Mayang yang sedari tadi memperhatikan Luna, ikut terhanyut dengan suasana dan persaan mereka. perlahan Mayang mengayunkan kaki berjalan mendekati posisi tempat duduk Luna dan ikut duduk disebelahnya.
"Hay, kamu pasti Luna Khan?" sapa Mayang sambil tersenyum ramah.Luna menoleh kearah Mayang, dan mengusap air matanya."Kamu tahu namaku?" balas Luna."Ya, aku tahu semua tentangmu dan hubunganmu bersama Erik." balas Mayang."Oh maaf, tapi aku tidak mengenalimu sama sekali." "Perkenalan aku Mayang, teman dari Siska dan Erik. " Mayang menjulurkan tangannya."Luna," balasnya tersenyum ramah."Oya Luna, bukan maksudku untuk ikut campur permasalahan kalian, aku juga mengerti dengan perasaanmu saat ini Luna, karena aku dulu juga pernah jatuh cinta dan pernah mengalami hidup diposisi yang sama dengan mu, meskpun ada sedikit perbedaan diantara kita." terang Mayang."Tapi aku tidak bisa sepertimu, saat ini aku tida"Sayang, boleh aku temani, aku sudah lama merindukanmu. dan belum bisa lepas dan melupakan mu, Luna. mantan istri ku." bisik Rama mendekati dan berbisik telinga Luna, dia sudah yakin saat ini Luna tidak akan menolak dirinya, melihat kondisi gadis itu yang sudah berantakan, beberapa kancing baju bagian atasnya terlepas karena Luna sempat mengeluh panas dan sangat gerah. memperlihatkan gundukan yang putih bersih itu menyembul seakan penyangganya tidak muat lagi untuk menampung.Luna tidak memperdulikan kehadiran mantan suami pertamanya itu, dia terus menggerakkan Tubuhnya mengikuti alunan musik yang terdengar hingga bingar. Luna sudah lupa dengan dirinya serta perasaan sedih yang terpenting baginya menggerakkan tubuhnya dengan perasaan yang sudah melayang tinggi keawan."Aku bahagia la...la....aku ingin terbang, terbaaaang," ucap Luna hampir oleng dari posisinya berdiri, namun dia masih berusaha untuk berdiri kembali dan menggoyangkan tubuhnya kembali."Tubuhmu sangat i
"Mas Erik, bangun," Siska menguncangkan tubuh suaminya, meskipun sebenarnya dia tidak tega melakukan hal ini, mengingat Erik terlihat tidur dengan tidurnya, meskipun sudah pagi sebelum. "Ada apa Siska?" sambil mengupas dan menutup dengan punggung telapak tangannya. "Apa ngak sebaiknya, mas pulang dulu keapartemen kalian, takutnya Luna akan mengkhawatirkan, mas. mengingat semenjak kemaren kita terus bersama menunggui Kasandra, disini juga, saat ini Luna, juga istrimu, dia pasti menginginkan perhatian darimu juga mas ." terang Siska.
