"Iya, Sayang. Sepertinya aku tidak pulang, tidak apa-apa kamu di rumah temanmu saja, hati-hati ya, Sayang. Sampai ketemu besok, aku mencintaimu juga," ucap Barra dengan cukup lembut dan saat ini Ayang hanya bisa diam.Dia membuang wajahnya, ke samping melihat jalanan. Marah! jawabannya tidak, cemburu juga tidak, dia hanya istri rahasia dari pria ini jadi buat apa dia marah dan cemburu dan melarang pria yang ada di sampingnya ini berlaku mesra dengan wanita lain, bukan hak dia walaupun saat ini dia memiliki hak yang sama dengan istri pertama. Tapi, tetap saja dia tidak akan melangkahi batasannya seperti yang dikontrak. Barra mengakhiri panggilannya, dia menoleh ke arah Ayang yang tidak lagi memandangnya, ada rasa kesal karena Ayang tidak melihatnya. Entah kenapa dirinya merasa jika Ayang tidak lagi memperhatikannya. Barra pun segera pergi ke suatu tempat, dia berhenti dan keluar tanpa mengajak Ayang. Ayang hanya bisa diam dan melihat kepergian dari Barra, Ayang menarik napasnya dan
Ayang terus mengeluarkan suara nakalnya, dia mencoba untuk menahannya namun tidak bisa karena Barra terus memberikan permainan yang cukup membuat Ayang kehilangan akal sehatnya, ia meliuk-liukkan tubuhnya, merasakan getaran yang cukup hebat. Ini pertama kali dia melakukan ini dan itu dengan suami sahnya, walaupun hanya istri kedua. Namun, sudah menjadi kewajiban dia melakukan hal ini."Bagaimana, Sayang, apakah kita bisa memulainya karena aku tidak akan pernah bisa melepaskanmu. Ini pertama kalinya kita melakukannya dan ini adalah malam pertama kita, malam yang panas dan aku pastikan kamu akan sangat suka dengan apa yang akan aku lakukan. Tenang saja, aku akan hati-hati dan pelan-pelan sehingga kamu tidak akan pernah bisa merasakan sakitnya," ucap Barra yang langsung memberikan kecupan hangat di kening. Ayang mendengar perkataan dari Barra membuat Ayang menganggukkan kepala, dia akan menyerahkan semuanya kepada pria arogan ini sebagai baktinya dan ini adalah malam pertama mereka tid
"Iya, aku dulu kerja di office girl, di salah satu perusahaan Diamond. Tapi, sekarang sudah tidak lagi karena dipecat sejak Ibuku sakit, aku izin tapi sudah berapa hari aku tidak masuk karena masalah ini. Jadi, semalam aku mendapatkan pesan dari manajer, dia memberitahukan kalau aku tidak perlu masuk lagi," jawab Ayang dengan suara yang sendu.Mendengar nama perusahaan tersebut, Barra menganggukkan kepala dan dia tidak mempermasalahkannya. "Jangan bekerja lagi dan di meja itu, kenapa belum kamu simpan, apa kurang?" tanya Barra menuju amplop yang semalam dia berikan kepada Ayang yaitu maharnya. Ayang yang mendengar pertanyaan dari Barra hanya menggelengkan kepala. Barra menghela napas, dia tahu betul bagaimana istrinya ini. "Ambillah, simpan itu maharmu dan aku belum memberikanmu cincin karena nikah kemarin hanya terpaksa eh maksudku nikahnya dadakan. Hari ini aku akan memberikan cincin mana jarinya, aku akan mengukurnya dan tiap bulan aku akan kasih uang bulanan, ini kartunya, amb
Di tempat lain seseorang yang sudah menerima foto Zanna yang diberikan kepadanya dengan bayaran cukup mahal tersenyum orang tersebut tidak menyangka kalau mendapatkan foto Zanna yang sangat berharga tersebut. Sedangkan Barra mendapatkan pesan dari asistennya Arya. Jika dia sudah berada di depan Apartemen menunggu dirinya. Padahal, dia sudah katakan kalau dia tidak bisa datang, tapi sang asisten mengatakan dia sudah di depan. Barra dengan cepat berdiri dan membuka pintu dia penasaran kenapa asistennya bisa sampai ke sini dia yakin pasti ada hal yang penting. Saat pintu terbuka, terlihat asistennya Arya menundukkan kepala ke arahnya dan menyerahkan map kepada Barra. "Masuk dan kita bahas di ruanganku," ucap Barra kepada Arya. Barra tidak mau jika bicara di luar dan dia lebih baik bicara di dalam agar tidak ada yang melihat atau mendengar pembicaraan mereka. Ayang yang melihat Barra dan asistennya berada di depan pintu hanya menatapnya saja. "Ada apa dengan mereka ya? Sepertinya, s
