Beranda / Urban / Istri Presdir yang Hilang / 131. Perjalanan Singkat

Share

131. Perjalanan Singkat

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 15:04:51
"Ya, kami memang harus kembali ke hotel lagi. Tapi itu bukan berarti kami akan membiarkanmu mengatasi masalah ini sendiri."

Selang satu kedipan, Louis berputar menghadap ayahnya. Wajahnya tampak tegas dan berwibawa, jauh lebih dewasa dibandingkan anak-anak seumurnya.

"Papa, bagaimana kalau kita meminjamkan telepon satelit kepada Sky? Di hotel ada wifi dan sinyal. Kita tidak butuh telepon satelit, sedangkan mereka butuh. Kita bisa mengambilnya lagi nanti."

Mendengar itu, Alice terkesiap. Ia merasa sungkan jika harus merepotkan orang lain karena keegoisannya.

"Maaf, Louis. Aku sangat menghargai niat baik kalian, tapi kalian tidak perlu melakukan itu." Kemudian, ia memegangi pundak Sky. "Sayang, bagaimana kalau kita kembali ke kota saja?"

Sky menggeleng. "Tadinya, aku juga mau begitu. Tapi setelah kupikir-pikir, aku tidak mau merusak rencana Mama. Aku juga mau mendaki di sini. Biar Papa saja yang menyusul kemari. Karena itu, kita harus menghubunginya."

"Begini saja." Kara mengambil telep
Pixie

Huhuuy, Sky jadi temenan gak nih sama si Kembar? Dan siapa itu yang godain Alice? Tunggu bab selanjutnya, yaa. Terima kasih

| 1
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
temenan dong .. kan jd rame . itu siapa laki laki jahatnya . semoga edmund datang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Hilang   132. Turis Nakal

    Firasat buruk seketika melanda hati Alice. Ia cepat-cepat menarik Sky turun dari kursi, mengitarinya sedikit sehingga di antara mereka terdapat penghalang. "Mama, mereka siapa?" bisik Sky sembari menyimpan telepon satelitnya ke dalam tas. "Mama tidak tahu, Sayang," sahut Alice gusar. Ia melirik ke sekeliling. Tidak ada orang lain di sekitar mereka. Otaknya seketika mengirim tanda bahaya. "Sayang, kamu sudah melihat pemandangan dari sini, kan? Bagaimana kalau kita turun sekarang? Lain kali, kita bisa kembali lagi ke sini." Sky mengangguk pelan. Ia seolah bisa merasakan hal yang sama dengan ibunya. "Ya, Mama." Ia buru-buru menyandang ranselnya. Namun ketika mereka hendak melangkah, dua pria asing itu menghalangi jalan mereka. "Kenapa tergesa-gesa? Kami baru saja tiba. Bagaimana kalau kita berbincang sebentar? Sambil mengamati pemandangan indah." Pria yang berbadan lebih kekar memainkan alis. "Ya, kita bahkan belum berkenalan. Takdir sudah mempertemukan kita di sini. Bagaimana kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Istri Presdir yang Hilang   133. Penyelamat

    Melihat respons temannya, pria lain menatap ke arah yang sama. "Ada apa?" "Entahlah. Seperti ada laser yang menyoroti mataku barusan." "Laser?" Pria itu memicingkan mata. Tanpa terduga, berkas cahaya tajam itu mengenai matanya. Ia spontan mengangkat tangan, menghalau pandangan. "Apa-apaan itu? Siapa yang berani mengusili kita?" Melihat dua pria itu teralihkan, Alice cepat-cepat menarik Sky mundur ke jalan pulang. Namun, karena Sky menahan langkahnya, gerak mereka menjadi terbatas. Gadis kecil itu masih belum merelakan boneka kesayangannya. "Mama, tunggu dulu. Grassy ...." "Kita harus segera pergi dari sini, Sayang. Biarkan mereka mengambil Grassy. Kita bisa membelinya lagi nanti. Keselamatan kita lebih penting." Sky menggeleng. "Tidak mau, Mama. Tidak ada boneka lain yang bisa menggantikan Grassy. Itu adalah hadiah pertama Papa untukku. Dan dia sudah setia menemaniku selama ini." Melihat tangan Sky terulur, berusaha menggapai boneka walau tidak sampai, Alice meringis resah. Apal