"Apa aku samperin langsung kekamar saja." tiba-tiba mata Erik menangkap sebuah puntung rokok, yang bukan milik nya." Aku tidak pernah merokok, dan ini miliki siapa. apa Luna menerima tamu? atau tukang servis yang masuk ke apartemen ini?" gumam Erik mencoba berfikir positif.Langkah Erik terhenti, nampak keraguan dan kebimbangan. Namum rasa penasaran dan kegundahan nya yang terus-menerus mendesak. membuat Erik mau tidak mau terus melangkah menuju letak kamar yang terdapat dua ruang kamar tidur yang sama-sama tertutup rapat.Tiba-tiba tangan Erik terhenti, saat hendak memegangi gagang pintu kamar tidur mereka. suara desahan yang sangat dikenalnya terus terdengar, semakin lama semakin jelas."Suara desahan perempuan, ya aku sangat yakin jika itu adalah suaranya Luna, dan siapa laki-laki yang bernama bersama nya sekarang, yang terus disebut-sebutnya. apa yang telah mereka perbuat didalam kamar itu. apa mereka berdua sudah sering melakukan ini dibel
Tubuh Luna melemah, melihat kondisi Erik yang kesakitan memegangi kepalanya. Dengan darah segar yang keluar dari kepalanya."Mas bertahan lah. aku akan segera menolong mu." ucap Luna panik dan cemas, Erik berusaha untuk bangkit sambil memegangi kepalanya, namun dia kembali ambruk dilantai."Tidak Luna, kamu harus ikut dengan ku, apa kamu ingin masuk penjara. Erik dan keluarga nya tidak akan memaafkan kesalahan mu yang sudah mencelakai nya selama ini."" Aku tidak pernah mencelakai mas Erik, aku melakukannya. karena aku sangat mencintai nya. aku mohon Rama, kita harus menolongnya." Luna masih bersikeras untuk menolong Erik dan membawanya segera kerumah sakit terdekat.Dengan kasar Rama, menarik sebelah tangan Luna. karena Luna masih bersikeras untuk bertahan membantu Erik yang sudah kesakitan."Tidak...tidak aku tidak mau ikut dengan kamu, Rama. kita sudah bercerai dan tidak punya hubungan apa-apa lagi, gara-gara kamu suami terlu
" Aaaagghhh...."Perlahan Luna membuka matanya, meskipun masih tersa pusing dikepala nya dan perih dibagian pipi sebelah kanan, bekas pukulan dari kelas Rama.."Aku dimana? aduhhh...... perih."Luna mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan kamar yang tidak dia kenal sama sekali keberadaan nya saat ini. perlahan dia bangkit. membuka gagang pintu yang sudah terkunci rapat dari luar. seiring ingatan nya tentang kejadian yang menimpa dirinya yang dipukul dan diculik Rama semalam lalu dibawa ketempat ini."Mas Erik, bagaimana kondisi nya sekarang?"Luna berusaha mencari-cari ponselnya, termasuk membolak-balik sepray dan seisi kamar. namun dia tidak menemukan apapun alat komunikasi untuk dia meminta pertolongan, termasuk meminta pertolongan untuk Erik. yang dikira Luna masih berada di apartemen mereka."Semoga tidak terjadi sesuatu pada suamiku, mas Erik. maafkan aku, ini gara-gara perbuatanku, maafkan aku mas, aku tidak bermaksud membuat mu
"Aaaagghhh....gelap, aku tidak bisa melihat apa-apa disini? Mama...papa tolong Luna." meronta-ronta sambil menangis ketakutan."Aku dimana? apa aku sudah meninggal dan sekarang sendirian dalam kuburan?? tidak....aku tidak mau mati... toloooong." meronta-ronta sambil menangis, keringat dingin membasahi tubuh Luna yang langsung terlonjak bangun dari tidur panjangnya."Syukurlah....cuma mimpi."Luna menarik nafas panjang, dia masih ngos-ngosan untuk mengatur pernafasan nya, sambil menyeka keringat dingin membasahi wajah cantiknya."Ternyata kamu masih bisa bangun, aku pikir kamu akan tertidur selamanya saat hampir jatuh dari jendela atas balkon barusan, untung saja aku masih berbaik hati untuk membantu mu Luna, dan masih menyimpan sedikit belas kasih untuk perempuan seperti dirimu." sindir Rama dengan tatapan sinis."Jadi, saat aku jatuh itu bukan mimpi?""Luna, tidak mungkin aku membunuh mu. karena kamu adalah sumber kehidupan dan kebahagiaan
