Share

Bab 58

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 09:37:13

Kelar urusan dalam toilet, Sazlina berniat untuk kembali ke jantung acara. Botol minuman diambil lagi dan dibuka. Sebab meja cukup rendah tanpa benda lain di atasnya, dia duduk di situ sambil meminum isi botol hingga habis tanpa sisa. Lalu berdiri dan menghampiri tempat sampah untuk membuang botol di sana.

Berjalan beberapa langkah menuju pintu, gadis itu berhenti dan merasa bingung. Dalam pandangan matanya semua pintu dalam toilet tiba-tiba jadi pudar dan berubah seputih dinding.

“Kenapa seperti ini, ini halusinasi atau kepalaku yang bermasalah… apa aku darah rendah,” gumam Sazlina dengan berdiri tegak di tempat.

Merasa untuk maju salah, mundur pun bermasalah. Mengharap seseorang akan masuk ke toilet dan menolong untuk lanjut berjalan. Kini bukan pandangan saja yang buram, tetapi kepala sudah tidak karuan rasanya.

“Kamu kenapa, Mbak?” suara lelaki di depannya membuat Sazlina lega sebelum sempat teringat jika ini adalah toilet khusus wanita.

“Maaf, Mas. Tolong bawa aku ke pintu k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
mommy can
ditunggu double updatenya Kaka ... jgn lama...
goodnovel comment avatar
mommy can
syukurlah khaisan berhasil.menolong Hanum...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 59

    Sazlina tidak sadar jika lelaki yang membawanya, kini menghampiri sebuah kamar presidential suite di rooftop hotel. Badan gadis itu dihempas Khaisan di ranjang super lebar begitu saja. Busa terbaik yang empuk dan lembut menyambut pro tanpa sedikit pun guncangan. Sebab perjalanan luar negara dari Narita-Jepang ke Juanda dengan pilihan transit di Jakarta memakan waktu hampir dua belas jam total, membuat badan terasa gerah dan letih. Meskipun harum parfum terus semerbak keluar dari kulit tubuh, merasa diri lusuh dan ingin membasuh bersih dirinya. Pria itu meluncur memasuki kamar mandi untuk memanjakan diri di dalam. Hingga keluar cukup lama kemudian. Gadis yang tidur pulas di ranjang kamarnya, masih tak sadar diri dan terlihat nyaman dalam efek obat bius. Khaisan sempat menyambar selimut di bawah kaki Sazlina dan dibentangkan untuk ditutup asal di tubuh gadis itu. Khaisan tidak berniat mengusik dan membiarkan, memilih abai untuk tidur memanjang di sofa lebar. Cukup berjauhan dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 60

    Ucapan Khaisan yang bilang ingin menikahi dirinya, membuat sesak napas sejenak. Merasa itu hanya berkelakar yang sengaja mencemooh Sazlina sebagai penyandang status seorang perawan tua yang dilangkahi. “Jangan bercanda hal seperti ini. Bersikap dan bicaralah yang baik pada wanita. Kamu sengaja ikut mencemoohku?” tanya Sazlina kesal dengan perasaan campur baur. Namun, melihat ekspresi serius di wajah Khaisan, justru membuat detak jantungnya melaju. Bukan sekali dua kali mendapat ajakan menikah dari lelaki, tetapi rasa hati hanya enggan dan menolak tak berminat. Meski menyadari yang diri perlu pendamping hidup di usia yang tidak lagi belia. “Aku tidak bercanda, aku serius. Ada keluargaku di resepsi ini. Aku akan menyampaikan niatku ini di depan mereka. Namun, jika kamu setuju…,” ucap Khaisan sambil menyambar ponsel dan mengantonginya. “Tapi… aku tidak tahu siapa kamu dan bagaimana keluarga kamu. Sebenarnya, aku ingin menikah dengan lelaki yang setidaknya sama level dengan suami adik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 61