Ayang merasa kesal karena Barra malah bertanya balik kepadanya, dia menatap Barra dengan tajam kali ini Ayang tidak takut dengan Barra, entah kenapa dirinya kesal dengan Barra yang wajahnya datar, arogan dan juga sombong. Barra yang melihat Ayang menatapnya dengan tajam, hanya memasang wajah cuek. Dia tidak pernah sedikitpun marah jika Ayang memandangnya seperti itu malah dia dengan songgongnya bertanya kepada Ayang. "Kenapa memandangku seperti itu. Aku tahu, jika aku tampan. Banyak wanita yang menyukaiku, kamu beruntung menjadi istriku, jadi kamu harus kasih aku hadiah, bukan kah itu sangat menyenangkan, ayo mana hadiahku," ucap Barra yang membuat Ayang menaikkan alisnya. "Apa katamu, Mas, aku beruntung menjadi istrimu. Apa kamu lupa, aku ini istri rahasia dari Tuan arogan dan aku tidak punya uang untuk aku kasih sebagai hadiah, lagi pula kamu bisa beli hadiah sendiri bukan kenapa minta sama aku," jawab Ayang yang membuat Barra menggelengkan kepala. "Benar sekali
Barra yang melihat Zanna menunjukkan anting menaikkan alisnya. Dia tidak tau itu anting siapa. Barra tidak menjawab, dia mencoba mengingat anting siapa, saat di belokkan komplek rumah Barra baru tau kalau itu anting milik Ayang. Zanna masih menunggu jawaban dari Barra dan dia tidak sedikitpun menurunkan tangannya. Walaupun tangannya sudah pegal. Zanna mulai berpikiran negatif apakah yang dikatakan Mala itu benar kalau Barra selingkuh. "Jawab, Barra. Anting siapa ini?" tanya Zanna yang mulai emosi karena dia tidak menerima jawaban dari Barra. Sepanjang dia menemukan anting itu Barra tidak menjawabnya, sampai di komplek perumahan dan sampai mobil masuk ke rumah mereka pun, Barra tidak jawab pertanyaan dari dirinya. Zanna benar-benar kesal dan marah karena dia diabaikan. Zanna membuang anting itu dan keluar dari mobil dengan kasar. Tidak peduli, dengan apa yang Barra pikirkan. Zanna emosi Barra sudah menduakannya. "Apa benar yang Mala katakan? Kurang ajar, aku akan cari wanita sialan
Barra pergi ke tempat di mana Arya sudah menunggunya, di sana Barra bertemu dengan pria yang menjadi mata-mata dan mata-mata tersebut membuat gudang milik Barra terbakar dan barangnya juga hilang. Arya mengatakan kalau gudang milik Barra terbakar dan gudang tersebut tidak menyisakan apapun. Tapi, Barra tidak percaya dan meminta memeriksakan rekaman CCTV dan pada akhirnya mereka mendapatkan rekaman CCTV jika barang miliknya dicuri baru dibakar. Siapa pelakunya tidak ada yang tau, tapi mereka menangkap pria yang saat ini ketakutan saat melihat ke arah Barra. "Masih ingin melawanku, jika masih ingin melawanku silahkan lakukan. Aku akan menantimu dasar tidak tau diri, siapa dia. Cepat katakan, aku tidak akan membiarkanmu lenyap sebelum kau memberitahukan kepada aku siapa yang sudah menyuruhmu melakukan ini semua padaku, cepat katakan. Siapa orangnya," ucap Barra menekan pria tersebut untuk mengatakan siapa pelaku yang sudah membuat dirinya rugi besar. "Aku tidak tahu, Tuan, aku hanya
Ayang langsung menarik wanita tersebut ke belakang dan meminta Cantika untuk mengawasi kedua makhluk tersebut. Siapa lagi kalau bukan Maya dan juga wanita yang baru saja datang yang tidak lain adalah sepupunya bernama Kitty."Ma-Mas maaf dia, masih kecil dan dia sepupu saya, dia tidak tahu Mas itu siapa. Maaf ya. Kitty anak yatim piatu baru datang dari desa ke sini untuk melihat ibu. Maaf ya, mas eh Pak Arya, bukan maksud dia mengatakan ... aduh bagaimana ya. Kitty, Pak Arya ini bukan pelayan, sekali lagi mohon maaf ya," ucap Ayang penuh penyesalan kepada kedua pria yang saat ini menatap ke arah wanita tersebut karena mereka tidak suka dengan yang dikatakan oleh Kitty kepadanya. "Hai, dia siapa? Maafkan aku, ya. Aku pikir pelayan. Kalian mau kenalan dengan aku?" tanya Kitty lagi."Kitty bener, Ay, you tidak kasih tahu siapa desek jadi kita mana tahu coba yuk kasih tahu kepada i siapa kedua orang yang saat ini menatap you dengan cukup tajam, apa mereka rentenir. Ya Tuhan, kejam sekal