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Istri Presdir yang Hilang   134. Penyebab Kemarahan Alice

    Berulang kali, Edmund mengecup kepala putri kecilnya. Senyumnya tulus. Wajahnya diliputi haru. "Kamu baik-baik saja, Sayang? Maaf kamu harus menghadapi orang-orang jahat itu. Aku seharusnya menemui kalian lebih awal." Sky terkikik mendapat kehangatan itu. Masih dengan lengan melingkari leher sang ayah, ia menggeleng. "Tidak apa-apa, Papa. Aku sangat senang Papa datang ke sini. Papa tahu? Aku dan Mama sudah berusaha menghubungi Papa sejak tadi pagi, tapi nomor Papa tidak aktif. Kami sampai meminjam telepon satelit milik ayah Louis untuk menelepon Papa setiap 15 menit. Tapi ternyata, Papa sudah di Kanada! Pantas saja nomor Papa tidak bisa kami hubungi." Edmund tersenyum kecut. Ia mengelus wajah bulat sang putri, mengecup keningnya sekali lagi. "Maaf membuatmu gusar. Aku tidak tahu kalau kalian ternyata berusaha menghubungiku. Kupikir, Mama-mu masih marah kepadaku. Aku takut membuatnya tertekan kalau tahu aku membuntuti kalian. Jadi, aku bersembunyi.""Memangnya, sejak kapan Papa meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Istri Presdir yang Hilang   135. Mengabadikan Momen

    "Apa maksudmu? Aku memang tidak pernah menyentuh wanita itu," Edmund menggeleng dengan raut paling serius."Kau tidak perlu berbohong, Ed. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Bukan foto, bukan rekaman. Kamu sendiri yang menyentuhnya secara langsung." "Kapan? Kau yakin kau tidak salah lihat? Aku sendiri tidak ingat pernah menyentuhnya." "Pagi hari sebelum aku melompat di jembatan, setelah malam kau mengusirku lebih tepatnya. Kamu merangkul Giselle di parkiran." Edmund sontak membeku. Bola matanya bergetar cepat, memutar ingatan ke lima tahun yang lalu. Pagi itu, kepalanya terasa sangat berat dan pusing. Namun, ia bersikeras untuk berangkat ke kantor. Ia berharap pekerjaan dapat mengusir kesedihan dan kepedihan hatinya. Elizabeth sempat melarang, tetapi kemudian setuju asalkan Edmund diantar oleh Giselle. Sekarang Edmund sadar bahwa itu juga jebakan. "Astaga ...." Ia geleng-geleng sambil berkacak pinggang. Saat melirik istrinya lagi, ia mendesahkan tawa. " Ternyata kau mara

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Istri Presdir yang Hilang   136. Siapa Louis?

    "Papa, dengan apa kamu menembak orang-orang jahat tadi?" tanya Sky saat mereka sedang menikmati makan malam. Telunjuk Edmund seketika teracung. "Tunggu sebentar." Ia mengambil tasnya lalu mengeluarkan sebuah senapan. "Wow! Itu keren. Dari mana Papa mendapatkannya?" Sky ikut meninggalkan piring dan memeriksa senapan. "Sebetulnya, ini hendak aku berikan kepada kamu kemarin. Aku sudah berjanji untuk menemuimu, kau ingat?" Sky mengangguk. "Ya, aku sempat khawatir karena tidak bisa menepati janji. Papa pasti sedih saat tahu aku dan Mama sudah pergi." Edmund mengangguk. Ia melirik Alice. Sang istri memasang tampang bersalah. "Ya, aku sedih, tapi sekarang sudah tidak lagi." "Tapi, kenapa Papa memberiku senapan? Bukankah itu berbahaya? Itu bisa melukai bahkan membunuh satwa." Edmund menggeleng samar. "Papa membeli ini bukan untuk kamu berburu, tapi untuk kamu berjaga-jaga saat bertualang di hutan nanti. Kamu tahu? Kita bisa saja bertemu dengan pemburu liar atau penjahat. Kamu butuh ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Istri Presdir yang Hilang   137. Teman Favorit Sky