Siska menatap wajah tampan suaminya Erik, tubuh pria dua istri itu, masih terpasang alat-alat medis serta oksigen yang membantu pernafasan nya. kondisi Erik masih terbaring koma, meskipun sudah mendapatkan donor darah yang cocok untuk dirinya. tapi belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan. hanya detak jantung dan denyut nadi lah yang menandakan jika dia masih hidup.Siska tidak sanggup menyaksikan kondisi suami nya itu, sebisa mungkin dia mencoba untuk tetap kuat, demi suami dan anaknya Kasandra, Siska merasa cobaan hidup tidak pernah berhenti menghampiri nya, baru merasakan bahagia karena kehadiran Erik kembali, sekarang dia juga harus menyaksikan suaminya itu kembali kesakitan, diam terbaring dan dibantu selang-selang untuk bertahan hidup."Mas Erik, bangun lah...sayang, aku tidak sanggup melihat kondisi mu yang seperti ini mas hick...hick, aku tidak ingin kehilanganmu lagi, cukup sudah aku menderita kehilanganmu selama ini, ingat mas, aku dan anak kita sangat m
" Aku dimana?""Siska, Kasandra. kalian dimana?"Erik mersa asing dengan keberadaan nya sekarang, dia kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang terlihat serba putih. timbul berbagai pertanyaan bermunculan di kepalanya. dia mengucek-ngucek matanya, untuk memastikan penglihatannya sekarang."Ini bukan ruangan, melainkan alam terbuka. namum semua terlihat banyak warna putih? Siapa aku dan aku dimana sekarang?" Erik kebingungan, dia berjalan seperti orang linglung, tempat sunyi mencekam, tidak ada seorang pun yang ditemui nya. seketika dia berteriak kencang, memegangi kepalanya yang terasa amat sakit saat mencoba mengingat-ingat tentang siapa dirinya termasuk tentang keberadaan nya sekarang."Tenangkan dirimu nak.""Ibu."Seorang perempuan tua, berbaju putih dan terlihat sudah dimakan usia tersenyum kearah Erik, dia mendekati menghampiri Erik ."Ibu, aku merindukanmu." ucap Erik terbata-bata. dengan
Subuh berkumandang, Naira mendengar suara orang mengaji dan dilanjutkan dengan suara azan subuh yang indah begitu mencoba membuka mata yang masih terasa ngantuk, sambil berusaha mengangkat tangan Rama yang indah sempurna di pinggangnya. suasana pagi yang begitu dingin membuat nya enggan untuk beranjak dari atas ranjang "Semalam kami kembali telah melakukan hubungan layaknya suami istri, dan aku sangat menikmati permainan itu, meskipun tanpa merasa takut lagi. ada apa ini.... apa aku telah menerima dan mencintai suamiku mas Rama." Naira melamun sambil mengingat-ingat kejadian semalam.Naira mengungkapkan wajah tampan Rama, ya
"Sayang, apa kamu sudah sisp. untuk malam pertama kita." bisik Rama." Mas, maaf ya. aku belum siap untuk ini." ucap Naira gugup. mengingat hanya mereka berdua saja yang berada dikamar pengantin ini." Naira, kamu sejarang sudah sah mebjadi istri ku, sayang. aku tidak bahkan menyakiti mu. kita akan melakukan nya mengikuti perasaan dan naluri kita berdua. sehingga kamu akan bisa menikmati keindahan cinta yang sesungguhnya." ucap Rama.Naira memejamkan matanya, untuk mengurangi rasa gugup, ketika merasakan sentuhan bibir Reno menyentuh bibirnya. ciuman Reno semakin dalam." Sangat cantik." gumam Rama memandangi wajah istri nya.Rama mengangkat tubuh Naira, dan menidurkan nya dirancang pengantin mereka, melihat Naira yang tidur terlentang. benar-benar membuat Rama bergairah, dia seakan melihat bidadari cantik, perlahan Rama mendekat menatap wajah yang sangat cantik dan Natural, kulit Naira sangat putih mulus. Hembusan nafasnya tepa