    Singkatnya …. Meski hanya di halaman rumah yang tidak terlalu luas, Khaisan dan keluarga telah menyulapnya menjadi luar biasa berkelas. Akad nikah sekaligus resepsi pernikahan dengan kesan wah pun berhasil diselenggarakan tanpa halangan. Hingga akhirnya, semua undangan perpamit salam dengan wajah sumringah dan takjub. Bagaimana tidak, setiap kepala yang datang akan mendapat souvenir berisi celengan bentuk hewan yang beragam beserta isinya sekalian. Uang satu juta dalam celengan itu sudah membuat mereka berubah sikap dan pandangan pada Sazlina seketika. “Aku sudah menepati janji, kan? Mereka tidak akan lagi menjulidmu.” Khaisan tiba-tiba berbisik di telinga Sazlina. “Ide siapa?” tanya Sazlina pada lelaki rupawan di sampingnya. Hanya dengan menatap, perawakan gagah dan wajah tampan itu sudah membuat hati berdebar tak karuan. Sekali lagi Sazlina menyangka jika dirinya sudah mulai menyukai dan kini telah rela dinikahi. “Menurutmu lebih disukai yang mana, uang tunai atau menginap sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 62

    Sazlina memandang pintu kamar yang menutup sambil menangis. “Apa dia sudah punya wanita lain…?” bisik Sazlina meratap. Rasa sedih dan terhina membuat terus menangis. Kesal pun, harusnya tidak perlu melibatkan perasaan yang menjadikan hati berharap. Patutnya menikah hanya demi menutup status sebagai perawaan tua yang dilangkahi. Ternyata tidak, penolakan Khaisan di malam pertama pengantin telah membuat Sazlina amat sedih. Menduga jika suaminya sudah punya wanita yang dicinta hingga tidak ingin menyentuhnya. Meski memang lambat menikah, tetapi Sazlina percaya jika lelaki mana pun akan tergoda bila memandangnya dengan penampilan seterbuka begini . Tetapi Khaisan… bahkan sudah keluar kamar tanpa basa-basi apalagi menolehnya! Sakit, tetap saja sakit! Di luar kamar….Khaisan agak terkejut, mengira jika orang tuanya sudah pergi dari rumah ini, ternyata masih berbincang di depan televisi. “Hei, Kha! Ngapain keluar? Nggak sopan ninggalin istri sendiri di kamar! Ini hampir tengah malam!

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 63

    Khaisan sedang menutup telepon dan menggeret koper saat Sazlina menyusul masuk ke dalam kamar. Berhenti setelah pintu kamar kembali menutup rapat.“Bersiaplah, kita berangkat duluan saja. Biarkan mereka menyusul!” ucapnya dengan menatap teduh pada Sazlina. Bagaimanapun memahami perasaan wanita yang sedang berusaha menahan tangisan di depannya. “Aku ingin menunggu ibuku…,” ucap Sazlina ingin menolak. Bimbang sangat besar yang dirasa. Bagaimana bisa telah menyanggupi untuk ikut lelaki yang sangat asing ke negeri orang? Sedang lelaki itu tidak mau menjamin bahagianya. Meski dia adalah suami nya sekalipun! “Tadi pagi kita sudah minta restu. Ibumu justru terlihat bahagia. Jika kita belum pergi, ibumu pasti akan kecewa!” tegas Khaisan bermaksud membujuk. “Untuk apa aku ikut…?” tanya Sazlina masih merasa ragu. “Tentu saja sebagai bukti jika aku sudah punya istri.” Khaisan menyahut cepat tanpa beban. “Jadi, hanya untuk dipamerkan?” Sazlina menahan sesak di dada. Berusaha ikhlas dan taba

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 64

    Total waktu penerbangan selama dua belas jam dari Surabaya yang sempat singgah di Jakarta dengan tujuan Tokyo di Bandar Udara Internasional Narita pun berakhir. Mereka sampai di malam hari dan mendekati tengah malam. Sungguh melelahkan. “Mas bawakan koperku, aku mau ke toilet.” Clara mengulurkan koper warna kuning ke dekat Khaisan dan melenggang pergi menuju arah toilet. Sazlina yang juga ingin ke toilet pun menahan diri sebab enggan bersembang lagi dengan Clara di tempat yang seharusnya berasa nyaman dan santai. “Aku buru-buru, jika ingin ke toilet lekaslah.” Khaisan bicara seolah bisa membaca ekspresi Sazlina yang menahan rasa. “Duluan saja, nanti aku menyusul.” Sazlina menolak didesak juga tidak ingin membebani. “Aku tidak mau repot jika kamu gagal menyusulku.” Khaisan berkata tegas sambil mengedar pandangan pada banyak orang di dalam bandara saat malam. “Habis ini memang tujuannya ke mana?” tanya Sazlina tenang. Merasa jika Khaisan mungkin lupa dirinya pernah sebagai pendata