    "Aku juga senang bertemu denganmu lagi, Sky," Louis menepuk-nepuk punggung Sky. Setelah itu, ia melirik ke arah dua orang yang menghampiri. "Jadi, kamu sudah bertemu lagi dengan ayahmu?" Sky mengangguk dengan senyum manis. "Ya! Ternyata, Papa selama ini membuntuti aku dan Mama. Dia datang saat dua orang mengganggu kami." "Ada yang mengganggu kalian? Apakah kamu baik-baik saja?" Sky mengulang gerak kepalanya tadi. "Ya, Papa datang di saat yang tepat. Dia membuat orang-orang itu lari terbirit-birit." "Wow, ayahmu sangat hebat. Aku bersyukur dia menyelamatkan kalian." Sedetik kemudian, Louis berputar menghadap Edmund. "Halo, Tuan. Saya Louis, teman baru Sky. Saya turut senang Anda sudah kembali berkumpul dengan keluarga lagi." Sebelah alis Edmund terdongkrak naik. Ia diam-diam terkesan dengan sikap sopan Louis. "Saya Edmund Hills. Ayah Sky. Senang bertemu denganmu." Louis tersenyum kecil. Setelah membuat Edmund terkesan dengan jabat tangannya yang tegas, fokusnya beralih kepada Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Istri Presdir yang Hilang   138. Berubah

    "Hei, kenapa kau bengong saja? Ayo duduklah di sini. Ceritakan kepada kami bagaimana petualangan cucumu selama ini." Elizabeth mengerjap mendengar permintaan tersebut. "Petualangan?" "Ya." Wanita yang paling kurus mengangguk lalu melirik dua temannya yang lain. "Kalian tahu? Alice sempat mengirimkan foto Sky kepadaku. Dia sedang berada di tepi danau yang sangat indah. Dia memeluk boneka beruangnya. Senyumnya sangat lucu. Dia tampak sangat bahagia." Wanita yang duduk di sebelahnya membelalakkan mata. "Dia mengirimkan foto Sky juga kepadamu?" "Oh, kau juga dapat?" Wanita yang mengenakan pin kupu-kupu itu mengangguk. Dengan mata berbinar, ia memamerkan foto Sky di ponselnya. Sky sedang berdiri merentangkan tangan dengan air terjun besar di belakangnya. "Lihat ini, bukankah dia sangat menggemaskan?" Yang lain mengangguk sepakat. "Ya, dia terlihat sangat gembira. Dia pasti merasa bebas di sana. Oh, aku jadi berpikir kalau dia hendak memelukku." "Tapi kurasa, posenya di foto yang ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Istri Presdir yang Hilang   139. Berdamai dengan Perasaan

    Di penginapannya, Lucas melamun dengan tatapan tertuju ke luar jendela. Canis yang berbaring di sisi kursinya tampak lesu. Mungkin ia bosan tidak mendapat perhatian dari pemiliknya. Saat ketukan pintu terdengar, barulah Canis kembali tegak. Ia berlari ke arah pintu, mondar-mandir seolah memberitahu Lucas ada orang di sana. Akan tetapi, Lucas tidak juga beranjak. Ia malah menatap ponsel yang berdering setelah beberapa saat. "Ada apa?" "Kau sengaja membiarkan aku menunggu di sini? Cepat buka pintu!" Lucas tersenyum miring. "Mau apa kau datang kemari? Kau mau merayuku seperti bagaimana kau merayu Edmund dan laki-laki lain? Tapi aku bukan pebisnis sukses seperti mereka. Apa yang kau incar?" Giselle mendengus. Lucas bisa membayangkan rautnya yang penuh kebencian. "Tidak usah berpura-pura bodoh! Kau pikir aku tidak tahu? Foto-foto dan artikel itu ulahmu, kan?" Lucas mengerutkan sebelah alis. "Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Foto dan artikel apa yang kau maksud?" "Kau suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 10. Petualang Cilik yang Hebat