Namaku Naira, aku hidup sebatang kara. kedua orang tuaku sudah lama meninggal Dunia, untuk bertahan hidup. aku bekerja tanpa pilih-pilih, mulai bekerja sebagai pelayan restoran dan kafe, mengingat ijazah yang aku miliki hanya tamatan SMA. sehingga aku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.Meskipun sampai sekarang aku masih belum mengetahui alasan pasti tuan Rama ingin menikahi ku, tapi sekarang aku tidak memiliki keraguan lagi terhadapnya, mengingat, tatapan matanya yang tulus, bahkan baku melihat kejujuran disana. sehingga aku membulatkan tekad untuk menerima dirinya sebagai suamiku.Meskipun aku sempat mendengar, jika dia dulunya juga sudah pernah menikah, tapi aku tidak mempermasalahkan semua itu, selagi dia sangat perhatian dan memperlakukan aku dengan baik.Minggu pagi yang cerah, Rumah besar dan mewah Rama didekor sedemikian cantik, meskipun mereka melangsungkan pernikahan sederhana dan tertutup. namun Rama tidak tanggung-tanggung dia meme
" Apa, Naira berada diluar kota dan bekerja disebuah kafe. baiklah tetap awasi dia. kalau perlu beli kafe tersebut agar kita bebas mengawasi Naira."" Baiklah bos."Rama kembali tersenyum senang, dia merasa bagian hidupnya telah kembali. tanpa pikir panjang Rama pun segera meluncur ke kota yang disebut kan tempat Naira kabur dan menghilang darinya.***Naira merasa aneh, kafe yang semula ramai pengunjung berangsur-angsur sepi, begitu juga dengan para karyawan yang lain." Ada apa ini?"Belum terjawab rasa penasaran Naira, pintu masuk kafe tiba-tiba tertutup rapat. yang menyisakan dua orang pelayan.Dua orang pelayan, Tia dan Edo, yang semula teman baru Naira di kafe ini. juga bersikap aneh terhadap nya."Nona Naira dilakukan duduk, mulai sekarang kamu tamu kehormatan kami dikagetkan ini."" Hey apa kalian kalian?" ucap Luna bingung." Ya sayang, mereka akan menjamu kita dengan hidangan terbaik kafe ini." Rama
" Sial, Naira ternyata kabur dariku " Rama mengepalkan tangannya emosi. dia benar-benar marah." Rey, cepat sehat orang-orang kita. untuk melacak keberadaan Naira." perintah Rama emosi." Baik tuan."" Aku tidak ingin kehilangan lagi, Naura harus ditemukan. dia adalah Luna ku." ucap Rama panik.Hari ini Rama dengan pakaian santai, mendatangi kos-kosan tempat Naira, termasuk restoran tempat nya bekerja tapi hasilnya nihil.Rama sesekali mengedarkan pandangannya ke semua pelayan wanita disana, namun sudah satu jam berlalu sosok wanita cantik yang ditunggu-tunggu nya tidak kunjung memperlihatkan wajah nya. Rama mulai gusar sambil sesekali mengusap kepala nya."Kemana perginya Naira ya?" ucap Rama panik, dan kembali mengecek ponselnya, berharap orang-orang suruhan nya memberikan informasi tentang keberadaan Naira.Cindy, yang kebetulan melihat keberadaan Rama, segera masuk ke restoran dan mendekati pria tampan tersebut." Selamat
