Share

Bab 72. Makanlah

Penulis: Faiz bellzz
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-30 22:34:15

"Sekarang makanlah lagi," ujar Bara setelah mereka kembali ke meja makan.

Dengan pelan Indah menggeleng. Sekarang nafsu makannya sudah benar-benar hilang. Sontak Bara yang melihatnya pun mengerutkan keningnya.

"Kamu harus banyak makan agar kembali sehat." Bara mencoba membujuk.

Jika begini, Bara nampak seperti suami yang sigap. Andai semua ini bukan hanya sementara, Indah sudah pasti akan menceritakan apa yang terjadi dengan tubuhnya. Hanya saja Indah sadar kalau yang sedang Bara lakukan hanya sementara.

"Aku tidak bernafsu, Mas."

Bara mendesah pelan. "Meski begitu, kamu tetap harus makan. Kamu bisa memilih menu yang lain, kita masih memilki banyak waktu."

"Bukan kita, Mas, tapi kamu. Untuk aku sendiri jam istirahat sebentar lagi berakhir," ujar Indah meralat ucapan Bara yang salah.

"Apa bedanya? Kamu istriku, Indah."

"Tentu saja berbeda, kamu seorang bos dan pemilik perusahaan. Sedangkan aku hanya seorang karyawan yang baru saja dipindahkan."

"Indah, bisakah kita tidak membaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 73. Pusing

    Setelah makan siang Bara mengajak Indah untuk kembali ke kantor. Selama dalam perjalanan, Indah terlihat banyak diam. Ia masih berusaha mencoba untuk meredakan rasa mual yang sejak tadi mendera. Bibir Indah terkatup rapat, begitu juga dengan matanya. Buliran keringat mulai menetes membasahi kening Indah. Bayangan tentang dirinya yang dikurung membuat Indah memilih menahan diri untuk tidak memuntahkan semua isi dalam perutnya. Sementara Bara yang sesekali menoleh ke arah Indah mengerutkan kening ketika melihat tidur Indah yang nampak gelisah. Ia memperlambat laju mobilnya untuk mengambil tisu. Pria itu mengusap kening Indah menggunakan tisu dengan pelan. Tentu Indah merasakannya, tetapi perempuan itu memilih abai karena merasa tidak sanggup untuk membuka mata. "Indah," panggil Bara dengan nada rendah. "Hemm." Indah menyahut dengan gumaman pelan. Sedikit lega karena ternyata Indah masih merespon dirinya. "Indah, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu nampak pucat?" Indah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-04
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 74. Cemburu

    Bara dengan sigap menahan tubuh Indah yang hampir sama ambruk. Pria itu memeluk Indah erat lalu membopongnya sambil berjalan cepat menuju lobi. Beberapa karyawan yang sedang berada di lobi pun cukup kaget begitu melihat pemandangan barusan. Mereka langsung menyingkir memberikan jalan agar Bara segera tiba di lift. Pria itu nampak panik dan khawatir. Sesekali ia menunduk--melihat ke arah Indah yang sedang dalam gendongannya dengan cemas. "Kenapa tubuhmu jadi lemah seperti ini?" gumamnya lirih. Tidak akan ada yang mendengar karena kebetulan yang berada di dalam lift hanya ada dirinya dan Indah. Tentu Indah yang tidak sadarkan diri tidak akan mendengar apa yang dikatakan Bara barusan. "Bertahan, Indah, aku yakin kamu kuat."Entah Bara meminta Indah bertahan dalam hal apa. Tidak ada yang mengetahui pastinya seperti apa. Bisa saja bertahan agar tetap sehat, atau bertahan dengan rumah tangganya. Atau mungkin .... Ting! Dentingan pintu menyadarkan Bara jika mereka sudah tiba di temp

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 75

    "Indah kamu dari mana saja?" tanya Sinta begitu Indah masuk ke ruangannya.Sontak pertanyaan itu membuat semua yang berada di ruangan pun mendongak untuk melihat. Mereka kembali menggunjing, tetapi Indah hiraukan. Perempuan itu tersenyum tipis."Mohon maaf, Bu, tadi saya ada keperluan." "Kamu tahu kalau kamu telat masuk, Indah? Jam istirahat sudah berakhir sejak tadi dan kamu baru masuk?" Kali ini bukan Sinta yang bertanya, melainkan Rima--teman satu profesinya. "Iya, Mbak," sahut Indah tidak ingin terjadi perdebatan. "Kalau begitu kenapa masih dilakukan? Seharusnya kamu mendapatkan hukuman, Indah." Melihat situasi yang kurang kondusif, Sinta pun dengan cepat melerai dari pada semakin menjadi. "Sudah-sudah, Indah kamu duduk di meja kerja kamu. Kembali pelajari apa yang tadi saya berikan." "Baik, Bu." Indah pun segera ke meja kerjanya. Perempuan itu duduk lalu mulai berkutat dengan perkerjaannya. Hanya saja karena ia menjadi junior di sana, Indah mendapatkan sedikit diskiriman