    "Sky, kita seharusnya membawa senapan itu juga tadi. Mengapa kita meninggalkannya di dalam tenda? Pemburu itu jadi bisa mengambilnya," bisik Emily sembari mengguncang tangan Sky. Merasa risih, Louis menyikut lengannya. "Sudahlah, Emily. Tidak ada yang perlu disesali. Kita sebaiknya memikirkan cara untuk mengalahkan laki-laki jahat ini." "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Pemburu itu tertawa kasar. "Jangan bermimpi!" Sang pemburu mengangkat senapannya lagi. Namun, ketika ia hendak membidik, suara aneh datang dari atas. Melihat seekor orang utan besar hendak melompat dari dahan, Sky bergegas menarik si Kembar berlari mengikutinya. Ia tidak peduli lagi dengan senapan yang tergeletak di tanah. Ia tahu betul bahwa orang utan yang sedang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh mereka. Sementara itu, sang pemburu sudah terlanjur terpaku. Ia hanya bisa berteriak saat mamalia besar itu menimpanya. Pemburu lain yang menyaksikan tidak berani bertindak. Mereka bahkan sama sekali

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 9. Tembakan yang Akurat

    Si Kembar kembali bungkam. Mereka tidak tahu jawaban apa yang tepat. Mereka tidak ingin kembali ke kurungan sempit itu, tetapi mereka juga tidak mau ditembak. Apalagi, pemburu di hadapan mereka tampak serius dengan ancamannya. "Louis, kurasa kita jangan melawan. Dia tidak akan ragu menembak kita. Lihat, jarinya sudah siap menekan pelatuk," bisik Emily was-was. Louis menelan ludah. Ia sepakat dengan sang adik, tetapi enggan mengakuinya. "Tenang, Emily. Masih ada cara lain untuk selamat." Ia berpikir keras, memaksa otak untuk menelurkan ide spontan. "Tuan, bagaimana kalau kita bernegosiasi?" ucapnya tanpa terduga. Sang pemburu menarik matanya mundur dari lubang pengintai. Sebelah alisnya terdongkrak naik. Ia tidak menduga bisa mendengar kata itu. "Negosiasi apa yang bisa ditawarkan anak kecil sepertimu?" "Kami ini bukan anak-anak biasa. Kami adalah pewaris Savior Group, calon pemimpin hebat di masa depan. Kalau kau bersedia membebaskan kami, kami akan membayarmu dengan jumlah besar

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 8. Peringatan Terakhir

    "Papa, kebetulan sekali, GPS milik Louis ada padaku. Aku sedang melihat koordinat lokasinya," ujar Sky sambil berkedip-kedip gusar. "Itu bagus, Sayang. Bisa kau bacakan koordinatnya? Papa akan langsung menuju ke sana." Sky menelan ludah. Keringat dingin membutir di keningnya. "Itulah masalahnya. Aku lupa angka-angka yang sudah kuhafal." Edmund terdiam sejenak. Sky bisa membayangkan sang ayah mendesah kecewa. "Papa, apakah Papa marah? Ganti." "Tidak, Sayang. Papa tidak marah. Papa mengerti kalau kamu terlalu gugup sekarang. Coba tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran. Kamu sudah berhasil mengingat semua angka dan bahkan huruf, Sayang. Pelan-pelan, kamu pasti bisa membacanya." Sky menuruti saran Edmund. Setelah terpejam sejenak, ia memperhatikan koordinat dengan saksama. "Ada garis kecil yang sedang tidur di sini, Papa." "Oke. Itu tanda negatif. Artinya kalian sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Lalu?" "Ada bulat. Ini nol, kan?" "Ya. Kamu melakukannya dengan baik s

