"Kasandra Sayang, kamu tahu ngak jika sekarang mama merasa sangat bahagia sekali. rasanya keluarga kita sudah utuh semenjak bertemu dengan rekan bisnis mami, yang memiliki nama yang sama dan dia juga mempunyai wajah yang sangat mirip dengan papimu, nak."
" Papi." ucap bibir mungil Kasandra. " Ya, papi." Siska, membela piipi anaknya yang juga menatap sang mami dengan wajah dan ekspresi bingung. bocah perempuan itu belum memahami perkataan maminya, namun dia sesekali membalas dengan tertawa senang seakan ikut merasakan kebahagiaan maminya saat ini.Setelah mendandani putri cantik nya, dengan pakaian yang sangat lucu dan terlihat imut sekali dikenakan gadis kecil itu. Siska juga mendandani dirinya sendiri, sambil berputar-putar di depan cermin besar meja rias. dia berharap Erik akan tertarik dengan nya dan putri mereka satu-satunya, sehingga mereka tetap terus bersama dan Erik tidak akan kembali lagi ke Negara Amerika, jika proyekTanpa peduli apapun lagi, Siska langsung menghambur memeluk tubuh Erik yang masih terbaring sambil menangis bahagia."Mas Erik ku masih hidup, dia kembali hu...hu..., engkau telah kembali lagi mas." teriaknya kesenangan, sehingga Vanya dan Aldo yang menunggu diluar terlonjak kaget dan ikut masuk kedam ruangan Erik dengan tergesa-gesa sambil menggendong putri Siska."Vanya, lihatlah suamiku telah kembali. dia adalah mas Erik ku, laki-laki yang sangat aku cintai." terang Siska.Siska sangat bahagia, sehingga dia juga langsung menghubungi Reno dan Mayang, memberitahu kan semua nya."Apa kamu serius dengan ucapannya ini Siska?" Mayang berfikir Siska berhalusinasi karena sangat merindukan Erik, sehingga dia jadi seperti ini." Aku serius Mayang, jika tidak percaya. sekarang kamu segera lah datang kesini." Siska menyebutkan lokasi rumah sakit Erik dirawat. tapi bagaimana pun, Mayang terpengaruh juga dengan perkataan Siska barusan.Lamunan Mayang buyar, ketika mende
"Ayo kejar Kasandra Pi, kejar ha..ha....," teriakan bocah perempuan yang sangat imut itu, membuat kebahagiaan Erik dan Siska semakin lengkap." Tertangkap lagi, putri kesayangan papi" langkah Erik langsung terayun menangkap tubuh kecil itu dan membawanya kedalam gendongannya."Kasandra kalah, papi berhasil menangkap kamu, sayang." teriak Siska sambil tertawa.tangan kekar Erik terayun keatas, membuat gadis mungil itu, tertawa dan terpekik saat tubuh kecil itu diayunkan keudara kembali."Ha...ha...ha...hi..hi.." tertawa lepas, ekspresi wajah bocah itu sangat lucu antara takut akan ketinggian, dan menikmati permainan dari sang papi yang baru mulai akrab dengan dirinya, meskipun mereka baru dipertemukan sebagai hubungan ayah dan anak."Kasandra kita kasih sesuatu untuk mami ya.""Okey," balas Kasandra menunjukkan jari telunjuknya setuju dengan ide sang papi.Siska duduk dikursi taman sambil membolak-balik halaman majalah fashion, tib
" Aku kembali lagi ke negara ini, meskipun dengan suasana hati yang sudah berbeda, sekarang tidak akan ada lagi Luna, melainkan Siska dan anak kami yang ada dihatiku"Erik menarik nafas panjang, dan menghembuskan nafas perlahan, dia mengedarkan pandangannya keseliling Negara yang terkenal dengan kemewahan dan modern itu. Erik menaiki taxi online yang dipesannya. dia sengaja tidak meminta sopir pribadi untuk menjemputnya, apalagi menghubungi Luna terlebih dahulu.Erik turun dari taxi, dan mulai mengayunkan langkah kakinya pelan memasuki lobby Apatermen mewah Luna. sebelah tangan Erik terangkat dan memencet password, tidak lama pintu terbuka, ruang mewah itu terlihat sepi, Erik baru ingat jika Luna pasti masih dikantor. namun saat hendak berjalan menuju kamar, Erik melihat pintu itu sedikit terbuka."Apa Luna ada dikamar?" gumam Erik.Erik langsung menuju kekamar mereka, dia melihat istri kedua nya itu tengah melamun menatap foto pernikahan mereka