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 76. CCTV

    Seperti apa yang diperintahkan Bara sebelumnya, begitu bubaran jam kerja dan tidak ada karyawan yang tersisa bagian teknisi menambah lebih banyak CCTV yang tidak terlihat oleh kasat mata. Entah apa tujuan Bara sampai-sampai harus memasang banyak kamera tersembunyi di setiap sudut ruangan. Namun yang pasti, sebagai pegawai mereka hanya mampu menuruti perintah atasannya. "Apa semuanya sudah selesai?" tanya Bara kepada kepala teknisi. Pria itu langsung turun tangan dan ingin memastikan jika semua berjalan dengan lancar. Kepala teknisi itu mengangguk mantap. "Sudah, Pak." "Baik kalau begitu, kalian boleh pergi dan pastikan tidak ada orang yang mengetahuinya." Bara mewanti-wanti agar tidak ada yang mengetahui apa yang sudah dilakukan untuk menunjang rencananya berjalan dengan lancar. "Baik, Pak, kami pastikan itu tidak akan terjadi." Bara mengangguk paham. "Terima kasih," ucapnya. "Sama-sama, Pak. Kalau begitu kami permisi." "Hemm." Setelah kepergian para teknisi, Bara meli

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-07
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 77. Perhiasan

    Mawar mengerutkan kening begitu mendengar Bara yang meminta izin untuk bertanya. Wanita itu menatap manik tajam pria yang kini menatapnya dengan lembut. Tentu siapa yang tidak luluh dengan hal itu. Tangannya bergerak menyentuh lembut rahang tegas Bara. “Mau nanya apa? Kenapa sampai minta izin segala?” tanyanya dengan suara yang sengaja dibuat semanja mungkin. Bara memejamkan matanya sebentar lalu tangannya bergerak menyingkirkan lengan Mawar dari rahagnya dengan pelan. Ia menegakkan tubuhnya, kemudian menatap Mawar dengan serius. “Seingatku dulu aku sering membelikanmu set perhiasan, apa aku benar?” Wajah Mawar nampak semangat begitu mendengar pertanyaan Bara. Dengan segera wanita itu mengangguk–membenarkan. “Tentu saja, dulu kamu sering membelikanku perhiasan.” “Ah, jadi ingatanku tidak salah tentang itu.” Bara bergumam pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Mawar. “Sepertinya ingatanmu semakin membaik, Honey.” “Dan ini semua berkat kamu,” balas Bara sambil menatap Mawar den

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 78. Apa yang sebenarnya?

    Bara mulai kendali, pria itu membiarkan Mawar membuka kancing kemejanya. “Indah,” erangnya membuat gerakan tangan Mawar terhenti. Wanita itu menatap Bara dengan tidak suka. Merasakan pergerakan yang terhenti membuat Bara yang sejak tadi memejamkan mata pun membukanya. Ia menatap Mawar dengan sayu, dan pada saat itulah ia sadar kalau perempuan yang ada di depannya bukan Indah. Sontak hal itu membuat Bara bangkit. Ia berniat melangkah, tetapi Mawar yang sadar akan kecerobohannya segara menahan Bara. Wanita itu mencekal lengan Bara, tetapi dengan kasar Bara menepisnya. “Honey, kamu mau ke mana?” “Aku harus pergi,” jawab Bara dengan gelisah. Segera Mawar berdiri lalu menghadang langkah Bara. “Aku tau kamu sedang tersiksa, ayo biar aku bantu.” Rayuan Mawar sama sekali tidak membuahkan hasil. Bara mendorong tubuh Mawar agar menyingkir dari hadapannya. Setelahnya ia kembali melanjutkan langkahnya keluar apartemen. Tidak ingin usahanya sia-sia, Mawar lantas segera mengejar Bara bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 79. Memantau