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 7. Tertangkap

    "Apakah aku tidak salah lihat? Ada anak manusia di tengah hutan?" Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Louis dan Emily mengerti.Decak kesal terlontar dari pria yang satu lagi. "Sial! Menambah pekerjaan kita saja." "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Apa lagi? Kita tidak mungkin membiarkan mereka lepas. Mereka bisa melapor kepada orang-orang. Rencana kita bisa berantakan. Ayo tangkap mereka!" Si Kembar mengerjap melihat senapan yang ditodongkan ke arah mereka. Emily langsung bersembunyi di balik punggung Louis, sedangkan Louis dengan berani melangkah maju dan merentangkan tangan di depan Mimi. "Jangan sakiti orang utan ini! Mereka adalah hewan langka yang dilindungi oleh seluruh dunia. Mereka tidak boleh diburu dan diperdagangkan!" seru Louis lantang. Dari balik pundak Louis, Emily mengintip. "Ya! Orang utan harus dilestarikan, bukan diburu. Memangnya kalian tidak kasihan kepada mereka? Lihat! Anaknya sampai ketakutan!" Di luar dugaan, dua pemburu itu malah tertawa. T

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 6. Keputusan yang Tepat

    "Tidak, Louis." Emily mengernyitkan dahi. "Kita tidak boleh meninggalkan Mimi sendirian di sini. Dia bisa mati.""Tapi itu yang dia mau. Dia ingin anaknya selamat. Dia pasti bertahan. Kita hanya perlu menyelamatkan anak Mimi dengan cepat. Menurutku, kita bisa melakukannya. Kita ini anak-anak terlatih, kau ingat?" Alih-alih setuju, Emily menggeleng tegas. "Tidak, Louis. Itu terlalu berisiko. Kita tidak boleh egois dan memikirkan kesenangan kita sendiri. Bagaimana kalau kita hubungi rumah hutan saja? Ini masalah serius."Sementara Louis menghela napas berat, Sky menautkan alis. Ia terlihat sangat serius dengan bibir terlipat ke dalam."Kurasa Emily benar. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita butuh bantuan orang dewasa. Papa Mama kita dan orang-orang yayasan. Kita harus melaporkan hal ini kepada mereka. Mimi butuh bantuan medis, sedangkan para pemburu liar itu harus ditangkap." Louis termenung sebentar. Ia sebetulnya enggan menghubungi orang tuanya. Ia ingin mandiri.

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 5. Suara Tembakan

    "Sky, bunyi apa itu?" bisik Emily dengan suara tersekat. "Apakah itu suara ledakan?" "Kurasa itu suara senapan," potong Louis sebelum menggenggam lengan gadis yang paling kecil. "Sky, mungkinkah itu pemburu liar?" Sky berkedip-kedip gusar. "Mungkin iya. Daerah ini sudah berada di luar lingkup yayasan. Tim patroli hanya sesekali memeriksanya. Itu pun kalau mereka sempat." "Bukankah perburuan liar itu dilarang? Kenapa masih ada saja orang-orang jahat yang membunuh satwa? Kira-kira, apa yang baru saja mereka tembak? Apakah orang utan?" tanya Louis dengan ekspresi serius. Emily langsung bergidik ngeri. "Oh, kalau memang para pemburu itu mengincar orang utan, kuharap dia berhasil lolos dan selamat. Orang utan itu hewan langka. Kasihan kalau mereka punah." "Dan kuharap itu bukan Mimi," lanjut Sky sembari mengentakkan kaki. "Dia selalu membawa anaknya ke mana-mana. Dia pasti susah bergerak dan rentan terhadap serangan." "Bagaimana kalau kita memeriksanya? Kalau memang itu ulah pemburu l