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 65

    Meski ingin menangis dan nelangsa, Khaisan bersikap seperti tanpa aba-aba yang kini sudah tanpa sehelai pun benang di badan, Sazlina tidak ingkar jika semua adalah inginnya yang sadar. Telah memulai dan memancing, sengaja membangunkan buaya darat untuk siuman. Demikian juga Khaisan yang sudah siaga sekarang. Tubuh tegap sempurna tak berbaju bak pawang kolam renang itu sedikit mendekat tanpa segan pada Sazlina. Dengan burung bagusnya yang tak lagi di sarang dan telah gagah mengembang siap terbang ke awang. Khaisan menatap dalam wajah Sazlina “Kamu ingin tahu, apa guna Clara?” tanyanya dengan wajah memerah dan tegang. Tatapan dalam itu membuat Sazlina jadi gentar. Bayang jika akan diperlakukan kasar mendadak mendera. Sekali lagi sebab terlanjur basah dan pasrah sebagai istri sah pun membuatnya lebih tenang. Juga menimbang jika Khaisan adalah lelaki berwawasan dan dari keluarga baik-baik yang bahkan mamanya adalah teman baik ibunya. Setidaknya dengan fakta tersebut, lelaki good look

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 66

    Khaisan berjalan cepat sebab penasaran. Perempuan berhijab serta bergamis panjang itu turun tangga dengan langkah cepat dan kini menuju ruang makan yang sama tujuan dengannya. Siapa? Clara… ah, bisa jadi, mungkin gadis itu belum mandi. Mengingat hanya dia di rumah ini yang tergerak hati untuk menutup diri dengan busana syar'i meski tidak jarang ditanggalkan. Tetapi, Clara dari mana? Bukankah kamarnya di ujung? Namun, siapa sosok pembuat penasaran itu segera terjawab saat Khaisan menarik kursi di meja makan dan menghadap perempuan itu. Sazlina…! “Akan ke mana kamu, Saz?” tanya Khaisan tidak tahan membungkam. Merasa heran dengan penampilan Sazlina yang tidak seperti biasanya. “Tidak ke mana-mana. Aku hanya ingin menutup aurat dan berbaju layak sebagai muslimah. Meski… ilmu agamaku tidak sedalam palung dan hanyalah sebatas parit.” Sazlina menyahut cepat dengan ekspresi yang biasa. Seolah kejadian menyakitkan dalam kamar mandi dengan Khaisan tidak pernah terjadi. “Siapa yang tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 206

    Erick sudah duduk di teras rumah dinas saat Daishin tiba. Sengaja tidak pulang ke apartemen sebab hari ini pulang kerja lambat dan besok pun harus pergi kerja lebih cepat. Akan ada kunjungan dari direktur maskapai penerbangan XX di kantornya. Kebetulan juga yang Daishin berkabar akan datang main malam hari. “Assalamu'alaikum!” sapa Daishin setelah keluar dari mobil dan menaiki teras. “Wa'alaikumsalam. Tumben datang malam, Shin?!” sambut Erick. Mengamati lelaki yang tengah berjalan gontai dengan ekspresi tidak secerah biasa saat datang, entah di rumah dinas atau ke apartemen.“Ada yang penting.” Daishin menyahut sambil meletak sebungkus rokok yang sempat dia beli di jalan ke meja di depan Erick. Erick menatapnya. Merasa kali ini ada hal berat sebab Daishin datang malam-malam. Biasanya sore saat mereka sama-sama pulang kerja. Itu pun hampir tidak pernah membawa rokok, sebab kebetulan Erick pun bukanlah perokok aktif. Tetapi bukan menolak merokok. “Apa istrimu aman?” tanya Erick.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 205

    Farida berekspresi waswas dan curiga. Matanya tidak lagi sayu, tetapi melebar dan nanar. Tanda tidak menyangka jika KTP nya diabadikan Daishin dalam ponsel dan wanita itu ternyata sangat tidak rela. Resah jika akan dijadikan apa-apa. Sikap Farida membuat Daishin semakin curiga tetapi hanya menghela napas panjang. Merasa sangat lelah dan tidak guna terus disanggah. “Sebaiknya kamu pergi dan jangan datang datang dulu sebelum mendapat kabar dariku, Farida. Tolong, saling mengertilah terhadap wanita hamil. Sudah jelas jika istri ku pun sedang berperut besar, kan? Sebagai sesama wanita, seharusnya paham dengan perasaan istriku. Apa kau siap kutuntut jika ada apa-apa dengan istriku dan kehamilannya?” tanya Daishin dengan tatapan berapi. Melirik Osara yang seperti tidak peduli. Kini tengah sibuk dengan ponselnya. Ah, apa dia pun juga tidak peduli andai ini benar? Sesaat Daishin justru tidak puas hati dengan sikap Osara yang tampak kelewat tenang. Apa justru terlalu marah, kecewa dan kesal