    “Wanita licik itu,” gumam Bara dengan rahang yang mengetat, sedangkan tangannya mengepal kuat. Sehingga urat-urat menonjol dari lengannya. Bara menatap layar laptopnya dengan tajam. Setelahnya ia mengambil ponsel lantas menghubungi seseorang. “Serahkan semua bukti,” perintahnya begitu panggilan tersambung. “Baik, Pak,” sahut seseorang dari seberang sana. Setelah mengatakan itu, Bara mematikan panggilan teleponnya secara sepihak. Bibirnya menyunggingkan senyum miring. Hingga sebuah ketukan membuat Bara mengalihkan perhatiannya. “Masuk!” seru Bara kepada seseorang yang ada di luar sana. Tidak lama setelah seruan itu terdengar, pintu terbuka. Menampilkan sosok perempuan yang berjalan berlenggak-lenggok menghampiri Bara. Mawar, wanita itu berdiri di depan Bara dengan senyuman yang menggoda. “Honey, tadi malam kenapa buru-buru pulang?” tanya Mawar dengan ekspresi dibuat sesedih mungkin. Melihat itu Bara hanya menatap Mawar dengan datar. “Kamu kasih apa di minuman yang kemarin?

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 80. Tersungkur

    “Indah, ini sudah malam. Apa tidak apa-apa kamu pulang sendiri?” tanya Dirga yang nampak begitu mengkhawatirkan Indah. Setelah tadi Indah dan Dirga mengerjakan tugasnya, mereka memutuskan untuk langsung pulang karena hari sudah sangat malam. Beruntungnya Indah karena Dirga membantunya. Andai tidak ada Dirga, mungkin perempuan itu belum menyelesaikan pekerjaannya sampai sekarang. Indah yang mendengar pertanyaan Dirga pun menoleh sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya karena kini mereka sedang berjalan di lorong menuju lift untuk pulang. “Aku enggak apa-apa, Mas.” “Tapi aku yang enggak apa-apa,” balas Dirga membuat Indah kembali menoleh ke arahnya. “Maksud, Mas Dirga?” tanya Indah mengeluarkan rasa penasarannya. “Maksudku … aku khawatir sama kamu, Indah. Ini sudah sangat malam, tidak baik jika perempuan berkeliaran seorang diri. Terlebih kamu membawa motor, aku takut hal-hal buruk terjadi kepadamu.” Dirga menuturkan rasa khawatirnya terhadap Indah. Mendengarnya tentu s

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14

Bab terbaru

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 111. Maafkan aku

    “Mohon maaf, Pak, tapi keinginan Anda tidak bisa saya lakukan,” ujar Dokter Kristi yang membuat Bara murka.“Kenapa tidak bisa? Bukankah teknologi semakin maju!” “Itu karena akan membahayakan janin dan ibunya, Pak. Terlebih dengan kondisi Nona Indah yang kurang baik.” Dokter Kristi mencoba memberi pengertian agar Bara tidak memaksakan kehendak.“Aku tidak peduli! Lakukan atau karirmu hancur,” cetus Bara membuat Dokter Kristi ketakutan.Bagaimanapun bagi Bara akan mudah menghancurkan karirnya. “Pak, tolong pertimbangkan kembali,” ujarnya mulai goyah. “Tidak, keputusanku sudah bulat!”Mendengar perdebatan suaminya dengan Dokter Kristi membuat Indah kecewa. Perempuan yang sejak tadi hanya diam itu bangkit membuat Bara dan Dokter Kristi langsung menoleh ke arahnya. “Mau ke mana kamu?” tanya Bara.“Sudah cukup, Mas. Kalau memang kamu tidak mempercayai aku hamil anakmu tidak apa-apa. Anggap saja aku memang melakukan seperti apa yang kamu pikirkan, Mas.” Terang saja ucapan Indah memancing

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 110. Buktikan!

    Berita tentang Mawar dan Zulfi yang dibawa oleh polisi sudah menyebar di kalangan karyawan dan kolega bisnis Bara, termasuk kedua orang tuanya. Karena itulah kini Bara dimintai Roki untuk datang ke rumahnya.“Apa yang sebenarnya terjadi? Coba jelaskan,” pinta Riko dan Diana.Tidak langsung menjawab, Bara lantas mengembuskan napas dengan kasar terlebih dahulu. “Sebenarnya ingatanku sudah kembali,” ujar Bara membuat kedua orang tuanya kaget bukan main.“Jadi kamu sudah mengingat semuanya, Bara?”“Iya, Mam.” “Lalu kenapa tidak menceritakannya kepada kami?” Roki menuntut penjelasan lebih.“Karena aku ingin mengungkap lebih dulu pelaku dibalik kecelakaan yang kualami.”“Artinya kamu kembali bersama Mawar itu juga bagian dari rencana?” “Iya, Pap.” Bara mengangguk membenarkan membuat Roki mengusap wajahnya kasar. “Kamu keterlaluan, Bara!”Bentakan dari Roki membuat Bara terkejut. Ia pikir pria paruh baya itu akan senang karena ingatannya sudah kembali.“Keterlaluan bagaimana?” “Kamu sud