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 4. Petualangan Anak-Anak

    "Sayang, apakah kamu melihat anak-anak?" tanya Alice sembari menghampiri Edmund. "Anak-anak?" Edmund mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kedua alisnya terdongkrak. "Bukankah mereka masih tidur? Aku tidak melihat mereka keluar tenda." "Kupikir juga begitu. Tapi setelah kuperiksa, mereka tidak ada." Edmund pun menoleh ke sekeliling. Mata dan telinganya menajam. Akan tetapi, tidak ada jejak anak-anak yang terdeteksi. "Mungkinkah mereka bermain di kebun belakang?" Alice menggeleng. "Aku sudah mencari mereka di sana. Tidak ada." "Kandang ayam? Siapa tahu, Sky mengajak si Kembar dan Russell melihat anak ayam." "Tidak ada juga." Edmund menjentikkan jari. "Kandang angsa! Mereka pasti sedang bermain dengan Gigi dan Gusi." Alice menghela napas berat. Guratan di keningnya tampak lebih jelas. "Tidak ada, Ed. Aku sudah mencari mereka ke mana-mana. Mereka tidak ada." "Apakah kau sudah mencari di dalam rumah? Siapa tahu mereka sedang bermain petak umpet. Mereka mungkin saja sedang bersemb

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 3. Janji Louis

    Alis Louis berkerut mendengar pertanyaan Edmund. "Kenapa Anda bertanya begitu, Tuan? Tentu saja aku menyayangi Sky. Dia temanku. Dia sudah seperti seorang adik bagiku." Edmund berkedip kaku. "Begitukah? Kau menganggapnya sebagai seorang adik?" Louis mengangguk mantap. "Ya, kurasa Emily juga begitu. Dulu dia menginginkan adik perempuan. Ternyata, Russell yang keluar. Dia sempat sedih. Kehadiran Sky membantu mengobati kekecewaannya." Bibir Edmund perlahan mengerucut. Tangannya disempal ke dalam saku. "Jadi, kau menganggap putriku sebagai adikmu?" gumamnya. Entah mengapa, perasaan lega timbul dalam hatinya. "Apakah itu berarti kau akan menjaganya seperti adik-adikmu?" "Ya, aku akan berusaha untuk menjaga Sky dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis." Alis Edmund kembali tertaut. "Tapi tadi, aku melihatmu mengusili Emily. Apakah kau bisa dipercaya untuk menjaga adik-adikmu?" Tiba-tiba saja, bibir Louis berkedut. Sambil menggaruk pelipis, ia terkekeh. "Soal itu, aku memang suk

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 2. Mengawasi Louis

    Semua orang bertepuk tangan saat Sky dan teman-teman hewannya selesai melakukan pertunjukan. Bukan hanya anak-anak Harper yang terkesima, tetapi orang tua mereka juga. "Terima kasih, Sky. Ini adalah sambutan paling manis yang pernah kami terima," tutur Kara dengan senyum lebar. "Ya, ini sambutan yang luar biasa. Bagaimana caramu melatih hewan-hewan itu? Bukan hanya kucing dan anjing, kamu juga berhasil melatih dua ekor angsa." Frank mengacungkan jempolnya. Sky terkekeh bangga. "Itu karena mereka bukan sembarang hewan, Tuan. Mereka adalah teman-temanku dan mereka pintar. Kurasa mereka mau mengikuti aba-aba dariku karena kami akrab." "Mereka teman-temanmu?" Frank menaikkan alis. Si Kembar langsung berebut menjelaskan. "Tidak ada anak-anak lain di sini, Papa. Karena itu, Sky hanya bermain dengan teman-teman hewannya." "Sky bilang dia selalu memberi mereka makan yang banyak. Kurasa, karena itu juga hewan-hewan itu patuh padanya. Mereka suka pada Sky!" Sky melompat antusias. "Louis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status