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 204

    Daishin bungkam meski merasa semakin kesal melihat wanita spesial itu menangis. Kepalanya berputar kencang, bagaimana agar Clara benar-benar jera. Apakah harus menyerahkannya pada polisi? Tetapi kasus itu terjadi di luar negara, bisakah? Bagaimana jika dipermudah dengan keluar uang? Daishin bimbang dan bertanya-tanya sambil menahan marah. “Untuk apa menangis? Sudahlah, Ma! Yakinlah, Itu tidak lama. Atau jika Mama tega, sebaiknya kembalikan saja dia ke Jepang. Kurasa dia tidak akan berani mengusik Mas Kha di sana. Daripada Mama tersiksa. Di sini pun, aku yang dia incar. Mama pikir aku bisa menidurinya? Dia sudah seperti adik bagiku. Sayangnya dia gila.”“Oh, ya, Ma. Tolong, jangan lagi periksa di klinik itu. Osara benar-benar tidak ingin bertemu Clara. Bawa pergi dia dari sini segera. Aku permisi, Ma,” ucap Daishin dingin. Dengan mengeraskan hati, ditinggalkannya Mama Hana yang masih tersedu dan berlinang air mata. Merasa heran sendiri, kenapa Darhan dan Papa Samuel tidak berusaha men

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 203

    Osara telah diantar hingga rumah dan Mak Yem siaga untuk membuka dan menutup pintunya. Istri kembali tampak bad mood sejak pagi menjelang siang. Daishin sangat tahu apa alasannya hingga terus diam-diam seperti itu. Menilai jika mama Hana tega sekali. Sudah pernah sepakat bahwa itu adalah klinik kandungan pilihan Osara dan Clara pun memiliki klinik kandungan biasanya. Jika sedang tutup, apa salahnya ditunda sejam dua jam atau sehari dua hari. Meski kebetulan, nyatanya berbenturan juga dengan jadwal kontrol istrinya hingga keduanya bertemu. Hal yang sangat ditakuti Osara. Daishin berniat akan membicarakan serius hal ini dengan Mama Hana. Lelaki tampan dan berkulit cerah tetapi sudah suami orang itu mendatangi ruang tunggu di butiknya. Seorang wanita cantik memandang ke arahnya sambil tersenyum sumringah. Daishin membalas ramah dan menyadari jika calon customernya itu sedang hamil besar. Pembicaraan pada negosiasi segera Daishin buka demi tidak banyak basa basi. Jiwanya memang pebisni

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 202

    Enam bulan kemudian, di kota besar Surabaya. Jum'at pagi ini sepasangan suami istri yang berbahagia itu tampak cerah wajahnya. Tengah bersiap untuk pergi ke salah satu alamat klinik langganan di Kota Surabaya demi bertemu dengan seorang Dokter Kandungan langganan selama ini. Wanita cantik bergamis tetapi belum berkerudung sedang mengemas piring yang baru dipakai dari atas meja makan. Pembantu rumah yang tidak pernah menginap, baru saja datang dan meminta maaf sebab telat. Langsung mengambil alih piring dan wadah kotor dari tangan Osara. “Maaf, Mbak. Pagi-pagi udah macet, jadi saya terpaksa telat …,” jelas pembantu rumah dengan senyuman khas Jawa nya.anis dan polos. Berusia mendekati lima puluhan tahun tetapi teeltihat muda sebab wajahnya bersih dan berkulit sawo matang “Gak papa, Mak Yem.” Osara menyahut dengan membalas tulus senyumannya. Berjalan meninggalkan meja makan dan mengambil mesin pengering rambut untuk dibawa ke dalam kamar. Menempatkan diri di depan cermin rias