Malam ini Naira tidak bisa tidur, dia berjalan mondar-mandir sambil terus memikirkan cara, agar bisa kabur dari Rama. yah meskipun dia akan dikatakan oleh orang-orang sebagai gadis bodoh, yang berani menolak ajakan untuk menikah dari seorang CEO tampan dan kaya raya.Naira terlonjak, ketika deringan ponsel mengagetkan nya. tertera nama Cindy, sahabat baiknya." Hallo Cindy."" Naira, hari ini kamu kemana aja. aku nyariin kamu dari kos-kosan sampai restoran. bahkan mereka mengatakan jika kamu udah dipecat, benar nggak sih?"" Iya sin, dari kemaren aku sial Mulu." Naira ternyata lemas, saat ini hanya Cindy satu-satunya sahabat yang selalu mendungkung dan mau membantunya." Maksud mu?"" Aku telat dan dipecat oleh atasan ku direstoran, gara-gara aku nyerempet mobil pengusaha kaya dengan motor buntut itu."" Apa? Astagfirullah Naira, terus gimana."" Dia nuntut ganti rugi dengan Jumlah yang tidak sedikit, kamu tahu sendirilah den
“ Apa kamu setuju dengan kesepakatan ini?”“ Ini semua memberatkan ku, Tuan. tapi aku harus bagaimana, mengingat aku juga tidak mempunyai pilihan lain, terpenting sekarang aku setujui saja, setelah itu aku juga akan mencari cara untuk terlepas dari perjanjian sesat ini.” gumam Naira memainkan bibir mungilnya, sehingga Rama semakin gemas, karena ekspresi yang ditujukan gadis dihadapannya ini sangat mirip dengan gaya yang biasanya ditunjukkan oleh Luna."Kenapa kamu diam, ayo jawab."Naira menarik nafas dalam-dalam, nampak sadis itu sedang berfikir keras dengan tawaran tuan muda tampan dihadapannya itu, Naira lalu menggangguk pelan, berusaha untuk menyembunyikan apa yang tengah berkecamuk dipikiranya saat ini." Ba....baiklah, aku setuju dengan isi perjanjian ini."Senyuman kepuasan dan bahagia terpancar dari wajah Rama, dia sangat bahagia, meskipun perempuan nya dengan Naira hanya beberapa kali, tapi pesona Naira yang
" Wanita itu benar-benar mirip dengan Luna ku, tidak salah jika aku kembali pindah ke induk perusahaan ku dipusat kota ini, sehingga aku bisa bertemu bidadari ku yang telah hilang, aku merasa Luna ku telah kembali." gumam Rama tersenyum senang, dia seperti laki-laki yang baru mulai jatuh cinta lagi." Sebisa mungkin, aku akan berjuang untuk mendapatkan mu lagi Naira....ya Naira, nama yang sangat cantik, persis orang nya."***Dirumah nya, Naira dibuat dilema dengan permintaan Rama untuk bertemu siang i i, sehingga gadis itu terus mondar-mandir seperti setrikaan panas.“ Aku dibuat dilema sekarang, menerima tawaran tuan Rama, atau melanjutkan hidup sebagai penggangguran.” Gumam Naira sambil menatap kartu nama yang Rama." Lagian untuk apa coba dia bersikukuh memintaku untuk menikah dengan nya, bukankah dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkannya dengan ketampanannya dan kejayaan ya g dimilikinya, benar-benar laki-l
Seiring berjalannya waktu, Rama juga kembali menyibukkan diri diperusahaan. sehingga dengan begitu sedikit banyak kesedihan nya bisa sedikit berkurang.Keluarga Rama ikut senang melihat perubahan nya itu, bahkan sekarang dia juga sudah mulai tersenyum lagi, sesuatu yang sudah lama dia lupakan semenjak kepergian Luna dari hidup nya.Melihat potensi dan perkembangan perusahaan Rama, Reno tertarik untuk bekerjasama dengan perusahaan tersebut. termasuk juga Erik yang sekarang juga fokus dengan perusahaan yang dipimpinnya.Mereka berniat membangun sebuah resort kelas dunia disebuah kepulauan Bintan. Rama menyambut baik niat Reno dan Erik. selain dua orang itu memiliki hati dan niat yang tulus, Rama juga sudah mengenal dekat keduanya, sehingga dia tanpa ragu langsung tertarik untuk bekerjasama.Selepas mereka meeting bertiga , didampingi asisten masing-masing. mereka pun melanjutkan dengan makan siang bareng di restoran mewah yang terdapat dipusat per