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 109. Tangkap dia

    Bara pulang dalam keadaan mabuk parah, membuat Indah yang sedang terlelap tersentak ketika tiba-tiba Bara menjatuhkan diri di sampingnya. “Mas, Bara,” ucap Indah lantas bangkit.Bau menyengat yang menguar dari tubuh Bara membuat Indah mual. Meski begitu, Indah tetap membantu Bara melepaskan sepatu juga jas yang masih melekat di tubuh tegap suaminya. “Kenapa senang sekali minum minuman terlarang?” gumam Indah.*** Mata setajam elang itu mengerjap beberapa kali hingga akhirnya dibuka dengan sempurna. Bara mengedarkan pandangannya dan mendapati jika dirinya sudah berada di kamar. Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang terasa pening. “Mas, Bara,” ucap Indah yang baru saja masuk kamar.Bara lantas menoleh sebentar lalu membuang muka ketika ingatannya kembali pada saat kemarin ia mendapati Indah di mushola bersama Dirga. “Kau, dari mana kemarin?” tanyanya.Pria itu sudah tidak tahan lagi dengan praduganya selama ini. Pria itu menatap Indah nyalang. Membuat Indah menelan ludahnya kasar

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 108. Di balik wajah lugu

    Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menyalip kendaraan lain yang sekiranya menghalangi jalan bagi dirinya. Pria itu bahkan mengabaikan protes yang dilakukan oleh pengguna jalan lain. Tidak peduli klaksonan atau pun umpatan yang terdengar. Dalam pikirannya ia hanya ingin melampiaskan kekesalannya karena Indah dengan tega melakukan hal tercela di kantor dengan pria lain. Sungguh, pria itu tidak menyangka jika Indah sampai hati melakukan hal tersebut. Padahal ia pernah berpikir jika perempuan yang menjadi penyelamat hidupnya merupakan perempuan baik-baik. “Haha … hahaha ….” Pria itu tertawa seperti kesetanan. Ia merasa bodoh karena berhasil dibodohi oleh wajah polos Indah. Ternyata di balik wajah lugu Indah tersimpan sebuah kenyataan yang membuat Bara tidak habis pikir. Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada dalam benak Bara sekarang. Pertanyaan mengenai Indah yang bisa-bisanya malah melakukan hal seperti itu terus berputar di pikiran Bara. Sampai pria itu tidak sadar ji

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 107. Kejam

    Bara yang berjalan tergesa tentu menjadi pusat perhatian semua orang. Meski begitu tidak ada yang berani bertanya atau sekedar menyapa. Semuanya memilih menyingkir–memberikan jalan untuk pria tersebut. Sampai akhirnya Bara tiba di ruangannya. Dengan keras ia membuka pintu kemudian menutupnya kembali. Sehingga Mawar yang berniat masuk untuk menyusul pun mengurungkan niat kala ia akan masuk, tetapi pintu dengan keras tertutup. Wanita itu hanya mampu berdiri mematung sambil memegang dadanya dengan kedua tangan. Sementara matanya melebar dengan napas yang terengah akibat berlari menyusul Bara. Dengan kasar ia mendengus kemudian berbalik–berniat ke meja kerjanya. Namun, Mawar malah dikagetkan dengan kehadiran Zulfi yang sudah ada di belakangnya entah sejak kapan. “Sepertinya ada hal penting yang sedang dilakukan Pak Bara,” ujar Zulfi yang dibalas delikan oleh Mawar. “Hemm, aku tau! Tapi entah apa itu. Bisakah kamu menyeledikinya?” Permintaan itu ditanggapi Zulfi dengan mengangkat satu