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 201

    Seorang lelaki Jepang tua sedang menyapu pelataran sempit rumah baru dan menyadari kedatangan tuannya. Buru-buru meletak sapu, mengucapkan selamat sore dan berakhir dengan membungkukkan badan tuanya. “Apa rumah sudah bersih?” tanya Daishin bernada sopan dalam bahasa Indonesia. “Sudah, Mas. Silahkan.” Pria itu menyambut dengan berjalan memimpin. Langkah kakinya gesit meski tidak lebar. Bukan juga langkah panjang sebab tinggi badan sekadar pas pasan. Mungkin sebatas telinga Osara. “Kenapa guna bahasa Indonesia?” tanya Osara setelah mereka berada dalam rumah yang pintunya dibukakan oleh lelaki tadi dan kini terbiar terbuka. Lelaki tua pun menyapu di halaman kembali.“Asalnya dia orang Indonesia, orang dari Kabupaten Blitar, emak Jawa-bapaknya Jepang. Sama keluarga bapaknya, dia dicari dan dibawa ke sini sejak remaja,” Daishin menjelaskan sambil meletakkan koper mini yang setia dibawanya di samping sofa. “Kapan kita ke Surabaya?” tanya Osara sambil membuka koper. Menarik keluar beber

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 200

    Mereka yang di sofa terlihat tegang. Apalagi Osara dan Daishin sama-sama tidak bersuara. Sepertinya sangat keberatan jika Clara dibawa Mama Hana ke Surabaya. Padahal ingin damai menyingkir jauh dengan pulang ke negara seberang. Sedang Daishin pun ingin merintis usaha baru di kota yang sama. Sangat tidak ingin melihat juga mendengar nama Clara di kehidupan masa depan. “Baiklah, jadikan ini saksi. Anggap lah kita semua setuju dengan keinginan Mama Hana yang akan bertanggung jawab dan membawa Clara ke Surabaya. Kita kasih kesempatan satu kali. Aku akan ikut memantau. Jika dia sekali lagi berbuat jahat. Aku yang akan menyerahkan dia ke polisi. Bagaimana, apa semua setuju? Osara juga Daishin, bagaimana? Mengingat kondisi Mama Hana seperti itu…,” ucap Erick tegas dan mendesak.. “Merasa tidak sabar dengan masalah yang tanpa ujung. Meski ini memang tidak adil bagi Osara, tetapi demi memeluk sekeluarga, kuharap … terutama Osara dan Daishin, kalian semua bisa rela. Jangan khawatir, aku akan i

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 199

    Mereka bertiga memasuki rumah megah bercat putih bersih bak kastil modern dengan langkah cepat. Mobil sewa baru saja berlalu setelah mendapatkan upah jasa dari Erick yang membuat wajah driver tersenyum sangat cerah. Daishin melangkah panjang memasuki pintu rumah dan melewati taman menuju ruang utama. Telah duduk banyak orang yang menyebar di beberapa set sofa ruang tamu. Sekilas melihat SazLina duduk bersebelahan dengan Khaisan. Papa Samuel duduk berdampinban dengan Daehan. Di lain sofa, ada Shanumi yang duduk sendirian sambil melihat ponselnya. Satu lagi perempuan yang sepertinya seorang perawat. Memakai baju putih khas seragam divisinya. Mereka langsung berdiri serentak dan menyongsong kedatangan Osara, Daishin dan Erick. “Assalamu'alaikum. Bagaimana keadaan Mama, Pa?” Daishin tampak benar-benar panik meski yang dia tanyakan hanyalah berstatus mama asuh. “Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”“Wa'alaikumsalam!”Semua menjawab bersahutan dan m

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 198

    Perjalanan turun dari kaki Fuji terasa jauh lebih cepat daripada kala berangkat. Padahal juga terasa singkat saat menaiki mobil Rashid bersama dua algojonya. Bedanya saat itu terasa singkat sebab rasa waswas dan rasa takut yang sangat. Kali ini terasa cepat sebab sangat menyenangkan dengan perasaan yang nyaman. Bersama para lelaki baik terutama suami yang duduk di sebelahnya. Mentari pagi semakin memperjelas pemandangan memukau di sepanjang sisi jalan. Dari padang rumput yang menghampar indah dengan warna hijau terang yang tenang. Menyambung bangunan kuil-kuil megah yang terlihat amat rumit dan indah. Serta bangunan kokoh Pagoda yang menakjubkan dan unik. Kini bergeser pada hutan lebat serta pepohonan raksasa di sepanjang tepian jalan. Serasa sedang berasa di alam dunia lain. Kemudian disambut beberapa genangan air super luas yang tak lain adalah danau-danau. Luar biasa mempesona dengan memantulkan bayangan Gunung Fuji. Mendadak Osara sangat ingin berhenti. Andai singgah seben

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status