisa menikmati minuman enak, sekarang
Seperti Pembantu Part 2 Ayra membawa nampan berisi minuman dingin yang menyegarkan."Akhirnya minumannya datang, kami sudah kehausan," ucap nyonya Paula."Terimakasih ya, oh iya di mana menantu baru nyonya Sisca?" tanya nyonya Triani."Me-menantu baru?" tanya Ayra."Iya, menantu barunya nyonya Sisca, katanya dia pandai memasak dan dia sendiri yang memasak untuk kami, aku ingin menyapanya," ucap nyonya Triani.Nyonya Farida menatap Ayra dengan dahi berkerut, dia merasa pernah melihat Ayra sebelumnya. Matanya mulai teralih pada minuman yang dibawa Ayra, lalu segera mengambil dan meminumnya."Wah minuman ini enak sekali," ucap nyonya Farida setelah mencoba minumannya."Ini akan sangat laku jika dijual di hotelku," lanjut nyonya Farida."Benarkah? seenak itu?" tanya nyonya Triani yang kemudian mengambil gelas dan meminumnya."Iya, rasanya enak sekali, segar, manisnya pas, asamnya pas, ini benar benar enak," ucap nyonya Triani."Bagaimana semuanya? sudah kembali segar bukan, udara siang p
Rasa PenasaranNyonya Paula dan nyonya Triani mengamati penampilan Ayra, sekali lagi, mungkin sudah beberapa kali dua orang itu mengamati Ayra dengan pandangan mendalam, namun tetap saja ada rasa penasaran yang muncul.Penampilan Ayra sungguh tidak seperti seorang menantu konglomerat, lebih mirip pembantu yang baru saja selesei membersihkan rumah. Acak acakan, noda masakan di sana sini, rambut tidak rapi, walaupun dia berusaha merapikan selulruh penampilannya, namun sepertinya tidak berhasil memberi kesan seperti seorang menantu."Hebat sih, tapi penampilannya buruk sekali, memalukan," gumam nyonya Paula."Mungkin presdir memilih dia karna kemampuannya, dia dokter, bisa merawat Loly dengan baik," bisik nyonya Triani."Iya, bisa jadi," ucap nyonya Paula."Tapi apa selera Ardian sama dengan ayahnya? Ardian pasti bisa mendapat wanita yang leebih dari dia," lanjut bisik nyonya Paula.Ayra terlihat menghela nafas panjang, penampilannya sama sekali bukan penampilan yang biasa dia perlihatka
MenggelitikNyonya Farida terdiam, wajahnya sedikit sendu manakala mengingat apa yang dilihatnya tadi."Ada apa tante?" tanya Arsen yang menangkap kesenduan di wajah tantenya."Mereka baru menikah, harusnya masih sangat hangat, tapi kondisi Ayra sungguh sangat memprihatinkan. Dia menikah dengan keluarga konglomerat, tapi diperlakukan dengan begitu seenaknya. Kamu tahu, dia mengerjakan semua pekerjaan rumah, memasak, melayani keluarga Herlambang Mahendra seperti seorang pembantu, bahkan dia mengurus Loly, putri dari keluarga itu yang berkebutuhan khusus," ucap nyonya Farida."Benarkah tante?" tanya Arsen tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya."Tante tidak mengenalinya sewaktu di rumah Sisca, tapi dia tampak tidak asing, tante berusaha mengingat dan ya dia adalah Ayra, sahabatmu, tante tidak salah," ucap nyonya Farida."Apa keadaannya begitu memprihatinkan?" tanya Arsen."Ya, sepertinya dia sengaja dinikahi untuk dijadikan pembantu, mungkin saja, ini hanya pemikiran tante,
Tidak Ada MinatAyra kaget, melihat Ardian sudah tergeletak di atas tempat tidurnya. Masih memakai pakaian lengkap, juga sepatu, tidak biasanya Ardian seperti ini, atau mungkin Ayralah yang belum mengetahui mengenai kebiasaan Ardian.Ayra mendekat, ternyata Ardian sudah memejamkan mata. Ayra memakai baju tidurnya, baju tidur berwarna coklat muda. Ayra bersiap untuk tidur. Ayra bingung, apa yang harus dia lakukan. Dia mendekat ke arah Ardian, dengan lembut, pelan dan hati-hati.Ayra menghela nafas panjang, mungkin ini yang bisa dia lakukan. Ayra mulai membantu membuka sepatu Ardian, juga kaos kakinya. Ayra juga membuka jaket Ardian, dia tidak akan nyaman tidur dengan keadaan seperti ini.Ayra melihat wajah Ardian, sangat bersih terawat, beberapa saat dia mengawasinya.Ayra berniat melepas kemeja Ardian, supaya lebih nyaman ketika tidur, namun ternyata yang dia lakukan justru membangunkan Ardian. Ardian mencengkram tangan Ayra, lalu menariknya. Ayra tidak bisa bergerak, tubuhnya mengh
Sebuah Fakta MengejutkanNyonya Farida tersenyum, dia sungguh sangat menyayangi Arsen.Bibi Arum terlihat mengantarkan air putih hangat untuk nyonya Farida.“Saya tidak melihat waktu den Arsen datang bu,” ucap bibi Arum, wanita setengah baya yang sudah bekerja di rumah nyonya Farida sejak nyonya Farida baru menikah."Dia datang malam sekali, mungkin kamu sudah tidur," ucap nyonya Farida."Semoga den Arsen lebih sering menginap di sini nyonya, rumah ini akan lebih ramai dan berwarna," ucap Bibi Arum."Ya, saya pun berharap begitu bi," ucap nyonya Farida seraya menghela nafas panjang.Di kediaman keluarga Herlambang Mahendra, seperti biasa Ayra sudah menyiapkan semuanya. Dia bangun pukul empat, rutinitas yang sama sejak dia berstatus sebagai istri dan menantu.Rumah sudah penuh dengan sinar matahari, lantai sudah bersih, disapu tiga mesin penyapu otomatis yang tidak pernah lelah mengelilingi rumah. Ayra sudah menyiapkan makan pagi yang cukup lengkap untuk semua anggota keluarga yang mem
Fakta ItuDi rumah sakit Keluarga Sehat, rumah sakit yang didirikan oleh Arsen. Arsen terlihat keluar dari ruang meeting, bersama beberapa dokter hebat. Dia ingat harus mengantarkan amplop coklat titipan tantenya, dia harus bergegas ke kantor pusat Abadi group, menyerahkan amplop itu dan segera kembali ke kantornya."Edo, saya akan ke kantor pusat Abadi group, kamu atur saja meeting selanjutnya, saya akan segera kembali, " ucap Arsen pada asisten pribadinya yang bernama Edo."Baik pak, saya akan segera menyiapkannya," ucap Edo, asisten pribadi Arsen yang sudah bekerja dengannya sejak masih kuliah di Amerika. Arsen bergegas menuju ke kantor Abadi group yang berjarak sekitar dua puluh lima menit perjalanan dengan kecepatan sedang, kecuali sedang macet, dia membutuhkan waktu lebih lama.***Di depan kantor pusat Abadi group, Ayra turun dari mobil taxi online. Dia terlihat mengulaskan senyum, sangat optimis Ardian akan menyukai apa yang sudah diusahakannya. Dia ingin menunjukkan perhatia