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 106. Sean

    Tiba di rumah Indah lantas turun dari mobil setelah membayar ongkosnya. Perempuan itu berjalan dengan langkah gontai menuju gerbang yang menjulang tinggi. Tidak perlu banyak bicara, penjaga rumah pun sudah mengetahui jika Indah adalah nyonya di rumah tersebut. Sehingga dengan sedikit keheranan karena tidak biasanya Indah pulang sangat cepat pun membukakan gerbang. “Siang, Nyonya,” sapa Pak satpam yang berjaga. Dengan seulas senyum yang sangat tipis Indah membalas sapaan satpam tersebut. Bukan karena ia tidak ramah, tetapi ia yang lelah membuat Indah ingin segera tiba di kamar. Setelahnya Indah masuk rumah kemudian menaiki anak tangga untuk tiba di kamar.Begitu tiba, Indah membuka kerudung yang sejak tadi menutupi kepalanya. Lantas setelahnya ia merebahkan diri di atas ranjang. Meringkuk sambil menutup tubuhnya dengan selimut. Sementara di tempat lain, Bara sedang melakukan pertemuan dengan lawan bisnisnya di salah satu restoran. Mereka melakukannya di sana sekalian untuk makan sia

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 105. Biodata perusahaan

    Raut wajah Dirga nampak khawatir ketika melihat Indah yang malah melamun. Meski terkejut dan sedikit tidak terima karena perempuan yang ia cintai mengandung anak dari pria lain, tetapi Dirga tetap mengkhawatir andai sesuatu terjadi dengan calon anak Indah. “Apakah kandungannya baik-baik saja?” Pertanyaan itu membuat Indah tersenyum miris. Ia berharap pria yang menanyakan hal itu adalah Bara, bukan Dirga. Namun, ia sadar diri karena Bara belum mengetahui kehamilannya.Lagi pula andai tahu, apakah Bara akan menerimanya? Atau sebaliknya, dan menuduh dirinya yang tidak-tidak karena pernah mendapati sebuah foto yang memperlihatkan dirinya dengan seorang pria pada malam hari. Yang tidak lain adalah Dirga. “Kandungannya baik-baik aja, Mas. Enggak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawab Indah dengan seulas senyum untuk menyembunyikan kerisauan dalam dirinya. Mendengar jawaban Indah seharusnya membuat Dirga bisa bernapas lega, tetapi pria itu malah semakin khawatir lantaran melihat dari ekspr

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 104. Istirahat total

    Tiba di rumah sakit Indah diarahkan oleh Dirga untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu di bagian resepsionis. Baru setelahnya mereka menunggu di depan ruang dokter kandung. Agak heran bagi Dirga karena Indah malah memilih dokter kandungan dan bukan dokter umum.“Mas, Kayaknya aku masih lama, apa enggak sebaiknya Mas kembali ke kantor? Aku yakin Ibu Santi sekarang sedang mencari-cari, Mas.” Indah merasa tidak enak lantaran Dirga malah menemaninya di rumah sakit, sedangkan pekerjaan pria itu diabaikan begitu saja. “Enggak masalah, Indah. Aku di sini aja temani kamu,” ujar Dirga yang kukuh ingin menemani Indah. “Tapi–” “Udah, kamu enggak maksa. Di sini aku yang mau, jadi enggak perlu enggak enak.” Dirga dengan cepat menyela ucapan Indah. Sehingga Indah tidak dapat melanjutkan kalimatnya.Karena Indah sedang merasa lemas dan kesakitan, sehingga ia memilih untuk diam dan tidak lagi banyak bicara. Perempuan itu memilih mencoba menghilangkan rasa sakit, meski rasanya mustahil. Sementara D

  • Istri Penyelamat CEO Amnesia   Bab 103. Modus

    Selama pertemuan berlangsung di salah satu restoran Bara tidak bisa fokus karena dalam benaknya terus berputar nama Indah yang tidak dapat ia liat di ruangan. Rasanya ingin segera menyelesaikan pertemuan. Namun, sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan karena ini merupakan pertemuan penting yang tidak semua orang bisa dapatkan.Semetara di tempat lain, Indah nampak meringkuk di mushola sambil memeluk perutnya yang sakit. Tadi saat perempuan itu ke ruangannya, ia meminta izin kepada Santi untuk beristirahat terlebih dahulu di mushola karena perutnya yang melilit. Tentu saja Santi yang melihat wajah pucat Indah pun memilih membiarkan. “Indah, apa baik-baik saja?” Dirga yang merasa khawatir memilih menyusul Indah untuk memastikan keadaan tambatan hatinya.Perlahan Indah yang memejamkan mata, tetapi tidak tertidur pun membuka matanya. Nampak manik yang biasanya memancarkan keindahan kini terlihat sangat sayu, membuat semua orang yang melihatnya akan merasa iba. “Iya, Mas,” sahutnya pelan.

DMCA.com Protection Status