"Pagi sayang."Luna tersenyum manja, rasanya dia masih ingin terus tidur dipelukan Erik pagi ini. namun mengingat mereka harus segera berangkat kerja. mau tidak mau Luna bangit dan menyeret langkah kakinya menuju kamar mandi."Sayang, mandi bareng yuk," ajak Luna."Lain kali aja ya Luna, aku masih ingin berbaring di ranjang. sampai kamu selesai mandi," ujar Erik kembali masuk kedalam selimut tebal.Selesai mandi, sambil menunggu Erik selesai. Luna dengan cekatan menyiapkan menu sarapan untuk mereka berdua.Erik tersenyum, Luna memang pintar menyiapkan menu sarapan kesukaan nya. mereka sarapan dalam diam. meskipun begitu, wajah ceria dan berbinar-binar terpancar dari wajah cantik Luna, yang begitu senang dengan kepulangan Erik.Siang itu cuaca sedikit mendung, yang menandakan jika sebentar lagi akan turun hujan salju yang membasahi bumi, Erik langsung melajukan mobil nya pergi meninggalkan lokasi apartemennya.Yah, Erik dan Luna baru saj
"Mas erik milikku, dia tidak boleh pergi hu..hu....aku tidak ingin kehilangan Cintaku lagi," tangis Luna pecah mengisi setiap sudut ruangan kamar yang luas ini.Luna meremas rambutnya frustasi, kepergian dan dijodohkan dengan laki-laki lain dulunya, masih menyisakan kenangan pahit dan trauma mendalam. hingga dia bertemu dengan Erik kembali, dan mengatur rencana bagaimana cara agar dia bisa memiliki Erik dan menyingkirkan Siska. dan usahanya berjalan sukses, Erik hilang ingatan dan melupakan Siska, Luna berfikir dengan membawa Erik pergi jauh tidak akan bertemu lagi dengan orang-orang masa lalunya, namun usahanya sekarang gagal. Erik mengingat semuanya.Diluar kamar Erik masih berusaha mengedit pintu kamar, meneriaki Luna agar mau membuka pintu. Luna yang masih menangis menutup kedua kupingnya, dia tidak ingin dan sanggup mendengar penuturan Erik lagi."Aku harus mencari kunci cadangan, bisa-bisa Luna nekad lalu mencelakai dirinya sendiri," guma
Mayang yang sedari tadi memperhatikan Luna, ikut terhanyut dengan suasana dan persaan mereka. perlahan Mayang mengayunkan kaki berjalan mendekati posisi tempat duduk Luna dan ikut duduk disebelahnya."Hay, kamu pasti Luna Khan?" sapa Mayang sambil tersenyum ramah.Luna menoleh kearah Mayang, dan mengusap air matanya."Kamu tahu namaku?" balas Luna."Ya, aku tahu semua tentangmu dan hubunganmu bersama Erik." balas Mayang."Oh maaf, tapi aku tidak mengenalimu sama sekali.""Perkenalan aku Mayang, teman dari Siska dan Erik. " Mayang menjulurkan tangannya."Luna," balasnya tersenyum ramah."Oya Luna, bukan maksudku untuk ikut campur permasalahan kalian, aku juga mengerti dengan perasaanmu saat ini Luna, karena aku dulu juga pernah jatuh cinta dan pernah mengalami hidup diposisi yang sama dengan mu, meskpun ada sedikit perbedaan diantara kita." terang Mayang."Tapi aku tidak bisa sepertimu, saat ini aku tida
"Sayang, boleh aku temani, aku sudah lama merindukanmu. dan belum bisa lepas dan melupakan mu, Luna. mantan istri ku." bisik Rama mendekati dan berbisik telinga Luna, dia sudah yakin saat ini Luna tidak akan menolak dirinya, melihat kondisi gadis itu yang sudah berantakan, beberapa kancing baju bagian atasnya terlepas karena Luna sempat mengeluh panas dan sangat gerah. memperlihatkan gundukan yang putih bersih itu menyembul seakan penyangganya tidak muat lagi untuk menampung.Luna tidak memperdulikan kehadiran mantan suami pertamanya itu, dia terus menggerakkan Tubuhnya mengikuti alunan musik yang terdengar hingga bingar. Luna sudah lupa dengan dirinya serta perasaan sedih yang terpenting baginya menggerakkan tubuhnya dengan perasaan yang sudah melayang tinggi keawan."Aku bahagia la...la....aku ingin terbang, terbaaaang," ucap Luna hampir oleng dari posisinya berdiri, namun dia masih berusaha untuk berdiri kembali dan menggoyangkan tubuhnya kembali."Tubuhmu sangat i
"Mas Erik, bangun," Siska menguncangkan tubuh suaminya, meskipun sebenarnya dia tidak tega melakukan hal ini, mengingat Erik terlihat tidur dengan tidurnya, meskipun sudah pagi sebelum. "Ada apa Siska?" sambil mengupas dan menutup dengan punggung telapak tangannya. "Apa ngak sebaiknya, mas pulang dulu keapartemen kalian, takutnya Luna akan mengkhawatirkan, mas. mengingat semenjak kemaren kita terus bersama menunggui Kasandra, disini juga, saat ini Luna, juga istrimu, dia pasti menginginkan perhatian darimu juga mas ." terang Siska.